Ngaji Bareng Kyai Pamungkas Ngaji Bareng Kyai Pamungkas

Ngaji: EMANSIPASI WANITA, DARI SITI KHADIJAH SAMPAI R.A KARTINI

Ngaji: EMANSIPASI WANITA, DARI SITI KHADIJAH SAMPAI R.A KARTINI

Tokoh-tokoh wanita atau perempuan dalam sejarah dunia tidak bisa dipungkiri mampu memberikan sumbangan yang besar dalam perubahan kehidupan, baik dalam agama, pendidikan, filosofi, adat istiadat dan berbagai sisi kehidupan lainnya yang manfaat dan hasil perjuangannya dapat kita lihat dan nikmati hingga sekarang. Pada jaman Rasullullah pun ada beberapa wanita sholihah yang sangat luar biasa, salah satunya Ibunda Sayyidina Khadijah, istri Rasulullah SAW yang pertama dan merupakan istri satu-satunya yang mendapatkan keturunan.

 

Pada Tanggal 21 April ini, besok, kita Bangsa Indonesia juga memperingati hari lahir Kartini sebagai pahlawan yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita, persamaan hak, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum.

 

Berikut biografi singkat tentang kepahlawanan Keutamaan Ibunda Khadijah radhiyallahu’anha dan Raden Adjeng Kartini.

 

SITI KHADIJAH ISTRI RASULULLAH

 

Berikut adalah biografi Ibunda Khadijah ra, istri Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan-Nya. Amma ba’du.

 

Beliau dilahirkan lima belas tahun sebelum tahun gajah, dalam nasab, dirinya termasuk berada pada kalangan menengah dalam suku Quraisy, dan yang paling tinggi kemuliaannya. Sampai dirinya dikenal dengan kesuciannya dari hal-hal buruk yang dilakukan para wanita pada zaman jahiliyah.

 

Beliau seorang saudagar wanita yang sukses dengan harta yang melimpah. Dan beliau dipersunting oleh Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam sedangkan saat itu umurnya sudah sampai empat puluh tahun, dan Nabi berusia dua puluh lima. Nabi Muhammad Shalallahu “alaihi wa sallam. tidak pernah memadu dengan wanita lain sampai setelah kematiannya dikarenakan kedudukan serta keutamaan beliau dihati Nabi, sesungguhnya dia adalah sebaik-baik teman hidup.

 

Darinya lahir anak-anak beliau, pertama anak laki-laki yang bernama Gosim, dimana dengan sebab itu beliau dipanggil ayahnya. Kemudian lahir Zainab, Rugoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah serta Abdullah.

 

Beliau dijuluki dengan wanita yang paling baik akhlaknya lagi suci. Dari anak-anak yang lahir darinya, semua anak laki-lakinya meninggal ketika masih kecil, adapun anakanak perempuannya maka seluruhnya menjumpai masa Islam dan semuanya masuk agama Islam dan ikut hijrah, dan mereka semua menjumpai ibunya kecuali Fatimah, sesungguhnya ibunya meninggal beberapa bulan setelah kelahirannya.

 

Dirinya adalah orang pertama yang beriman dan percaya kepada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam sebelum ada seorangpun yang beriman padanya. Beliau yang meneguhkan Nabi supaya tetap teguh, serta membawanya kepada anak pamannya Waragah. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla telah menyuruh Nabi-Nya supaya memberi kabar gembira kepadanya, dengan rumah di surga dari emas yang tidak ada kebisingan serta rasa capek di dalamnya.

 

Bejiau adalah wanita yang paling mulia pada umat ini. Imam adz-Dzahabi mengatakan tentang beliau: Seorang yang sangat berakal lagi terhormat, teguh beragama, terjaga dari sifat keji lagi mulia, yang termasuk penghuni surga. Adalah Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam biasa memujinya dan mengutamakan dirinya dari semua istri-istrinya.

 

Sehingga beliau sangat mengaguminya, sampai kiranya Aisyah radhiyallahu’anha mengatakan: “Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap madu yang lainnya melebihi kecemburuanku pada Khadijah, dikarenakan saking seringnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut dirinya.”

 

Disebutkan dalam sebuah hadits, yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan: “Pada suatu ketika Jibril mendatangi Nabi Muhammad Shalailahu’alaihi wa sallam sambil mengatakan pada beliau:

 

“Wahai Rasulallah Shalallahu’alaihi Wa Sallam, Ini Khadijah telah datang. Bersamanya sebuah bejana yang berisi lauk, makanan dan minuman. Jika dirinya Sampai katakan padanya bahwa Rabbnya dan diriku mengucapkan salam untuknya. Dan kabarkan pula bahwa untuknya rumah di surga dari emas yang nyaman tidak bising dan merasa capai”. HR Bukhari no: 3820. Muslim no: 2432.

 

As-Suhaili mengomentari hadits di atas: “Hanya saja beliau diberi gambar seperti itu, dengan mendapat rumah di surga yang terbuat dari batu permata, dikarenakan dirinya telah menghimpun berbagai sarana sebagai pionir terdepan yang beriman kepada suaminya, dibarengi dengan sikapnya yang tenang dan tidak merasa capai dalam pembelaannya. Dan dikarenakan dalam kehidupannya beliau tidak pernah mengangkat suara kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam serta tidak membikin suaminya merasa capai apalagi menganggu urusannya”.

 

Ibnu Ishaq mengatakan: “Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam merasa begitu sedih tatkala Abu Thalib dan istrinya Khadijah meninggal secara berurutan. Khadijah adalah istri sekaligus pembantunya yang sangat tulus. Dalam garis silsilah nasab, Ayah beliau bertemu dengan Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam pada kakek yang ke empat yaitu Qusai bin Kilab, sedangkan ibunya bertemu dalam silsilah keturunan bersama Nabi pada kakeknya yang kedelapan yaitu Lu’ay bin Ghalib.

 

Khadijah adalah seorang yang banyak harta, maka beliau menawarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa Sallam untuk membawa dagangannya ke negeri Syam ditemani budaknya Maisaroh. Tatkala Nabi pulang dengan membawa keuntungan yang sangat banyak, serta melihat kejujurannya, maka beliau terpikat dengannya, lalu dia menawarkan supaya mau menikah dengannya, lalu Nabi pun menikah bersamanya dengan mahar dua puluh unta betina.

 

Di antara kejadian dan sikapnya yang sangat mulia ialah sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Mustin dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

 

“Pertama kali yang nampak pada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam dari wahyu ialah memperoleh mimpi yang baik tatkala tidur. Adalah beliau, ketika tidur tidaklah melihat sebuah mimpi melainkan pada keesokan harinya pasti melihat kejadian yang sama seperti apa yang dilihatnya di dalam mimpi tersebut… kemudian diceritakan pada akhir hadits ini: “Maka beliau langsung pulang dalam keadaan ketakutan, lalu masuk ke dalam rumah menemui istrinya Khadijah binti Khuwailid sembari mengatakan.padanya: “Selimuti aku, selimuti aku.”

 

Maka Khadijah menyelimutinya sampai rasa cemas yang ada pada diri Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam hilang. Setelah itu beliau menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya kepada Khadijah, seraya mengadu padanya: “Sungguh aku sangat khawatir terhadap keselamatan diriku.”

 

Lalu Khadijah menjawab: “Sungguh tidak, demi Allah. Allah tidak akan mencelakaimu, sesungguhnya engkau adalah orang yang suka menyambung tali silaturahim, membantu orang, menyantuni fakir, memuliakan tamu, dan senang membantu.”

 

Lalu beliau dibawa pergi oleh Khadijah ketempat Waragah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak dari paman Khadijah. Dan Waragah ini adalah seorang yang beragama Nashrani pada zaman Jahiliyah, beliau biasa menulis kitab dengan bahasa Ibrani, dirinya menulis Injil dengan bahasa Ibrani sesuai yang Allah kehendaki, beliau seorang yang sudah tua lagi buta. Maka Khadijah menceritakan padanya, lalu mengatakan: “Wahai anak pamanku, dengarlah kisah apa yang akan dikatakan oleh anak sudaramu.”

 

Waragah lalu mengatakan pada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam: “Wahai anak saudaraku! Apa yang engkau lihat?” Maka Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam menceritakan kejadian yang beliau alami.

 

Setelah selesai Waraqah berkata padanya: “Ini adalah Namus yang telah Allah utus kepada Nabi Musa. Duhai sekiranya aku masih kuat pada saat itu, aduhai sekiranya aku masih hidup tatkala kaum mu mengusirmu.”

 

Rasulallah Shalaliahu’alaihi wa sallam merasa heran lalu menanyakan padanya: “Apakah mereka akan mengusirku?’

 

“Seseorang yang datang dengan membawa seperti apa yang engkau bawa, melainkan pasti akan mendapat cobaan, kalau seandainya aku menjumpai hari di mana kamu diusir, pasti aku akan membela serta menolongmu”. Setelah itu, tidak selang berapa lama Waragah meninggal lalu wahyu terputus”. (HR Bukhari no: 3, Muslim no: 160.).

 

Di antara kisah beliau yang terpuji adalah keikutsertaanya bersama Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam baik dalam suka maupun duka. Turut bersama Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam dalam keadaan sulit tatkala diisolir oleh kaumnya, hingga sampai pada kondisi yang sangat memprihatinkan dalam kehausan dan kelaparan, hingga disebutkan oleh sebagian sejarawan sampai-sampai kaum muslimin pada saat itu memakan daun pepohonan. Dan pada tahun tatkala embargo tersebut diakhiri beliau meninggal.

 

Khadijah radhiyallahu’anha adalah wanita terbaik yang ada pada umat ini, sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Ja’far radhiyallahu’anhu, dia bercerita: “Aku pernah mendengar Ali ketika di Kufah beliau mengatakan: “Aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Wanita terbaik yang pernah ada ialah Maryam putri Imran dan Khadijah”. HR Bukhari no: 3432. Muslim no: 2430.

 

Beliau termasuk wanita yang paling dicintai oleh Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam serta seringkali menunaikan haknya. Diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:

“Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri Nabi melebihi kecemburuanku terhadap Khadijah, dan aku belum pernah berjumpa dengannya. Akan tetapi, beliau sering sekali menyebutnya. Terkadang beliau menyembelih kambing lalu memotong-motong dan mengirim pada teman-teman Khadijah.

 

Sampai pernah aku mengatakan padanya: “Seakan-akan tidak ada wanita lain di dunia ini kecuali Khadijah.”

 

Maka beliau menjawab: “sesungguhnya dia itu wanita begini dan begitu, darinya aku dikarunia anak.”

 

Dalam salah satu riwayat dikatakan: “Sesungguhnya aku dikarunia buah hati darinya.” HR Bukhari no: 3818. Muslim no: 2434, 2435.

 

Masih dalam riwayat Bukhari dan Muslim dibawakan sebuah riwayat dari Aisyah, dia bercerita: “Pada suatu hari Halah binti Khuwailid saudari Khadijah meminta izin pada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam untuk masuk ke rumah, maka beliau menjadi teringat dengan suara istrinya Khadijah, dan beliau mengatakan: “Allahuma Halah binti Khuwailid. Dari situ (kata Aisyah) timbul kecemburuanku, sehingga aku berkata: “Kenapa engkau selalu ingat pada wanita tua itu yang sudah mati, sudah tua, jompo lagi. Sedangkan engkau telah diganti oleh Allah dengan wanita yang lebih baik”. HR Bukhari no: 3821. Muslim no: 2437.

 

Dalam satu riwayat dikatakan: “Allah belum pernah menggantikan yang lebih baik darinya. Dirinya telah beriman padaku tatkala manusia mengingkariku, dia mempercayaiku ketika orang lain mendustakanku, dirinya telah mengorbankan seluruh-hartanya manakala orang lain mencegahnya dariku, dan dengannya Allah memberiku rizki anak tatkala hal itu tidak diberikan pada istriistriku yang lainnya.” HR Ahmad 41/356 no: 24864.

 

Dan beliau meninggal pada bulan Ramadhan sepuluh tahun setelah kenabian, ada yang mengatakan: Delapan tahun, ada yang bilang tujuh tahun. Dirinya tinggal bersama Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam selama dua puluh lima tahun. Beliau dikubur di Hajun dan tahun kematiannya disebutkan dalam siroh Nabi dengan tahun kesedihan, dikarenakan kesedihan yang sangat dalam yang dirasakan oleh beliau ketika harus berpisah dengan istri tercintanya Khadijah, semoga Allah Shubhanhu wa ta’alla meridhoi ibunda kaum mukminin Khadijah, serta membalas segala kebaikkannya untuk Islam Lrmnyete ap ma dan kaum muslimin, dengan sebaik-baik balasan.

 

Dengan memuji Allah Shubahanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, dan merambah kepada keluarga beliau serta seluruh sahabatnya.

 

RADEN AJENG KARTINI

 

Pada tanggal 21 April semua rakyat Indonesia memperingati dan mengenang hari lahir Kartini Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada usia 25 tahun. Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia.

 

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional yang dikenal gigih memperjuangkan emansipasi wanita kala ia hidup. Berkat suara Kartini pula, di saat Indonesia merdeka tahun 1945, saat itu juga pemerintah menyatakan kesamaan hak bagi laki-laki dan perempuan dalam pendidikan, hak suara dalam politik, dan hak berusaha dalam ekonomi.

 

Jiwa kepahlawanan RA. Kartini terus ditanamkan dengan merayakan Hari Lahir RA Kartini di seluruh kepulauan Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dengan cara berbagai ragam.

 

Untuk tingkatan TK – SD biasanya dirayakan dengan mengenakan pakaian daerah yang ada di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Untuk tingkat SMP-SMA mereka biasanya melakukan berbagai perlombaan untuk siswa, di antaranya lomba membaca puisi, membuat dan membaca artikel, dan lain-lain sebagainya.

 

Ibunda Kartini yang bernama M.A. Ngasirah, beliau ini merupakan anak seorang kyai atau guru agama di Telukawur, Kota Jepara. Menurut sejarah, Kartini merupakan keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI, bahkan ada yang mengatakan bahwa garis keturunan ayahnya berasal dari kerajaan Majapahit.

 

Ibu R.A Kartini yaitu M.A. Ngasirah sendiri bukan keturunan bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa saja, oleh karena peraturan kolonial Belanda ketika itu mengharuskan seorang Bupati harus menikah dengan bangsawan juga, hingga akhirnya ayah Kartini kemudian mempersunting seorang wanita bernama Raden Adjeng Woerjan yang merupakan seorang bangsawan keturunan langsung dari Raja Madura.

 

Sebagai seorang bangsawan, R.A Kartini juga berhak memperoleh pendidikan. Ayahnya kemudian menyekolahkan Kartini kecil di ELS (Europese Lagere School). Disinilah Kartini kemudian belajar Bahasa Belanda dan bersekolah disana hingga ia berusia T2 tahun sebab ketika itu menurut kebiasaan ketika itu, anak perempuan harus tinggal di rumah untuk “dipingit’.

 

R.A Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah kebudayaan eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa belanda, di usiannya yang ke 20, ia bahkan banyak “membaca buku-buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt serta ‘ berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa belanda, selain itu ia juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta. Ketertarikannya dalam membaca kemudian membuat beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahuan dan kebudayaan, R.A Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita melihat perbandingan antara wanita eropa dan wanita pribumi.

 

Selain itu ia juga menaruh perhatian padz masalah sosial yang terjadi menurutnya, seorang Wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum.

 

Cita-cita luhur R.A Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Gagasan-gagasan baru mengenai emansipasi atau persamaan hak wanita pribumi olah Kartini, dianggap sebagai hal baru yang dapat merubah pandangan masyarakat. Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi tentang yaitu makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan, peri kemanusiaan dan juga Nasionalisme.

 

Kartini juga menyinggung tentang agama, misalnya ia mempertanyakan mengapa lakilaki dapat berpoligami, dan mengapa kitab suci itu harus dibaca dan dihafal tanpa perlu kewajiban untuk memahaminya: “Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu” (R.A Kartini).

 

Teman wanita Belanda nya Rosa Abendanon, dan Estelie “Stella” Zeehandelaar juga mendukung pemikiran-pemikiran yang diungkapkan oleh R.A Kartin Sejarah mengatakan bahwa Kartini diizinkan oleh ayahnya untuk menjadi seorang guru sesuai dengan Cita-cita namun ia dilarang untuk melanjutkan studinya untuk belajar di Batavia ataupun ke Negeri Belanda.

 

Hingga pada akhirnya, ia tidak dapat melanjutanya Cita-Citanya baik belajar menjadi guru di Batavia atau pun kuliah di negeri Belanda meskipun ketika.itu ia menerima beasiswa untuk belajar kesana sebab pada tahun 1903 pada saat R.A Kart berusia sekitar 24 tahun, ia dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan seorang bangsawan dan juga bupati di Rembang yang telah memiliki tiga orang istri.

 

Meskipun begitu, suami R.A Kartini memahami apa yang menjadi keinginan R.A Kartini sehingga ia kemudian diberi kebebasan untuk mendirikan sekolah wanit pertama yang kemudian berdiri di sebelah kantor pemerintahan Kabupaten Rembang yang kemudian sekarang dikenal sebagai Gedung Pramuka.

 

Dari pernikahannya dengan K.R.M. Adipa Ario Singgih Djojo Adhiningrat, R.A Kartini kemudian melahirkan anak bernama Soesali Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 November 1904, Namun miris, beberapa hari kemudian setelah melahirkan anaknya yang pertama, R.A Kartini kemudian wafat pada tangga! 17 September 1904 diusianya yang masih sangat muda yaitu 24 tahun. Beliau kemudian dikebumikan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang.

 

Berkat perjuangannya kemudian pada tahun 1912, berdirilah Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang kemudian meluas ke Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon serta daerah lainnya. Sekolah tersebut kemudian diberi nama “Sekolah Kartini” untuk menghormati jasajasanya. Yayasan Kartini ini keluarga Van” Deventer, seorang tokoh Politik Etis di era kolonial Belanda. |

 

‘Sepeninggal R.A Kartini, kemudian seorang pria belanda bernama J.H. Abendanon mulai mengumpulkan suratsurat yang pernah ditulis oleh R.A Kartini ketika ia aktif melakukan korespondensi dengan teman-temannya yang berada di Eropa ketika itu.

 

Dari situ kemudian disusunlah buku yang awalnya berjudul ‘Door Duisternis tot Licht’ yang kemudian diterjemahkan dengan judul Dari Kegelapan Menuju Cahaya yang terbit pada tahun 1911. Buku tersebut dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan kelima terdapat surat-surat yang ditulis oleh Kartini.

 

Pemikiran-pemikiran yang diungkapkan oleh Kartini kemudian banyak menarik perhatian masyarakat ketika itu terutama kaum Belanda sebab yang menulis suratsurat tersebut adalah wanita pribumi.

 

Pemikirannya banyak mengubah pola pikir masyarakat belanda terhadap wanita pribumi ketika itu. Tulisan-tulisannya juga menjadi inspirasi bagi para tokoh-tokoh Indonesia Kala itu seperti W.R Soepratman yang kemudian menbuat lagu yang berjudul ‘Ibu Kita Kartini”. ”

 

Presiden Soekarno sendiri kala itu mengeluarkan instruksi berupa Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964, yang berisi penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini, yakni pada tanggal 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini sampai sekarang ini. (Dirangkum dari sumber terpilih). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi: SENI MENYIKAPI HASIL

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: IQRA’

Kyai Pamungkas

Ngaji: FILOSOFI KESEIMBANGAN DALAM PRESPEKTIF KAYU

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!