Ngaji: AMALAN PENYELAMAT SIKSA KUBUR
Amalan apa sajakah yang dapat menyelamatkan kita dari kegawatan siksa atau azab kubur? Jawaban atas pertanyaan ini dapat disampaikan lewat dua sisi: Global dan rinci. Jawaban secara global ialah dengan menghindari semua sebab yang mendatangkan siksa kubur. Cara yang paling efektif, seseorang duduk barang sejenak sebelum tidur malam, lalu menghisab dirinya, apa keuntungan dan kerugian pada hari itu. Kemudian dia memperbaharui taubat yang sebenar-benarnya antara dirinya dengan Allah, lalu tidur dalam keadaan taubat dan berjanji untuk tidak mengulangi dosa yang pernah diperbuatnya jika dia bangun pada keesokan harinya…
Hal itu harus dilakukan setiap malam. Jika dia mati pada malam itu, maka dia mati dalam keadaan taubat, dan jika bangun, maka dia siap untuk bekerja dengan senang hati, karena ajalnya belum tiba, sehingga dia mempunyai kesempatan untuk menghadap kepada Allah dan melakukan apa yang belum dilakukannya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi hamba selain dari cara tidur seperti ini. Apalagi jika disertai dengan dzikir kepada Allah SWT dan melaksanakan sunah-sunah Rasulullah SAW menjelang tidur.
Adapun jawaban secara rinci, dapat kami sampaikan beberapa hadits Rasulullah SAW, berisi penjelasan tentang hal-hal yang dapat menyelamatkan dari siksa kubur.
Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya dari Saiman RA, dia berkata, bahwa pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Menyiapkan tali selama sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan beserta shalat malamnya. Jika dia meninggal, maka dia diberi balasan atas amal yang dilaksanakannya, diberi pahala berupa rizkinya dan dia selamat dari ujian (kubur).” Yang dimaksud tali di atas adalah tali kuda untuk keperluan perang melawan orang kafir.
Dalam Jami’ At-Tirmidzy, dari hadits Fudhalah bin Ubaid, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Setiap orang yang meninggal disudahi berdasarkan amalnya, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan mempersiapkan tali kudanya di jalan Allah. Sesungguhnya amalnya ditumbuhkan baginya hingga hari kiamat dan dia selamat dari ujian kubur.”
Di dalam Sunan An-Nasa’y disebutkan dari Rusydain bin Sa’d, dari seorang sahabat Nabi SAW, bahwa seorang laki-laki-bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana orangorang mukmin mendapat siksa di dalam kubur mereka kecuali orang yang mati | syahid?” Beliau menjawab, “Kilatan pedang yang berkelebat di atas kepalanya sudah cukup sebagai ujian.”
Dari Al-Miqdam bin Ma’fi Yakrib, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang beberapa keistimewaan orang yang mati syahid di sisi Allah SWT, yakni: dosanya diampuni pada percikan darahnya yang pertama, dia melihat tempat duduknya dari surga, dilindungi dari siksa kubur, selamat dari ketakutan yang besar, di atas kepalanya diletakkan mahkota kewibawaan, yagut baginya lebih baik daripada dunia dan seisinya, menikah dengan tujuh puluh dua bidadari, dan dia dapat memintakan syafaat bagi tujuh puluh kerabatnya.”
Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa seseorang dari sahabat Rasulullah SAW mendirikan kemah di atas sebuah kuburan, dan dia tidak menyangka bahwa di tempat itu ada kuburannya. Ternyata itu adalah kuburan orang yang membaca surat Al-Mulk hingga selesai ketika meninggalnya. Maka sahabatnya itu menemui beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah, aku mendirikan kemah di atas sebuah kuburan dan aku tidak menyangka bahwa di tempat itu ada kuburannya. Ternyata itu adalah kuburan . orang yang membaca surat Al-Mulk hinggaselesai ketika meninggalnya.”
Maka beliau bersabda, “Surat Al-Mulk adalah pencegah dan penyelarnat, yang menyelamatkan orang itu dan siksa kubur.” diriwayatkan dalam Musnad Abd bin Humaid, dari Ibrahim bin Al-Hakam, dari ayahnya, dari Ikrimah, dari ibnu Abbas RA, bahwa dia berkata kepada seseorang,
“Sudikah engkau jika aku menyampaikan sebuah hadits yang membuatrnu merasa senang?”
Orang itu menjawab, “Ya.”
Ibnu Abbas berkata, “Bacalah surat Al-Mulk, hapalkanlah ia dan ajarkan pula kepada istrimu, anakmu, anggota keluargamu dan tetangga-tetanggamu, karena surat Al-Mulk adalah penyelamat dan penentang yang menentang pada hari kiamat di sisi Rabb-nya bagi kepentingan pembacanya, ia meminta agar Allah menyelamatkannya dari siksa kubur.”
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Aku ingin sekiranya hal itu ada dalam hati Setiap orang dari umatku.”
“Abu Umar bin Abdil-Barr berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya surat (Al-Mulk) sebanyak tiga puluh ayat dapat memberi syafaat kepada pembacanya, hingga dosanya diampuni.”
Di dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan dari hadits Abu Hurairah RA dan dia memarfu’kannya, “Barangsiapa meninggal dunia karena sakit perut, maka dia meninggal sebagai syahid dan dia dilindungi dari siksa kubur, diberi makan dan diberi keuntungan berupa rizki dari surga.”
Di dalam riwayat At-Tirmidzy disebutkan dari hadits Rabi’ah bin Saif, dari Abdullah bin Amr, dia berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jum ‘at atau pada malam jum’at, melainkan Allah melindunginya dari ujian kubur.”
Menurut At-Tirmidzy, ini adalah hadits hasan gharib, yang isnadnya tidak bersambung. Rabi’ah bin Saif hanya meriwayatkan dari Abu Abdurrahman Al-Jabaly, dari Abdullah bin Arnr, sementara Rabi’ah tidak diketahui pernah mendengarnya dari Abdullah bin Amr. Hadits serupa juga diriwayatkan Abu Nu’aim AlHafizh, dari Muhammad bin Al-Munkadir, Dari Jabir secara martfu’, dengan lafazh sebagai berikut:
“Barangsiapa meninggal pada malam Jum’at atau pada hari Jum’at, maka dia dilindungi dari siksa kubur, dan dia datang pada hari kiamat sambil membawa label syuhada’.” Umar bin Musa Al-Wajihy menyendiri dalam riwayatnya, dan dia orang yang dha’if.
Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Kilatan pedang yang berkelebat di atas kepalanya sudah cukup sebagai ujian,” artinya, iman dan kemunafikan seseorang diuji dengan kilatan pedang yang berkelebat di atas kepalanya, namun dia tidak melarikan diri. Kalau memang dia orang munafik, tentu tidak sanggup bersabar melihat kilatan pedang itu. Berarti imanlah yang membuatnya mau mengorbankan jiwa kepada Allah, dan di dalam dadanya berkobar kemarahan karena Allah dan Rasul-Nya, berjuang untuk membela agama dan kalimat-Nya. Yang demikian ini sudah menunjukkan kebenaran yang ada di dalam hatinya, yang tampak jelas ketika berada di medan peperangan, sehingga dia tidak lagi memerlukan ujian di dalam kuburnya.
Abu Abdullah Al-Gurthuby berkata, “Jika orang mati syahid tidak diuji di dalam kubur, maka orang yang shiddig lebih layak untuk tidak diuji karena pahalanya lebih besar, apalagi ia disebutkan lebih dahulu di dalam ayat daripada orang mati syahid. Kalau orang yang mati syahid tidak diuji di dalam kubur, lalu bagaimana dengan orang yang tingkatannya lebih tinggi darinya? Maka tentunya dia lebih layak untuk tidak diuji.”
Hadits-hadits yang shahih menolak pendapat ini dan menjelaskan bahwa shiddigin akan ditanya di dalam kuburnya seperti yang lainnya juga akan ditanya. Inilat Umar bin Al-Khaththab RA, seorang pemuka shiddigin, yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ketika beliau mengabarkan tentang pertanyaan malaikat di dalam kuburnya, dia bertanya, “Meski keadaanku seperti ini?” Beliau menjawab, “Benar.”
Ada perbedaan pendapat tentang para nabi, apakah mereka juga dita-nya di dalam kubur? Ada dua pendapat tentang hal ini, yang kedua-duanya berkembang di dalam kalangan madzhab Ahmad bin Hambal. Kekhususan yang diberikan kepada syuhada juga berlaku bagi shiddiqin, meskipun shiddiqin ini lebih tinggi derajatnya. Para syuhada’ yang lebih khusus lagi tidak bisa disamakan dengan orang lain yang lebih utama darinya, dan meskipun derajatnya lebih tinggi.
Sedangkan hadits Ibnu Majah, “Barangsiapa meninggal karena sakit, maka dia mati syahid dan dia dilindungi dari ujian kubur”, ada yang menyendiri dalam riwayatnya, yang berarti termasuk hadits gharib dan yang diingkari. Hadits semacam ini tidak bisa diterima dan tidak dipersaksikan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kalau pun itu hadits shahih, maka harus dibatasi dengan hadits lain, yaitu orang yang meninggal karena sakit perut, bukan untuk semua jenis penyatit. Dan kalau pun hadits tentang orang yang syahid karena sakit perut ini shahih, maka hadits ini juga harus dibatasi dengan hadits yang lain pula.
Ada pula hadits tentang sesuatu yang bisa menyelamatkan dari siksa kubur, yaitu hadits yang diriwayatkan Abu Musa AlMadiny, yang alasannya dijelaskan di dalam kitabnya, At-Targhib wat-Tarhib, dan dia pun menguraikannya. Bunyi hadits tersebut sebagai berikut:
“Semalam aku bermimpi yang benarbenar menakjubkan. Aku melihat seorang laki-laki dari umatku yang dikepung syetan-. syetan. Dia didatangi dzikir kepada Allah, yang membuat syetan-syetan itu terbang menjauhinya. Aku juga melihat laki-laki lain dari umat-ku yang dikepung para malaikat adzab. Dia didatangi shalat, yang membuatnya selamat dari tangan-tangan para malaikat itu. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang menjulur-julurkan lidahnya karena kehausan. Setiap kali dia mendekati kubangan air, dia dicegah dan diusir. Lalu dia didatangi puasa bulan Ramadhan, yang membuatnya bisa mendapatkan air minum hingga kenyang.
Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku dan para nabi yang duduk membentuk suatu lingkaran. Setiap kali orang itu mendekat ke lingkaran para nabi itu, maka dia dicegah dan diusir. Lalu dia didatangi kesuciannya dari junub, yang menghela tangannya dan mendudukkannya di sisiku. AKu juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang dikelilingi kegelapan, dari depan, belakang, samping kiri dan kanannya, atas dan bawahnya, dan dia dalam keadaan bingung dalam kegelapan itu. Lalu dia didatangi haji dan umrahnya, lalu mengeluarkannya dari kegelapan itu dan memasukkannya ke tempat yang terang bercahaya.
Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang ketakutan oleh kobaran api dan jilatannya. Lalu dia didatangi shadagahnya, sehingga shadagah itu menjadi tabir antara dirinya dan api dan juga menjadi lindungan bagi kepalanya. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang berbicara kepada orang-orang Mukmin, tapi mereka tidak mau berbicara kepadanya. Lali dia didatangi silaturrahimnya, yang berkata, “Wahai semua orang Mukmin, dia adalan orang yang suka bersilaturranim. Maka bicaralah. Maka mereka pun berbicara kepadanya dan menyalaminya, sehinpga dia pun menyalami mereka. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang dikepung kalajengking. Lalu didatangi amar ma’ruf nahi munkar-nya, sehingga dia selamat dari sengatan kala-jengking itu. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang berlutut, yang antara dirinya dan Allah SWT ada tabir. Lalu dia didatangi akhlaknya yang baik, sehingga dia dituntun Allah SWT dan dibawa ke sisi-Nya. Aku juga melihat seorang Iakilaki dari umatku yang Shahifahnya akan menuju tangan kiri-nya. Lalu dia didatangi ketakutannya kepada Allah, sehingga Shahifah itu berada di tangan kanannya.
Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang ada di belakang timbangannya Lalu dia didatangi anak-anaknya yang mati ketika masih kecil, lalu mereka memindahkan timbangan itu. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang berdiri di bibir neraka Jahannam lalu dia didatangi pengharapannya kepada Allah, sehingga dia diselamatkan dari tempat itu dan dia menyingkir dari sana. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang sudah berada di dalam neraka. Lalu dia didatangi tangisnya Karena takut kepada Allah, lalu dia diselamatkan dari sana.
Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang berdiri di atas AshShirathul-Mustagim yang gemetaran di atasnya sebagaimana pelepah daun yang ber-goyang-goyang karena diterpa : angin kencang. Lalu dia didatangi persangkaan baiknya terhadap Allah, sehingga dia menjadi tenang dan dapat menyeberanginya. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang merayap di atas Ash-Shirath, terkadang dia merangkak dan terkadang bergantungan. Lalu dia didatangi shalatnya, sehingga dia bisa berdiri tegak di atas Ash-Shirath dan dapat melaluinya. Aku juga melihat seorang laki-laki dari umatku yang berhenti di ambang pintu surga, dan pintu itu ditutup di hadapannya. Lalu dia didatangi syahadatnya, hingga pintu itu pun dibukakan baginya, lalu dia dimasukkan ke dalam surga.”
Menurut Al-Hafizh Abu Musa, hadits ini hasan, diriwayatkan dari Sa’ id bin AlMusayyab dan Umar bin Dzarr serta Ali bin Zaid bin Jud’ an.
Telah diriwayatkan sebuah mimpi yang panjang dari hadits Samurah di dalam Ash-Shahih dan dari hadits Ali dan Abu Umamah, yang pada intinya mengandung penyebutan siksa yang ditimpakan kepada orang-orang di Barzakh. Dalam riwayat ini disebutkan siksa dan amal yang bisa menyelamatkannya dari siksa itu. Syaikhul Islam memperhatikan hadits semacam ini dan beliau berkata, “Dasar-dasar As Sunnah menguatkannya, dan ini merupakan hadits yang paling kuat mengenai masalah.” Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)