Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: KERASUKAN ARWAH NENEK SIRAM DI SERPONG

Kisah Mistis: KERASUKAN ARWAH NENEK SIRAM DI SERPONG

Menghilangkan kepenatan setelah sepekan bekerja sudah jadi kebutuhan perkotaan. Kami pun demikian, mengisi liburan dengan makan-makan di kota. Hutan Mandalika Citra Raya, Serpong Selatan, sebutlah begitu, di Kab. Tangerang, Provinsi Banten. Kurang lebih 30 kilometer dari rumah kami di Joglo, Jakarta…

 

Kami ke sini pada hari Minggu Wage, 16 Maret 2014 pukul 01.45 WIB. Namun, di rumah makan terpencil nan sepi ini, ternyata kami dapatkan malapetaka gaib. Anak bungsuku, Risma Handayani, 13 tahun, diikuti dan disintai oleh arwah Nenek Siram, arwah dukun sakti yang meninggal dunia abad 19 lalu dan jadi hantu di sekitar rumah makan. Menghuni pohon Mahoni berumur 1000 tahun di situ. Nenek Siram dikenal pula sebagai Nenek Lampir, tukang santet mematikan yang menyantet orang butuh waktu hanya sehari semalam, satu kali dua puluh empat jam.

 

Di Rumah Makan Saung Mandalika ini, banyak sekali menu makanan enak. Sesuai selera lidah ribuan orang dari Jakarta dan Banten. Di sini ada ikan gureme bakar, ikan mas goreng, ikan patin pindang pegagan dan udang satang tumis kangkung. Semua serba enak dan mengundang lidah penikmat. Luar biasa enak. Kokinya pun, sangat handal, mantan koki Rumaha Makan Batam Raya, di Pulau Batam, kepulauan Riau. Hasanudin Ikrom.

 

Namun walau di tengah hutan yang nyaman, lokasi dan budget tetap menjadi prioritas utama. Atas dasar itulah, maka sangatlah tepat jika menjadikan Pondok Mandalika, pondok makan dan pemancingan sebagai tempat rekreasi nyaman untuk keluarga. Suasana pedesaan yang masih sangat alami dan asri ditingkali suara gemercik air, yakin akan membuat para pengunjung betah wisata di sini. Saung-saung yang terbuat dari bambu tertata apik dan bersih di atas kolam ikan, dengan pemandangan berbagai tanaman hias yang siap menambah keteduhan hati.

 

“Kebersihan adalah yang utama bagi kami, walaupun hanya sepuntung rokok tetap harus dibersihkan, lagi pula kebersihan merupakan sebagian dari pada Iman,” kata Bu Hj. Siti Mandalika Putri, pemilik Pondok Mandalika, kepadaku, sesama ibu-ibu, saat menerima kami di saungnya.

 

Ibu berwajah cantik di umur 50 tahun ini, tidak segan-segan turun sendiri membersihkan saung -saungnya. Dia selalu memberikan contoh pada ratusan karyawannya yang bekerja di Mandalika. Sehingga semua karyawan ringan tangan bila melihat puntung rokok atau bungkus plastik yang tercecer, lalu memungut puntung dan kotoran plastik itu dan memasukkannya ke bak sampah yang tersedia di setiap pojok Mandalika.

 

Selain menu yang lezat dan murah Pondok Mandalika juga mempunyai fasilitas memancing gratis di mana pengunjung dapat menyewa alat pancing dan membeli umpan di sini. Pengunjung tinggal memilih mau mancing ikan apa yang mereka sukai, cemua ada kolam ikan Pondok Mandalika. Ada kolam ikan gurame, kolam ikan mas, ikan mujaer dan ikan patin. Masing-masing tinggal bayar berapa kg ikan yang mereka dapat.

 

Kebanyakan pengunjung lebih memilih memancing dulu sebelum makan. Hasil pancingan mereka, setelah itu dikilo dan langsung dimasak, bisa minta digoreng, dikukus atau dibakar sesuai pesanan. Karena baru dapat mancing, maka ikan pun benar-benar segar, ya istilahnya lebih fresh. Begitu juga dengan sayur asem dan lalapannya, semua segar karena baru dipeti dan diproses untuk disajikan.

 

Bagi pengunjung yang tidak hobi memancing mereka tinggal pesan, ikan pun baru ditangkap dan dimasak sesuai pesanan, ini dimaksudkan agar ikan tetap segar. Yang tak kalah serunya lagi di Pondok Mandalika terdapat perahu rakit, yaitu perahu yang terbuat dari gabungan beberapa bambu yang mengapung. Di dana Pondok Mandalika, pengunjung bisa berkeliling sambil menikmati indahnya suasana asri alam pedesaan.

 

Bagi pengunjung yang senang tantangar bisa mencoba outbound, meluncur dari ketinggian 10 meter dari permukaan tanah, melayang-layang melewati saung-saung bambu di atas kolam ikan, wow sungguh mengasyikkan. Aktifitas ini tidak berbahaya karena sudah disiapkan pengaman yang standar. Namun bahaya bukan dari out bound, namun justru dari gaib di sekitar Pondok Mandalika yang ternyata sangat membahayakan.

 

Selain untuk wisata keluarga, Pondok Mandalika juga cocok untuk acara arisan. Ibu Kartika, 28 tahun, dari Pademangan Jakarta Utara, secara rutin membuat arisan di sini setiap tiga bulan. Arisan keluarga Pati, Jawa Tengah yang melibatkan 1000an anggota. Selain arisan mereka juga menggelar musik campursari mendatangkan Bajang Koplak dari Wonogiri yang keren. Pernah pula mendatangkan Didi Kempot dan Lesus daeri Jawa Tengah.

 

Sedangkan pengunjung tetap setiap hutan hikin arara rutin di Pondok Mandalika buian, setiap awal bulan adalah ibu – IDU Ser Majelis Taklim di Ittihadul Ikhwan Parung, pimpinan Ibu Syarifah Novita Alhabsyi. datang ke Pondok Rizki untuk mengadakan Arisan bulanan.

 

Kata Bu Syarifah Novita Alhabsyi, mereka memilih Pondok Mandalika, selain cukup murah tempatnya juga bersih dan nyaman… Lain dari itu, pemilik serta pelayannya ramah-ramah.

 

“Kami seperti arisan di dalam rumah. sendiri karena sifat kekeluargaan dari pemilik dan karyawan yang 90 persen mengenal kami!” ungkap Bu Syarifah Novita Alhabsyi, kepadaku.

 

Memang pengunjung rumah makan ini luar biasa banyak. Ada orgen tunggal yang memainkan-lagu-lagu khas Jawa Barat seperti Bubuy Bulan, Neng Geulis dan Ulah Ceurik. Ada juga lagu baru Sunda yang dibawakan Doel Sumbang dan Sule. Enak didengar karena penyanyi bersuara merdu dan pemain musiknya jago. Lain dari itu, tata Sound systemnya sangat nyaman di kuping, menyentuh kalbu. Asyik sekali.

 

Setelah kami makan enak di satu saung yang diborong oleh keluarga kami, yaitu Saung 13, kami terus menikmati minuman ringan dan buah cuci mulut. Sementara anak-anakku yang besar, bergabung dengan orgen tunggal dan menyanyikan lagu-lagu kesukaan mereka.

 

Anakku semua bisa menyanyi dan suara mereka, bukan sombong, merdu semua. Mereka aku les privat kan dengan guru les vocal Bertha Hutasoit. Seorang yang bertehkik tingga menyanyi dengan bayaran Rp 5 juta per-bulan. Semua anakku yang berjumlah enam, aku les kan nyanyi maka itu mereka semuanya pintar menyanyi.

 

Jika yang lima menyanyi, anakku perempuan yang berumur 13 tahun, Risma Handayani, nampak lagi tidak mood menyanyi. Dia nampak lagi galau dan memilih outbound. Dia manjat tali tinggi dan panjang lalu melintasi danau Setu Pilarang, menyeberang dengan bantuan para tim Saung Mandalika. Aku berteriak bilang hati-hati kepada Risma Handayani. Namun anakku itu diam saja, dia terus meluncur dengan semangat tinggi.

 

Jantungku bergetar hebat tatkala aku menyaksikan anak bungsuku itu melayang dengan kecepatan 40 kilometer per-jam, bolak balik dan terus menambah. Namun aku tidak bosan meneriakinya agar berhenti karena menurutku akan lebih bagus dia ikutan menyanyi di orgen tunggal daripada main tali luncur yang berbahaya itu.

 

Tapi sudahlah, Risma Handayai keras kepala. Anakku satu ini tidak mau mendengar saran orangtua. Dia suka sekali melawan aku. Bahkan jika untuk kesenangan pribadinya, dia paling ogah dilarang. Jika dilarang, dia bisa mendiamkan aku, tidak mau aku ajak omong dan membisu bisa sampai sebulan.

 

Dan itu pernah terjadi pada saat dia berumur 10 tahun. Tiga tahun lalu, yaitu pada tahun 2011. Ayahnya, Bang Harun Musawa, tahu betul anak paling kecilnya ini spoil, manja dan kerasa kepala. “Sudah Ma,” kata suamiku, “ikuti saja maunya dia. Yang penting pesan kepada instruktur tali luncur itu, agar wasapada dan terus mengawasi anak kita itu dengan ketat.”

 

Setelah kami sholat dzuhur, kami kembali ke saung 13 yang sudah dibooking. Yang menyanyi terus menyanyi bahkan akhirnya joget dangdut. Sementara yang meluncur teruslah meluncur, bolak balik tanpa ada rasa bosa. Pikirku, tinggal bayar sewa outbound dan memberi tips uang kepada instruktur dan pengawasnya.

 

Usai sembahyang ashar di mushola Saung Mandalika, kami beranjak pulang ke rumah. Semua anakku, kecuali Risma Handayni, sudah menuju mobil Kijang Inova yang sudah di parkiran. Sementara aku menyelesaikan pembayaran kepada kasir Mandalika yang berjumlah Rp 2,5 juta. Satu anakku belum hadir ke mobil. Aku menyuruh Geovani, anak sulungku mencari Risma Handayani di outbound.

 

Arkian, setelah ke sana sepuluh menit, anak sulungku berteriak, bahwa Risma Handayani kemasukan setan. Waduh! Aku berteriak mengajak suamiku dan semua anakku ke lokasi Risma Handayani kemasukan setan itu.

 

Ibu pemilik Saung, Bu Hajjah Siti Mandalika Putri sibuk memberikan air putih jampi-jampi, doanya, tapi tidak mempan. Asistennya juga memberikan es dan mengusap ke muka anakku, namun Risma Handayani malah makin mengamuk. Dia berteriak menotak semua orang mendekat, kecuali aku, ibunya. Dia bersuara aneh, berubah menjadi suara nenek-nenek, parau dan lamban. Dia memanggil aku agar mendekat. Sini kamu, sini kamu. Aduh, anakku yang biasanya manggil mama kepadaku, kali ini memanggil, kamu, kamu.

 

“Suara itu bukan suara anak ibu, tapi suara roh yang masuk ke badannya, Bu. Roh nenek-nenek, nggak tahu nenek siapa itu. Harus ada paranormal yang mengerti, yang bisa menanyai dan dia mau menjawab,” kata Guntur Ahamdi, 34 tahun, instruktur outbound karyawan Saung Mandalika.

 

Bu Syarifah Novita Alhabsyi, dari yayasan Ittihjadul Ikhwan, Parung, ternyata paham akan masalah mistik. Beliau adalah praktisi supranatural asal bangsa Arab bermarga Alhabsyi dan selama ini tinggal di Kwitang. Berumah di majelis taklim besar Alhabib Ali Alhabsyi, Jalan Kembang Empat Belas, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

 

Dengan tenang setelah ritual baca mantra Sakti mandraguna, ibu Novita Alhabsyi mendekati anakku, Risma Handayani.

 

“Asalamualaikum?” sapa Ibu Syarifah Novita Alhabsyi, kepada roh di dalam diri anakku.

 

“Alaikum salam,” jawabnya, pelan dan lamban, parau menunjukkan bahwa dia adalah nenek-nenek.

 

“Nenek ini asal dari mana dan tinggal di mana, lalu nama nenek itu siapa?” tanya Ibu Syarifah Novita Alhabsyi, kepada anakku, yang di dalam dirinya sedang bersemayam arwah seorang nenek tidak dikenal.

 

Mungkin, kata Bu Syarifah Novita, ada arwah yang sedang lewat dan suka kepada anak saya lalu berteman dan masuk menggoda. Dengan menatap tajam mata Bu Syarifah Novita Alhabsyi, anakku dengan arwah nenek-nenek menyebutkan.

 

“Aku ini tidak dari mana-mana dan tidak ke mana-mana. Aku penghuni pohon Mahoni tua umur seribu tahun itu, rumahku di situ. Mau tahu namaku kan? Namaku adalah Nenek Siram. Orang jaman dulu memanggil aku begitu. Nenek Siram, pembunuh mahir dengan ilmu santet. Selain santet aku juga dapat menemukan maling, pembunuh tersembunyi, rampok dan pencuri apapun. Aku ini nenek sakti mandraguna, linuwih ilmunya, tidak pernah berhenti tapa, tapa apapun untuk manusia yang hidup. Maka, jangan coba-coba jauhkan aku dari anak ini, Risma Handayani. Dia cicit kesukaanku dan aku akan selalu bersamanya, sampai kiamat,” katanya.

 

Tubuhku merinding, jantungku berdetak kencang. Begitu juga dengan suamiku. Wajahnya langsung pucat ketakutan. Maklumlah, apa yang dikatakannya, dia tidak mau pisah lagi dengan Risma Handayani anakku karena sangat dicintainya. Kakak-kakaknya Risma semua pucat dan ketakutan menyaksikan keadaan ini.

 

“Nenek Siram, maaf nih Nek, kita saling mengasihi ya dan saling hormat. Anak saya Risma ini masih SMP, dia masih sekolah Nek, kalau nenek selalu berada dalam dirinya, dia jadi berat, sesak nafas dan berbahaya untuk kesehatannya, Nek. Maaf Nek, bisakah nenek pergi dari diri anakku. Nenek kembali ke rumah Nenek yang indah dan bagus di pohon Mahoni umur seribu tahun itu,” pintaku, memelas.

 

“Kali ini aku akan keluar dari raga anakmu, tapi setiap bulan, bawa dia ke sini karena aku ingin menjumpainya. Jika tidak engkau bawa, aku justru yang akan datang kepadanya, baik di rumahmu maupun di sekolahannya. Ingat itu, datanglah ke sini Hari Jumat Kliwon setiap bulan. Setelah suamimu sembahyarig jumat. Ingat itu, ingat itu ya?” tekannya.

 

Beberapa saat setelah mengucapkan itu, dia keluar dari raga anakku. Dan Risma kembali normai, siuman dan dia seperti mengalami mimpi yang panjang bersama Si Nenek Siram. Nenek Siram berpesan terakhir. Bahwa, jangan coba-coba aku datang ke dukun untuk memisahkan Risma dan dia. Jika itu kami lakukan, anakku akan terenggut nyawanya. Anakku bisa mati mendadak.

 

Untuk keselamatanku, aku berjanji kepada Nenek Siram. Aku tidak akan ke dukun sakti dan tidak juga ke kiyai untuk mengobati anakku. Setiap bulan, Hari Jumat Kliwon, aku mendatangi Saung Mandalika sambil makan-makan. Itu pula selama setengah jam, Risma mendatangi pohon Mahoni tua bersama kami semua.

 

Semua berdialog dengan Nenek Siram dan hubungan kami, hingga 2016 ini semakin akrab. Kami bisa bertanya apa saja dan semuanya dijawab tepat dan terjadi dengan tepat. Ramalannya jitu dan tidak pernah meleset sekalipun bila menerangkan sesuatu. Ketika Jokowi belum jadi gubernur DKI, baru berhenti dari walikota Solo, Nenek Siram bilang, Jokowi itu orang bagus, dia akan jadi gubenur DKI dua tahun, setelah itu jadi presiden.

 

Jokowi adalah Satrio Piningit yang akan memimpin RI lagi tahun 2019 hingga 2024. Jokowi jangan suruh datang ke aku. Aku yang datang kepadanya dan mengawal dirinya karena dia pemimpin baik dan benar-benar memikirkan kesejahteraan rakyat. Dia tidak punya ambisi kekayaan, tidak haus jabatan dan dia ditakdirkan yang baik, untuk kebaikan nusantara ini. Kalian berdua tidak memilih Jokowi kan, aku tahu itu. Kalian tidak salah, karena Jokowi itu tidak punya potongan presiden. Sosok fisiknya lebih pantas jadi tukang becak. He..he… (Kisah dialami Nyonya Ketty kepada penulis). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Mistis: KAYA LEWAT SEKS DENGAN NYI BLORONG

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: ARCA PENJAGA CANDI DI DESA JOKOWI

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: CINTA SAMPAI MATI

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!