Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Istri Korban Santet

Kisah Kyai Pamungkas:
ISTRI KORBAN SANTET

Setelah malang melintang mencari kerja, akhirnya nasib membawaku ke Perhutani. Di Perhutani aku bekerja sebagai pengawas, jadi kerjaku sering kali terjun ke lapangan. Lapangan yang dimaksud tentu bukan seperti lapangan pekerja lain, hampir setiap hari aku berada di pos hutan. Bekerja di hutan selain sering dihinggapi jenuh, bahaya juga kerap mengancam. Para pencuri kayu sering nekad bila dihalangi. Meski telah dibekali sedikit ilmu beladiri, rasa was-was tak bisa dihindari.

Hingga pada suatu hari ada kejadian yang sungguh membuatku amat menyesal. Siang itu ketika di hutan, aku memergoki seorang pencuri kayu. Karena ia hanya sendiri dan cukup tua pula, maka aku dan temanku tak takut sedikit pun meringkusnya. Aku ambil kayu dan sepedanya yang telah berkarat di sana sini. Bahkan aku sempat memakinya pula.

Tak pernah ku sangka kejadian itu merupakan awal malapetaka yang menimpa isteriku. Entah kenapa istriku yang menjadi korban ilmu hitam itu. Ada dugaan santet yang dikirim orang itu salah sasaran. Namun melihat penderitaan istriku tak urung kabut kesedihan selalu menyelimutiku.

Tepatnya pada pertengahan 2002, istriku merasakan gatal-gatal di seluruh tubuhnya. Terkadang disertai panas yang sangat hingga ia sering menjerit dan meraung-raung kesakitan. Aku langsung membawa istriku ke rumah sakit, ia pun menjalani rawat inap atau opname. Berhari-hari dokter dan perawat memberi perawatan pada istriku hingga hampir sebulan tak ada tanda-tanda membaik pada penyakitnya. Justru penyakitnya semakin parah saja.

Suatu sore seorang dokter menemuiku, ia berkata bahwa wajah isteriku sering berubah ubah. Kadang terlihat seperti harimau, atau kadang sama sekali bukan seperti wajah dirinya. Dokter itu pun mencoba menyimpulkan bahwa sepertinya medis tidak akan sanggup menanganinya. Hanya mencoba ke orang pintar mungkin satu-satunya yang harus ditempuh. Demikian ungkap sang dokter.

Esok harinya aku pun membawa pulang istriku, penyakitnya memang tidak wajar. Setelah itu aku mencoba mencari tahu di mana saja ada orang pintar. Atas saran seorang sahabatku, aku meluncur ke desa Puger. Karena katanya di sana ada orang pintar yang telah berpengalaman dalam menangani ilmu klenik.

Setiba di Puger, istriku segera diteropong secara gaib. Orang pintar itu seperti mendeteksi misteri apa yang ada di balik penyakit istriku. Tak lama ia pun memberi ke simpulan. Secara pasti ia memaparkan bahwa istriku memang sedang diguna-guna. Sayangnya orang Puger itu hanya bisa mendeteksi. Penyembuhan yang coba ia berikan sama sekali tidak berpengaruh, istriku tetap menderita. Bahkan kini kulit-kulit istriku seperti mengelupas. Persis seperti ular yang sedang ganti kuIit. Rambutnya banyak yang rontok sehingga isteriku pun botak.

Lalu aku membawa istriku ke orang pintar di Banyuwangi. Namun tetap saja tidak ada hasil. Lalu aku bawa lagi ke Bondowoso, Probolinggo, dan entah berapa tempat lagi. Menurut orang pintar yang pernah aku temui, santet yang menyerang istriku terlalu tangguh.

Hingga akhirnya istriku kami bawa ke Jombang, yang dijuluki Kota Santri. Di sana istriku segera diteropong secara gaib dan seperti kesimpulan orang pintar lain, ia terkena guna-guna. Lebih jauh orang pintar itu mengatakan bahwa yang menyerang istriku adalah ilmu Santet Sanca Geni. Selain gatal santet ini akan menimbulkan panas yang terus menyiksa.

Kyai Pamungkas, ‘orang pintar’ asal Jombang itu kemudian mengambil sehelai tissue. Dengan mulut komat-kamit ia meletakkan tissue aneh, tissue yang dipegangnya tiba-tiba penuh lumpur. Dan di dalam lumpur itu ia kemudian memunguti benda-benda kecil. Astaga, aku memekik terkejut. Dalam lumpur itu ditemukan sebuah paku berkarat, sebuah trisula kecil dan empat buah jarum.

Kemudian aku diberi saran untuk sementara tidak menggunakan sumur di rumahku. Karena menurutnya ada sesuatu yang tidak beres di sumur itu. Sebelum pulang aku mencoba bertanya siapa sebenarnya yang telah berlaku kejam pada istriku. Dengan ilmu kedigjayaannya aku diijinkan melihat telapak tangan orang itu. Samar namun jelas ku lihat wajah orang yang mengirim sanca geni itu.

Sesampainya di rumah, sumur itu berbau sangat busuk. Rupanya ini yang dimaksud Kyai Pamungkas itu.

Bila teringat orang dalam telapak tangan itu, amarahku selalu meluap. Pernah aku ingin mencoba mencari ke beradaan orang itu untuk aku bunuh. Namun istriku yang tabah selalu melarangku. Dan lagi mungkin cobaan ini adalah ujian bagi kami.

Begitulah santet jahat yang telah mewarnai keluargaku. Kini istriku telah pulih seperti sedia kala. Sejak itu kami semakin rajin mengingat Allah. Baik dengan sholat wajib, shalat sunnah atau ibadah lain. ©️KyaiPamungkas

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: Anton, Penghisap Darah dari Bangka

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN ULAT KECUBUNG

paranormal

Kyai Pamungkas: Apa Itu Buang Sengkolo?

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!