Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: MAKAM SYECH MAULANA MAGHRIBI, BANTUL

Panggonan Wingit: MAKAM SYECH MAULANA MAGHRIBI, BANTUL

Dengan cara dipasang di atas pintu rumah, kain mori dari Makam Syech Maulana Maghribi itu mampu menangkal dan menolak bala.

 

Usai hari ke dua puluh dalam penghitungan Jawa yang bertepatan pada bulan Sura, masyarakat Desa Candisari yang bermukim di lereng Gunung Merbabu setiap tahun menggelar upacara tradisi adat bersih desa di makam keramat Syech Maulana Maghribi. Tradisi yang dimulai pada pagi hari sekitar pukul 09.00WIB tersebut, diikuti oleh ratusan kepala keluarga dari desa lain yang juga berada di kaki Gunung Merbabu.

 

Tradisi adat yang diberi nama ‘bersih desa buka luwur’ ini dilakukan dengan cara mempersembahkan sesaji nasi wudug, ingkung ayam dan sesaji jajan pasar di area komplek makam Syech Maulana Maghribi. Selain sesaji yang dipersembahkan oleh penduduk desa, pihak pengelola makam juga menyiapkan ratusan takir (wadah nasi sesaji) yang berisi nasi gurih, lengkap dengan lauk pauknya sebagai syarat dalam menggelar ritual tradisi bersih desa.

 

Selama syarat ini, salah satu syarat yang harus ada pada saat pelaksanaan upacara bersih desa yakni Cengkaruk, remukan intip goreng yang berasal dari nasi. Entah sejak kapan dimulainya pemberian sesaji cengkaruk, hanya saja menurut pengakuan juru kunci makam Syech Maulana Maghribi, pemberian sesaji cengkaruk sudah dilakukan sejak dari jaman nenek moyangnya.

 

“Upacara wujud rasa syukur ini selalu digelar setiap tahun sekali,” kata Mbah Totok juru kunci makam Syech Maulana Maghribi. Lebih lanjut, juru kunci yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Boyolali ini menceritakan, ungkapan wujud rasa syukur tidak saja dilakukan oleh penduduk desa yang mayoritas mereka adalah para petani. Tetapi para pedagang, pegawai swasta, buruh, dan warga yang berprofesi lain juga turut menggelar ritual bersih desa dalam rangka mengungkapkan wujud rasa syukur. “Seluruh sesaji yang dipersembahkan oleh penduduk, sebelum didoakan lebih dulu dipersiapkan di sekitar komplek makam,” terangnya.

 

Sejak pagi sekali, penduduk desa Sudah berbondong-bondong mendatangi komplek makam Syech Maulana Maghribi, menunggu dengan sabar dimulainya doa Yasin Tahli yang dipimpin oleh tetua desa. Kedatangan penduduk sejak pagi ini berharap, agar pada saat awal pelaksanaan doa diawali mereka tidak ketinggalan turut serta dalam doa.

 

“Karena bagi penduduk desa, doa Yasin Tahlil dan doa penyuwunan menjadi berkah tersendiri bagi para penduduk desa,” terang Mbah Totok.

 

Ditambahkan dia, setelah doa Yasin Tahi dilakukan, barulah kemudian sedekah sesaji milik warga desa tersebut dibagi-bagikan kepada para peziarah, yang saat itu hadir mengikuti jalannya prosesi upacara adat bersih desa. Nasi gurih, ingkung ayam, lauk pauk dikemas dalam bungkus plastik oleh warga, kemudian dibagi-bagikan kepada siapa saja yang menginginkannya.

 

Tidak ketinggalan, ratusan nasi gurih wadah takir yang dibuat oleh pihak pengurus makam, juga turut dibagi-bagikan kepada para peziarah dan pengunjung, sebagai sarana untuk ngalap berkah.

 

Bagi penduduk desa yang berprofesi sebagai petani mereka memiliki keyakinan sendiri. Nasi tersebut bisa menjadi berkah dengan cara dijemur, dikeringkan di bawah terik matahari. Seteleh kering barulah kemudian dicampur dengan pupuk, atau langsung ditaburkan di atas tanah persawahan. Dengan cara seperti ini diyakini tanaman padi milik penduduk desa akan tumbuh menjadi subur, terhindar dari hama tanaman, serta memperoleh hasil yang berlimpah ruah.

 

Kain mori penolak bala dari makna nasi gurih tersebut juga bisa dimakan langsung bersama dengan keluarga, dengan harapan agar seluruh keluarga selalu dalam indungan Tuhan, dijauhkan dari sakit dan dilancarkan rejekinya. Bagi yang menderita sakit, diharapkan dengan makan nasi gurih bisa segera sembuh dari sakit yang dideritanya,” ujar Mbah Totok.

 

Meski hanya sekedar nasi gurih, tetapi penduduk desa sangat meyakini berkah tersebut bisa melalui perantara apa saja. Baginya, Syech Maulana Maghribi hanyalah sebagai lantaran dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena permohonan umat manusia itu sesungguhnya hanya satu kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Penduduk desa sadar betul, bahwa kekuasaan Tuhan pasti melalui lantaran-Nya, oleh Karena itu para leluhur dan pepunden desa diyakini menjadi bagian dari lantaran tersebut.

 

Lantaran tersebut tidak saja datang dari para leluhur, tetapi makanan, janur, bunga sesaji dan apapun yang ada dimakam Syech Maulana Maghribi diyakini bisa menjadi lantaran berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, janur yang dipajang sebagai hiasan umbul-umbul di makam Syech Maulana Maghribi, tidak luput dari rebutan para pengunjung dan peziarah. Janur ini diyakini bisa menjadi berkah kesuburan bagi tanaman pertanian milik warga desa.

 

Hal ini sangat diyakini oleh Darmo (55), salah satu peziarah yang secara khusus datang dari Kecamatan Kemusu Boyolali hanya ingin untuk mendapatkan berkah dari ritual tradisi bersih desa. Bagi Darmo, sudah lebih dari lima kali dirinya bersama dengan warga lain yang juga berasal dari Kecamatan Kemusu, selalu menyempatkan diri datang pada saat digelarnya upacara tradisi bersih desa.

 

Setiap kali upacara tersebut digelar, Darmo berusaha mendapatkan nasi sesaji dan janur dari makam Syech Maulana Maghribi untuk ngalap berkah. Karena menurut Darmo, nasi sesaji dan janur dapat membuahkan hasil tanaman yang berlimpah ruah. Dengan cara disebar-sebarkan dan ditanam di empat penjuru sudut, tanaman bisa terhindar dari hama dengan hasil panen yang berlimpah ruah.

 

Upaya ngalap berkah ini dilakukan karena pada suatu hari, tanaman padi miliknya pernah diserang hama wereng. Akibat dari serangan hama tanaman tersebut, Darmo mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk membasmi hama wereng, tetapi semuanya tak pernah membuahkan hasil. Setiap tahun Darmo dan para petani lain di desanya terus merugi, hingga akhirnya cara alternatif ngalap berkah di makam Syech Maulana Maghribi dicobanya.

 

Hasilnya, setelah melakukan.doa penyuwunan dan ngalap berkah, tanaman padi milik Darmo dan para penduduk yang ada di desanya, sekarang tidak lagi diserang hama wereng. Bahkan pada saat hama tersebut menyerang tanaman padi milik warga lain, tanaman padi milikinya sama sekali tidak terserang hama wereng.

 

Berdasarkan dari kejadian ini, maka setiap tahun Darmo tidak pernah absen dari jalannya upacara adat ‘bersih desa buka luwur’ di makam Syech Maulana Maghribi.

 

Janur yang diperebutkan oleh para peziarah tidak saja yang terpasang di pintu masuk makam, tetapi yang dipajang di sepanjang makam menjadi rebutan para peziarah. Manfaat janur bagi para peziarah tidak hanya bagi penduduk berprofesi sebagai petani, tetapi para pedagang . juga biasa memanfaatkan janur tersebut untuk penglarisan. Dengan cara dilipat menjadi lipatan ketupat, para peziarah yang berprofesi sebagai bakul meyakini dagangan mereka akan laris.

 

Janur ini juga bisa dipakai sebagai alat untuk menolak bala pada saat menggelar hajat pernikahan. Para peziarah yang ingin memanfaatkan janur ini, harus menyimpannya terlebih dulu, sebelum memanfaatkan khasiatnya pada saat hari H.

 

Usai menggelar doa Yasin Tahlil di serambi makam, para pengunjung yang datang ke makam Syech Maulana Maghribi, lantas melakukan ziarah di makam para pepunden yang ada di dalam komplek makam Syech Maulana Magribi. Di dalam komplek makam terdapat beberapa petilasan para tokoh sakti jaman dahulu, antara lain petilasan kebo Kanigara, Nyai Mataram, Kyai Mataram, Dewi Nawang Wulan dan Ki ageng Pantaran.

 

Petilasan yang berupa nisan makam ini diziarahi para peziarah untuk ngalap berkah penyuwunan. Selain menggelar ritual ziarah, ada juga beberapa pengunjung yang menggelar ritual penyuwunan melalui perantara juru kunci makam. Ritual ini dilakukan jika pengunjung memiliki permohonan khusus, serta berharap agar cepat dikabulkan. Ritual permohonan ini dengan cara membakar kemenyan di sebuah tempat khusus, yang sengaja diperuntukkan sebagai tempat pembakaran.

 

“Karena di dalam komplek bangunan makam tidak diperkenankan para peziarah membakar kemenyan. Selain itu para peziarah juga tidak diperkenankan melakukan sungkem di makam Syech Maulana Maghribi berlama-lama. Terdapat papan larang bagi para pengunjung agar tidak membakar kemeyan di dalam makam, serta papan himbauan waktu sungkem hanya tiga menit saja,” terang juru kunci makam.

 

Saat sungkem di makam Syech Maulana Maghribi, para peziarah biasanya akan mengambil bunga kanthil yang akan digunakan sebagai pegangan. Bunga ini diyakini memiliki tuah untuk penglarisan, didekatkan dengan jodoh, dan keperluan lain tergantung dari keyakinan diri pribadi masing-masing.

 

Para peziarah yang ingin ziarah dan sungkem di makam Syech Maulana Maghribi, harus rela mengantri satu persatu. Dikarenakan akses pintu masuk ke dalam kamar makam, lebarnya tak lebih dari satu meter. Secara bergantian para peziarah menggelar doa di makam Syech Maulana Maghribi. Bangunan makam yang dikelilingi oleh kaca tersebut, di dalamnya selain makam Syech Maulana Maghribi juga terdapat makam Dewi Nawangwulan.

 

Kedua nisan ini lebih tepatnya adalah petilasan. Pemberian nisan pada petilasan tokoh-tokoh jaman dulu dengan harapan, agar masyarakat senantiasa menghormati dan melestarikan peninggalan para leluhur. Oleh karena tidaklah aneh, bila banyak tempat seringkali dijumpai makam milik satu tokoh sakti, seperti makam Syech Maulana Maghribi ini tidak saja ada di lereng Gunung Merbabu. Di pesisir pantai selatan, di Jawa Timur, di lereng Gunung Lawu dan di tempat lain juga bisa dijumpai makam Syech Maulana Maghribi.

 

“Untuk memastikan keaslian makam, hanya orang-orang yang memiliki linuwih saja yang mampu melihat isi sesungguhnya yang ada di dalam makam,” kata Mbah Totok.

 

Namun meski hanya sebuah petilasan, lanjut mbah Totok, petilasan tersebut juga meniiliki energi gaib yang sangat kuat. Demi manjaga agar tempat keramat seperti itu bisa tetap terus terjaga, masyarakat biasanya menutup tempat keramat dengan menggunakan kain mori putih, atau yang dikenal dengan nama kain luwur.

 

Kain mori putih tersebut akan diganti dengan kain penutup yang baru setiap tahun sekali, bertepatan dengan hari pemasangannya. Bekas kain mori penutup, biasanya akan dibagi-bagikan kepada warga desa sekitar dan para peziarah yang saat itu turut meramaikan tradisi pergantian kain luwur. Sama halnya dengan tradisi bersih desa di makam Syech Maulana Maghribi. Salah satu acara utama dalam tradisi bersih desa ini, yakni mengganti kain mori penutup makam yang ada di komplek makam Syech Maulana Maghribi.

 

Kain mori bekas penutup makam tersebut lantas dibagi menjadi ratusan bagian, dan dibagi-bagikan kepada penduduk desa, dan para peziarah yang menginginkannya. Menurut keyakinan, kain mori bekas penutup makam Syech Maulan Magribi diyakini mampu menjadi pagar penolak bala bila dipasang di atas pintu rumah. Kain mori ini menjadi tujuan utama para pezirah yang saat itu turut dalam tradisi bersih desa.

 

Bagi para peziarah yang menginginkan kain mori bekas penutup makam, tidak dipungut biaya sepeserpun. Hanya kesadaran seikhlasnya saja, dimasukkan ke dalam kotak pon. Duit hasil tradisi bersih desa dari para peziarah ini, nantinya akan dipakai untuk keperluan merawat makam setiap hari.

 

“Kain mori putih memang diyakini memifki kekuatan gaib bagi orang yang meyakininya,” ujar juru kunci memaparkan alasan para peziarah.

 

Kain yang diberikan kepada para peziarah tidak hanya secarik kain, tetapi ada juga ketan, padi, dan beberapa hasil bumi yang dibungkus dengan kertas. Kain mori tersebut dipakai untuk mengikat bungkusan hasil bumi.

 

Kegunaaan kain mori putih ini tidak saja untuk pagar penolak bala, tetapi diyakini bisa mendatangkan berkah kemurahan sandang pangan bagi para penduduk desa. Kain mori yang diikatkan pada pembungkus hasil bumi sebagai simbol ikatan sandang pangan.

 

“Dengan harapan bisa melancarkan, mendatangkan berkah penguripan, tidak kekurangan sandang dan pangan, serta diberi kemudahan dalam mencari rejeki,” pungkas juru kunci makam Syech Maulana Maghribi kepada penulis. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: PETAKA RUMAH WARISAN

Kyai Pamungkas

Ijazah Kyai Pamungkas: Pelet Semar Mesem, Silahkan Diamalkan

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: MAKAM MBAH BAYI, PEJUANG SAKTI WONOGIRI

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!