Panggonan Wingit: ARCA PENJAGA CANDI DI DESA JOKOWI
Arca Mahakala dan Nandiswara adalah arca penjaga candi yang ditemukan di desa, dekat rumah kakek Presiden Jokowi.
Julukan negeri seribu candi untuk Indonesia memang bukan isapan jempol semata, pasalnya banyak sekali candi-candi mulai di temukan di Nusantara. Ditemukanya candi dan peradaban masa silan ini seakan menjadi pertanda kembalinya kejayaan masa silam di Nusantara.
Dari sekian banyak penemuan candi di Nusantara, khususnya di pulau Jawa, sebagian besar candi-candi tersebut di perkirakan terkait dengan kejayaan era Majapahit. Oleh sebab itu di kalangan para tokoh spiritual, kajadian ini seringkali dikaitkan sebagai tanda kembalinya jangka lima ratus tahun yang pernah dijanjikan oleh Sabdopalon.
Ratusan candi yang pernah di temukan di Jawa Tengah, salah satunya adalah Situs Watu Kebo yang di temukan di perbatasan Desa Giriroto dan Kismoyoso, Ngemplak Boyolali.
“Situs ini ditemukan tidak jauh dari tempat tinggal kakek Presiden Jokowi,” kata Widati, ketua Projo Solo dan pemerhati budaya yang menemukan situs Watu Kebo.
Selain Widati, seorang lagi yang berperan melakukan penggalian dan menemukan runtuhan bangunan yang diduga adalah struktur bangunan candi Majapahit adalah Sumarno. Teman Widati, si pemilik lahan tempat ditemukanya situs Watu Kebo.
Diceritakan oleh Widati awal pertama kali ia menemukan situs watu kebo. Sebagai salah satu pemerhati budaya yang sering menjalani laku ritual di tempat-tempat keramat, Widati memiliki kelebihan indra batin jika dibandingkan dengan orang biasa. Karena hampir setiap malam ia melakukan sembahyang malam di luar rumah. Selain itu laku puasa yang ia jalani semakin membuat indra batinnya semakin terasah.
“Semua laku yang saya jalani karena adanya faktor keturunan dari leluhur yang dulu merupakan salah satu punggawa adipati Tuban,” kata Widati.
Garis keturunan ini di buktikan dengan banyaknya warisan pusaka pusaka sepuh tangguh Tuban yang ia warisi dari sang kakek. Sehingga dari faktor keturunan maka tidak mengherankan, jika Widati akhirnya mengikuti jejak sang kakek menjadi pemerhati budaya yang gemar menjalani laku ritual.
Pada suatu malam saat ia tengah melakukan semedi Widati di beri petunjuk sebuah gambaran mimpi, melakukan perjalanan di sebuah desa tak jauh dari tempat kakek Presiden Jokowi. Di desa tersebut Widati berjabat tangan dengan banyak orang, dan salah satu orang yang ia jabat tanganya adalah kakek Presiden Jokowi. Dalam gambaran mimipi Widati melihat titik sinar memancar dari tengah tanah persawahan.
“Seluruh gambaran dalam mimpi, terlihat sangat nyata sekali,” kenang Widati mengisahkan mimpinya.
Beberapa pekan setelah ia memperoleh petunjuk mimpi, Widati kemudian mencari tempat keberadaan desa asal kakek Presiden Jokowi. Bermula dari sini akhirnya ia menemukan beberapa situs peninggalan yang sudah tidak terawat berupa batu dakon situs batu yang letaknya tak jauh dari rumah kakek Presiden Jokowi.
Masih berada dalam satu desa, Widati menemukan lagi situs Batu Tumpang yang berwujud batu Yoni berada di tengah cawah Batu Yoni ini sebenarnya sudah sejak dari dulu ada, tetapi oleh penduduk desa keberadaan batu tersebut kondisinya tidak dirawat. Bahkan jika dilihat langsung kondisinya sangat memprihatinkan sekali, dalam keadaan pecah menjadi berpuluh puluh bagian.
Situs Watu Tumpang terletak di perbatasan antara Desa Giriroto dan Kismoyoso. Jika diperhatikan susunan struktur batu bata yang ada di bawah batu Yoni, di perkirakan bangunan tersebut merupakan ciri khas struktur bangunan peninggalan Majapahit, mengingat bahan bata merah berukuran besar yang menandakan era abad 8 -14 Masehi, merupakan era peradaban Majapahit.
Menurut keterangan warga desa sekitar, pecahnya batu yoni berukuran satu meter persegi akibat ulah salah seorang warga desa yang dengan sengaja memecah batu yoni. Dari perlakukan orang itu, akhirnya warga desa tersebut sekarang menjadi gila. Dari beberapa pengakuan warga desa sekitar, kawasan di lokasi batu yoni di kenal sangat angker dan keramat. Dari jauh warga seringkali melihat sosok perempuan cantik berdiri di dekat batu. Tak jarang warga yang tengah mengairi sawah pada malam hari sering melihat sosok laki laki dengan rambut bergelung ke atas.
“Jaman dulu tempat ini sering di pakai untuk menjalani laku ritual,” kata salah satu warga Desa Giriroto.
Selain batu yoni, terdapat juga arca batu berbentuk perempuan di dekatnya, tetapi sekarang arca tersebut tak di ketahui lagi keberadaanya, Kemungkinan hilang dicuri orang.
Masih berada di lokasi yang sama, Widati menemukan lagi batu bergambar wayang yang letaknya tidak jauh dari situ watu tumpang. Batu bergambar wayang ini berada di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi milik Sumarno, yang mengkapling tanah miliknya untuk dijual secara syariah dengan harga murah.
Batu dengan gambar tokoh Nakula Sadewa dan Puntadewa di perkirakaan dipahat sekitar seratus tahun yang silam, terlihat dari bekas corak pahatan yang ada di atas batu. Perkiraan sementara usia pahatan batu wayang tersebut berdasarkan keterangan dari staf BP3 Prambanan yang melihat langsung kondisi penemuan batu batu kuna di Desa Giriroto dan Kismoyoso, usianya sekitar seratus tahun.
“Namun untuk memastikanya, BP3 Prambanan akan berkordinasi lebih dulu dengan tim eskavasi dari UGM Jogjakarta,” kata Bagus Ujianto, staf BP3 Prambanan.
Sebelum ditemukan oleh Widati dan Sumarno, batu gambar wayang terkubur oleh endapan tanah liat di bawah pohon serut. Sebelumnya warga tak pernah menyangka, jika batu yang tergeletak di lokasi tanah kavling tersebut terdapat corak gambar wayang dengan jelas. Di lokasi ini warga sering melihat penampakan sosok bertubuh tinggi besar pada saat saat tertentu.
Luas tanah 10 ribu meter persegi ini sebelum di beli oleh Sumarno dan dijual sebagai tanah kaplingan, memang di kenal daerah angker. Oleh karena itu Sumarno berhasil membelinya dengan harga yang relatif murah. Tetapi sejak banyaknya benda benda sejarah yang di temukan, hanya dalam waktu tak kurang dari sebulan seluru tanah kavlingan milik Sumarno semuanya sudah laku terjual.
Masih berada di lokasi tanah kapling miliknya, Sumarno menemukan batu berbentuk kepala kerbau yang kemudian di beri nama watu kebo (batu kepala kerbau). Batu ini memiliki diameter sekitar sepuluh meter persegi. Agar terlihat secara keseluruhan, Sumarno harus mengerahkan satu alat berat untuk menggali tanah di sekitarnya. Rencananya Watu Kebo akan di pakai untuk monumen museum mini di perbatasan Desa Giriroto dan Kismoyoso, degan menjadikan dua desa ini sebagai desa wisata di Ngemplak, Sawahan Boyolali.
Watu Kebo yang di temukan oleh Sumarno awal pertama kali tidak begitu saja di ketahui keberadaanya, di sebabkan posisi batu yang terpendam di dalam tanah. Sumarno hanya melihat bongkahan batu itu sekilas di atas permukaan tanah, tetapi ia tidak mengetahui jika batu tersebut sebenarnya sangat besar sekali terpendam di dalam tanah.
Sebelum di temukan, Sumarno pernah bermimpi melihat batu sangat besar sekali di tengah tanah persawahan, di tempat tersebut Sumarno berjabat tangan dengan Presiden Jokowi. Entah bagaimana mimpi yang dialami oleh Widati dan Sumarno memiliki kesamaan, padahal dua orang ini sebelumnya sama sekali belum pernah saling kenal.
Tak di pungkiri jika seluruh mimpi ini sebenarnya untuk membuka dan menggali sebuah peninggalan masa silam yang terpendam di desa tak jauh dari rumah kakek Presiden Jokowi.
Jika menilik dari kasad mata lokasi di temukanya situs peradaban kuna ini, di perkirakan masih ada peninggalan lain di sekitar situs Watu Tumpang, Batu gambar wayang dan Situs Watu Kebo. Terbukti di tengah sawah di lahan milik penduduk desa yang lokasinya berdampingan dengan lahan milik Sumarno. Pria pemilik tanah kapling ini menemukan struktur bangunan bata merah yang di perkirakan adalah bangunan candi. Struktur bangunan ini ditemukan karena Sumarno merasaa curiga dengan adanya penemuan batu bata merah di sawah milik tetangganya. Penemuan benda benda peradaban masa silam ini hampir semuanya terkait dengan peristiwa misteri. Begitupun struktur bangunan candi yang ditemukan oleh Sumarno, tak lepas dari adanya kejadian kejadian aneh yang sering terjadi di lokasi penemuan. Setiap malam di lokasi penemuan candi, penduduk sering melihat penampakan orang membawa obor berjalan di tengah sawah. Namun jika diamati terus orang orang pembawa obor itu akan hilang pada saat tiba di lokasi tempat di temukanya struktur bangunan candi. Adanya dugaan bahwa bangunan dengan bahan baku bata merah yang terpendam di dalam tanah merupakan struktur bangunan candi, di sebabkan di lokasi penemuan di temukan dua buah arca penjaga candi Mahakala dan Nandiswara. Dua arca ini biasanya terletak di samping kiri kanan pintu masuk candi. Oleh sebab itu pihak BP3 Prambanan menduga sementara, bahwa struktur bangunan tersebut diperkirakaan adalah struktur bangunan candi Majapahit. Dua buah arca penjaga candi yang ditemukan oleh Sumarno berada di sisi sebelah selatan. Jika menilik’dari bentuk bangunan, perkirakan awal luas bangunan tersebut sekitar seratus meter persegi. Namun kepastian kejelasan jenis bangunan dan luas bangunan, masih tetap harus menunggu eskavasi tim arkeologi dari UGM ambanan, berbentuk sosok laki-laki.
Sumarno di lokasi situs batu tumpane membawa senjata trisula setinggi sekitar 40cm. Sedangkan arca Nandiswara adalah sosok arca perempuan dengan tinggi sekitar 40cm dengan perawakan tubuh gemuk. Dua buah arca penjaga candi yang ditemukan oleh Sumarno untuk sementara waktu dibawa ke BP3 Prambanan untuk di data dan diverifikasi sebagai kajian eskavasi.
Saat awal ditemukan, Sumarno menduga bangunan batu bata ini adalah kolam patirtan, tetapi pasta ditemukanya arca penjaga candi Sumarno menjadi yakin, jika bangunan yang ia temukan kemungkinan besar adalah candi Majapahit.
Melihat banyaknya penemuan situs di Desa Giriroto dan Kismoyoso, Widati dan Sumarno meyakini jika daerah tersebut kemungkinan besar pernah ada sebuah peradaban masa silam yang silih berganti.
Terbukti dengan adanya batu andesit yang mencerminkan peradaban Mataram Hindu kuna di Jawa Tengah. Kemudian berlanjut dengan adanya struktur bangunan batu bata merah yang menjadi ciri khas era Majapahit setelah peralihan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Oleh karena itu jika menilik penemuan tersebut, bisa diduga adanya peradaban silih berganti era Mataram Kuna dan peralihan Majapahit dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pernah ada di sekitar Desa Giriroto dan Kismoyoso.
Di dua desa ini di tengarai ada juga peninggalan masa silam era megalitikum, terbukti dengan adanya batu berbentuk daun pintu yang di sebut oleh warga sebagai watu lawang (batu pintu). Tetapi keberadaan batu tersebut sekarang ini sudah tidak ada lagi, sudah di pecah oleh warga untuk keperluan bahan bangunan. Dugaan jika batu lawang merupakan peninggalan masa silam karena letak posisi batu tersebut berada di atas puncak bukit Gunung Mijil.
“Gunung ini berada tak jauh dari lokasi di temukanya situs-situs kuno,” jelas Widati.
Gunung Mijil yang biasa di sebut oleh penduduk desa dengan sebutan Ndungil, memliki struktur layaknya seperti bangunan candi dengan beberapa akses jalan naik ke atas puncak. Di bagian bawah terdapat sumber mata air yang di yakini pada masa silam biasa di pakai untuk upacara sembahyang atau kebutuhan sehari hari oleh warga desa sekitar. Banyaknya penemuan peradaban masa silam di desa ini akhirnya aparat pemerintah desa beserta dengan penduduk desa sepakat hendak menjadikan desa mereka sebagai desa wisata budaya. Dengan harapan adanya desa wisata di daerah mereka, pembangunan infrastruktur akan segera di bangun oleh pemerintah.
“Harapan ini tentunya tak lepas dari peran serta seluruh warga masyarakat yang menggali potensi wisata yang sudah mereka temukan selama ini,” tegas Widati. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)