Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: KETIKA KRAKATAU CIPTAKAN KIAMAT DUNIA

Kisah Mistis: KETIKA KRAKATAU CIPTAKAN KIAMAT DUNIA

Di awal tahun 1883 seorang kapten kapal Belanda melewati Selat Sunda. Iseng-iseng dia singgah di Pulau Krakatau. Beberapa bulan sebelumnya pernah pula dia singgah di pulau itu, namun kali ini yang dilihatnya adalah tiga moncong puncak Krakatau. Padahal sebelumnya hanya ada dua puncak gunung. Keheranan belum lagi sirna, ketika hal lain telah timbul. Dia merasakan telapak kakinya masih saja panas sekalipun sol sepatunya cukup tebal. Padahal sudah setengah hari dia meninggalkan bumi panas Pulau Krakatau itu…

 

Mungkin karena banyaknya gunung berapi di Indonesia, orang tidak terlalu banyak menaruh perhatian dengan timbulnya puncak Krakatau yang ketiga itu. Apalagi Batavia (Betawi) masih sejauh 170 km. Gunung Krakatau terus memuntahkan abu dan debu, disertai letusan-letusannya yang sering berulang, sehingga menimbulkan kekhawatiran para nelayan yang bersama keluarga mereka berperahu meninggalkan pulau itu menuju ke Jawa atau Sumatera untuk menyelamatkan diri.

 

Siapa pula yang mengira, bahwa kedatangan kapten Belanda itu ke bumi panas Pulau Krakatau merupakan yang terakhir. Menjelang bulan Agustus, cakrawala di sekitar pulau itu, yang sudah panas, menjadi bertambah panas. Banyak kapal mencari jalan lain menuju ke Jawa karena sebagian dari permukaan laut sekitar daerah itu sudah tertutup debu dan batu mengapung yang diperkirakan setebal 30 cm.

 

Namun masih ada juga seorang kapten kapal Amerika yang berani menempuh bahaya. Dia mengarungi Selat Sunda, mendekati Pulau Krakatau sampai sejauh 12 km. Semua lubang jendela dan pintu ditutup dengan kain kanvas yang terus-menerus disemproti air agar barang angkutannya tetap dingin. Hal ini amat perlu sebab barang yang diangkut itu berupa minyak dan bensin. Setelah kapten Amerika ini tak ada searang pun yang berani lagi mendekati Pulau Krakatau.

 

Suara gemuruh Gunung Krakatau bertambah hebat sedangkan letusan-letusan kecil bertambah banyak. Sampai-sampai penduduk di Buitenzorg (Bogor) sekalipun, yang masih jauh sekitar 200 km bertanyatanya ditambah kecemasan yang memuncak. Bagi penduduk di pantai bagian timur Jawa kepanikan sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Semalam suntuk pada’tanggal 26 Agustus tak ada seorang pun di malam harinya yang ingin tidur. Letusan yang terus menghebat membuat mereka melarikan diri, mengungsi membawa apa saja yang masih dapat dibawa. Para ibu menggendong atau menuntun anak-anak mereka, orang lanjut usia ada yang dipikul, ada yang digendong dan ada pula yang tidak mau mengungsi dan pasrah pada nasib.

 

Pada pagi harinya tanggal 27 Agustus 1883 tepat pukul 05.30 terdengarlah ledakan yang menelan suara ledakan yang paling hebat. Ledakan yang sama dahsyatnya dibanding dengan 100 bom hidrogen yang dijatuhkan sekaligus dan menelan dua per tiga bagian dari pulau seluas 30 km persegi itu.

 

Tentu saja penduduk Betawi kaget dibuatnya. Apakah yang terjadi? Selagi mereka saling bertanya, gemuruh guntur dan kilat memecah cakrawala. Hujan lebat dan angin topan menyusul disertai gempa bumi yang meruntuhkan banyak rumah seolaholah rumah mainan.

 

Ledakan-ledakan yang menyusul lebih hebat lagi. Air laut mengisi retakan-retakan yang terdapat pada gunung itu. Air ini menambah bergolaknya air mendidih yang sudah ada. Berpadunya dua kekuatan itu mengakibatkan suatu penyemburan dan muntahan isi perut gunung sampai tinggi tak terhingga dan sekaligus membawa batu-batu karang dan pasir yang diperkirakan sebanyak 70 miliar meter kubik. Tekanan udara membuat kaca-kaca hancur seperti kepingan kerupuk bahkan banyak rumah yang hilang tertetan bumi.

 

Dalam logbook seorang kapten kapaf Inggris “Charles Ball” tercatat masih terlihatnya kepulan asap berasal dari le-dakan Gunung Krakatau sejauh 140 km. Berkilo-kilometer jauh ke laut penuh dengan tumpukan ikan-ikan yang mengambang mati.

 

Pulau Krakatau itu sendiri sudah tak terlihat lagi, seolah-olah sudah merupakan peluru yang diletuskan dari mulut meriam dan meroket dengan kecepatan 50 km menjulang ke atmosfer. Empat jam setelah ledakan itu, orang di Pulau Rodriguez, 4500 km ke arah barat daya terheran-heran mendengar suara keras “buuuum”. Dan seorang polisi melaporkan telah mendengar suara itu datangnya dari arah timur, penduduk Alice Spring di daratan Australia dan masih sejauh 4000 km ke arah tenggara juga telah mendengar suatu ledakan yang datangnya dari barat laut, yang tentunya masih merupakan teka-teki bagi mereka.

 

Di sekitar daerah Pulau Madagaskar sebelah timur pantai Afrika yang sejauh 5.000 km orang masih mendengar suara letusan yang juga membuat mereka bertanya-tanya. Ledakan Gunung Krakatau menimbulkan tekanan-tekanan pula pada gelombang udara yang tak kurang hebatnya yang mengelilingi dunia berkali-kali. Gelombang udara yang hebat itu pertama tiba di London sebelah barat sesudah ledakan itu berlalu 36 jam. Tak lama datang lagi gelombang yang sama kekuatannya yang datang dari sebelah timur.

 

St. Peterburg dihantam tekanan gelombang udara ini sampai empat kali. Berlin dan Valencia mengalami tiga kali gelombang udara yang masih panas yang datang dari sebelah timur. Baru setelah ” lewat sepuluh hari kekuatan gelombang itu berkurang lalu habis. Segala kapal dan desa yang berjarak sejauh 450 km dari Krakatau tanpa ampun menerima hujan batu karang berapi maupun abu dan debu.

 

“Kami berada dalam kegelapan seperti di malam hari,” Kapten Joshua Stone mencatat dalam buku lognya, “Padahal pada waktu itu masih tengah hari bolong.” Kapten kapal “Northam Castle” ini kemudian menambah catatannya, “Banyak awak kapal kami yang menderita pendarahan pada telinga mereka akibat ledakan-ledakan itu, banyak pula yang menderita luka-luka bakar. Namun adalah Suatu keajaiban bahwa mereka masih dapat menjauhkan kapal dari malapetaka yang lebih hebat.”

 

Lebih hebat lagi yang dialami rakyat di Jawa dan Sumatera pantai selatan.

 

Bukan main banyaknya jiwa yang terseret gelombang laut yang mendorong mereka Sampai jauh ke darat. Gelombang air yang sampai setinggi 50 meter menyapu apa saja yang dilintasi. Beberapa desa di Celebes (Sulawesi) di pantai laut hilang tak membekas. Begitupun di Borneo (Kalimantan). Penduduk Dayak membakar kemenyan dan selamatan mengusir makhlul jahat yang menimpa daerah mereka.

 

Sejauh Australia, Jepang, dan India terjangan gelombang masih tinggi dan bertenaga kuat. Banyak kapal yang berlabut bersenggolan dan mengakibatkan kerusaka seolah-olah semua itu kotak-kotak korek api belaka. Gelombang yang bergelora kuat dengan kecepatan 600 Km, sehari setelah ledakan Gunung Krakatau itu sudaf “melancong” sejauh 16.000 km. Sekarang berada dalam satu kelompok dengan gelombang sekitar Terusan Kanal Inggris. Datangnya gelombang Krakatau membuat kapal-kapal bertubrukan. Orang masih belum tahu mengapa tiba-tiba ombak itu mengamuk.

 

Gelombang raksasa yang mengarah ke pantai Jawa menyapu bersih kota Anyer. Kapal-kapal besar yang masih di pelabuhan terdorong jauh ke darat. Seorang kapten yang tidak mengira datangnya gelombang laut yang setinggi 15 meter itu tahu-tahu jatuh pingsan sebab kepalanya terbentur balok. Dia kemudian ditemui tergantung di pohon setinggi 12 meter, di darat, sejauh satu kilometer dari pantai. Dia beruntung masih hidup, hanya bajunya robek-robek.

 

Di pantai Sumatera Selatan kapal Inggris “Beroun” terseret gelombang raksasa sampai sejauh 5000 meter ke darat, terdampar di tengah-tengah hutan belukar 15 meter di atas permukaan laut. Hujan abu yang melanda seluruh Pulau Jawa belum berakhir selama seminggu. Sedangkan gelombang raksasa yang tiba di Teluk Harapan di Afrika Selatan yang sejauh 8000 km masih setinggi 30 cm.

 

Banyak perkebunan di Jawa rusak total dan hanya meninggalkan panorama yang menyedihkan. Lahan yang semula amat subur kini seperti gurun pasir dan abu. Pantulan matahari tidak dapat menembus cakrawala yang dihalangi awan tebal serta hitam.

 

Kota Betawi diselimuti kegelapan selama dua hari. Untung penerangan listrik masih dapat berlangsung terus. Untung pula bahwa sebagian besar batu-batu itu hancur menjadi abu dan debu sewaktu ledakan yang menjulang sampai setinggi 50 km lebih.

 

Berbulan-bulan pantulan matahari harus menembusi awan tebal hitam yang mengawang di seluruh dunia, yang berasai dari Selat Sunda itu.

 

Bayangkan, orang di Paris, New York, Kairo, dan London dapat melihat matahari, yang terpendam itu membawa warna hijau bercampur biru, sedangkan di lain tempat berwarna kuning. Pada malam harinya rembulan membawa pancaran sinar hijau.

 

Perubahan-perubahan alam akibat ledakan Gunung Krakatau baru berakhir di awal tahun 1884 setelah menelan tak kurang dari 300 kota dan desa. Paling tidak 36.000 jiwa tewas dan 6000 kapal hancur.

 

Pulau Krakatau masih tertimbun debu tebal seluas beberapa kilometer. Seekor pun binatang hidup tak tampak, begitu pula tanaman. Bahkan serangga yang terkecil pun belum tampak. Mungkin semua itu mati tertindih debu atau terbakar. Agaknya Pulau Krakatau habis riwayatnya.

 

Namun alam berkehendak lain. Empat bulan kemudian seorang ahli tanaman meninjau ke Pulau Krakatau, Memang lahannya masih dilanda tanah hitam. Tahu-tahu dia menemui seekor laba-laba yang kemungkinan besar terbawa angin. Laba-laba ini asyik membuat jaring, sebab baginya kehidupan masih memberinya harapan tanpa menghiraukan apakah musuh datang atau tidak. Seandainya musuh datang dia setidaktidaknya sudah siap. Baru beberapa tahun kemudian tampak adanya kehidupan di Pulau Krakatau. Rumput sudah muncul, ikut hidup pula cacing-cacing, semut, ulat dan burung-burung.

 

Sang angin ikut menyuburkan Pulau Krakatau. Dia membawa butir-butir pasir, kupu-kupu, kalajengking, bekicot, landak, dan nyamuk. Ada pula binatang-binatang yang terbawa damparan laut misalnya buaya dan ular sanca.

 

Di tahun 1919 terlihat berseminya pohon pertama dan lima tahun kemudian pohon-pohon itu sudah besar dan banyak, membentuk hutan belukar. Banyak terdapat akar-akar rotan dari pohon yang tinggi-tinggi. Jika sekarang orang meninjau ke Pulau Krakatau tidak ditemukan lagi bekas-bekas bencana yang dahsyat itu.

 

Bahkan Pulau Krakatau kini merupakan “Eldorado” bagi para ahli tanaman. Sebab di sini mereka menemui burung-burung atau kupu-kupu yang amat langka yang tak pernah ditemui di hutan manapun di dunia. Namun tumpukan lava di dasar Pulau Krakatau masih hendak timbul menengok langit. Maka muncullah pada tanggal 26 Januari 1928 sebuah vulkan kecil. Orang menamakannya Gunung Anak Krakatau.

 

Menurut perhitungan Profesor ahli geologi dari Universitas Yale, Philip Orville, “Gunung Anak Krakatau akan meledak namun belum diketahui kapan. Sebab memang sukar untuk memperoleh data yang tepat kapan sebuah gunung berapi akan meledak. Namun untuk sementara ini orang tak perlu merisaukannya. Ledakan yang sama dahsyathya dengan ledakan Gunung Krakatau mungkin baru akan terjadi beberapa abad lagi.”

 

Keadaan Pulau Krakatau yang sekarang ini sudah penuh dengan fauna dan flora. Dan tidak sembarang orang pergi ke Pulau Krakatau. Profesor Orville mengatakan, “Krakatau adalah simbol yang bagus sekali tentang generasi penerus.”

 

Anak Krakatau yang kini sudah setinggi 200 meter sudah rnulai batuk-batuk. Meskipun, menurut para ahli, tak ada dasar ancaman yang mendadak. Semen-tara ini telah diadakan suatu batas garis sejauh tiga kilometer sebagai zone keamanan yang dilarang dimasuki orang. Seandainya zone keamanan itu tidak dibuat, sampai kini pun tak ada nelayan yang mau bermukim di Pulau Krakatau, yang menurut kepercayaan mereka masih dihuni penuh genderuwo. (Dari berbagai sumber). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Panggonan Wingit: KAMPUNG KUTA, FENOMENA DESA KARUHUN

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: DRAKULA MEMBANGKITKAN DRAKULA

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai pamungkas: MENYELAMATKAN JABANG BAYI DARI CENGKERAMAN WEWE GOMBEL

paranormal
error: Content is protected !!