Panggonan Wingit: NUANSA MISTIS CANDI SADON, MAGELANG
Gunung Lawu merupakan salah satu gunung yang dianggap keramat bagi sebagian besar masyarakat Jawa. adanya anggapan ini tidak terlepas bahwa di gunung yang menjadi perbatasan antara provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah ini pernah menjadi pusat peradaban pada masa lampau. Hal tersebut terbukti dengan banyak ditemukannya jejak prasejarah hingga jejak sejarah yang tersebar di sekitar Gunung Lawu, baik itu di lereng bagian timur yang masih termasuk ke dalam wilayah Jawa Timur maupun bagian barat yang sudah termasuk ke dalam wilayah Jawa Tengah…
Selain dimitoskan sebagai tempat pelarian dan menjadi tempat moksanya Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit, gunung ini juga dikatakan menjadi saksi pelarian Prabu Airlangga yang merupakan salah satu tonggak berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur. Dan mengenai bukti mengenai Gunung Lawu dan beberapa tempat di sekitarnya pernah menjadi tempat pelarian dari Prabu Airlangga adalah keberadaan Candi Sadon.
Bagi beberapa kalangan nama Candi Sadon ini barangkali masih terasa asing. Hal ini dikarenakan letak candi yang tersembunyi dan belum diekspos. Sehingga keindahan corak candi Hindu dan sejarah mengenai bangunan suci yang diperkirakan dibangun sebelum kerajaan Majapahit berdiri ini seolah tersembunyi. Kondisi candi sampai saat ini masih terbilang cukup bagus. Hanya saja yang terlihat saat ini bisa dikatakan hanya sepertiganya saja. Sebab, sisanya masih terpendam di dalam tanah.
Jika dilihat dari coraknya dan bagaimana pahatannya candi ini merupakan candi Hindu. Bahan bangunan yang terbuat dari batu andesit menunjukkan bahwa candi ini dibangun sebelum era Kerajaan Majapahit. Dikatakan demikian karena sebagian besar candi-candi yang dibangun menggunakan bahan berupa batu bata. Selain daripada itu bentuk candi juga menunjukkan akulturasi antara candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jika candi Jawa Timur kebanyakan menjulang langsing dan terkesan ramping. Sedangkan candi di Jawa Tengah berbentuk sedikit tambun dan melebar. Candi ini adalal perpaduan antara keduanya. “Jika dilihat dari bentuknya candi ini menunjukkan perpaduan antara candi yang ada di Jawa Timur dan candi yang ada di Jawa Tengah. Bisa jadi candi ini merupakan salah satu bukti dari perpindahan pemerintahan di Jawa Tengah menuju ke Jawa Timur. Pada masa Empu Sendok dahulu,” ujar Sarnu, selaku juru kunci.
Menurut penuturan juru kunci yang juga merupakan petugas resmi dari dinas BPCB Trowulan, Jawa Timur, candi yang berada di dusun Sadon, desa Cepoko, kecamatan Panekan, Magetan ini kuat dugaan dibangun pada tahun 1018 M.
Selain bentuknya yang unik di dekat candi ini juga ditemukan sebuah bangunan purbakala lainnya. Bentuknya pun tak lazim. Hanya ada sejumlah batu yang dipahat sedemikian rupa hingga menyerupai sebuah rumah, seekor sapi, sebuah topi, dan tempat minum sapi. Bangunan yang berada sekitar 300 meter dari candi sadon ini diduga pula pada zaman dahulunya merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari bangunan Candi Sadon sendiri. Candi Sapi, demikian bangunan tersebut disebut oleh masyarakat setempat. Pada awal sebelum diadakan penggalian oleh dinas terkait baik itu Candi Sadon dan juga Candi Sapi hanyalah seonggok batu yang tertutup oleh belukar. Bangunan peninggalan masa lalu ini pun oleh masyarakat sekitar dianggap keramat. Oleh karenanya masyarakat tidak berani berbuat yang macam-macam di lokasi.
“Sebelum dilakukan penggalian lokasi sini hanya tertutup tanah dan tanaman liar. Meskipun demikian tempat ini bisa dibilang angker. Ini dikarenakan ditempat ini sering terjadi hal-hal yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Bukan itu saja tempat ini juga dianggap sebagai pedanyangan desa sini,” terang Sarnu.
Yang menguatkan dugaan bahwa Candi Sadon ini dibangun dengan corak Hindu bukan saja dibuktikan dengan adanya ornamen patung sapi yang identik dengan Sosok nandi yang merupakan-kendaraan utama dari Dewa Siwa. Namun, adanya Kalamakara yang ada di candi ini semakin menguatkan bahwa Candi Sadon ini dibangun sebagai candi pemujaan bagi umat Hindu di masa lampau.
“Jika dilihat dari bentuknya candi ini adalah candi pemujaan bagi mereka yang memeluk agama Hindu. Bahkan sampai saat ini tempat ini sering dilakukan pemujaan bagi masyarakat yang memeluk agama Hindu. Mereka yang melakukan pemujaan umumnya berasal dari luar kecamatan sini,” tambahnya.
Ditambahkan pula oleh Sarnu bahwa pada waktu-waktu tertentu di candi ini sering kali dijadikan tempat ritual. Umumnya masyarakat yang akan menggelar hajatan baik untuk mantu atau hajatan lainnya senantiasa menggelar selamatan terlebih dahulu di tempat ini. Bahkan jika ada mereka yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa juga sering kali ritual di sekitar candi.
Ornamen-ornamen Candi Sadon yang berbentuk kalamakara atau berbentuk kepala raksasa yang melambangkan sebagai penjaga pintu masuk candi juga terbilang unik. Keunikan ini terlihat dari bentuk kalamakara yang terpahat di kedua bagian sisinya dengan bentuk yang hampir sama. Di bagian depan menjukkan kepala kalamakara laki-laki. Sedangkan bagian belakangnya menunjukkan kalamakara perempuan. Bentuk dari kalamakara ini jika dilihat sepintas akan menyerupai kepala harimau pada Reog Ponorogo. Dengan adanya kemiripan inilah yang membuat Candi Sadon Ini sering pula disebut dengan nama Candi Reog.
Keunikan lain yang ada pada candi ini adalah ditemukannya ornamen naga pada beberapa sisi candi. Sebenarnya di bagian ornamen yang berupa naga ini terdapat angka tahun kapan candi ini dibangun. Hanya saja sayangnya tulisan tersebut telah aus dan membuat sejarah kapan candi ini dibangun menjadi sulit untuk ditentukan. Di beberapa bangunan candi Sadon ini terdapat beberapa kerusakan. Mengenai kerusakan yang ada pada candi ini selain disebabkan oleh proses alam menurut pengakuan Pak Sarnu juga dikarenakan oleh ulah manusia.
“Dahulu pada sekitar tahun 1966 candi ini pernah dirusak oleh mereka yang menamakan diri KAPI/KAMI. Organisasi masa yang Cukup besar pada masa itu menghancurkan beberapa bagian dari candi ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Van Enoch seorang ilmuan dari Belanda candi ini dibangun pada masa kerajaan Medang Kahuripan yang sejaman dengan Prabu Airlangga, tambahnya lagi.
ANGKER
Banyak cerita dari masyarakat yang menyebutkan bahwa Candi Sadon dan Candi Sapi yang letaknya berdekatan ini merupakan tempat yang penuh dengan hal-hal mistis. Banyak kejadian yang tidak bisa diterima oleh nalar sering terjadi di tempat ini. Dan yang pernah menjumpai hal-hal mistis ini bukan satu atau dua orang saja, melainkan banyak orang yang telah berhadapan dengan peristiwa mistis di tempat ini.
“Sekitar beberapa tahun yang lalu candi ini pernah dikunjungi oleh tim penilik dari Jawa Timur. Dan untuk menyambut datangnya rombongan itu diadakanlah sebuah tarian reog Ponorogo untuk menyambutnya. Sontak saja hal ini menarik minat masyarakat setempat untuk menyaksikan kesenian asli Ponorogo tersebut. Banyak masyarakat yang dudukduduk di antara batuan candi. Namun tibatiba salah satu masyarakat yang kesurupan dan naik ke sebuah pohon yang hanya berdiameter 3 cm dengan ketinggian 2,5 meter. Anehnya pohon tersebut tidaklah patah. Orang yang kesurupan tersebut juga meracau tidak jelas. Dan barulah setelah meminta bantuan kepada sesepuh desa orang tersebut bisa disadarkan kembali,” kenang Sarnu.
Juru kunci ini sendiri juga penah mengalami peristiwa mistis. Mengenai peristiwa mistis yang dialami oleh juru kunci ini agak berbeda dengan peristiwa mistis lainnya yang sering dirasakan oleh masyarakat setempat. Jika masyarakat setempat sering dijumpai oleh sosok hitam yang tinggi besar. Namun, pak Sarnu justru ditemui oleh sosok perempuan tua yang berpakaian keraton.
“SOSOk yang menjumpai saya itu berpakaian selayaknya bangsawan tempo dulu. Meskipun sudah tua namun sisa-sisa kecantikan masih tergurat di wajahnya Raut wajah yang menjumpai saya itu juga teduh dan penuh dengan kebijaksanaan. Saat dijumpai oleh sosok wanita itu kira-kira sore menjelang adzan Ashar. Setelah memberikan senyuman kepada saya sosok itu lantas menghilang,” tambangnya lagi.
Mengenai Candi Sapi yang berada tidak jauh dari Candi Sadon ini juga memiliki kisah tersendiri yang juga berbalut hal mistis. Candi ini dipercaya memiliki hubungan erat dengan sosok Dadung Awuk yang dipercaya sebagai penjaga gaib desa ini. Sosok Dadung Awuk ini memelihara kerbau siluman yang bernama Mahesa Danu. Benar tidaknya cerita ini belum ada yang mengetahuinya secara pasti. Hanya saja di sekitar Candi Sadon dan Candi Sapi ini memang banyak warga yang memelihara kerbau dan sapi. Batu yang dipahat sedemikian rupa hingga menyerupai bangunan rumah itu pun sebenarnya bukan sebuah rumah. Akan tetapi merupakan barmgunan/kandang dari kerbau milik Dadung Awuk.
Patung berbentu sapi atau yang jamak disebut dengan nama nandi di Candi Sadon ini memang berbeda dengan patung nandi pada umumnya. Bentuk kepala yang agak menoleh dan seolah-olah sedang memamah makanannya membuat patung ini semakin terlihat keindahannya. Dan oleh keindahannya telah membuat patung ini sering ikut dalam pameran yang diadakan oleh pemerintah dan dinas purbakala. Bukan itu saja oleh karena keindahan yang ada pada patung ini juga telah membuat tangantangan jahat berusaha memilikinya dengan cara mencurinya.
“Patung nandi ini sering kali dicuri oleh mereka yang tidak bertanggungjawab. Akan tetapi saat sore hilang dicuri, paginya patung candi ini telah ada pada tempatnya semula. Saat patung sapi ini hilang dari tempatnya banyak sapi dan kerbau milik warga yang berubah perangainya. Jika pada waktu patung candi ini masih ada pada posisinya semula hewan-hewan tersebut jinak. Namun, saat patung sapi ini hilang hewan-hewan tersebut menjadi berubah perangainya dan menjadi galak. Hewan-hewan tersebut baru menjadi jinak kembali saat patung ini telah kembali pada tempatnya,” pungkas Sarnu. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)