Panggonan Wingit: KAYU GANJIL DI MAKAM KYAI BROJOGENI
Sebatang kayu nangka yang telah mati danroboh | tak jauh dari areal makam tokoh sakti Kyai Brojogeni mengandung unsur mistis yang ganjil. Konon, dulu kayu nangka itu adalah pohon kesayangan dari sosok pendiri desa itu.
Jauh sebelum pohon nangka itu dirawa dan masih liar, terkesan sangat lamban dalam pertumbuhannya. Itulah sebabnya, Mbah Dalal, yang dikenal sebagai sesepuh desa dan memahami gejala mistis yang terkandung dalam sebuah pohon, dan juga mengetahui beragam karakter bertuah aneka unsur kayu, maka batang kayu pohon nangka itupun dirawat di halaman kediamannya.
Sebelumnya, meskipun pohon nangka itu sudah mati dan kering, tetapi tetap tegar berdiri. Baru beberapa tahun ini saja roboh dan tergeletak seperti yang tampak sekarang ini.
Pernah suatu waktu membuar geger warga setempat, karena pohon itu sempat tegak berdiri seperti sedia kala. Namun, dua-tiga hari kemudian tumbang lagi sampai sekarang.
“Dulu pernah terjadi, batang kayu nangka yang tergeletak di tanah itu tibatiba berdiri dengan sendirinya. Padahal sudah tumbang beberapa bulan. Tapi hanya dua-hari kemudian. batang kavu nangka itu robon lagi. Makanya banyak warga yarig heran dengan kejadian itu,” ujar Mbah Dalal, sesepuh desa setempat.
Hingga saat ini, tidak ada seorangpun yang berani mengambil secuil kulit kayu dari batang pohon yang tergeletak itu. Terutama setelah tersebar cerita adanya orangorang yang kesurupan setelah mencoba mengambil kulit kayu tanpa melakukan ritual tertentu meminta ijin pemilik gaibnya.
Umumnya, mereka yang berminat mengambil kulit kayu batang pohon nangka itu adalah para peziarah makam Kyai Brojogeni. Para peziarah itu datang dari berbagai daerah. Bahkan ada yang berasal dari Sumatera, Kalimantan dan lain-lain. Usai mereka berziarah, biasanya mereka mengambil secuil kulit kayu nangka itu untuk cekelan (pegangan). Konon katanya, kulit kayu itu di manfaatkan untuk pengasihan, penglarisan, kesaktian, menjauhkan ladang dari hama-hama dan sebagainya.
Untuk dapat mengambil secuil kayu nangka itu harus meminta ijin lebih dahulu kepada juru kunci makam. Setelah itu dilakukan pembacaan doa di areal makam, sekaligus minta ijin untuk memiliki secuil kayu nangka itu. Tetapi memang biasanya tidak akan diijinkan oleh juru kunci makam, sebab hal itu bisa membuat peziarah tersugesti dengan benda kayu itu yang malahan bisa menjurus kepada kemusyrikan.
Itulah sebabnya, meski peziarah yang datang banyak, tetapi tidak ada yang berminat mengambil secuil kayu nangka itu.
KESURUPAN
Suatu ketika, seorang ibu rumah tangga dari warga desa setempat sengaja mengambil beberapa ranting kayu nangka itu sekadar digunakan sebagai kayu bakar untuk menanak nasi. Kayu nangka itu dicampur juga dengan ranting kayu-kayu dari pohon lain yang diambil seperti biasanya.
Tetapi saat itu terjadi keanehan. Hingga beberapa jam, kayu yang berasal dari pohon nangka itu tidak juga terbakar, meski kayu-kayu dari pohon lain sudah membara menjadi api.
Anehnya lagi, beras yang dimasak itu pun tidak juga matang. Padahal air di dalam panci memasak sudah mendidih. Sedangkan isinya tidak juga berubah menjadi nasi.
Saat ibu itu sedang sibuk memasukkan lagi kayu-kayu bakar dari pohon lain untuk menambah perapian, tiba-tiba matanya sempat melihat sosok kakek berambut putih berdiri di luar rumahnya sambil memegang beberapa ranting kayu.
Ibu itupun sontak berteriak ketakutan hingga kemudian kesurupan. Seketika anggota keluarganya gempar melihat kejadian itu. Beberapa warga datang ke rumah itu ingin melihat apa sesungguhnya telah terjadi.
Lalu mereka mengamati tungku api buat memasak itu. Tampak jelas ada beberapa ranting kayu yang tidak terbakar, sementar ranting kayu lainnya sudah membara dan sebagian menjadi abu.
Suami dari ibu itu segera menyadari bahwa kayu yang tidak terbakar itu diambilnya dari batang kayu nangka yang sudah roboh dekat dengan makam kyai Brojogeni.
Tanpa menunggu waktu lama, saat itu juga kayu-kayu itu diambil dari tungku ap! dan dikumpulkan lagi untuk kemudian dikembalikan ke dekat batang kayu nangka yang roboh itu. Seorang warga yang ikut membantu membawakan kayu-kayu itu berdoa dan berkata meminta maaf kepada penghuni gaib yang diduga menghuni batang kayu nangka itu. Beberapa saat kemudian, ibu itu pun sadar kembali.
Jelas sudah permasalahan penyebab kesurupan ibu itu karena mengambil kayu nangka tanpa ijin terlebih dahulu.
SOSOK KYAI BROJOGENI
Apa yang terjadi pada ibu itu tergolong beruntung. Terutama karena dirinya masih warga asli desa itu hingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Bagaimanapun juga, seluruh warga asli desa itu masih dianggap keturunan atau keluarga besar dari sosok pendiri desa yang bernama Kyai Brojogeni dan istrinya Nyai Langgong.
Makam Kyai Brojogeni terletak di Dukuh Cepoko Kuning, Desa Kedung Kuning, Batang Jawa Tengah. Makam ini dulunya menyatu dengan tempat pemakaman umum desa. Tetapi atas kesepakatan warga. makam
makam penduduk sengaja dipindahkan. Sementara di dekat makam Kyai Brojogeni dan makam isterinya didirikan sebuah musholla beserta kamar mandi dan tempat mengambil wudhu.
Musholla itu disediakan bagi para peziarah yang ingin menunaikan sholat. Tujuannya agar peziarah tidak perlu direpotkan mencari musholla desa yang letaknya agak jauh dari makam tersebut.
Menurut cerita warga setempat, sosok Kyai Brojogeni dikenal sebagai orang pertama yang membuka desa ini. Tentu saja dulunya kawasan ini merupakan hutan lebat yang banyak hewan buas dan juga makhluk gaib yang juga sama buasnya.
Upaya Kyai Brojogeni melakukan babat alas (membuka hutan) tidak sesederhana yang diperkirakan. Terutama karena makhluk gaib yang menghuni kawasan itu dikenal bengis dan kerap membunuh siapapun yang mencoba mengusik keberadaan mereka.
Itulah sebabnya Kyai Brojogeni mengeluarkan segenap kemampuan ilmunya untuk menaklukkan makhluk gaib penghuni hutan. Pertempuran sengit tersebut berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya Kyai Brojogeni berhasil keluar sebagai pemenang.
Seolah sudah menjadi hukum pertempuran, maka siapapun pemenang dalam pertempuran itu yang berhak berkuasa di wilayah yang sebelumnya dikuasai pihak yang kalah. Itu artinya, makhluk gaib yang kalah itu menyingkir ke tempat lain dan tidak boleh menganggu ketenteraman penghuni baru di kawasan itu.
Keilmuan yang dimiliki Kyai Brojogeni yang berhasil melakukan babat alas sekaligus mengusir penghuni gaib itu, kelak dikemudian hari melahirkan satu jenis ilmu yang bernama Ajian Brojogeni.
Ajian Brojogeni termasuk ilmu kuno yang mulai terkikis karena tak banyak orang menguasainya, Karena tebusannya sangat berat serta efeknya sangat mengerikan bila yang memiliki tersebut orang yang kurang bertanggung jawab.
“Dulu Kyai Brojogeni pernah tinggal di daerah bawah sana dekat aliran sungai. Karena kebanjiran maka, mencari hunian baru yang dirasakan tepat,” kata Mbah Dalal kepada penulis sambil tangannya menunjuk lokasi yang dimaksud.
“Awalnya Kyai Brojogeni tinggal di desa ini hanya bersama istrinya saja. Lambat laun, banyak orang dari tempat lain yang datang dan menghuni desa ini,” lanjut Mbah Dalal.
Mbah Dalal menuturkan, Kyai Brojogeni tidak segan-segan berkunjung ke desa lain yang daerahnya tandus dan kering. Lalu dia mengajak warga desa itu untuk pindah dan menetap di desa yang dirintis oleh Kyai Brojogeni.
Upaya ini berhasil. Banyak orang dari desa lain yang pindah dan menetap di Dukuh Cepoko ini untuk memulai hidup baru. Tanah di desa ini memang subur. Hingga penduduknya semakin lama bertambah dan perekonomian berkembang pesat.
Keberhasilan Kyai Brojogeni dalam usahanya memajukan pertanian sekaligus membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka dia diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat.
Atas jasanya itulah setiap jelang puasa diadakan ritual bedol desa dengan menggelar wayang kulit semalam suntuk. Hanya saja, hingga kini tidak diketahui secara pasti kapan persisnya Kyai Brojogeni
melakukan babat alas itu. Di samping juga tidak diketahui asal usulnya. Menurut cerita yang berkembang, beliau termasuk diantara para pejuang Pangeran Diponegoro saat bertempur melawan Belanda pada Perang Jawa (1825-1830).
Ketika Pangeran Diponegoro ditangkap dalam sebuah pertemuan licik yang dilakukan Jenderal De Kock, memang banyak panglima perang dan pejuangnya yang bertebaran ke berbagai daerah. Besar kemungkinan, Kyai Brojogeni termasuk diantara perwira pasukan perang Pangeran Diponegoro.
Beberapa hal yang mungkin dapat dicirikan adalah kebiasaan para peziarah yang harus melepas topi saat berziarah ke makam Kyai Brojogeni. Tradisi ini mirip dengan tradisi militer Kerajaan saat itu, di mana siapapun yang hendak bertemu dengan para perwira yang berpangkat lebih tinggi, maka diharuskan melepas topi.
Namun demikian, ada juga tradisi bagi peziarah perempuan yang tidak boleh memasuki areal makam saat sedang nggarapsari (menstruasi). Paling tidak bersabar menunggu hingpa menstruasinya tuntas, baru diperbolehkan datang berziarah. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)