Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: JEJAK MAKAM KERAMAT DI OBSEVATORIUM BOSSCHA, BANDUNG

Panggonan Wingit: JEJAK MAKAM KERAMAT DI OBSEVATORIUM BOSSCHA, BANDUNG

Di kawasan Lembang, Bandung, Jawa Barat, terdapat sebuah Gedung Peneropongan Bintang yang populer dengan sebutan OBSERVATORIUM BOSSCHA. Konon gedung tersebut merupakan satu-satunya tempat pengamatan dan penelitian keadaan benda-benda langit tertua yang ada di negeri ini.

 

Observatorium Bosschna didirikan tahun 1923 oleh seorang ilmuwan asal Negeri Jerman yang bernama Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha atas prakarsa Belanda. Pada masanya (1923-1926), observatorium tersebut sempat terkenal sedunia sebagai tempat peneropongan bintang yang memiliki ukuran lensa paling besar.

 

Di samping telah menjadi bagian dari benda cagar budaya yang sangat dilindungi, karena memiliki nilai sejarah yang besar serta artistik bangunannya yang unik, Observatorium ini sekaligus telah menjadi bagian penting untuk sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan kita, khususnya bidang astronomi.

 

Observatorium ini biasanya dimanfaatkan sebagai media pengamatan benda-benda langit yang berkenaan dengan kepentingankepentingan pengetahuan dan kehidupan keseharian kita. Seperti, mengamati pergerakan tata surya, kejadian gerhana dan pengamatan munculnya bulan baru dalam setiap penetapan penanggalan Islam.

 

Selain dikenal sebagai tokoh pendiri gedung observatorium di Bandung khususnya, nama KAR Bosscha dikenal sebagai seorang ilmuwan besar yang paling hanyak menyumbangkan karya-karya pengetahuannya. Seperti memprakarsai berdirinyaTECHNISCHE HOGESCHOOL (ITB sekarang) dan pendirian SOCIETEIT CONCORDIA atau Gedung Merdeka, yang pada tahun 1955 sempat terkenal ke seantero dunia, karena dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang menghasilakan keputusan Dasa Sila Bandung.

 

Selain itu, di kawasan dataran tinggi Pangalengan, Bandung Selatan, KAR Bosscha dikenali sebagai seorang ahli sekaligus pemilik lahan perkebunan teh yang sangat terkenal. Karena di sana, selain membuka lahan perkebunan yang sangat luas, beliau pun sekaligus mendirikan sebuah pabrik tempat pengolahannya yang berada di kawasan Pegunungan Malabar. Sehingga tatkala pada sekitar tahun 1928 beliau meninggal, konon atas permintaannya sendiri, beliaupun dikuburkan di sana, dengan sebuah cungkup makam yamg sangat unik, menyerupai gedung peneropongan bintang tersebut.

 

Observatorium Bosscha sendiri dibangun di atas sebuah bukit yang berada di kawasan utara Kota Bandung, yakni di kawasan dataran tinggi Lembang yang berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kc Bandung atau 10 kilometer arah selatan Gunung Tangkuban Perahu.

 

Alasan dipilihnya Bukit Lembang sebagai lokasi berdirinya observatorium,konon selain karena tempatnya dianggap sangat strategis lantaran berada di atas ketinggian bukit, juga karena keadaan udara dan tiupan angin di kawasan tersebut dinilai sangat mendukung. Sehingga pergerakan benda-benda langit bisa teramati dengan sangat jelasnya.

 

Di samping memiliki nilai fungsi sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang menarik bagi pelajar, kini kawasan Observatoriun Bosscha banyak pula dikunjungi para wisatawan, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar negeri. Umumnya mereka tertarik karena melihat segi keunikan bangunan serta keberadaan kawasan tersebut.

 

Namun, sebagaimana informasi yang penulis dapatkan saat melakukan peliputan ke sana baru-baru ini, bahwa untuk bisa mengunjungi kawasan Observatorium Bosscha tersebut konon tidaklah dapat dilakukan dalam waktu yang sembarangan. Melainkan, sebelumnya harus ada semacam konfirmasi terlebih dahulu. Hal itu dilakukan, tidak lain agar keberadaan kawasan: bangunan cagar budaya tersebut bisa terus terjaga Kelestariannya.

 

Sebagaimana halnya kebiasaan penulis yang tidak semata datang ke kawasan tempat-tempat tertentu itu sekadar ingin mengetahui keindahan tempatnya saja. Melainkan, ada hal-hal lainnya yang ingin diketahui, yaitu menyusuri nuansa mistik.

 

sebenarnya selentingan kabar mengenai adanya mistik dan kegaiban di sekitaran kawasan berdirinya Observatorium Bosscha tersebut, telah penulis endus sejak satu tahunan lalu. Yakni tatkala penulis melakukan peliputan ke kawasan Kampung Cibodas, Lembang.

 

Dimana, seperti yang sempat banyak dituturkan oleh sejumlah warga disana, konon di kawasan bukit tempat berdirinya gedung peneropongan bintang itu, dahulunya merupakan kawasan yang terbilang wingit atau keramat. Karena disana ada sebuah makam petilasan seorang leluhur yang sangat dikeramatkan. Sehingga banyak diziarahi orang.

 

“Mereka yang datang untuk berziarah itu, tidaklah hanya sebatas dari perkampunganperkampungan sekitar Lembang ini saja. Melainkan, banyak juga yang dari Bandung dan Kota-kota lainnya,” cetus salah seorang warga yang sempat ditemui ketika itu.

 

Bahkan, dari pengakuan-pengakuan yang terlontar itu, diantaranya ada pula yang menyebutkan satu demi satu nama-nama juru kuncinya. Sedangkan mengenai maksud-maksud khusus yang pernah ramai terdengar ketika itu, konon kebanyakannya adalah yang menginginkan hasil panennya meningkat. Sebab dari kebanyakan orang yang pernah datang berziarah itu, diantaranya tiada lain adalah para petani yang berasal dari Kampung Cibodas tersebut.

 

Namun, tatkala coba ditanyakan mengenai nama tokoh leluhur yang makamnya ada di kawasan gedung peneropongan tersebut, sejumlah orang yang umumnya berprofesi sebagai petani sayuran itu, pada umumnya pun menyatakan kurang tahu menahu. Hanya mereka konon lebih mengenalnya denga sebutan Eyang Sepuh saja.

 

Sementara, dari hasil investigasi yang dilakukan oleh penulis ke lokasi baru-baru ini, malah didapati keterangan bahwa keberadaan makam keramat itu, kini sudah tidak ada lagi. Sebab, sebagaimana keterangan yang didapat dari dua orang petugas keamanan di sana, dikatakan bahwa konon atas perintah dari kepala pengelola observatorium tersebut, maka sejak sekitar tahun 1994 lalu, keberadaan makam keramat itu telah ‘dihilangkan’. Yang caranya, hanya dengan meratakan gundukan tanahnya saja, lalu ditanami rerumputan sebagai upaya penghilangan jejaknya.

 

“Jadi, pada saat itu tidak dilakukan upaya penggalian ataupun prosesi pemindahan isi makamnya sama sekali. Sebab yang dihilangkan hanyalah gundukan tanah dan bekas-bekas ciri bagian atasnya saja. Sementara isi tanah atau makamnya sendiri, sama sekali tidak dilakukan penggalian sedikitpun,“ kata Suhana (50 tahun), petugas keamanan yang juga mengaku menjadi saksi mata penghilangan makam keramat tersebut. Pernyataan tersebut diiyakan oleh seorang temannya.

 

Diceritakan, bahwa awal sebab hingga dihilangkannya makam keramat yang pernah ada di sekitar lokasi Observatorium Bosscha itu, konon bermula dari sebuah cerita kejadian yang unik. Yaitu ketika sekitar tahun 1994 tersebut, ada salah seorang kepala pengelola observatorium yang berniat pulang setelah seharian bertugas.

 

Namun tatkala ia hendak memundurkan mobilnya, lajunya itu tiba-tiba malah tertunda, karena merasa terhalangi oleh adanya seseorang yang tengah duduk khusyuk di depan makam yang keberadaannya tidak terlalu jauh dengan tempat parkirnya. Konon, kejadian tersebut dialami berulang kali. Hingga saking merasa kesalnya, beberapa hari kemudian ia memerintahkan bawahannya untuk menutup atau menghilangkan keberadaan makam keramat tersebut.

 

Seiring dengan “dihilangkannya” makam keramat itu, maka semenjak dari saat itu pula para pengunjung yang datang ke sana tidak dibebaskan lagi alias hanya merekamereka yang bertujuan jelas saja yang akan dilayani. Hingga sekitar 500 meteran sebelum sampai ke lokasinya, Kini dibuat semacam pagar pengamanan dengan penjagaan yang cukup ketat. Tujuannya tiada lain, agar antara kepentingan ilmu pengetahuan dan hal-hal yang berbau mistik, tidak tercampur adukkan di sana.

 

Namun nyatanya, meskipun keberadaan makam keramat di kawasan Observatorium Bosscha tersebut kini telah tiada dan nyaris tidak terdengar lagi ceritanya, tetapi warna-warni cerita yang menggambarkan adanya kegaiban atau kemisterian yang terangkat dari sana, hingga sekarang pada kenyataannya masih ada atau tidak ikut menghilang begitu saja. Sebab sebagaimana pengakuan sejumlah orang, cerita atau kejadian-kejadian yang bernuansakan kemisterian di kawasan itu, masih kerap terdengar. Hal itu, utamanya banyak dialami dan ditemui oleh mereka yang menjadi petugas keamanan. Peristiwanya pun kerap terjadi manakala mereka kebagian jaga malam.

 

Seperti halnya pengalaman yang dialami langsung oleh Suhana, petugas keamanan yang mengaku lebih dari 20 tahun bekerja di sana. Pada Suatu malam, tatkala dirinya kebagian bertugas. Ketika tengah berkeliling persama seorang temannya yang bernama Asep. Saat sampai ke lokasi samping gedung yang mana dahulunya merupakan sebuah makam keramat itu, tiba-tiba saja sekedipan matanya menangkap adanya bayangan seseorang berpakaian serba putih yang berjalan seperti menghindar tatkala mereka datang. Namun, tatkala coba mereka kejar dengan menggunakan lampu senter besar yang dibawanya, bayangan yang berwujud seorang laki-laki tua itu, malah menghilang dalam kegelapan. Hanya, karena konon adanya kejadian atau pengalaman yang semacam itu bukanlah hal yang aneh lagi bagi mereka, maka dengan tanpa banyak berbicara, merekapun segera meninggalkan tempat itu, dan melanjutkan tugasnya.

 

Sebagaimana diceritakan pula oleh Suhana, bahwa biasanya ada tandatanda khusus manakala ia atau temantemannya yang lain akan menemui adanya penampakan gaib di kawasan bekas makam tersebut, yaitu bilamana Kopi yang diminum atau rokok yang dihisap telah tiba-tiba terasa sangat nikmat sekali,

 

“Bahkan suatu Kali, saya merasakan nikmatnya minum kopi itu hingga bisa menghabiskan sampai empat gelas hanya dalam satu kali minum. Sedangkan sebatang rokok yang dihisap begitu terasa nikmatnya, dan seakan tidak habis-habis,” akunya serius dan diiyakan pula oleh seorang temannya itu. Selain Suhana dan petugas keamanan lainnya yang mengaku sering memergoki adanya penampakan gaib di kawasan sekitar gedung peneropongan bintang itu adalah juga sejumlah pengunjung lainnya.

 

Bahkan, seorang mahasiswa kepada penulis ada pula yang mengaku bisa berdialog dengan penunggu gaib kawasan tersebut. Hanya, karena alasan tidak mau diekspos, mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung itu, tidak begitu banyak menceritakan pengalaman atau pengetahuan mistiknya, dengan alasan.

 

“Tidak terlalu penting untuk diketahui secara : umum,” kilahnya.

 

Sementara sebagaimana sebuah berita lainnya yang sempat pula didengar oleh penulis, menyangkut cerita tentang pernah adanya gundukan tanah yang diyakini sebagai sebuah makam keramat di sekitaran kawasan Gedung Peneropongan Bintang tersebut. Baru-baru ini malah konon sempat pula ada seorang ahli botani yang melakukan penelitiannya, dengan memergunakan sebuah alat pendeteksi kandungan tanahnya, ia pun mencoba mendeteksinya.

 

Kesimpulan akhirnya menyatakan bahwa memang di sekitaran itu ada sebuah benda asing yang terkubur. Hanya, iapun tidak bisa memastikan, apakah itu merupakan jasad dari seseorang ataupun benda pendaman lainnya. Untuk bisa lebih memastikannya tiada lain hanyalah perlu dilakukan penggalian saja. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: KUNTILANAK DI POSKO KKN

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: TERJEBAK NAFSU HANTU

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN KEDONO KEDINI DIJAGA ULAR BERKEPALA MANUSIA

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!