Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: PRAMBANAN, RORO JONGGRANG & BANDUNG BONDOWOSO

Panggonan Wingit: PRAMBANAN, RORO JONGGRANG & BANDUNG BONDOWOSO

Ketika Kerajaan Prambanan diserang dan berhasil dikuasai oleh Kerajaan Pengging, maka, kehidupan pun mulai terusik. Tak ada lagi keamanan, bahkan kedamaian pun mulai hancur akibat ulah para prajurit Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso…

 

Pada suatu zaman, di bilangan selatan Jawa Tengah, terdapat Kerajaan Prambanan yang cukup besar, tenteram, damai, subur, makmur dan seluruh rakyatnya hidup dengan bahagia tak kurang suatu apa. Boleh dikata, kala itu, Kerajaan Prambanan bak secuil tanah surga yang sengaja dijatuhkan oleh Sang Maha Pencipta ke bumi.

 

Keadaan Kerajaan Prambanan yang serba tenang dan teratur, sudah barang tentu membuat iri kerajaan-kerajaan lain yang ada di sekitarnya. Hingga akhirnya, pada suatu ketika, Kerajaan Prambanan diserang habishabisan oleh Kerajaan Pengging. Serangan yang datang demikian mendadak, membuat pasukan Kerajaan Prambanan harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan sejengkal tanah airnya. Di sana-sini tampak mayat prajurit dan rakyat bergelimpangan, ada yang mengerang kesakitan, banyak pula yang terbujur kaku. Sementara, di sebelah sana, tampak bangunan yang terbakar bak obor raksasa. Apinya menjilat-jilat ke angkasa raya.

 

Dalam waktu yang singkat, akhirnya, Kerajaan Prambanan berhasil dikuasai oleh Kerajaan Pengging. Sejak itu, kehidupan pun mulai terusik. Alih-alih akan berusaha untuk menyambung hidup, untuk mendapakan perasaan aman pun sudah semakin sulit. Hampir tiap saat, para prajurit Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso selalu membuat ulah.

 

Lagi-lagi, rakyat kecil yang menjadi korbannya…

 

Rakyat Prambanan yang biasa hidup merdeka, kini merasa hidup dalam bayingbayang ketakutan. Betapa tidak, Bandung Bondowoso adalah seorang pemimpin yang kejam. Hampir tiap saat, ia selalu berkata di depan rakyatnya: “Siapa pun di antara kalian yang tidak menuruti perintahku, maka, akan mendapatkan hukuman berat!”

 

Tak ada yang berani membantah. Di sana-sini, yang terdengar hanyalah helaan napas berat. Maklum, selain memiliki kesaktian yang luar biasa, Bandung Bondowoso juga menguasai pasukan jin.

 

Itulah sebabnya, kenapa seluruh rakyat Kerajaan Prambanan hanya bisa diam dan memanjatkan doa kepada Sang Maha Hidup, agar, negeri mereka dapat kembali merdeka seperti dulu.

 

Waktu terus berlalu, ternyata, diam-diam, Bandung Bondowoso selalu memperhatikan Loro Jonggrang, si jelita yang merupakan putri dari Raja Prambanan. Tubuhnya yang sintal dengan balutan kulit kuning langsat dan rambut yang panjang terurai serta senyum yang menawan, ditambah dengan tutur katanya yang lembut, membuat Bandung Bondowoso menjadi kasmaran.

 

Tiap detik, yang ada dalam angannya hanyalah sosok Loro Jonggrang dengan senyumnya yang menawan.

 

“la harus menjadi milik dan pendampingku,” demikian tekadnya.

 

Perasaan itu terus saja dipendamnya dalam hati. Hingga pada suatu hari, Bandung Bondowoso pun mendekati Loro Jonggrang Sambil berkata: “Aduh… manisnya, bersediakah engkau menjadi permaisuriku?”

 

Loro Jonggrang tersentak. Sejenak ia terdiam mencari akal. Ia seolah dipaksa untuk menelan buah simalakama, dimakan ayah mati, dibiarkan ibu mati. Loro Jonggrang sadar, jika menolak, Maka, seluruh rakyat dan seluruh keluarga kerajaan bakal dihancurkan oleh Bandung Bondowoso, sementara jika menerima, ia sendiri tak pernah bisa mencintai sosok Yang demikian kejam itu.

 

“Bagaimana Loro Jonggrang?” Desak Bandung Bondowoso.

 

Dengan berakhirnya kata-kata itu, Jonggrang pun mendapatkan akal dan menjawab: “Saya bersedia asaikan mau memenuhi satu persyaratan.

 

“Boleh” Na…ha…” sahut Bandung manja,

 

“Apa yang engkau inginkan? Harta yang berlimpah? Atau istana Yang megah? cepak semuanya, lalu, apa syaratnya?” Desak bandung Bondowoso.

 

“Buatkan seribu candi dalam waktu semalam,” potong Loro Jonggrang.

 

“Hah… seribu buah?” Tanya Bandung Bondowoso meyakinkan.

 

“Benar Tuan, dan dalam waktu semalam,” tandas Loro Jonggrang sambil tersenyum.

 

Kemarahan yang mulai memuncak pun berangsur-angsur turun. Senyum Loro Jonggrang membuat Bandung Bondowoso tidak berkutik. Setelah menghela napas dan menghembuskannnya beberapa kali, Bandung Bondowoso pun berkata: “Baik… aku penuhi persyaratanmu!”

 

Tak lama kemudian, Bandung Bondowoso pun menemui penasihatnya di istana. Setelah menceritakan apa yang baru saja dialaminya, sang penasihat pun berkata, “Tuan bisa memenuhi permintaan Loro Jonggrang.”

 

“Mana mungkin?” Potong Bandung Bondowoso.

 

“Sangat mungkin, bukankah tuan memiliki pasukan Jin?” Ujar sang penasihat balik bertanya.

 

“Ha… ha… ha… benar, benar, kalau begitu, sipakan segala sesuatunya,” demikian kata Bandung Bondowoso sambil berlalu.

 

Tanpa perlu berlama-lama, setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Bandung Bondowoso pun menuju ke sebuah altar batu. Ia tampak menundukkan kepala, sementara, mulutnya merapalkan mantra-mantra.

 

Seiring dengan kedua tangannya yang dibentangkan lebar-lebar, terdengar suaranya yang menggelegar, “Pasukan Jin, segera datang untuk membantuku!”

 

Bersamaan dengan berakhirnya suara itu, mendadak, udara yang semula cerah berubah menjadi gelap. Angin pun seolah enggan bertiup. Suasana demikian sunyi dan mencekam… tak berapa lama, dari berbagai arah muncul pasukan Jin yang sengaja dipanggil oleh Bandung Bondowoso.

 

“Apa yang harus kami lakukan?” Demikian tanya pemimpin pasukan Jin itu dengan takzim.

 

“Bantu aku membuat seribu candi. dalam semalam,” demikian kata Bandung Bondowoso tegas.

 

Mendengar itu, kepala pasukan Jin segera membagi tugas. Dan tak berapa Iamz kemudian, para Jin sudah mulai bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Ada yang membawa batu-batu besar, ada yang mengukir, bahkan ada pula yang menyusunnya. Dalam waktu singkat, di sana-sini, tampak bangunan candi yang sudah mulai jadi….

 

Nun… di sebelah sana, Loro Jonggrang dan para pengikutnya yang diam-diam turut mengamati apa yang diperbuat oleh Bandung Bondowoso menjadi cemas. Ia tak pernah menyangka, Bandung Bondowoso mendapat bantuan dari pasukan Jin. Sejenak ia terdiam. Dan beberapa saat kemudian, ia meminta seluruh dayang Kerajaan Prambanan untuk berkumpul. Ada yang diminta untuk mengumpukan jerami dan menimbunnya di suatu tempat kemudian membakarnya, sementara, sebagian lainnya diperintahkan untuk menumbuk lesung.

 

Dan benar, tak lama kemudian, di sebelah timur, tampak semburat merah. Bahkan, sayup-sayup terdengar suara lesung….

 

Makin lama, warna merah di timur semakin terang dan suara lesung pun kian nyata, Keadaan mirip seperti fajar yang menyingsing….

 

Mengetahui kenyataan itu, pasukan Jin yang tengah bekerja merasa terganggu. Bahkan beberapa dari mereka langsung berteriak, “Hati-hati, matahari akan segera terbit!”

 

“Selamatkan diri kalian jika tak mau dihanguskan oleh sinar matahari,” demikian teriak yang lain.

 

Mendengar itu, maka, tanpa perlu dikomando, pasukan Jin pun segera pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso tak mampu berbuat banyak. Ia hanya bisa diam tatkala melihat pasukan Jin itu meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai.

 

Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat pembangunan candi. “Semua yang engkau minta sudah kupenuhi. Sekarang, silakan hitung,” demikian katanya kepada Loro Jonggrang.

 

Dan apa yang terjadi, setelah dilakukan penghitungan, ternyata jumlahnya hanya 999 buah. “Kurang satu, berarti Tuan telah gagal,” demikian kata Loro Jonggrang.

 

Bandung Bondowoso Iangsung tergugu. la tak menyangka jika pasukan Jin yang selama ini menjadi andalannya tak mampu menyelesaikan apa yang dimintanya. Kemarahannya pun langsung memuncak, “Tidak mungkin!” Hardiknya sambil menatap tajam Loro Jonggrang.

 

“Silakan Tuan hitung sendiri,” jawab Loro Jonggrang tegas.

 

Merasa mendapatkan perlawanan, maka, Bandung Bondowoso pun menjadi semakin marah.

 

“Kalau begitu, engkau yang melengkapinya!” Ujarnya sambil menunjuk Loro Jonggrang.

 

Sontak, tubuh Loro Jonggrang berubah menjadi patung batu.

 

Sampai sekarang, candi-candi tersebut lebih dikenal dengan sebutan Candi Loro Jonggrang, namun, karena terletak di wilayah Prambanan, maka, Candi Loto Jonggrang juga dikenal dengan sebutan Candi Prambanan. (Dari berbagai sumber terpilih). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: KERIS SAKTI SETAN KOBER

Kyai Pamungkas

Cara Mendeteksi Power Benda Bertuah

Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: PETAKA DI DESA KANIGORO

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!