Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: CANDI KALICILIK, BLITAR

Panggonan Wingit: CANDI KALICILIK, BLITAR

Berbagai kejadian supranatural yang nyaris tidak terjamah akal dialami oleh beberapa warga yang mencoba mendapatkan sesuatu secara gaib dari Candi Kalicilik. Sejak itu, candi yang terletak di tengah permukiman warga tersebut tidak ada yang berani mengausiknya..

 

Candi Kalicilik. Demikian masyarakai lebih mengenalnya. Mungkin karena letaknya di Dusun Kalicilik, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Nama sebenarnya candi itupun, Candi Puton atau Candi Genengan menjadi kurang banyak dikena masyarakat.

 

Seperti umumnya candi-candi di Jawa Timur, Kalicilik merupakan sebuah candi yang bersifat Hindu. Bukti akan hal ini di antaranya ditandai dengan adanya Arca Mahakala dan Arca Syiwa Mahaguru. Sayangnya, arca-arca yang dulu menghiasi halaman candi itu tidak bisa tagi didapati.

 

Seingat warga sekitar Candi Kalicilik, dulu banyak sekali arca yang terdapat di komptek Candi Kalicilik. Kondisi sejumlah benda purbakala itupun baik-baik saja. Namun setelah meletus peristiwa G 30 S PKI yang terjadi pada tahun 1965, terjadi pengrusakan besar-besaran. Akibatnya sebagian arca hancur dan sebagian lainnya raib dicuri.

 

Pencurian demikian ternyata tidak hanya terjadi di jaman kemerdekaan saja. Di jaman pra kemerdekaan, kasus serupa juga terjadi. Dugaan ini mencuat bersama proses pemugaran candi yang dilakukan oleh Dinas Suaka Purbakala pada tahun 1992/1993. Dari proses pemugaran tersebut bisa diketahui, ternyata sebuah ruangan khusus yang terdapat di dalam candi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah atau harta benda kerajaan dalam keadaan kosong melompong.

 

Kemungkinan pencurian itu dilakukan pada sekitar tahun 1913. Alasannya, pada tahun tersebut pihak kolonial Belanda melakukan pemugaran terhadap candi tersebut. Tujuan pemugaran itu sendiri konon sebagai langkah antisipasi bangunan candi atas bahaya keruntuhan. Tetapi benarkah demikian? Tidak ada yang berani memastikan.

 

Yang jelas, di dalam ruangan Candi Kalicilik terdapat simbol kejayaan Kerajaan Majapahit yang berupa sebuah panel relief Surya Majapahit. Untuk bisa memasuki ruangan candi, ada sekitar 13 anak tangga yang terbuat dari bata merah. Sejumlah anak tangga tersebut merupakan satusatunya akses jalan menuju ruangan dalam candi.

 

Pada salah satu sisi Candi Kalicilik, terdapat sebuah angka tahun yang mengisyaratkan angka 1271 Saka atau 1349 Masehi. Mengacu pada angka tahun yang ada, maka Candi Kalicilik disebut-sebut sejaman dengan Raja Tribuana Tungga Dewi dari Kerajaan Majapahit.

 

Bukan hanya karena lokasinya yang mudah dijangkau, jika Candi Kalicilik hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. Tetapi mungkin daya tarik candi tersebut. hingga banyak yang penasaran ingin mengunjunginya. Mereka pun datang dari berbagai penjuru. Tujuan kunjunganyapun bermacam-macam. Mulai dari yang sekedar melihat-lihat, hingga yang berkunjung dengan misi-misi yang bersifat spiritual.

 

Beberapa warga sekitar candi acapkali melihat pengunjung melakukan ritualan. Aktivitas spiritual tersebut di antaranya ditandai dengan pembakaran kemenyan atau batang-batang hio. Dalam kepercayaan mereka, berbagai keperluan bisa disampaikan ketika ngalab berkah ke Candi Kalicilik. Mulai dari permohonan keselamatan, rejeki hingga hal-hal yang berhubungan dengan derajat, kedudukan.

 

“Tetapi, hal itu dilakukan oleh mereka yang mempercayainya. Sedang warga di sekitar candi sendiri tersebut memandang candi tersebut tidak lebih dari sebuah peninggalan purbakala,” ujar Wahyudhi, salah seorang warga yang pernah tinggal bersebelahan dengan lokasi Candi Kalicilik.

 

Pernyataan Wahyudhi ini sekaligus sebagai sebuah konfirmasi, bahwa sas-sus yang selama ini mengatakan bahwa warga setempat sering melakukan ritual suguh di Candi Kalicilik itu tidaklah benar.

 

“Jika ada yang datang ke Candi Kalicilik lalu melakukan ritual suguh atau nyadran dan sebagainya, itu tidaklah benar. Yang melakukan hal-hal demikian itu, justru pengunjung yang datang dari luar,” tegas Wahyudhi.

 

Aktivitas spiritual lainnya yang tidak kalah menariknya bagi warga sekitar candi adalah upaya perburuan benda-benda pusaka seperti keris dan tosan aji. Kegiatan perburuan benda-benda pusaka ini lazim dilakukan pada malam hari. Sebagian di antara mereka ada yang mengaku berhasil mendapatkannya. Sedang sebagian lainnya, terpaksa harus pulang dengan tangan hampa.

 

Namun sejak terbetik berita bahwa ada seorang pemburu pusaka yang terpaksa harus mengembalikan benda buruannya ke Candi Kalicilik, sejak itu pula aktivitas perburuan pusaka mereda dengan sendirinya. Isu yang beredar menyebutkan, pemburu yang bersangkutan merasa diteror oleh penampakan sosok lelaki kekar yang berbusana ala prajurit kerajaan. Konon, prajurit tersebut bersenjatakan sebuah tombak yang terhunus.

 

Bukan hanya itu saja. Konon, si pemburi tersebut tiba-tiba berubah perangainya. Yang semula penyabar tiba-tiba menjadi temperamental dan mudah tersinggung. Perubahan tersebut membuat sang istri sempat kebingungan. Puncaknya, sang istri pun kemudian mengadukan perubahan sikap suaminya yang tidak sewajarnya itu kepada mertuanya yang secara kebetulan memiliki kepekaan spiritual.

 

Dari hasil perterawangan sang mertua, akhirnya diketahui penyebabnya. Perubahan perangai itu disebabkan oleh sebuah pusaka yang didapatkan dari Candi Kalicilik. Satu-satunya solusi agar suaminya kembali normal dan tidak lagi temperamental, harus dikembalikan ke tempatnya semula. Dan ternyata benar, setelah pusaka itu dikembalikan ke tempatnya semula, keadaannya kembali normal seperti sediakala.

 

Kasus itupun akhirnya dijadikan semacam peringatan. Karena sejak kejadian tersebut, orang menjadi berpikir seribu kali setiap kali muncul keinginan berburu benda-benda pusaka dan benda-benda bertuah lainnya di Candi Kalicilik. Candi Kalicilik itupun menjadi tidak ada yang berani mengusiknya.

 

Terlebih dengan cerita-cerita yang berkembang di masyarakat. Kabarnya, sesekali terlihat penampakan di lokasi candi yang berpagar kawat berduri itu. Penampakan demikian sering terjadi di malam hari. Meski hanya sekedar penampakan, dan nyaris tidak pernah mengganggu, namun sudah cukup membuat orang ketakutan jika melintas candi itu pada malam hari.

 

Tungku

 

Boleh dikata, Blitar merupakan kota seribu candi. Sebab, hampir setiap sudut wilayahnya terdapat situs candi dan bermacam peninggalan purbakala lainnya peninggalan purbakala yang dimaksud di antaranya berupa arca, prasasti, lingga, yoni, umpak dan sebagainya. Semuanya terawat dengan baik, baik yang telah dimuseumkan di Museum Penataran atau yang terdapat di sejumlah lokasi.

 

Dibandingkan dengan sejumlah candi yang terdapat di Kabupaten Blitar, Candi Kalicilik memiliki keunikan tersendiri. Dinding-dindingnya tersusun dari bata merah. Tidak seperti kebanyakan candi yang ada, di mana dinding-dindingnya tersusun dari batu andesit. Mungkin inilah sebabnya, Candi Kalicilik dipandang memiliki keistimewaan tersendiri dibanding sejumlah candi lain yang tersebar di wilayah Kabupaten Blitar.

 

Menurut beberapa warga yang bermukim di sekitar candi, dulunya mereka sering menemukan bata merah serupa dengan dinding-dinding Candi Kalicilik. Bata merah tersebut sering ditemukannya secara tidak sengaja. Biasanya ketika mereka menggali tanah pekarangannya hingga kedalaman 1 meter atau 2 meter.

 

Rupanya, kejadian-kejadian penemuan tersebut masih segar dalam ingatan Wahyudhi.

 

“Dulu itu memang sering sekali warga sekitar Candi Kalicilik menemukan bata ‘ merah yang memiliki kesamaan dengan yang dibuat sebagai dinding-dinding Candi Kalicilik. Penemuan tanpa sengaja itu, biasanya terjadi saat mereka menggali tanah pekarangannya,” kenang Wahyudi.

 

Lebih jauh dikatakan Wahyudi, tidak sedikit di antara mereka yang menggunakan bata merah itu untuk pawonan tempat memasak. Bata merah itu disusun sedemikian rupa dengan perekat semen atau luluhan.

 

“Bahkan, ada juga beberapa di antara mereka yang sempat menemukan arca secara tidak sengaja, ketika menggali tanah pekarangannya,” tegas Wahyudi.

 

Dengan kesadarannya sendiri, mereka yang menemukan arca-arca itu biasanya secara suka rela akan membawa temuannya ke kompleks Candi Kalicilik. Tak satu pun di antara mereka yang menyimpannya di rumah, apalagi hingga menjualnya.

 

“Ada semacam ketakutan bagi mereka yang menemukan arca untuk disimpan di rumah. Apa yang menyebabkan mereka takut menyimpan arca temuannya di rumah, terus terang saya tidak tahu. Tetapi mungkin saja tidak ingin menanggung resiko atas kemungkinan buruk yang tidak diinginkan,” urai Wahyudhi menjelaskan.

 

Berbagai peristiwa penemuan yang diduga ada kaitannya dengan Candi Kalicilik itu, kini hampir tidak pernah lagi terjadi. Namun berdasarkan berbagai kejadian tersebut, besar kemungkinan areal Candi Kalicilik ini lebih luas dari yang seperti terlihat sekarang ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: MAHLUK ASING MIRIP MANUSIA

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: MEMBURU MAKHLUK GAIB PENJARAH IKAN DI TAMBAK

paranormal

Panggonan Wingit: POHON SUNDEL BOLONG

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!