Panggonan Wingit: BATU KERAMAT DI DESA CEMARAJAYA
Hampir sebagian besar warga Desa Cemarajaya, Karawang, Jabar, terdiri dari etnik Cina. Menurut sejarah, mereka adalah pelarian dari Batavia ketika warga etnik Cina dibantai VOC pada tahun 1740. Apa yana unik dengan desa ini…?
Desa Cemarajaya persisnya terletak di tepian pantai Ujung Karawang, Jawa Barat. Saat penulis mengunjungi desa ini, tampak keadaan yang sunyi. Bukan berarti ini karena ada sesuatu yang mencekam. Rupanya, penyebab keadaan ini lantaran hampir setiap warga di siang hari, punya kesibukan di tambak-tambak udang dan bandeng. Pemiliknya seratus persen etnik Cina. Namun demikian, tak berarti mereka sebagai warga pendatang atau bahkan asing, sebab mereka memang telah mendirikan desa ini ratusan tahun silam. Dari sejumlah 4970 jiwa penduduk Desa Cemarajaya, 606 merupakan etnik keturunan Cina.
Menurut sejarah, pada tahun 1740 terjadi pembantaian etnik Cina oleh VOC di Batavia, sebab perekonomian di Batavia dikuasai etnik Cina. Orangorang Cina yang pemberani, membikin kekuatan dan melakukan pemberontakan. Namun yang tak memiliki kekuatan, lebih baik cari aman, yaitu keluar dari Batavia. Mereka melarikan diri dari Pelabuhan Sunda Kalapa, naik tongkang ke arah Timur. Banyak di antaranya mendarat di Pantai wilayah Ujung Karawang ini.
Banyak kebudayaan di Cemarajaya mirip kebudayaan di Batavia, dan ini lebih mendekatkan persangkaan bahwa mereka benar pelarian dari Batavia. Kenapa etnik Cina banyak memilih tinggal di Cemarajaya? Kata Tun I Yang, 73 tahun, etnik Cina akhirnya betah di Cemarajaya hingga ratusan tahun kemudian, sebab tempat ini merupakan wilayah yang sangat aman.
Begitulah sekilas tentang kondisi Desa Cemarajaya yang tentram. Tentu saja laporan ini tidak akan mengupas secara luas bagaimana sebenarnya desa itu dapat terbentuk dan mengapa kehidupan ummat beragama bisa berlangsung sangat harmonis. Yang menarik dan mengandung unsur mistis dari semua itu, etnik Cina betah bermukim di Cemarajaya juga bukan semata-mata karena aman dan sentosa, tapi juga lantaran keberadaan sebuah batu keramat. Batu yang kini ada di sisi rumah Cin Hu tersebut amat dihormati oleh seluruh warga Cemarajaya, terutama mereka yang beretnik Cina. Menurut mereka, batu keramat itu dikatakan bertuah, sebab Kim Yun, yang semula miskin sekali, kini malah jadi orang terkaya se-Kecamatan Batujaya, Karawang.
“Itu terjadi sejak isteri Kim Yun mimpi kedatangan Ibu Gandaraksa dan Ibu Komalasari,” tutur Tun I Yang. Tapi siapa mereka berdua? Kata Tun I Yang, mereka adalah para dayang putri Ong Tien, yaitu putri Cina yang bersuamikan Sunan Gunung Jati, penguasa Kerajaan Cirebon kala itu.
Kata Tun I Yang, kedua dayang putri Cina itu, entah kenapa meninggal dan dimakamkan di sana. Belakangan, roh kedua dayang itu betah tinggal di batu keramat yang ada di sisi rumah Cin Hu dan dipercaya suka menolong mereka yang kesusahan. Kabarnya, keluarga Kim Yun yang papa karena banyak utang, diberi wejangan oleh kedua dayang dalam mimpi agar tetap tawakal dan sabar Kata para roh itu, kalau mereka bisa berlaku sabar, selain utang bisa terbayar lunas juga mereka akan menerima kekayaan melimpah.
Sejak lama, batu keramat itu kerap didatangi para peziarah. Mereka datang dari mana-mana tanpa ada batas etnik dan agama.
Dedi Hidayat, putra Cin Hu tak keberatan tiap saat ada peziarah yang masuk halaman rumahnya. Bahkan Dedi merasa senang saja sebab keberadaan batu keramat membawa berkah baginya. Di samping kehidupan sosial ekonominya cukup, juga kedamaian jiwa terjamin.
“Kami sering bepergian keluar kota dan Alhamduliliah, rumah tak pernah dijarah maling,” tutur Dedi.
Tun I Yang juga menegaskan, berkat batu keramat itu, maka Desa Cemarajaya tak pernah mendapatkan kesusahan. Ketika penjajahan Belanda dan Jepang, desa ini bebas dari hajaran bom-bom penjajah. Ketika meletus G30S/PKI, Cemarajaya bahkan aman-aman saja. Ketika di Rengasdengklok terjadi huru-hara di mana rumah penduduk etnik Cina diserang, di Cemarajaya malah penduduk Sunda dan Jawa menjadi benteng keamanan warga etnik Cina.
“Kami yakin itu berkat batu keramat yang dihuni para dayang putri Ong Tien,” tutur Tun I Yang.
Sekarang yang datang berziarah ke batu keramat di sisi kediaman Cin Hu bahkan semakin banyak saja. Pada acara peringatan maulud beberapa bulan silam, banyak rombongan peziarah datang dan duduk bersimpuh sambil berdesak-desakan karena ruangan yang sempit.
Keluarga Kim Yun malah setiap bulan selalu mengadakan hajat nasi tumpeng dan sembelih domba sebagai tanda terima kasih atas bantuan kedua roh dayang putri Ong Tien itu. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)