Kisah Mistis: SANG PEMBURU DARI KALIMANTAN
Setelah melihat peristiwa yang menggetarkan itu, maka, ia bisa maujud sebagai naga jadi-jadian dan awet muda, namun pantang untuk mengatakan kejadian itu kepada siapa pun juga…
Hatta, pada suatu zaman, di Kalimantan Tengah, hidup seorang pemburu yang demikian ahli dalam menyumpit. Tak ada yang mampu untuk menyainginya, boleh dikata, anak sumpitnya selalu tepat mengenai sasarannya. Sehingga, tiap kali berburu selalu banyak membawa pulang daging hasil buruannya.
Itulah sebabnya, kenapa Sangi, demikian nama sang pemburu, selalu menjadi buah bibir masyarakat yang mukim di daerah aliran Sungai Mohoroi, yang merupakan anak Sungai Kahayan.
la tinggal bersama dengan keluarga dan kerabatnya yang hidup dari bercocok tanam di ladang dan berburu atau, sesekali mencari bahan pangan dari tetumbuhan yang tumbuh dengan subur lebatnya hutan.
Waktu terus berjalan, hingga pada suatu hari, entan Kenapa, sekali ini, Sangi tak menemukan binatang buruan barang seekor pun. Hutan terasa sunyi, cericit burung yang biasanya terdengar ramai bersahutan, kini tak terdengar sama sekali. Bahkan, angin yang biasa menggoyang ujung dedaunan pun seolah enggan untuk bertiup. Ketika menjelang senja, dengan perasaan kesal, ia pun berjalan pulang. Mendadak matanya melirik aliran sungai yang sangat keruh, hatinya langsung berbisik, “Rasanya, barusan ada babi hutan yang melintas di sungai ini.”
Dengan teliti, ia pun memeriksa jejak di tanah yang menuju ke arah sungai. pugannya benar, tak seberapa jauh dari sungai, ia menemukan babi buruannya. Akan tetapi, sayang, sebagian tubuh buruannya itu sudah berada dalam mulut seekor naga.
Babi itu terus meronta untuk melepaskan diri, sementara, sang naga berusaha untuk dapat menelan hasil buruannya. Kali ini, Sangi tak kuasa untuk berbuat apapun. Perasaan kecut langsung saja merayapi relung hatinya. Perlahan, ia berusaha menjauh dan bersembunyi untuk memperhatikan peristiwa yang bakal terjadi di depan matanya itu.
Dari tempat persembunyiannya, Sangi melihat betapa, kedua binatang itu saling berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Meski telah berusaha, namun apa daya, sang naga tak jua berhasil menelan tubuh babi yang terus saja meronta-ronta. Karena kesal, akhirnya, naga itupun menyerah, dan melepaskan buruannya. Babi hutan yang telah kehabisan tenaga itupun tergoleh di tanah dengan napas tersengal…
Kini, dengan kemarahan yang teramat sangat, sang naga yang tahu segala perbuatannya terus diamati, langsung memalingkan wajahnya kearah Sangi. Sontak, tubuh Sangi pun langsung bergetar hebat, ia begitu ketakutan…
“Sekali ini, tamatlah riwayatku,” gumam Sangi.
Bersamaan dengan lenyapnya gumaman itu, mendadak, tubuh sang naga yang demikian besar dan panjang itu lenyap bak ditelan bumi. Kini, yang ada di depannya adalah seorang pemuda yang teramat tampan. Ketakutan Sangi pun berangsur lenyap dan berganti dengan ketakjuban.
Berulang kali ia mencoba menggigit lidahnya, terasa sakit. Artinya, ia tidak sedang bermimpi. Akhirnya, sambil memegang tangan Sangi yang masih terkungkung dalam ketakjuban, terdengar suara pemuda itu, “Hai … anak muda, sekarang, telan babi hutan itu!”
“Karena. tidak seharusnya engkau mengintip naga yang sedang memangsa buruannya,” imbuh pemuda itu.
“Tidak … tidak, tidak mungkin aku dapat menelan babi hutan itu,” ujar Sangi dengan ketakutan.
“Turuti segala perintahku, jangan sekalikali membantah,” hardik pemuda itu.
Sekali ini, Sangi tak mampu untuk menolak perintah pemuda yang ada di depannya. Dengan perasaan tak menentu, Sangi berjalan mendekati babi hutan yang tergeletak tak berdaya di tanah, dan langsung menelannya. Sungguh ajaib, tanpa susah payah, Sangi dapat menelan babi hutan itu. Tanpa sadar, Sangi yang terheran-heran itu pun berkata: “Ah … sungguh tak masuk akal. Kenapa aku bisa melakukannya?”
“Karena engkau telah mengintip naga yang tengah memangsa buruannya. Sejak itu, engkau pun telah menjadi naga jadijadian. Dan tidak mungkin engkau menolak apa yang telah terjadi. Ini merupakan takdirmu anak muda,” kata sang pemuda panjang lebar.
“Hah … tidak mau … tidak mau … jadikan aku manusia biasa saja. Jangan naga jadi-jadian,” demikian ratap Sangi pilu.
Alih-alih turut bersedih, pemuda tampan yang berdiri di depannya malahan tertawa terbahak-bahak sambil berkata: “Ha … ha … ha, engkau tak perlu cemas anak muda. Selama engkau bisa merahasiakan kejadian ini, maka, engkau tetap menjadi manusia.”
“Benarkah” Tanya Sangi tak percaya.
Pemuda tampan itu pun mengangguk. Dan Sangi pun kembali bertanya: “Apakah keuntungannya menjadi naga jadi-jadian?”
“Engkau akan awet muda. Sebenarnya, engkau adalah orang yang beruntung, sebab, banyak orang yang ingin awet muda, sementara, engkau mendapatkannya dengan demikian mudah,” jawab sang pemuda tampan itu dengan tersenyum.
“Wah … kalau begitu, aku bisa hidup berartus-ratus tahun,” gumam Sangi.
Pemuda tampan itu pun mengangguk sambil tersenyum puas.
“Lalu, apa pantangannya?” Tanyanya lagi.
“Engkau tidak boleh menceritakan peristiwa ini kepada siapa pun, kalau melanggar, maka, engkau akan berubah menjadi seekor naga,” jawab sang pemuda.
“Paham?” Tanya sang pemuda lagi.
“Paham … mudah sekali pantangannya. Kalau begitu, aku bersedia untuk mematuhi pantangan itu,” kata Sangi dengan mantap.
Bersamaan dengan janji itu usai diucapkan, tiba-tiba, pemuga tampan yang berdiri di hadapannya pun menghilang entah kemana. Raib bak ditelan bumi…
Setelah sejenak termangu merenungi segala apa yang baru saja dialaminya, Sangi pun bergegas kembali ke rumahnya.
Sejak itu, Sangi terus berusaha untuk menjaga rahasianya. Termasuk kepada istri, keluarga terdekat atau orang yang selama ini dipercaya olehnya. Tanpa terasa, usia Sangi pun menginjak tahun ke seratus lima puluh.
Akibatnya, kerabat, anak bahkan cucu dan cicitnya pun menanyakan tentang rahasia awet mudanya. Tiap hari, tak hanya bertanya, bahkan beberapa di antara mereka merengek dan selalu menanyakan rahasia itu.
“Kek … ceritakan rahasianya…?”
Lama kelamaan, pertahanan Sangi pun runtuh juga. Akhirnya, Sangi pun membeberkan rahasianya. Tanpa sadar, ia telah melanggar pantangannya…
Seiring dengan usainya Sangi bercerita, tubuhnya pun mulai berganti rupa menjadi seekor naga. Perlahan tetapi pasti, kedua kulit kakinya pun menebal, kini, Sangi berlarian ke sana ke mari dengan marah. Seluruh badannya terasa panas, tak lama kemudian, seluruh tubuhnya berubah menjadi seekor naga yang besar dan panjang.
Sadar akan keadaan tubuhnya yang telah berubah, Sangi pun menyalahkan seluruh keluarganya yang telah mendesak dirinya agar membuka rahasia, dengan geram, ia berteriak dengan lantang, “Kalian memang jahat, ingat, kalian semua akan mati!”
Sebelum menceburkan dirinya ke sungai, Sangi sempat mengambil harta pusaka, berupa perhiasan dan kepingan emas, yang telah sekian lama disimpannya dalam sebuah guci cina. Dan setibanya di tepi Sungai Kahayan, Sangi pun menyebarkan semua perhiasan dan kepingan emas yang ada dalam guci yang dibawanya sambil berkata lantang penuh kutukan.
“Siapa saja yang berani mendulang emas di daerah aliran sungai ini, maka, ia akan mati. Emas-emas itu akan menjadi tumbal kematiannya!”
Setelah itu, Sangi yang berubah ujud menjadi seekor naga langsung meneburkan dirinya ke hulu sungai. Dan sejak itu pula, ia men jadi penjaga gaib Sungai Kahayan, sementara, anak Sungai kahayan itu disebut sebagai Sungai Sangi. Dan tak lama setelah itu, semua keturunan Sangi yang selalu berusaha mempertanyakan rahasia awet mudanya mati secara berturutan. (Dari berbagai Sumber terpilih). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)