Kisah Mistis: RITUAL MENJEBAK TUYUL PENCURI UANG
HATI-HATI BAGI MEREKA PARA MAJIKAN TUYUL. BILA MAKHLUK PIARAANNYA TERTANGKAP DAN DISIKSA, MAKA SIKSAAN ITU JUGA AKAN DIRASAKAN SANG TUAN. BAGAIMANA MUNGKIN…?
PERCAYA atau tidak! Di zaman modern seperti sekarang ‘ni masih banyak pencuri gaib alias penculus (pencuri halus) yang masih berkeliaran. Salah satunya adalah makhluk yang dikenal dengan nama Tuyul Bajang. Ini adalah sebangsa Tuyul dari spesies khusus, dengan ciri utama tubuhnya berwarna kuning dan rambutnya sangat panjang serta gigi taring yang mengkilat.
Seorang sahabat Misteri bernama Joko Marsono memiliki pengalaman amat unik sekaitan dengan Tuyul Bajang. Lewat sebuah ritual khusus, dia berhasil menjebak makhluk itu. Dia menyiksanya, sampai akhirnya si pemilik Tuyul datang menebusnya. Anehnya, siksaan pada diri si Tuyul ternyata dirasakan juga oleh majikannya. Bagaimana kisahnya? Berikut rekaman penuturan Joko Marsono kepada penulis…
Renyai gerimis masih terlalu deras di luar rumah. Joko duduk di teras bersama isterinya yang sedang hamil tua sambil memandangi jalan di depan rumah mereka. Gerimis siang itu telah membuaat jalanan berhenti berdebu. Biasanya di waktu siang, debu beterbangan karena jalan desa yang ada di depan rumah mereka memang belum diaspal.
Di tengah gerimis itu lamunan Joko telah pergi jauh melewati batas desa, menuju ke suatu tempat yang entah di mana. Beratnya tekanan kehidupan telah menggoncang batin Joko, terutama sekali adalah tekanan ekonomi. Betapa tidak! Isterinya yang selalu membantu dalam mencari nafkah terpaksa harus keluar dari pabrik tekstil tempatnya bekerja. Bukan lantaran kehamilannya. Tapi jauh hari sebelumnya sang isteri memang telah di PHK akibat perusahaan tempatnya bekerja tak mampu melawan gempuran resesi ekonomi.
Usia kehamilan isterinya yang kian senja membuat Joko pusing tujuh keliling. Sepeser pun belum ada persiapan untuk menyambut kelahiran si kecil. Belum lagi anaknya yang nomor dua juga akan masuk SD yang tentu membutuhkan biaya tidak sedikit.
Namun, sebenarnya bukan hanya kedua persoalan itu yang membuat Joko pusing mencari jalan ke luarnya. Dia juga tengah mengalami kenyataan aneh berbumbu gaib yang amat sulit dipecahkannya.
Selama ini, Joko berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan membuka toko sembako di depan rumahnya. Dia membuka toko ini dengan uang pesangon yang diterimanya saat di PHK dari perusahaan tempatnya bekerja sekitar dua tahun silam. Jumlahnya memang tidak seberapa. Namun, dengan cara ini dia berharap tokonya akan berkembang dari waktu ke waktu.
Setahun pertama usahanya memang lumayan juga. Dan tokonya juga semakin banyak menjual aneka barang kebutuhan setelah mendapat suntikan modal dari uang pesangon isterinya, yang jumlahnya juga tidak seberapa itu.
Namun, ketika usahanya sudah berjalan memasuki tahun kedua, ada berbagai kejanggalan yang tiba-tiba menghantui dirinya. Uang hasil penjualan yang setiap hari selalu dihitung dengan teliti dan dimasukkan ke dalam “celengan! yang terbuat dari gerabah itu, hampir selalu berkurang. Dan anehnya, uang yang hilang hanya yang bernilai 20 ribu-an Tupiah saja.
Hal tersebut terjadi hampir sepanjang hari. Bahkan, bukan hanya uang yang ada ada di dalam celengan tanah itu yang hilang. Uang Yang ada di dalam laci meja toko juga sering hilang, yakni uang dengan nilai nominal Rp.20.000-an. Sebaik apapun Joko ataupun isterinya menyimpan uang ini, maka, pasti akan lang, Misalkan uang dikelompokkan dalan elompok seratus ribuan dan di antaranya ibu Pecahan Rp.20.000. maka yang dua puluh ribu inilah yang hilang.
Siapa yang telah mengambilnya? Melihatmodusnya yang amat aneh namun terprogram sedemikian rupa, maka pasti ada hal gaib di balik peristiwa ini. Ringkasnya, ada sebangsa penculus (pencuri halur) yang berkeliaraan di dalam rumah Joko.
“Coba tempat uangnya diberi kaca dan jarum,” nasehat Ayah mertuanya.
Cara ini pun sudah dicoba oleh Joko. Namun nyatanya tidak memberikan efek apaapa. Setelah kotak uang diberi kaca dan jarum, esoknya masih juga kehilangan.
Entah, sudah berapa macam cara dan sarana dilakukan oleh Joko, namun semuanya juga | tidak menampakkan hasil. Memang pernah berhasil tak ada kehilangan namun cuma 3 hari saja, dan selanjutnya uangnya hilang lagi.
“Aku akan riyadloh!” Tekad Joko, yang kesal karena keadaan aneh yang dihadapinya.
“Apa tidak sebaiknya kita cari orang pintar saja, Mas!” Usul sang isteri.
“Cari orang pintar itu pakai biaya. Kita kan sedang butuh banyak uang untuk biaya persalinan dan uang masuk sekolah anak kita,” jawab Joko. Isterinya pun menyadari hal ini.
Bagi Joko yang pernah mendapat didikan Eyangnya yang akrab dengan dunia pesantren sedikitnya faham dengan masalah gaib. Dia tahu bahwa ada hal-hal yang bersifat gaib yang mengganggu keluarganya. Dan itu akan dihadapinya dengan amalan yang dulu sudah pernah dipelajarinya ketika masih. bujangan.
Hari demi hari berlalu dengan cepat. Malam ini adalah malam ketiga Joko melakukan riyadloh-nya. Seperti biasa, hampir setiap malam Joko harus bangun sejak pukul 12 tengah malam, lalu dia melakukan wiridan dan amalan tertentu hingga menjelang subuh. Malam itu, beberapa sholat sunnah sudah dilakukan. Demikian juga dengan beberapa wirid khusus yang dia amalkan. Dalam posisi duduk, dia kembali mengamalkan dzikir.
“Allah la illaha illa Allah Allahu Akbar,” suara kalbu Joko bergetar hebat.
Tak seberapa lama, pandangan matanya mulai berganti alam. Matanya mulai menangkap bayangan maya yang memasuki rumahnya. Hati Joko terkesiap melihat bentuk tubuh yang sangat aneh dan menakutkan.
Sesosok makhluk kecil dengan tubuh berwarna kuning dan rambutnya sangat panjang serta gigi taring yang mengkilat. Makhluk itu menyeringai kecil ketika melihat Joko yang sedang mengamati keberadaannya.
Makhluk itu kemudian berjalan menuju tempat uang hasil penjualan tokonya yang ada di sisi tempat tidur. Tangan si makhluk masuk ke dalam wadah uang dan mengambil beberapa lembar uang pecahan 20 ribuan, kemudian pergi dengan cepat ke luar rumah.
“Rupanya, makhluk sial ini yang tekah mengambil uang hasil jerih payahku,” gumam Joko. Dia sangat faham dengan makhluk jahat yang telah mengganggunya.
“Kamu Tuyul Bajang, aku akan menghancurkanmu!” geramnya sambil mengepaikan tangan.
Keesokan harinya, Joko sengaja ijin kepada isterinya untuk tidak mengurusi toko. Dia hanya ingin berkonsentrasi untuk menghancurkan Tuyul Bajang yang telah mengganggunya itu.
Hari itu, ketika matahari sudah naik, Joko bergegas ke pasar untuk membeli beberapa peralatan yang dibutuhkan.
“Kamu harus merasakan karma dari dosamu!” ucap Joko dalam hati. Yang dimaksud “kamu” tentu saja si Tuyul Bajang yang telah menggasak uangnya.
Sepulang membeli ubo rampe, Joko segera mengurung diri di dalam kamar dan berpesan kepada isterinya agar jangan sekali-kali mengganggunya. “Mari penentuan sudah menjelang,” bisik batin Joko.
Sampai malam Joko tidak beranjak sekalipun meninggalkan kamarnya. Sampai tepat pukul 01 tengah malam, dia sudah bersiap dengan aksi puncaknya. Sebuah meja dengan berbagai macam peralatan untuk menangkap tuyul sudah tersedia. Sebuah gelas berisi air kelapa muda, sebuah sapu gerang, seikat merang dari beras ketan hitam, kembang telon, minyak wangi, sehelai rambut, juga seutas benang merah putih, serta sebatang lidi daun aren. Tak lupa dua ekor kepiting sawah yang diletakkan dalam baskom yang berisi air.
Setelah menunggu beberapa waktu, nampak sudah ada tanda-tanda akan datangnya si Tuyul Bajang. Angin dingin berhembus kencang memasuki kamar. Juga pintu kamar yang sedikit bergetar. Joko segera bersiap dengan amalannya. Dibacanya asma penatasan sambil tangannya menggenggam sebatang lidi aren dan sapu gerang.
Tiba-tiba, sesosok makhluk kecil sudah ada di depannya namun tidak mendekati kaleng tempat penyimpanan uang. Tuyul itu mendekati baskom yang berisi kepiting sawah. Tangannya bergerak memegang dan mempermainkan kepiting itu dengan asyiknya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Joko segera memukul Tuyul Bajang itu dengan sapu gerang.
“Aduuuh… sakit!” Teriak Tuyul Bajang. Tubuhnya terjengkang, dan dia tidak bisa lari.
Joko segera mengikat kedua tangan Tuyul Bajang dengan sehelai rambut istrinya. Sedangkan kaki si Tuyuk diikat dengan sehelai benang merah putih. Tuyul itu hanya bisa meronta dan menangis kesakitan.
“Siapa namamu?” Tanya Joko dalam interogasinya.
Namun Tuyul itu tak mau menjawab dan hanya menundukkan mukanya. Tanpa ampun lagi, sebatang lidi aren kembali mendera tubuh mungil si Tuyul Bajang, yang diiringi dengan jeritan kesakitan.
Joko tidak mau menghentikan pukulannya. Bertubi-tubi pukulan itu mendera tubuh si Tuyul yang terus menjerit dan menangis.
“Siapa namamu?” Tanya Joko lagi.
“Kawal!” jawab si Tuyul singkat sambil terus menangis.
“Siapa tuanmu?” Desak Joko. “Pak Bejo!” jawab Tuyul itu.
Joko segera tersadar. Pak Bejo adalah orang kaya yang masih tetangga dekat meskipun lain RT. Pak Bejo seorang pedagang kain di pasar kota. Usahanya terbilang sukses. Hal ini terbukti dari kekayaannya yang terus menumpuk.
“Baik, kamu tunggu di sini sampai tuanmu membebaskanmu, namun jika sampai besok tuanmu tidak menebusmu, maka kamu akan saya bunuh!” Ancam Joko dengan geram.
Anehnya, keesokan harinya, orang bernama Pak Bejo itu memang datang bertamu ke rumah Joko, Setelah berbasa-basi cukup lama, Pak Bejo segera mengutarakan maksudnya untuk menebus Tuyul Bajang yang ditahan Joko.
“Maaf, tuyul itu akan kubunuh, karena dia telah merugikan banyak orang,” ucap Joko keras.
Pak Bejo hanya terdiam saja. Namun, tak lama kemudian matanya mulai berkaca-kaca tanda ketakutan. Tangannya gemetar dan hanya menundukan kepala.
Setelah dinasihati cukup lama, akhirnya Pak Bejo pulang ke rumahnya, dan Tuyul itupun juga sudah dilepaskan. Namun yang aneh, ada perubahan pada diri Pak Bejo. Kaki kirinya pincang karena pukulan lidi aren yang Joko lakukan terhadap Tuyul peliharannya.
Sementara Joko kembali menambahi modal tokonya. Barang-barang dagangannya bertambah penuh. Itu karena dia mendapat uang tebusan sebesar 10 juta rupiah dari Pak Bejo yang tetap menginginkan Tuyul Bajang miliknya.
“Kadang kala kekerasan memang harus dilawan dengan kekerasan agar menjadi sadar,” ucap Joko kepada penulis yang menyimak kisahnya yang cukup unik ini. Ya, mungkin Joko memang benar. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)