Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: ISTRIKU BERSEKUTU DENGAN DEDEMIT HAUS SEKS

Kisah Kyai Pamungkas: ISTRIKU BERSEKUTU DENGAN DEDEMIT HAUS SEKS

Pertengahan Maret 2001, Wina yang sudah sekitar delapan bulan pisah ranjang denganku, mendadak ingin bertemu di salah satu kamar hotel….

 

Entah apa yang membuat dia menghubungiku. Yang jelas, dia mengatakan ingin melakukan hubungan seks denganku. Ia merayukku dengan kata-kata yang mendesah, seakan sudah tak tertahankan lagi.

 

Aku maklum, nafsu seks bekas istriku memang amat besar. Walau telah beberapa kali bercinta, dia tak pernah puas. Kadang aku kewalahan meladeninya. Akan tetapi, dalam nuansa pisah ranjang, tentu tak pantas baginya untuk mengundangku ke kamar hotel.

 

“Mengapa kau tiba-tiba ingin tidur denganku? Mengapa, Win? Bukankah kau punya banyak teman lelaki yang bisa diajak selingkuh?”

 

Aku terpaksa bicara begitu. Keretakan rumah tangga memang karena ulahnya yang suka main serong dengan lelaki lain. Itu semua dilakukan tanpa sepengetahuanku. Dulu, bila aku ke kantor, Wina sering tidur dengan beberapa lelaki lain. Bahkan ia juga sering keluar rumah untuk mengumbar nafsunya. Terakhir, dengan mata kepalaku sendiri, Wina bercinta dengan salah seorang pengusaha di kamar sebuah hotel. Karena alasan itulah, kami akhirnya pisah ranjang, lalu berencana cerai.

 

Memasuki usia perkawinan kami yang kelima, prahara rumah tangga itu terjadi. Kami yang belum dikarunial seorang anak, sering kali berselisih. Anehnya, setiap kali aku mengajaknya untuk bersama-sama memeriksakan diri ke dokter, ia selalu menolak. Justru ia yang memvonisku sebagai pria mandul. Padahal, tanpa sepengetahuannya, aku telah memeriksakan diri ke dokter. Hasilnya aku dikatakan subur. Namun semua itu kusimpan dalam hati saja. Aku tak mau menyakiti hati istri yang amat kucintai itu.

 

Namun kesabaran dan kearifanku diartikan lain olehnya. Kalau dulu hanya berupa sindiran halus, kini secara terang-terangan ia menuduhku sebagai pihak yang mandul. Semakin lama, kata-kata yang terlontar dari bibirnya semakin menyakitkanku.

 

Ujungnya, dia mulai jarang pulang ke rumah. Bila pulang dari kantor, ia tak langsung ke rumah. Wina bekerja sebagai pegawai bank swasta. Pukul 5 sore, ia mestinya sudah ke luar kantor, dan sekitar pukul 6 petang, seharusnya ia sudah tiba di rumah. Tapi sejak konflik rumah tangga mulai muncul, hampir jam 9 malam, ia baru pulang. Bahkan sekali waktu, pernah ia pulang sekitar jam 10 malam. Hal ini, tentu saja membuatku curiga.

 

Kuselidiki kemana saja perginya Wina bila pulang kantor. Teti, salah seorang temannya sekantor mengatakan, “Dari pagi sampai sore ia tetap bekerja seperti biasanya. Dan kalau sore, ya langsung pulang.”

 

Hingga suatu sore, aku berniat untuk mengintai apa saja yang dilakukan istriku sepulang dari tempat kerjanya. Aku jadi terkejut. Betapa tidak, sepulang dari kantornya ternyata ia tidak naik bus. Melainkan naik sedan.

 

Esoknya, bak seorang detektif aku melakukan pengintaian dari sebuah warung kopi yang berada di seberang jalan, tak jauh dari kantor istriku. Benar saja, sore itu, kembali aku memergokinya masuk ke sedan yang sama. Dengan mobil pijaman, aku pun nekad membuntuti mereka. Akhirnya, sedan itu berhenti di sebuah hotel. Hatiku benar-benar panas. Dan baru pada saat itulah kuketahui, ternyata orang misterius yang ada dalam mobil itu adalah pria muda yang berwajah sangat ganteng. Umurnya, sekitar 25 tahun.

 

Setelah menunggu beberapa saat, keberanianku untuk memergokinya timbul. Dengan segala tenaga, kudobrak pintu kamar yang terkunci. Kudapati tubuh istriku yang kupuja-puja itu, sedang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Demikian juga dengan pria yang bersamanya.

 

Dengan darah yang seakan mendidih, aku tak kuasa lagi menahan amarah. Kulayangkan beberapa tinju ke wajah lelaki itu sampai hampir saja aku membunuhnya. Beruntung, beberapa satpam hotel kemudian datang dan melerai kami.

 

Malam hari setelah kejaadian yang sangat memalukan itu, istriku menemuiku di rumah. Dengan bersimpuh dan beberapa kali menyembah-nyembah kakiku, ia minta maaf. Ia berjanji tak akan mengulangi kekhilafan yang telah dilakukannya.

 

Karena tidak bisa memaafkan lagi,aku hanya diam. sungguh saat itu hatiku telah beku. Aku merasa jijik melihatnya. Bayang-bayang bagaimana ia sedang bersetubuh dengan lelaki lain di hotel itu, masih saja terbayang di banakku. Dan malam itu juga, aku menjatuhkan talak 1 untuknya. Tanpa kuminta, ia akhirnya pergi meninggalkan rumah kami. Aku pun hanya bisa memandanginya, saat ia menenteng kopor yang berisi pakaian dan beberapa perhiasan miliknya. Namun hatiku seakan sudah tertutup untuk memintanya kembali.

 

Aku tak tahu pasti, ke mana ia pergi. Mulai malam itu, aku berjanji untuk menghapus nama dan bayangan indah tentang dirinya.

 

Minggu pertama sepeninggal istriku, aku tak bisa mengkonsentrasikan diri kepada pekerjaan. Kadang aku merenungi, kenapa harus jalan ini yang mengakibatkan perpisahan kami. Namun sekuat tenaga aku berusaha untuk melupakan wanita yang telah menginjak-injak kehormatanku. Sungguh sangat disayangkan, mengapa Wina yang kucinta akhirnya tega berbuat begitu hina.

 

Kembali pada permasalahan di atas. Malam itu, Wina agaknya benar-benar menginginkan kehadiranku di kamar hotel. Terus menerus dia merayuku, agar aku mau datang ke kamar hotelnya. Cepatlah kemari, sayang. Aku sangat merindukanmu,” ujarnya manja. Semua kalimat itu, disampaikan terus-menerus melalui teleponnya, tidak sekali dua kali. Begitu aku kesal dengan ajakannya, telepon genggamku segera kumatikan. Tapi sebentar kemudian, dia menelpon lagi, merayu-rayu, agar aku mau datang ke kamar hotelnya. Katanya, dia sangat ingin sekali tidur denganku.

 

Sebenarnya aku heran juga. Mengapa istriku jadi begitu murahan. Seperti ada yang tidak beres. Dari suaranya, kudengar begitu mendesah dan sangat berharap. Kadang-kadang disertai dengan isak tangis yang lirih. “Cepatlah kemari, Sayang. Apakah kau tidak kasihan melihat aku sendirian di sini?”

 

Kala itu Wina mengundangku hanya karena ingin tidur denganku, aku menolaknya mentah-mentah. Mungkin saja. Jika saat itu dia mengundangku karena keperluan lain, misalnya membicarakan soal rujuk, atau perceraian, mungkin aku akan datang. Tapi dia sama sekali tak menyinggung-nyinggung soal rujuk atau perceraian.

 

Barulah pada keesokkan paginya, ketika aku masih berada di kantor, tempat kerjaku, ada dua orang polisi berpakaian preman datang menemuiku. Dari keterangan dua polisi itulah, belakangan aku tahu, kalau sekitar jam 4 subuh, istriku ditemukan tewas di kamar hotel. Tentu saja aku terkejut. Sama sekali tak menduga. Bagaimana mungkin, Wina yang semalaman ingin bercinta denganku, pada pagi harinya sudah kudapatkan kabar yang begitu membinggungkan?

 

Menurut petugas yang menangani kasus itu, Wina meninggal dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Ia mati dalam keadaan telanjang bulat di kamar hotel. Tubuhnya yang putih mulus, padat dan berisi, terajam seperti seekor ayam yang dimangsa binatang buas. Namun sementara itu, polisi masih mengarahkan penyelidikan pada kasus pembunuhan. Karena bukan tak mungkin, kematian Wina akibat dibunuh. Tapi disisi lain, polisi juga menjelaskan, soal ketidakmungkinan Wina dibunuh orang. Mengapa? Menurut polisi, jika seandainya Wina dibunuh orang, itu berarti pembunuhnya sangat sadis. Tubuhnya dicabik-cabik, dan tak terbentuk lagi seperti tubuh manusia.

 

Di pihak lain, polisi juga tidak mencurigai seorang pun sebagai tersangka. Masalahnya, pintu kamar hotel masih terkunci dari dalam. Itu artinya, tidak ada orang yang masuk malam itu.

 

Meskipun pada akhirnya aku membenci Wina, toh tak tega juga melihat nasibnya yang begitu tragis. Diam-diam aku berusaha mencari tahu penyebab kematian Wina. Dan teman wanita istriku, yaitu Teti, yang belakangan membuka rahasia istriku. Katanya, setelah berpisah denganku, Wina semakin gila dengan permainan terlarang dengan pria-pria hidung belang. Tapi dia tetap bekerja di kantor, meski tak lagi serius seperti dulu.

 

Wina, menurut Teti, dua hari sebelum kematian pernah bercerita, bahwa dia terlibat perjanjian gaib dengan makhluk halus. Tujuannya, mencari kekayaan. Persyaratan ilmu pesugihan yang diajukan mahkluk halus itu sangat aneh. Wina harus mau melayani nafsu birahi mahkluk halus itu, pada setiap Selasa Kliwon yang bertepatan dengan bulan purnama. Selain itu, Wina diwajibkan menyediakan tumbal seorang lelaki, sebulan sekali. Jika tidak, atau dia gagal, maka nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya. Selama tiga bulan terakhir ini saja, Wina sudah mengorbankan tiga orang laki-laki gigolo yang disewanya untuk dikorbankan harus bermain cinta dengannya.

 

Masih menurut Teti, ketiga lelaki yang dikorbankan itu mati dengan cara yang sangat mengenaskan. Hampir mirip dengan keadaan Wina ketika mati. Tetapi anehnya, lelaki yang dikorbankan itu kemaluannya telah hilang.

 

“Aku sendiri baru mendapatkan cerita itu, ketika dua hari sebelum kematian Wina. Dia cerita seperti itu, karena kemarin dia bingung, siapa lagi yang akan di jadikan korban,” cerita Teti.

 

Pada malam sebelum kematiannya, sekitar pukul 11.30 malam, melalui telpon, ia menceritakan kerisauan dan kegalauan hatinya pada Teti. Ketika itu, tak seorangpun gigolo yang bisa dibooking, mau datang ke hotel untuk melayaninya. Sementara pada malam itu, adalah malam saat dia harus menyediakan lelaki untuk dijadikan tumbal pesugihannya.

 

Menurut Wina kepada Teti, bangsa lelembut itu akan menerima persembahan yang harus disajikan lewat jam 12.00 malam. Jika Wina tak dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka dia sendiri yang akan menjadi persembahannya. Dan, bukankah saat aku menerima telepon ajakannya untuk melakukan hubungan seks itu sekitar pukul 11.40 malam? Ah, akankah saat itu dia bermaksud menjadikan aku sebagai tumbalnya…? Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Ingatlah Bahwa Segala Sesuatu Tercipta Karena Campur Tangan Tuhan 

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: RAIBNYA EKSPEDISI 19 DI SEGITIGA BERMUDA

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: SILUMAN SUNGAI BELUMAI, DELI SERDANG

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!