Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: KUNTILANAK NUMPANG MANDI

Kisah Mistis: KUNTILANAK NUMPANG MANDI

Kemarau panjang sedang melanda perkampungan warga di pinggiran sebuah kampung di Tangerang, setiap hari warga sibuk mencari-cari sumber air ke sana kemari. Salah satunya adalah Rani, dia lagi sibuk juga nyari kerja. Rani baru sebulan tinggal menumpang di rumah petak sewaan tetangga kampungnya yang kerja jadi sales motor, bernama Intan. Rani tidak punya pacar, tapi jatuh hati sama tukang kredit alat-alat rumah tangga berwajah ganteng bernama Tejo, Tejo juga senang kepada Rani.

 

Berkali-kali Rani ditawarin kerja oleh Jhony, satpam sebuah diskotik yang ngontrak bersama dua orang kawannya di rumah petak tak jauh dari kontrakan Intan. Tejo cemburu Rani didekati Jhony, dia melarang ceras Rani menerima tawaran Jhony. Jhony dan teman-teman sekontrakannya kurang disukai warga setempat karena suka mabuk-mabukan.

 

Malam Jum’at Kliwon sehabis pulang nyari kerja Rani tak punya air untuk mandi. Rani pergi ke sana kemari membawa ember berwarna hitam, hingga tiba di tempat kontrakan Tejo, dengan senang hati Tejo pergi mencarikan Rani air galon isi ulang berjalan kaki karena Tejo nggak punya motor Tejo menyuruh Rani nunggu di rumah saja. Waktu Rani kembali ke rumah dia berpapasan dengan Jhony dan dua temannya, yang seorang bernama Bagol, pekerjaannya collector, yang seorang lagi supir angkot tembakan merangkap tukang copet, namanya Gareng. Melihat Rani yang cantik dan seksi mereka dirasuki nafsu setan. Jhony yang sedikit mabuk menyuruh Rani mandi di rumahnya saja karena tadi pagi sebelum berangkat kerja dia sengaja sudah menuhin bak mandinya.

 

Mendapat tawaran yang menggiurkan itu tanpa prasangka Rani langsung nerima dan mereka pun berjalan sama-sama ke rumah kontrakan Jhony, Rani pura-pura senang aja waktu mereka bertiga nyolek-nyolek ngegodain padahal Rani sebenarnya sebel banget.

 

Sampai di rumah kontrakan Jhony Rani langsung disuruh mandi sepuas-puasnya. Dengan gembira Rani langsung bergegas ke kamar mandi tapi Rani sangat kecewa ternyata bak air di kamar mandi Jhony kosong, Rani kesal dibohongi, dia langsung membanting embernya dan mau melabrak Jhony.

 

Begitu Rani hendak ke luar kamar mandi Jhony menutup mulut Rani dengan handuk, Rani berontak tapi tak bertahan lama. Jhony mengikat tangan Rani dan memperkosanya, setelah itu Bagol dan Gareng mendapat giliran masing-masing, tapi rupanya mereka belum puas, Rani kembali digilir, ketika ikatan tangan Rani akhirnya lepas dan dia bisa berontak, mereka akhirnya terpaksa membunuh Rani, lalu mayatnya dengan bebas mereka gilir kembali sampai puas.

 

Keesokan harinya Jhony, Bagol, Gareng tak kelihatan di rumah kontrakannya. Intan dan Tejo serta warga yang curiga segera ke rumah kontrakan itu, mendobraknya, di sana mereka mendapati Rani telah jadi mayat di bak mandi. Warga heboh, polisi dipanggil, setelah diperiksa polisi dengan lengkap, juga menanyai pertemanan Tejo dan Intan, Tejo dan Intan juga diantar polisi reserse dan mengantar mayat Rani ke kampungnya di Tanjung Sari, Sumedang untuk dimakamkan…

 

Beberapa hari kemudian, malam, angin bertiup kencang, petir sambung menyambung, warga senang dan bergembira karena yakin hujan akan datang, tapi hujan yang mereka tunggu-tunggu tak jadi turun, warga Sangat kecewa. Di atas genteng rumah kontrakan Jhony, sesosok penampakan entah dari mana muncul mengagetkan warga yang bisa melihatnya, ia menggoyang-goyangkan ember berwarna hitam yang ia pegang. Setiap warga yang lewat tengah malam, apalagi perempuan, sering dikagetkannya dengan ember yang dihentak-hentakkan ke genteng, bahkan terlihat sengaja dijatuhkan.

 

Kemarau makin parah, warga berdoa dan Sholat minta hujan di beberapa lapangan, juga mereka mendoakan Rani agar arwahnya tenang. Setiap malam pintu rumah warga mulai dikagetkan oleh suara ketukan, begitu pintu dibuka ternyata wujudnya menyeramkan, dia membawa ember hitam katanya dia mau numpang mandi, warga pun berdesas-desus menduga, mereka yakini itu adalah sosok Kuntilanaknya penjelmaan arwah Rani yang penasaran alias dendam, perkampungan warga pun Setiap hari heboh membicarakan Kuntilanak, Kuntilanak yang mau numpang mandi.

 

Warga makin sulit mencari air, tapi Intan dan Tejo mulai merasa tenang walau ketakutan, malam hari kran air mereka hidup sendiri, air pelan-pelan mengucur hingga memenuhi bak mandi mereka. Tejo pun kalau mandi sengaja pula tengah malam, karena dia ingin berjumpa dan mendengar suara tangisan Rani yang merintih sedih, Tejo juga berusaha ingin ngobrol sama Rani walau sebenarnya ja pun ngeri dan takut jika melihat penampakan wajah Rani yang dibilang orang sangat menyeramkan, tapi Tejo berharap ia bisa melihat wajah Rani yang sebenarnya.

 

Suatu malam Rani datang menemui Tejo, ia berada di samping jendela rumah kontrakan Tejo, Rani bilang dia sangat sedih tidak bisa lagi menyatu di dunia yang normal dengan Tejo, Tejo pun mengutarakan kesedihannya kehilangan Rani.

 

Makhluk yang disebut warga Kuntilanak Rani itu pun makin hari terus menimbulkan kehebohan, setiap rumah yang didatanginya untuk numpang mandi maka bak airnya akan pelan-pelan mengucur tengah malam, walau airnya kadang berbau bunga seperti air bekas mandiin mayat.

 

Maka jika ada yang mengetuk pintu rumah warga malam Jum’at Kliwon, walau ketakutan warga terpaksa nekad membuka pintu rumah mereka supaya dapat air, bahkan orang-orang dari kampung lain berani membeli air itu karena dianggap bisa membawa berkah, juga seorang pemburu hantu nekad mau menangkap Rani, akibatnya kepalanya kata dia dipukul Rani pake ember hitam yang terus dibawa bawanya, kepala Pemburu Hantu itu miring seminggu, setelah diurut beberapa kali baru sembuh.

 

Sang Kuntilanak Rani tujuan utamanya tentu ja sangat ingin membalaskan dendamnya kepada Jhony dan kawan-kawannya itu, tapi mereka tak muncul-muncul lagi, mungkin Rani bisa mencari mereka dan bisa mengetahui mereka ada di mana lalu ia menjalankan aksinya, entah bagaimana caranya, warga hanya bisa menduga-duga.

 

Beberapa bulan kemudian warga mendapat berita, Jhony, Bagoi dan Gareng berhasil ditangkap Polisi di daerah Lampung mereka satu sama lain rupanya tetap berkumpul karena takut hidup sendirian setelah mereka dengan sadis, mula-mula menipu, lalu memperkosa dan membunuh Rani.

 

Musim kemarau sudah berlalu, warga sudah tak sibuk lagi sibuk mencari air ke sana ke mari, tapi mereka belum melupakan Rani yang yakin mereka ia telah jadi Kuntilanak yang membawa-bawa embar berwarna hitam itu. Di musim kemarau berikutnya, mereka yakin Rani akan kembali muncul.

 

Tejo rupanya masih setia mengharapkan air dari Rani, ia sengaja tak mau mengisi bak mandinya penuh-penuh, air pun mengucur, Tejo tahu itu tanda Rani datang, ia selalu mengharapkan kehadiran Rani, ingin Rani selalu datang bagaimana pun caranya asal mereka bisa berkomunikasi.

 

Suatu malam Rani datang setelah seminggu ia tak pernah hadir sekejap pun dengan beberapa tanda yang dikenali Tejo, suara kran air yang mengucur, garukan kuku di jendela, dan isak tangis lirih. Rani datang sambil diiringi isak lirih tangisnya yang sangat sedih, lebih sedih dari biasanya.

 

la memberi tahu Tejo bahwa dia bersiap akan berpindah ke alam yang lebih jauh setelah Jhoni dan teman temannya dihukum masuk penjara belasan tahun, tapi ia akan terus membalaskan dendamnya karena suatu saat mereka pasti akan kembali ke daerah ini, Rani mengatakan ia tidak bisa pergi mendatangi mereka karena dia bisa dihadang makhluk-makhluk lain di sana, juga ia tidak mungkin bisa menyeberangi laut walau bisa masuk menumpang kapal sekalipun, ia akan menunggu mereka di daerah ini, tempat dia diperkosa dan dibunuh.

 

Tejo sedih berpisah dengan Rani, Rani juga sedih terpaksa meninggalkan Tejo tapi suatu saat Rani bilang ia pasti akan kembali. Sebagai kenang-kenangan Rani memberikan Tejo ember hitamnya. Tejo senang dan bangga dapat kenang-kenangan ember hitam dari Rani dan memamerkannya kepada warga, warga yang penasaran rame-rame ingin melihat ember itu. Barang-barang kreditan Tejo yang lain pun akhirnya jadi laku keras, tapi jika mengingat Rani, Tejo masih terus bersedih.

 

Karena tak bisa melupakan Rani, Tejo yang sedih ditinggal Rani pun akhirnya meninggalkan kampung itu untuk berusaha di tempat lain walau di daerah ini dia makin terkenal dan dagangan serta kreditannya laris karena kedekatannya selama ini dengan Rani. Tapi jika musim kemarau tiba lagi nanti, Tejo berjanji akan kembali ke daerah ini, mungkin Rani juga datang dan mereka bisa berkomunikasi lagi, begitu pun yang diharapkannya, Rani masih selalu ingat dengan dirinya.

 

Begitulah kisah tentang Kuntilanak Rani, yang acapkali muncul jika musim kemarau di kampung kami, sekarang sedang musim hujan, warga tak perlu khawatir kehabisan air dan kemunculan Rani, hingga saatnya nanti ia datang lagi. Begitulah awal mula kisah tentang Kuntilanak di kampung kami tercinta. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: RITUAL GAIB PENGAMEN CANTIK PANTURA

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: MAHLUK ASING MIRIP MANUSIA

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: DEMI HARTA, BERCINTA DENGAN GENDERUWO

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!