Kisah Mistis: AZIMAT PAGAR RUMAH DARI KEJAHATAN
Kapan dan di manapun tindak kejahatan selalu menjadi momok. Celakanya di negeri kita, yang namanya perilaku jahat ini terus berevolusi dari waktu ke waktu. Buktinya, bisa ditengarai dengan munculnya berbagai macam modus baru para pelaku kriminal. Mulai yang tingkat paling rendah, sampai tingkat tinggi. Mulai dari yang berbungkus ilmiah, sampai dengan yang tersamar dalam perkara-perkara gaib.
Seiring dengan memburuknya tingkat kesejahteraan masyarakat akibat inflasi yang kian melangit, memang kejahatan akhirnya tak ubah seperti wabah penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Lihat saja di layar kaca yang ada di rumah kita masing-masing. Berita tentang kejahatan begitu marak dengan keanekaragaman bentuk dan pelaku. Kita bisa jadi miris melihat kenyataan ini. Tapi, itulah yang kami maksudkan sebagai “evolusi kejahatan” tadi.
Rasio perbandingan antara jumlah aparat Polisi dengan penduduk negeri ini memang sudah tak sepadan lagi. Karena itu, untuk menekan jumlah aksi-aksi kejahatan kita tak bisa hanya menggantungkan harapan kepada mereka. Sebagai warga masyarakat yang bertanggungjawab, kita juga dituntut untuk membantu menciptakan suasana lingkungan yang kondusif, sehingga para pelaku kejahatan bisa dengan mudah kita deteksi. Salah satu contoh adalah dengan menggalakkan kembali siskamling.
Pameo lama mengatakan: “Maling selalu lebih pintar dari yang punya rumah.” Itulah karakter asli dari para penjahat, yang selalu saja mencari celah-celah baru untuk melakukan aksinya. Ditambah dengan tingkat kesejahteraan yang terus memburuk, maka sungguh sulit untuk meminimalisir pelaku kriminalitas di negeri ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan lainnya. Akibatnya, upaya swakarsa masyarakat dalam mengamankan lingkungannya juga kerap kecolongan.
Agar tidak kecolongan, mungkin kita perlu cara lain untuk mendapatkan rasa aman. Piranti gaib salah satu pilihannya. Meski terkesan naif di zaman ruang angkasa seperti sekarang, namun dari banyak saksi diperoleh data bahwa ternyata cara ini cukup efektif juga. Sajian Utama berikut coba mengulik sejumlah fakta terkait…
Jika Anda sering meninggalkan rumah dalam waktu lama, langkah alternatif pasti menjadi pilihan yang jitu. Namun, sejauh mana kebenarannya…?
Beberapa waktu yang silam mungkin Anda pernah membaca berita tentang tertangkapnya gerombolan perampok yang berniat menggasak rumah salah seorang pengusaha muda di Tangerang. Gerombolan garong yang terdiri dari 4 orang itu bernasib naas. Mereka tertangkap tangan oleh beberapa orang penduduk yang berniat menunaikan Sholat Subuh. Keempatnya pun langsung digelandang ke Mapolsek terdekat tanpa mampu melakukan perlawanan sedikit pun.
Penangkapan kawanan perampok yang biasa beroperasi di daerah Tangerang dan sekitarnya ini memang terbilang relatif mudah. Padahal, kawanan ini sudah sejak lama menjadi Target Operasi (TO) pihak kepolisian, dan dengan licin selalu dapat meloloskan diri. Mengapa subuh itu mereka bisa dipecundangi oleh para warga dan tak berdaya seperti sekelompok tikus masuk perangkap?
Rupanya, ada kisah lain di balik peristiwa subuh buta itu. Sumaryoto, 29 tahun, lelaki asal Cilacap yang memergoki keempat perampok itu bertutur kepada penulis, “Mulanya saya melihat keempat orang perampok itu tengah kelimpungan di halaman depan rumah Pak Bobby. Saya curiga, karena mereka tidak saya kenali. Kecurigaan saya semakin mantap ketika melihat ada mobil Carry yang terparkir tak jauh dari pintu gerbang rumah. Karena itu, saya akhirnya mengumpulkan warga untuk menjebak mereka.”
Menurut Sumaryoto, pertama kali dilihatnya, tampak kawanan perampok itu berputar-putar di sekitar halaman dan beranda rumah Bobby Hilman, pengusaha muda dibidang kontraktor. Para perampok itu sepertinya kebingungan mencari jalan keluar. Bahkan, dua orang di antara mereka ada yang kelelahan dan terduduk sambil memeluk tiang penyangga rumah berlantai dua itu.
“Saya benar-benar heran. Ketika kami tangkap, kawanan perampok itu sepertinya benar-benar sudah kehabisan tenaga. Mungkin karena itu kami bisa menangkap mereka dengan mudah, meskipun mereka masing-masing memegang senjata, bahkan ada di antaranya yang memegang pistol. Yang membingungkan, mereka sama sekali tidak melakukan perlawanan,” cerita Sumaryoto lebih jauh.
Hamdani, salah seorang rekan Sumaryoto menambahkan, “Saya yakin ada sesuatu di rumah Pak Bobby. Makanya, dia sering meninggalkan rumahnya tanpa takut akan kemalingan.”
“Sesuatu” yang dimaksudkan Hamdani mungkin erat kaitannya dengan hal-hal gaib. Agaknya hal ini memang tak jauh melenceng. Bobby Hilman yang beberapa kali gagal dihubungi penulis, akhirnya menyebutkan bahwa dia telah menaruh semacam pagar gaib di rumahnya.
“Ini saya lakukan karena saya memang sering meninggalkan rumah itu,” tandas Bobby yang isterinya masih tinggal di Amerika untuk menyelesaikan studi S2-nya.
Bobby yang jebolan Insinyur Sipil sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta mengaku orang yang senantiasa berpikir konstruktif dan ilmiah. Bahwa pada akhirnya dia memberi rumahnya jimat-jimat penangkal maling, itu tak lebih karena saran salah seorang tantenya yang tinggal di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
“Saya tak percaya dengan ilmu-ilmu gaib. Waktu itu, tante saya memaksa memasang jimat pagar rumah itu di atas pintu utama rumah saya. Ya, katanya biar malina tidak bisa masuk ke dalam rumah,” cerita Bobby.
Pada malam kejadian itu, Bobby sedang ke Surabaya, sementara kedua orang pembantunya yang kebetulan suami-isteri sedang pulang ke kampung halamannya untuk menikahkan putri mereka.
“Jadi, pada saat kejadian rumah benar-benar kosong. Tak heran kalau kawanan perampok itu bisa leluasa masuk, karena saya memang tidak pernah menggaji Satpam. Mereka sudah mengikat semua barang-barang berharga di rumah saya, termasuk brankas uang yang isinya cukup lumayan. Wah, pokoknya saya bisa bangkrut seandainya para perampok itu bisa kabur menguras seluruh isi rumah saya. Tapi, saya sendiri heran mengapa mereka bisa linglung dan tak tahu jalan keluar dari rumah saya,” cerita Bobby panjang lebar. “Atau mungkin karena kekuatan gaib yang saya pasang di rumah saya?” Tanyanya.
Akankah peristiwa tak masuk akal itu memang terjadi karena pengaruh gaib jimat yang ditaruh di atas pintu utama rumah Bobby? “Entahlah! Tapi, mau tidak mau saya memang harus mengaitkannya dengan benda itu,” cetus Bobby.
Penasaran dengan cerita Bobby Hilman, penulis akhirnya coba melakukan konfirmasi kepada Marissa, 43 tahun. Tantenya Bobby ini membenarkan bahwa dia telah memberi jimat pagar rumah di rumah kemenakannya itu. Wanita kelahiran Jogya ini mengaku sejak kecil percaya dengan keberadaan ilmu-ilmu gaib.
“Sebagai orang yang dibesarkan di tengah keluarga yang sarat dengan kultur Jawa, sejak kecil saya telah diperkenalkan dengan hal-hal gaib. Seperti misalnya ada jimat tolak balak dan jimat pagar gaib. Saya percaya benda-benda itu mengandung kekuatan karena dibuat dengan ritual dan lelaku yang berat,” papar Marissa yang dijumpai penulis di toko komputernya yang terletak di Mangga Dua Mall.
Dalam obrolan santai dengan penulis, Marissa akhirnya menyebut nama Kyai Pamungkas. Dia mengaku telah lama mengenal paranormal muda ini, bahkan selalu meminta syareat batiniah darinya, termasuk untuk kelancaran bisnis juga yang berhubungan dengan pagar gaib rumah.
“Rumah saya di Cengkareng juga diberi pagar gaib. Saya sendiri bingung, banyak teman saya yang sering ketakutan kalau malam hari ingin bertamu ke rumah. Mereka menelepon saya, katanya mereka melihat ada Macan Putih yang nongkrong di depan pintu gerbang rumah saya. Saya bingung. Apa benar seperti itu? Tapi, karena banyak yang bilang begitu, akhirnya saya percaya,” cerita wanita yang masih kelihatan cantik di usia kepala empat ini.
Selepas obrolan sambil menikmati karedok kedemaran Marissa, penulis akhirnya ikut numpang mobilnya dalam perjalanan menuju rumah Saipudin. Kebetulan, siang rnenjelang sore itu Marissa ada janji bertemu dengan Saipudin. Kesempatan ini memang sengaja penulis gunakan untuk mengorek lebih jauh rahasia di seputar pagar gaib rumah tersebut.
Sambil coba menutupi kelebihan yang dimilikinya, Kyai Pamungkas memang tidak menampik keberadaan jimat-jimat semacam itu. Menurutnya, sejak zaman dahulu kala nenek moyang kita sudah menggunakannya. Misalkan saja, nenek moyang orang Jawa menggunakan bekas ladam (sepatu) Kuda untuk pagar gaib rumah.
“Tapi, yang saya gunakan adalah Asma’ atau Hizib yang saya ambil dari Al-Qur’an. Tradisi semacam ini sudah lama tumbuh di kalangan Ulama Sufi dan Ahli Tarekat,” tegas Kyai Pamungkas.
“Insya Allah, dengan memasang pagar rumah ini di pintu utama rumah, maka oleh orang yang akan berniat jahat melihat rumah kita seperti lautan atau seperti hutan belantara. Di lain waktu, rumah kita juga seperti dijaga ketat oleh seekor Macan Putih yang sangat besar. Macan ini adalah Khodam dari Asma atau Hizib yang saya buat,” papar paranormal muda yang senang melempar senyum ini.
Ditambahkan olehnya bahwa kalau pun pencuri dapat masuk karena memiliki ilmu gaib tertentu, namun si pencuri dijamin tidak akan bisa keluar. “Kesadaran mereka akan hilang. Mereka saya jamin akan linglung dan tidak bisa meninggalkan rumah yang telah dicurinya,” tegas Kyai Pamungkas lagi.
Agaknya, kenyataan seperti itulah yang telah berlangsung di rumah Bobby Hilman. Kawanan pencuri yang nampaknya membekali diri dengan ilmu gaib itu bisa masuk ke dalam rumahnya namun mereka bingung mencari jalan keluar. Aneh, memang. Tapi itulah keajaiban dari sebuat piranti gaib.
Dengan menaruh Jimat Pagar Gaib Rumah pada pintu utama rumah, penghuni rumah tersebut juga akan terbebas dari serangan black magic semacam santet dan sejenisnya. Dikatakan Saipudin akan lebih afdol bila semua pintu yang mengarah keluar rumat diberi pagar gaib. “Ini berarti rumah sepenuhnya sudah dikurung aura gaib, sehingga mustahi akan bisa ditembus oleh aksi kejahatan dalam bentuk apapun,” tegasnya lagi.
Pagar gaib rumah memang masih menjadi misteri yang penuh dengan teka-teki. Namun kisah yang dialami Bobby Hilmai setidaknya memberi jawaban dari misteri besar tersebut, bahwa pagar gaib itu memang nyata adanya. Di tengah iklim kejahatan yang kian meningkat, terutam kasus-kasus perampokan yan disertai tindak pembunuhan atau penganiayaan, maka sungguh tak ada salahnya menggunakan cara alternatif ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)