Panggonan Wingit: HANTU PENUNGGU KEPUH, KAMPUNG KUTUH UNGASAN, BALI
Kepuh atau pohon kapuk jantan itu menjulang di sudut kampung Kutuh Ungasan. Disebut kepuh, karena dia tak berbuah seperti kapuk yang konon dari jenis betina.
Umurnya sudah hampir 200 tahun, tingginya sudah lebih dari 80 m. Menurut warga kampung Kutuh Ungasan, 45 km arah selatan Denpasar Bali, kutuh itu sudah ada sejak keturunan pertama yang datang ke kampung itu.
“Kakeknya kakek saya sudah melihat kepuh itu setinggi sekarang ini,” tutur Made Kendra (51), pemuka adat kampung Kutuh ini.
Keangkerannya justeru muncul saat menjelang bulan purnama, ketika sinar rembulan menerangi pohon kepuh yang menjulang dan terlihat sampai ke Nusa Dua yang jaraknya 10 km dari tempat itu.
Ketika purnama kadang muncul asap dari salah satu dahan mengarah ke timur, ataupun muncul bau wangi tapi bukan wangi parfum dari batang kepuh itu sendiri. Kendra yang sejak masih kecil sering bermain di lapangan depan pohon kepuh itu mengaku sering bertemu dengan sang penunggu.
“Biasanya pada bulan purnama saya main petak umpet di sana, dan bila kita bersembunyi di pohon-pohon sekitar kepuh kita akan benar-benar raib dari penglihatan orang, karena penunggu kepuh itu ikut menyembunyikan kita,” tutur Kendra.
Ini dialaminya sendiri, dia melihat temannya celingukan mencarinya, padahal dia berdiri di depan sang teman, ketika dia iseng mencolek temannya dia malah lari.
“Keesokan harinya dia bercerita kalau Saat mencari dia ada yang mencolek, padahal itu saya sendiri yang mencolek,” papar Kendra.
Dia mengaku hanya melihat bayangan hitam tinggi besar yang melintas di depannya diiringi bau menyengat. Penunggu kepuh itu juga siang hari bolong sering keluar dari sarangnya, dia bisa berubah menjadi ayam hitam, atau sapi hitam yang berkeliling kampung. Jika menjelang purnama penduduk setempat bertemu dengan kedua binatang itu mereka akan segera membeli lotre atau togel saat belum dilarang.
“Nomor berapa saja yang dibeli oleh mereka yang berjumpa dengan penunggu kepuh itu pasti tembus,” tutur Ketut Darmadi (41). Selain memberi nomor keberuntungan hantu penunggu pohon kepuh itu kadangkala juga jahil, misalnya dia sering menyembunyikan anak-anak yang bermain di sekitar pohon kepuh itu.
“Terutama bocah lelaki antara 5 tahun sampai 8 tahun, kadang disembunyikan selama berjam-jam, walau orang tuanya kebingungan mencari ke sana kemari tak bakalan menemukannya,” tutur Kendra.
Untuk bisa berjumpa kembali dengan anaknya mereka harus menabuh bakul keras-keras di sekitar pohon kepuh itu, tak sampai 10 menit anaknya akan dilepaskan dan dia terlihat sedang asyik bermain gundu di sekitar pohon kutuh itu.
Selain menyembunyikan anak, penunggu kepuh juga kerap murka, di masa lampau bila penduduk setempat tak melakukan larung sesaji dalam kurun waktu tertentu, biasanya menjelang Kajeng Kliwon, harus dibuatkan upacara pecaruan alit, harus ada ayam kecil yang disembelih dan darahnya dikucurkan di depan rumah masing-masing. Hal ini disebut dengan tajen atau tabuh rah, kebiasaan itu sekarang ini sudah tidak pernah lagi dilakukan, tapi resikonya ada, akan banyak pertengkaran dan perkelahian atau tabrakan.
“Darah dari pertengkaran, perkelahian dan tabrakan itu mungkin yang diinginkan oleh penunggu kepuh itu,” ungkap Kendra.
Bukan hanya penungggu pohon besar saja yang menginginkannya, juga ada butha kala, dan penunggu pertigaan, perempatan dan banyak lagi yang lainnya yang mengharapkan guyuran darah di tanah.
“Maka sejak tajen dilarang, di seluruh Bali kita sering mendengar adanya perkelahian,” tambah Kendra serius.
Selain meminta darah dengan tabuh rah, penungggu kepuh di desa Kutuh ini juga termasuk yang dermawan dan baik hati. Mereka yang rajin menghaturkan canang dengan di isi permen pasti mendapatkan rejeki yang bagus.
Seperti dialami Nyoman Karsa (54), pemancing fanatik dari Denpasar yang setiap minggu memancing di sekitar pantai Kutuh. Sebelum memancing dia pasti melakukan ritual memberi canang berisi permen kepada penunggu kepuh itu.
“Hasil pancingan saya tak kurang dari 10 kilo dan berjenis ikannya, mulai cakalang sampai tuna dan tenggiri,” paparnya. Pernah suatu ketika dia tak memberi persembahan, seharian berjemur tak seekor ikanpun yang menghampiri panangnya.
Sedangkan pemancing lain yang tak mempercayainya, dan nyelonong saja langsung memancing di pantai Kutuh kerap mendapatkan pengalaman yang mengerikan, mulai dari seluruh pancingnya hilang, ikan tangkapannya memburuk atau jukung atau perahu yang digunakannya memancing terbalik dan penumpangnya nyaris mati.
“Itu sebelum saya sadar kalau penunggu pohon kepuh itu sangat berpengaruh pada perolehan dan keselamatan kita selaku pemancing,” papar Nyoman Karsa lagi.
Bagi pedagang batu, pedagang sapi atau pedagang rabuk dan kayu api yang sering berkeliling di Kutuh Ungasan mereka sudah paham benar dengan tabiat penunggu pohon tinggi itu.
“Selain menyukai permen, penunggu kepuh itu juga suka jajanan pasar seperti klepon dan abug, karena kalau menghaturkan kedua jenis jajanan itu pendatapan saya pasti meningkat tajam,” tutur Made Rempug (57) pedagang sapi yang biasa membeli sapi di Kutuh.
Kalau haturannya bukan klepon dan abug sapi yang dibawanya ke pasar sapi Beringkit pasti lakunya tak seberapa, tapi kalau sesajennya dilengkapi dengan klepon dan abug yang terbuat dari gula jawa dan ubi kayu itu, sapinya yang sakitpun bisa laku mahal, dia mempercayai bila penunggu kepuh itulah yang membantu melancarkan rejekinya sehingga barang dagangannya bisa laris manis. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamugkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)