Kisah Kyai Pamungkas: AMARAH HANTU TENTARA BELANDA
Rumah di ujung desa tersebut sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, yang kini telah lama merantau di Sumatera sekaligus menetap di sana. Sudah sepuluh tahun rumah itu kosong tak berpenghuni, pemilik rumah yang sudah menetap di Sumatera pun sebenarnya sebelum berangkat ke Sumatra sudah mengizinkan siapapun untuk menempati rumahnya. Namun masyarakat setempat segan menepati rumah tersebut.
Tentunya kalian pernah mendengar tentang mitos rumah yang ditinggalkan pemiliknya selama 40 hari, akan ditempati oleh makhluk halus. Coba bayangkan ini sudah 10 tahun rumah ini tidak berpenghuni, warga sekitar rumah tersebut pun sering mendengar derap langkah suara tentara di rumah kosong tersebut.
Akhirnya setelah 10 tahun rumah itu kosong tak berpenghuni, ada juga yang mau membelinya. Rumah tersebut dibeli oleh orang dari kota sebut saja namanya Pak Dhofier, Ia adalah seorang anggota polisi yang sedang bertugas di daerah tersebut. Alasan Pak Dhofier membeli rumah tersebut tentu saja karena harganya murah. Ia menempati rumah tersebut dengan istri dan kedua anaknya yang berusia 10 tahun dan 6 tahun.
Terlebih dahulu Pak Dhofier merenovasi rumah tersebut dan melengkapinya dengan perabotan-perabotan rumah tangga. Kabar bahwa rumah tersebut sudah ada yang membeli menyebar di masyarakat setempat, para warga menyarankan kepada Pak Dhofier untuk mengadakan slametan mengingat rumah tersebut sudah lama tak berpenghuni selama 10 tahun.
Seorang tokoh agama yang berpengaruh di lingkungan tersebut dan juga memiliki kemampuan berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata sebut saja namanya Pak Asraf menemui Pak Dhofier, dan meminta kepada Pak Dhofier untuk mengadakan slametan. Namun, Pak Dhofier tetap tidak mau.
Selama sepuluh tahun rumah tersebut kosong, warga sering melihat berbagai macam penampakan. Tapi yang sering menampakkan diri adalah dua sosok tentara yang berperawakan tinggi dan berwajah Eropa, warga menyebutnya dengan hantu tentara Belanda. Serta sosok perempuan yang memakai gaun dan memakai topi berwajah Eropa, warga menyebutnya dengan nama hantu noni Belanda.
Sejak malam pertama, keluarga Pak Dhofier menempati rumah tersebut, mereka mengalami berbagai kejadian mistis. Anak bungsu Pak Dhofier yang berumur 5 tahun sebut saja namanya Tanto, ketika jam tiga malam ia hendak buang air. Sebelum Tanto sampai di kamar mandi, Ia dikejutkan dengan sosok noni Belanda yang sedang duduk di ruang makan. Tanto pun kembali berputar tak jadi ke kamar mandi.
Sementara anak sulung Pak Dhofier sebut saja namanya Yanto mendengar derap langkah suara kaki tentara serta tembakan seperti sedang terjadi pertempuran, semalaman Yanto tak bisa tidur. Sementara istri Pak Dhofier sebut saja namanya Bu Siti mendengar jeritan-jeritan pilu yang menyayat hati, tangisan perempuan dan anak-anak. Semalaman Bu Siti tidak bisa tidur. Yanto, Tanto, dan Bu Siti menceritakan kejadian semalam kepada Pak Dhofier. Namun Pak Dhofier tidak mempercayainya, menganggap itu hanya halusinasi mereka.
Di malam kedua keluarga Pak Dhofier tidak mengalami kejadian mistis. Namun ketika pagi hari mereka dikejutkan dengan kondisi dapur mereka yang berantakan. Rak piring rubuh, gelas dan piring pecah, mereka bertanya-tanya apakah semalam telah terjadi gempa. Pak Dhofier pun bertanya kepada tetangganya apakah ada gempa semalam, para tetangga mengatakan bahwa semalam tidak ada gempa.
Di malam ketiga terjawab, mengapa ruang dapur berantakan. Jam 1 dini hari Pak Dhofier terbangun mendengar suara gaduh, suara itu berasal dari dapur, suara piring dan gelas pecah. Pak Dhofier pun bergegas menuju dapur, Ia berpikir bahwa maling telah memasuki rumahnya. Ia mengendap-ngendap menuju dapur di tangannya Ia membawa sepucuk pistol. Pak Dhofier kaget sesampainya di dapur, Ia melihat dua sosok tentara Belanda sedang berkelahi saling lempar gelas dan piring. Sementara di pojokkan dapur sosok noni Belanda sedang menangis.
Pak Dhofier pun langsung pingsan, dan sadar ketika adzan Shubuh berkumandang. Paginya sehabis Sholat Jama’ah Subuh di Masjid Pak Dhofier menemui Pak Asraf dan menceritakan kejadian yang dialaminya. Pak Asraf menyarankan agar Pak Dhofier melakukan slametan. Akhirnya malam harinya slametan dilaksanakan di rumah Pak Dhofier. Dengan kemampuan yang dimilikinya Pak Asraf memindahkan sosok tersebut supaya tidak kembali lagi dan mengganggu rumah Pak Dhofier serta masyarakat.
Pak Asraf memindahkan dua sosok tentara Belanda dan memisahkannya. Yang satu di pindahkan ke pohon jati di hutan dan yang satunya lagi di pohon kapuk dekat sungai di ujung desa. Sementara noni Belanda di pindahkan di pohon kapuk di kuburan desa. Dan hantu hantu itu tidak lagi mengganggu masyarakat. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)