Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: MENOLAK PINANGAN RATU PANTAI SELATAN

Kisah Mistis: MENOLAK PINANGAN RATU PANTAI SELATAN

Ratu Pantai Selatan meminangnya untuk dinikahkan dengan Ragil Kuning, putri bungsu sang Ratu. Namun, dia menolak pinangan tersebut. Garagara penolakan ini, seluruh keluarganya nyaris tewas di Parang Tritis. Bagaimana kisahnya…?

 

Gunung Pring, Magelang, aaa D makam seorang tokoh yang sangat terkenal. Namanya Raden Mas Kyai Santri, yang masih memiliki trah Kerajaan Mataram. Karena semasa hidupnya Kyai Santri dikenal sebagai tokoh yang sakti dan tinggi ilmu agamanya, maka tak heran jika hingga sekarang makamnya selalu ramai diziarahi oleh mereka yang ingin ngalap berkah.

 

Salah seorang keturunan Raden Mas Kyai Santri adalah Sugianto. Tak heran jika pria muda kelahiran 15 Mei 1977 ini juga mewarisi bakat-bakat waskita seperti yang dimiliki oleh kakek moyangnya. Sebagai bukti, sejak dirinya masih kanak-kanak berbagai peristiwa gaib terus membayangi hidupnya.

 

Saat masih berusia 10 tahun, Sugianto kerap membuat heboh karena banyak Orang yang melihat dirinya selalu dikuntit oleh seekor macan putih. Anehnya, dia sendiri tak pernah melihat kehadiran hewan siluman itu.

 

“Ketika saya ke ladang untuk membantu orang tua menanam jagung, ayah dan ibu saya sering memberitahu bahwa ada seekor macan putih yang mengikuti saya. Sebagai anak kecil, saya tentu saja merasa aneh dan takut. Tapi orang tua saya mengatakan bahwa macan putih itu memang sudah ada sejak saya masih bayi. Hewan gaib itu tidak bermaksud jahat,” cerita Sugianto. Menginjak usia remaja, persisnya ketika dia mesantren di sebuah Pondok Pesantren Salafiah di Kandal, daerah kelahirannya, Sugianto mulai bisa mengenali siapa sesungguhnya sosok macan putih itu. Ternyata, dia adalah hewan piaraan Raden Mas Kyai Santri, yang adalah kakek buyutnya sendiri.

 

Sejak usia remaja itu pula Sugianto semakin sering dikunjungi oleh tokohtokoh gaib yang hidup di zaman lampau. Sebut saja misalnya Prabu Kian Santang dan Pangeran Walang Sungsang. Tak hanya itu, dia juga kerap mendapat kunjungan seekor ular raksasa, yang hingga kini di waktuwaktu tertentu akan muncul ketika dia dalam kesendirian.

 

“Ular besar ini ternyata adalah tunggangan Prabu Kian Santang di zaman silam. Hewan itu mengunjungi saya, karena merasa sayalah orang yang tepat dan bisa merawatnya,” tambah Sugianto yang tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Perguruan Silat dan Tenaga Dalam Aji Barokah.

 

Dari kesekian banyak peristiwa gaib yang dialaminya, ada satu kejadian yang begitu membekas dalam ingatan Sugianto. Peristiwanya terjadi pada tahun 1997 silam. Ketika itu dia akan menikah dengan Sumiyati, gadis pujaan hatinya. Selang dua hari sebelum resepsi pernikahan dilangsungkan, pada suatu malam Sugianto didatangi sesosok tamu yang disebutnya sebagai tamu agung. Sang tamu tak lain adalah sosok Ratu Pantai Selatan. Kedatangannya bermaksud akan mengangkat Sugianto sebagai menantunya.

 

“Kerajaanku membutuhkan seorang manusia seperti dirimu, Den Bagus!” kata Ratu Pantai Selatan, seperti yang ditirukan oleh Sugianto. “Karena itu aku menawarkan kepadamu harta dan tahta, asalkan kau mau menikahi Ragil Kuning, putri bungsuku.”

 

Dengan takzim dan penuh rasa hormat, Sugianto memberanikan diri menolak tawaran itu. “Maafkan Ananda, Ratu! Kedatangan Nyi Ratu rupanya terlambat, sebab Allah SWT telah menentukan jodoh bagi diri saya. Karena itu dengan berat hati Ananda tak bisa memenuhi permintaan Nyi Ratu.

 

Ratu Pantai Selatan tentu saja sangat kecewa karena pinangannya ditolak. Malam itu, dia pergi dengan kereta kencana dan para pengawalnya, dengan menimbulkan suara gemerincing yang memekakkan telinga. “Hal tersebut merupakan pertanda kalau sang Ratu tengah marah besar!” tandas Sugianto.

 

Keanehan rupanya tidak berhenti hingga di sini. Ketika tiba hari “H” pesta perkawinan, rombongan pengantar pengantin dari Kendal. mengalami suatu peristiwa yang sangat musykil. Bahkan, peristiwa ini hampir saja merenggut nyawa puluhan orang.

 

Ceritanya, hari itu Suparman dan Suariyah, ayah dan Ibu Sugiono, beserta para kerabat dekatnya merencanakan pergi ke Prambanan untuk menghadiri pesta pernikahan anaknya. Mereka berangkat berombongan dengan sebuah mobil minibus. Dalam perjalanan tak terjadi apapun. Semuanya seperti berjalan lancar-lancar saja.

 

Namun, perjalanan tersebut mulai berubah aneh ketika semua orang di dalam minibus itu merasakan kantuk yang teramat berat. Mereka semuanya tertidur. Bahkan anehnya, pengemudi kendaraan juga tertidur.

 

Entah berapa lama rombongan ini tertidur. Mereka baru sadar ketika mendengar suara ribut-ribut dari luar kabin mobil. Saat terjaga semuanya terkejut. Aneh bin ajaib! Mobil yang mereka kendarai sudah terparkir di bibir jurang tak jauh dari lokasi wisata Parangtritis yang terkenal dengan legenda Ratu Pantai Selatannya itu. Lantas, apa sesungguhnya yang telah terjadi?

 

“Menurut cerita si sopir, dirinya merasa melewati jalan beraspal yang sangat licin, sampai kemudian tiba di sebuah rumah megah yang ramai, sebab rupanya sedang ada pesta pernikahan. Si sopir juga mengaku melihat saya duduk di pelaminan dengan gadis yang sangat cantik. Padahal, ketika itu saya sedang berada di Prambanan, di rumah mertua saya,” cerita Sugianto, sambil menegaskan kalau saja hari itu dia mau dirias dengan pakaian pengantin sesuai dengan adat Jawa, maka besar kemungkinan mobil itu akan jatuh ke jurang dan tenggelam di laut selatan. Untungnya, dia memang mendapat firasat untuk tidak mengenakan pakaian pengantin adat Jawa, meski hari itu adalah hari pernikahannya.

 

“Malahan, hari itu saya berpakaian biasa saja, seperti tidak sedang jadi pengantin!” tambahnya.

 

Atas kejadian tersebut, Sugianto memang merasa yakin bahwa hal tersebut merupakan ulah dari Ratu Pantai Selatan yang marah akibat pinangannya ditolak. Buktinya, pada malam pesta pernikahannya, Nyi Roro Kidul kembali datang dengan membawakan dua buah boneka emas yang sangat indah. Dia bermaksud memberikan boneka ini kepada Sugianto. Tapi, sekali lagi Sugianto juga menolaknya.

 

“Kalau saya menerima pemberiannya, berarti saya akan terjebak mengikuti permainannya. Karena itu saya menolaknya, sebab saya sadar akan berbahaya bila berhubungan dengan makhluk halus yang beraura jahat,” papar Sugianto.

 

Sebagai seorang yang bisa melakukan kontak dengan dunia gaib, maka di alam gaib Sugianto memiliki nama sandi tersendiri yakni Bayu Jati. Bahkan, nama ini seakan telah menjadi semacam key word, sehingga dirinya bisa dengan mudah mengontak makhluk halus, khususnya yang beraura positif.

 

Sama seperti dirinya yang mewarisi bakat-bakat gaib dari kakek buyutnya yakni Radan Mas Kyai Santri, maka kemampuan gaib yang dimilikinya juga ikut menurun kepada putra tunggalnya yang bernama Hasan Priamada. Bocah berusia 6 tahun ini sudah mampu melihat keberadaan dunia gaib. Bahkan, kepada penulis Hasan berceloteh bahwa dirinya selalu tidur dengan ular yang sangat besar. Tak hanya itu, hampir setiap malam Jum’at bocah ini juga mengaku ditemui oleh beberapa orang kakek dan nenek, yang kemudian menemaninya tidur.

 

“Sejak bayi anak saya memang seperti mengerti dengan dunia gaib. Uniknya, dia tidak pernah mau saya gendong. Kalau saya paksa, dia pasti akan menangis,” cerita Sugianto alias Bayu Jati yang saat ini bermukin di daerah Rawasari, Jakarta Timur.

 

Empat tahun silam, persisnya di penghujung tahun 2002, saat Sugianto berkunjung ke kampung halamannya di daerah Kendal, pas malam Selasa Kliwon dia mendapat kunjungan khusus dari seorang wanita yang sangat cantik. Wanita jelita ini tak lain dan tak bukan adalah Dewi Lanjar, Ratu Siluman penguasa pantai utara.

 

Di malam yang sama, Sugianto menerima ajakan Dewi Lanjar untuk berkunjung ke istananya yang terletak di dasar samudera. Istana itu sangat indah dengan ukiran dan hiasan ratna mutu manikam, sehingga siapapun akan terpesona melihatnya.

 

“Padahal, jika dilihat dengan mata batin, istana tersebut sesungguhnya sangat menyeramkan, sehab baik tiang, tangga, maupun kursi-kursi dan kelengkapan yang ada di sana, semuanya dilengkapi dengan tubuh manusia. Ya, manusia-manusia sesat itu ada yang menjadi landasan tangga, menyangga tiang, atau menjadi kursi. Mereka ini adalah manusia yang melakukan persekutuan dengan Dewi Lanjar,” papar Bayu Aji.

 

Yang tak kalah mencengangkan, di antara orang-orang tersebut ada yang sempat dikenali oleh Sugianto. Mereka adalah para tetangganya yang meninggal beberapa tahun silam.

 

“Saya tak tahu mengapa mereka bisa seperti itu. Yang saya tahu mereka memang termasuk orang-orang yang kaya di kampung halaman saya,” tambahnya, sekaligus menceritakan bahwa dalam perjalanan ini dia juga ditawari jabatan sebagai senopati di istana gaib Dewi Lanjar. Kendati dijanjikan harta dan kemewahan, namun Sugianto dengan bersikukuh menolak tawaran tersebut.

 

Kendati banyak tawaran harta dan kemewahan dari bangsa siluman, namun Sugianto alias Bayu Jati lebih memilih h dup sederhana, sambil beraktivitas melakukan penyembuhan kepada siapa saja yang membutuhkannya. Dia mengaku mendapatkan ilmu penyembuhan dari para tokoh gaib yang mendampingnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: RITUAL PAMER PAYUDARA DI UMBUL MANDING

Kyai Pamungkas

KIRAB GREBEG SUDIRO: RITUAL PERSATUAN ANTAR ETNIS

Kyai Pamungkas

Kayu Berkhasiat: Pohon Boga

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!