Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: STASIUN HANTU, CIJULANG

Panggonan Wingit: STASIUN HANTU, CIJULANG

JEJAK-JEJAK HANTU DI CIAMIS SELATAN

Cijulang, sebuah kecamatan di Selatan Kabupaten Ciamis disebut-sebut sebagai daerah paling rawan gangguan makhluk halus. Selain terkenal dengan ilmu hitamnya (teluh), Cijulang juga memiliki beberapa tempat yang merupakan markas hantu, genderuwo, siluman dan jurig marakayangan. Sebut saja sungai Cijulang dan Ciwayang yang jadi tempat pembuangan puluhan dukun teluh yang dibantai masa beberapa tahun silam. Sungai itu kini menjadi markas hantu dan arwah gentayangan.

 

Selain itu, dalam artikel kali ini, penulis berusaha menginvestigasi keberadaan makhluk-makhluk halus di keramat Sembah Agung. Terbukti, keramat ini memang memiliki beberapa tempat angker yang dihuni genderuwo, jin, kuntilanak dan jenis makhluk halus lainnya. Kemudian, hanya berjarak 2 Km. dari keramat Sembah Agung juga terdapat sebuah stasiun tua yang sudah tidak berfungsi lagi. Menurut kesaksian banyak warga, stasiun dan rel sepanjang puluhan kilometer itu kini menjadi markas hantu kereta.

 

Tapi bagi Anda yang ingin kaya mendadak dengan cara ngipri, di Cijulang juga terdapat sebuah sungai yang dihuni Nyi Salamah. Dia adalah roh gentayangan yang diangkat anak oleh Siluman Ular Cijulang. Siluman cantik ini sanggup memberikan kekayaan dengan konpensasi tumbal nyawa manusia untuk dijadikan budak di negerinya. Penasaran? Silahkan baca, datang dan buktikan di Cijulang, jejak-jejak hantu Ciamis Selatan…

 

Meski sudah tidak berfungi, banyak orang yang mendengar raungan kereta di sana. Seorang pelancong bahkan turun di Stasiun Cijulang naik kereta hantu…

 

Stasiun Cijulang adalah stasiun terakhir kereta lintas selatan di kabupaten Ciamis. Stasiun kecil ini berdiri di atas tanah tak lebih dari 5000 meter persegi termasuk areal parkir, gudang serta bangunan utama peninggalan Belanda. Stasiun ini memberi peranan penting bagi masyarakat Cijulang dan Parigi. Sebab melalui stasiun inilah mereka membawa hasil bumi berupa padi, jagung, kelapa, sawit, karet serta rempah-rempah ke kota Bandung. Wilayah Cijulang, Parigi, Pangandaran dan umumnya Ciamis Selatan memang terkenal dengan hasil bumi serta rempah-rempahnya. Itulah sebabnya pemernintah Kolonial Belanda mau membangun jalur kereta lintas Selatan Ciamis ini. Tapi itu dulu puluhan tahun yang lalu, kini Stasiun Cijulang dan rel sepanjang puluhan kilometer itu sudah tak berfungsi lagi. Rel serta bantalannya yang membentang di tengah hutan dan perkebunan masyarakat itu sudah lapuk ditumbuhi belukar dan pohon-pohon liar. Ia hanya menjadi saksi bisu bahwa-di atasnya pernah berputar roda-roda kereta yang menyangga gerbong pembawa barang dan manusia. Begitu pula stasiun Cijulang, ia bagai patung yang menyaksikan perjalanan panjang manusia dari zaman Kolonial Belanda hingga kini.

 

Tak diperoleh kepastian sejak kapan tak ada lagi kereta yang berhenti di Stasiun Cijulang. Masyarakat disana, terutama orang tua, hanya bisa memberi gambaran bahwa sejak duapuluhan tahun lalu tak ada lagi kereta yang melintas di jalur ini. Orang lebih suka menggunakan mobil atau bus untuk menjangkau wilayah Pangandaran, Parigi dan Cijulang, lebih praktis begitu katanya. Tapi mungkin juga perangkat kereta di sana sudah terlalu tua untuk medan seperti itu hingga beresiko lebih tinggi.

 

Ironisnya meski sejak dua puluhan tahun falu tak ada lagi kereta menuju Stasiun Cijulang, beberapa warga di sana masih ada yang suka mendengar raungan mesin kereta. Bahkan beberapa warga masyarakat Parigi yang rumahnya tak jauh dari rel, seringkali mendengar bunyi klakson kereta yang membahana di kejauhan. Bagi mereka, raungan mesin kereta, klakson atau deru roda yang bersentuhan dengan rel besi adalah peristiwa misteri yang biasa terdengar. “Itu hantu, hantu yang meniru bunyi kereta,” tutur Parman seorang warga Parigi yang ditemui penulis.

 

Parman, 45 tahun, adalah salah seorang saksi yang pernah dua kali mengalami peristiwa gaib di rel kereta sepanjang Parigi-Cijulang. Seperti diakui masyarakat, daerah sepanjang rel Parigi Cijulang memang markas hantu. Berbagai peristiwa gaib dan mengerikan sering terjadi di sana, bukan cuma berkaitan dengan kereta. Maklum kawasan yang dilalui rel tersebut adalah perkebunan kelapa dan sebagian besar hutan belukar serta rawa dan sungai-sungai yang aliran airnya lamban. “Hantu-hantu itu suka bermukim di tempat seperti itu,” tutur Parman.

 

Diceritakan Parman, hari itu ia hen dak menjemput anaknya yang pulang dari sekolah. Jarak rumah dengan jalan raya Pangandaran-Cijulang agak jauh, sekitar 1 Kometaran itu jalan untuk menuju rumah Parman masih berbatu koral dengan kiri kanan jalan banyak kebun kelapa dan pohon, pohon Ilar. Merasa sayang pada anak perempuannya, sore itu Parman menjemputnya di tepi jalan dimana anaknya turun dari angkutan pedesaan.

 

Tapi hingga hari menjelang Maghrib anaknya belum juga terlihat turun dari kendaraan. Dalam hati Parman mulai gelisah, tapi Ia tetap berpikiran baik mungkin anak itu ada pelajaran tam. bahan. Ditengah lamunan Parman, Ia mendengar bunyi kereta dari kejauhan diantara kebun kelapa. Parman langsung berdiri dari jongkoknya, rasanya rei itu sudah lama tidak berfungsi, tapi mengapa ada bunyi gemuruh kereta dengan klaksonnya. Berkali-kali Parman menajamkan pendengarannya, tapi suara-suara misterius itu tetap terdengar. “Saya langsung mengucap istighfar sambil mengusap muka. Suara itu pun hilang,” tutur Parman.

 

Empat bulan setelah peristiwa itu, Parman kembali mengalami peristiwa misterius seputar kereta hantu. Bahkan kali ini bukan cuma ia yang menyaksikan peristiwa menakutkan itu, Parman bersama seorang kawannya. Hari itu Parman sedang memancing di sebuah sungai tak jauh dari bantalan rel kereta. Bersama kawannya Parman duduk di jembatan kereta di atas sungai, di sana memang mudah melempar kail. Sejak awal Parman memang telah merasakan hal gaib di sekitarnya.

 

Tak seperti biasanya bulu kuduk Parman terus meremang sejak ia mulai duduk di atas jembatan kereta itu. Rasa takut terus mendera hatinya, tapi Parman terus saja memancing di situ, sebab ikan di sana katanya banyak. Dan kali ini agak aneh, ikan di sungai itu seperti mencandai Parman. Tiap kali kailnya di makan, ikan itu selalu berhasil meloloskan diri. Tapi Parrman berhasil menangkap beberapa ekor gabus dan ikan lele. Apa yang dirasakan Parman ternyata juga dirasakan kawannya. “Man kita pindah yu, aku nggak enak hati nih,” tutur kawannya pada Parman.

 

Belum Iima menit kawan itu mengajak Parman pindah, tiba-tiba di sebelah kanan Parman melihat seorang perempuan melambaikan tangan padanya. Sambil berbisik pada kawannya, Parman berdiri dari tempat duduknya. Ia pun menghampiri wanita Itu bersama kawan mancingnya. Apa yang ada dibenak Parman terbukti, wanita itu bergaun hijau dengan rambut panjang terurai dibawah bahu. Sambil menggendong sebuah tas putih, mukanya terus merunduk ke bawah seperti tak berani menatap mata Parman dan kawannya. “Kang saya mau tanya, kalau kereta dari Cijulang berangkat jam berapa ya?” tanya wanita misterius itu.

 

Parman seperti tersambar petir, dalam benaknya ini pasti bukan manusia, tapi bagaimana mengusirnya. Parman terus berpikir keras, tapi ia malah terdiam seperti patung. Parman hanya berdiri sambil memandang wajah wanita misterlus Itu. Lambat laun wanita itu mulai menengadah, menatap wajah Parman. Ditatap wanita hantu itu Parman makin ketir. Akhirnya ia menjawab juga, “Neng rel ini sudah lama tidak berfungsi, tak ada lagi kereta yang lewat di sini.”

 

Baiklah terima kasih kang,” jawab si wanita misterius sambil balik arah dan berlalu.

 

Di tempatnya berdiri Parman dan kawannya masih tetap terpaku sambil menatap kepergian wanita itu. Setelah jarak agak jauh Parman mulal sadar, ternyata kaki wanita itu tidak menyentuh rel saat ia berjalan. Bahkan dari jarak sekitar 20 meter, Parman mendengar wanita itu tertawa cekikikan. Selanjutnya wanita misterius Itu hilang, hilang seperti di sapu angin. Parman langsung balik arah dan lari bersama kawannya. “Itu pasti kuntilanak, atau hantu yang menguasai sungai ini,” tutur Parman pada penulis.

 

Sementara itu dari seorang pedagang pecel di Cijulang, penulis juga mendengar sebuah cerita aneh seputar kereta hantu Cijulang. Saat itu Misteri tengah istirahat dan makan pecel di warung lesehan di pinggir jalan raya Cijulang, tak jauh dari pantai Batu Karas. Sambil ngobrol ngalor ngidul penulis bertanya soal keangkeran stasiun Cijulang dan rei hantunya. Dari mulut pedagang pecel itu, Mak Isah, terdengar sebuah kisah yang mengerikan tentang pengalaman seorang pelancong yang singgah di warungnya.

 

Dikisahkan Mak Isah, sore itu ia kedatangan seorang pemuda yang hendak makan di warungnya, Seperti pada semua tamu, Mak Isah0 pun melayani tamu ini dengan ramah. Mak Isah memang seorang tua yang ramah dan bijaksana, ini terlihat dari caranya bicara Gan melayani setiap tamunya. Pada pemuda itu Mak Isah bertanya banyak soal siapa namanya, dari mana dan hendak ke mana. Tapi bukan main terkejutnya mak Isah saat mendengar bahwa tamu itu datang naik kereta dan turun di stasiun Cijulang.

 

Dikisahkan Mak Isah, Dedi, pemuda dari Bandung Itu baru turun dari kereta ketika la masuk ke warungnya. Menurut Dedi ia hendak berlibur panjang sekitar semingguan di pantai Parigi dan Cijulang. Dari Staslun Bandung ia naik kereta api hingga Ia turun di stasiun Cijulang. Sepenjang perjalanan Dedi tak melihat peristiwa aneh dalam kereta, ia hanya duduk dan tak berbicara dengan siapapun dalam kereta itu kecuali petugasyang menanyakan karcis.

 

Tapi akhirnya sadar ia duduk di kereta hantu sementara bangku sebelahnya kosong sejak ia naik hingga turun di Cijulang. Dalam perjalanan Dedi melihat orang-orang yang duduk itu hanya diam, tak seorang pun yang ngobrol. Pikir Dedi mungkin mereka tidak saling mengenal, atau mungkin juga mereka lelah. Tapi seharusnya Dedi sadar, bahwa pakaian yang mereka gunakan juga sama, putih-putih. Tatapan para penumpang itu pun seperti kosong melompong. Bahkan menurut cerita Dedi pada Mak Isah, ia tidak melihat seorang penumpang pun yang tertidur di gerbongnya. Mereka benar-benar hanya duduk sambil menatap ke luar atau ke depan. “Anak itu sudah naik kereta hantu yang turun di Stasiun Cijulang,” kata Mak Isah.

 

Menurut Mak Isah, bekas Stasiun Cijulang ini memang angker, berkali-kali orang diganggu hantu di sana, Kisah angker Stasiun Cijulang ini juga pernah dialami anak mak Isah, Didin. Waktu itu Didin hendak ke warung membantu ibunya. Ketika berjalan melintasi bekas Stasiun, Didin melihat orang-orang menuju stasiun, mereka membawa tas dan barang-barang lain. Mungkin mereka para kuli bangunan yang hendak membongkar bangunan itu, pikir Didin.

 

Tapi peristiwa penampakan ini hanya Didin yang melihat, orang lain di sekitar Didin tak ada yang melihatnya, Penasaran dengan peristiwa itu, esoknya Didin masuk ke dalam bangunan yang telah berubah fungsi menjadi gudang bahan bangunan. Benar orang-orang di sana tidak melihat adanya gerombolan kuli bangunan, bahkan juga tidak ada mat untuk membongkar bekas stasiun itu. Lalu siapa orang-orang yang membawa tas dan masuk stasiun itu? “Makanya kalau jalan jangan melamun, apalagi di tempat angker,” tutur Mak Isah memberi saran. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: Nyaris Jadi Tumbal Laut Utara

Kyai Pamungkas

Testimoni Kyai Pamungkas: MAMPU MELEWATI UJIAN HIDUP

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: MAKAMNYA DIGANGGU, IA JADI ARWAH GENTAYANGAN

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!