Panggonan Wingit: BANK GAIB RANDU ALAS GEROWONG
Masih banyak orang yang meragukan tentang keberadaan bank gaib. Buktinya, setiap kali website ini menurunkan kisah atau laporan mengenai keberadaan tempat meminjam uang berdimensi halus tiu, maka penulis selalu dihujam pertanyaan yang datang bertubi-tubi, baik melalui email, WhatsApp, DM medsos, maupun telepon. Benarkah bank garb itu ada? Meski setelah melawat sejumlah kesaksian pelaku kami berani menyatakan bahwa hal tersebut benar keberadaannya, tapi kami selalu kesulitan untuk menunjukkan di mana persisnya bank gaib itu berada. Di samping karena eksistensinya yang memang sulit ditetusuri dengan panca indera, hal tersebut juga karena dibutuhkan syarat-syarat khusus untuk membuktikannya, apalagi untuk melakukan transaksi di dalamnya. Dengan jawaban yang masih serba ngambang, maka bisa jadi ada ratusan, bahkan mungkin puluhan penggemar website ini yang terus penasaran, meski tak sedikit juga yang sejak awal memang meyakini keberadaan bank gaib itu.
Guna mengobati rasa penasaran pembaca yang belum atau masih setengah percaya, penulis sengaja mengunjungi Dusun Sawit, Mutihan, Gantiwamo, Klaten. Di dusun yang terletak sekitar 20 Km jalan raya Yogya-Solo ini, persisnya sekitar 5 Km. belok ke kanan, sejak lama tersiar kabar tentang keberadaan sebuah bank gaib yang “kantornya” berada di sebuah pohon Randu Alas. Memang sulit dipercaya! Tapi, menurut Hardi Kabul, 53 tahun, salah seorang juru kunci di sana, sudah tak terhitung jumlah orang yang berhasil melakukan peminjaman gaib di ban gaib yang kerap disebut masyarakat sekitar sebagai “Bank Dhema Randu Alas Gerowong.” Dinamakan demikian karena pohon Randu Alas yang telah berusia ratusan tahun au memang Gerowong (berlobang) pada bagian pokoknya. Di dalam lobang itulah para demit itu dapat dikontak untuk melakukan transaksi pinjaman gaib.
“Kalau belum membuktikan, atau pahna tidak meiihat sendin orang yang berhasil pinjaman uang di sini, pasti kenyataan ini akan sulit dipercaya,” tutur Hardi Kabul yang rumannya tak jauh dari “kantor” bank gaib itu.
Ya, memang, bagaimana mungkin kita dapat mempercayai keyakinan yang sangat irasional itu? Tapi, melihat sejarahnya, bisa jadi apa yang disebut sebagai “Bank Dhemit Randu Alas Gerowong” itu memang senyatanya benar.
Berdasarkan data-data yang berhasil dihimpun penulis, dapat diceritakan sebuah kisah yang terjadi sekitar tahun 1958 silam. Waktu itu salah seorang paranormal warga Dusun Sawit bernama Arjo Siman, memberanikan diri menebang pohon Randu Alas yang dikenal sangat angker itu, karena makhluk halus penghuninya sering mengganggu warga. Aneh bin ajaib! Setelah pohon itu berhasil ditumbangkan, dari dalam batangnya yang besar itu keluar berbagai jenis makanan manusia, seperti: nasi liwet, pisang, panggang ayam dan sebagainya. Lebih aneh lagi, semua jenis makanan itu sama sekali segar alias tidak membusuk. Lantas, apa yang terjadi selanjutnya?
Selang beberapa waktu beberapa waktu setelah pohon itu tumbang, para jim penunggunya menyatakan kemarahannya. Mereka mengancam akan menumpas kelor (membunuh hingga ke anak cucu) penduduk yang tinggal di sekitar pohon Randu Alas markas mereka. Dengan mendatangi Arjo Siman, para Jin menegaskan bahwa mereka tidak main-main dengan ancamannya itu. Terbukti, kala itu sempat ada 10 orang warga meninggal dunia secara tidak wajar.
Kenyataan tragis yang sangat tidak masuk akal itu tentu saja mengusik reaksi para penduduk Dusun Sawit yang memiliki daya supranatural. Di bawah komando Anjo Siman, tak urung sekitar 21 orang berkumpul untuk menyatakan sikap menghadapi kemarahan para jin penunggu pohon Randu Alas. Stainya, setelah semua usaha berdimens} supranatural dilakukan, akan tetapi nampaknya tidak dapat meredam kemarahan para jin penghuni pohon itu. Bahkan, mereka mengancam akan meminta pertolongan ke gunung Merapi yang terkenal sebagai kerajaan demit yang diperintah oleh Kyai Sapujagat, berikut para senopati pengawainya.
Merasa yakin kemarahan jin itu akan mengancam keselamatan warga Dusun Sawit dan nyawa mereka sendiri, maka terpaksa rombongan paranormal pun meminta totong ke tempat lain. Ringkas cerita, mereka berhasil memperoleh bantuan berupa Air Penghidupan dari tempuran kali yang dipercaya sebagai tempat tapanya Kanjeng Sunan Kalijaga.
“Orang mati bukan karena hal yang sebenarnya (takdir Tuhan), lebih-lebih karena ulah jin, akan dapat hidup kembali bila ditetesi dengan air tersebut,” Hardi Kabul menegaskan tentang Air Penghidupan Sunan Kalijaga itu.
Setelah mengetahui rombongan paranormal Dusun Sawit berhasil memperoleh Air Penghidupan Sunan Kalijaga dari seorang Kyai terkenal pada waktu itu, maka kelompok jin penunggu Randu Alas jadi keder. Kelompok jin ini akhirnya menawarkan gencatan senjata. Arjo Timan selaku juru bicara kelompok paranormal bersedia menerima tawaran tersebut dan mengurungkan nat menaburkan Air Penghidupan Sunan KalijJaga pada pokok pohon yang jadi markas para jin.
Pada suatu hari yang telah ditentukan, tepatnya hari Jumat, hampir semua penduduk Dusun Sawit berkumpul di satu tempat yang telah ditentukan. “Ada keanehan pada waktu itu, tanpa tahu siapa yang melakukannya, ruangan rapat tersebut telah terbungkus dengan kain mori seluruhnya,” kisah Hardi Kabul yang waktu itu masih berusia belia. Rupanya hal tersebut sengaja dilakukan oleh bangsa jin untuk menghormati sebuah perjanjian yang akan mereka sepakat dengan warga Dusun Sawit.
Memang, pada waktu itu terjadilah suatu kesepakatan, yang intinya berisi bahwa untuk para jin dipersilahkan menempati pohon Randu Alas sebagai istana mereka, dan para penduduk Dusun Sawit tidak akan mengusiknya. Sebaliknya, sebagai kompensasi para jin harus mau membantu keperluan penduduk sekitar bila dibutuhkan. Dengan demikian maka Jelas ada kerja sama yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak.
Para jin menyanggupi perjanjian tersebut. Bahkan, ada kesanggupan, siapapun orangnya yang bermaksud meminta tolong kepada para jin penunggu Randu Alas itu akan diberikan bantuan, asalkan harus dengan melalut warga setempat sebagai perantaranya. Memang, tak dijelaskan apa saja yang dimaksud pertolongan itu, Akan tetapi berdasarkan perkembangan dikemudian hari, kebanyakan orang meminta tolong berupa pinjaman uang secara gaib. Tak heran jika akhirnya tempat tersebut dikenal sebagai Bank Dhemit. Konon, siapapun bisa meminjami uang di bank yang tak kasat mata ini, tapi sudah pasti harus dengan persyaratan tertentu.
“Adapun tugas saya selaku juru kunci, hanya berfungsi mengantarkan, dengan cara sesaji jajan pasar selama 15 hari berturut-turut. Bisa dipercayakan melalui juru kunci, bisa juga dilaksanakan sendiri,” jelas Hard Kabul. “Hari pertama untuk menghadap ke bank dhemit itu terserah harinya apa saja, akan tetapi pasarannya pilih salah satu, Legi atau Wage,” tambahnya.
Betapa aneh fenomena yang terjadi di Dusun Sawit ini. Dari kontak bathin penulis sewaktu berkunjung ke lokastl, terlihat seorang lelaki muda tampan, tinggi besar, mengenakan sorban putih dan jubah hampir abu-abu. Di sampingnya berdiri tiga wanita cantik bagaikan bidadari, dan banyak anakanak kecil berseliweran di dekatnya. Apakah mereka ini yang menjadi peNunggu gaib Randu Alas yang jadi “kantor” bank dhemit itu?
Hardi Kabul ketika ditanya penulis tentang penampakan tersebut mengaku pernah juga ditemui seorang lelaki gagah mengenakan jubah putih dan seringkall memancarkan sinar biru mengkilap. Tapi la menegaskan, kemunculan pria bersorban itu dikawal seorang jin berperawakan keras, dengan taring sebesar pisang ambon, berkesan sangat mengerikan.
Penulis merasa penasaran, ingin melihat penampakkan yang lebih jelas lagi. Setelah kami melakukan bakar kemenyan dan sesaji bunga sekedarnya, maka sekali agi tampak lelaki bersorban itu.
Melakukan peminjaman uang gaib di “Bank Dhemit Randu Alas Gerowong” bisa jadi merupakan tindakan sesat seperti halnya memuja siluman lewat ritual pesugihan. Tudingan inti memang sering diarahkan kepada Hardi Kabul sebagai juru kunci periode kedua sesudah Arjo Siman meninggal dunia.
“Saya sekedar perantara, jadi tidaknya kerjasama dengan para jin, tergantung berhasil tidaknya negosiasi yang mereka lakukan. Saya tidak terlampau berharap imbalan, akan tetapi pernah saya memperoleh imbalan jasa sekitar 15 juta dalam sehari. Sekarang terserah mereka, apakah mau atau tidak meminjam uang di tempat ini,” papar Hardi menjawab tudingan atas dirinya mengaku sering kali menerima uang dalam jumlah besar, yang tersebut tentu saja berasal dari mereka yang berhasil dalam melakukan peminjaman gaib ke “Bank Dhemit Randu Alas Gerowong.”
“pernah saya jumpai, ada seseorang yang mengembalikan pinjaman dengan menanam seikat uang kertas ke dalam tanah sedalam sekitar 20 cm di bawah pohon. Setelah saya pulang ke rumah, salah seorang tetangga saya ingin membuktikam masih ada atau tidak uang tersebut. Mungkin di dalam hatinya ingin juga memiliki, barangkali belum hilang. Ternyata begitu kembali ke lokasi dan menggali di tempat uang tersebut ditanam, tak selembarpun uang itu diketemukan,” cerita Hardi Kabul. Apakah memang harus seperti itu cara pengembaliannya? “Saya sendiri tidak tahu persis. Tapi, ada sejumlah orang yang mengatakan kepada saya bahwa mereka diperintah mengembalikan uang pinjaman gaib itu dengan menyalurkannya lewat. sedekah. Kalau dilanggar, pasti ada hukumannya,” tambah Hardi.
Selanjutnya, Hardi juga mengisahkan dirinya pernah juga didatangi seorang pejabat pemerintahan di Gunung Kidul yang bertamu ke rumahnya denganvmembawe dua karung gandum berisikan uang. Sang pejabat menyatakan terima kasihnya sebab ia telah berhasil meminta tolong meminjam uang ke bank dhemit. “Tentu saja saya hanya terbengong-bengong, sebab saya sendiri belum pernah melihat onggokan uang sebanyak itu,” tegas Hardi dengan mimik serius.
Hardi menyebut-nyebut Khanjeng Rimas. sebagai salah satu jin penunggu pohon Randu Alas itu yang kerap memberikan pinjaman uang. Bisa jadi Khanjeng Rimas yang berjenis jin wanita ini bertindak sebagai kasir atau sejenis juru. bayar. Celakanya, menurut Hardi Kabul, Khanjeng Rimas ini kerap meminta konpensasi berupa pelayanan seks kepada nasabah pria bila pinjamannya ingin segera cair.
“Kalau ada permintaan seperti itu, jangan sampai nekat mau menurutinya. Khanjeng Rimas itu jin yang luar biasa cantiknya. Sekali tidur dengannya, bakalan sulit untuk mangkir lagi kalau dia minta. Ini sangat bahaya, terutama bagi mereka yang telah berkeluarga,” papar Hardi Kabul.
Bagi para nasabah yang telah memperoleh pinjaman uang dari bank dhemit, disamping dengan prosedur pengembalian seperti yang dijelaskan di muka, pengambilan uang juga sering dilakukan bukan dengan berwujud uang, akan tetapi berupa emas. “Biasanya emas itu diminta dibuat dalam bentuk pipa kecil sepanjang dua jengkal dan satu jengkal, jelas hardi kabul.
Mengingat pinjaman itu bersifat gaib, kuat dugaan agunannya adalah nyawa peminjam. “Karena itu, saya tidak menganjurkan, bahkan bila mungkin carilah jalan lain yang lebih masuk akal, Sebab bersekutu dengan jin termasuk larangan agama. Syirik!” tegas Hardi Kabul. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)