Kisah Mistis: KHODAM KERIS KYAI SINGO BARONG
KISAH INI DIALAMI OLEH SEORANG PRIA YANG SEBUT SAJA BERNAMA DONO. BERAWAL DARI KERIS SAKTI WARISAN EYANGNYA YANG BERNAMA KERIS SINGO BARONG, KEHIDUPAN MEMANG BERUBAH. DIA KAYA RAYA. SAYANG PENGARUH KESAKTIAN KERIS ITU. BAGAIMANA KISAHNYA…?
MALAM itu asap kemenyan terus membubung tinggi. Bau kemenyan yang menyengat seakan tidak mengusik Dono dalam meditasinya. Beberapa mantra sakti ajaran leluhur telah dibacanya dengan khusyuk. Sudah menjadi kebiasaan, setiap malam Jum’at Kliwon, Dono harus memberi sesaji khusus kepada keris peninggalan leluhurnya. Beberapa macam bunga dengan air kelapa muda sudah tersedia di samping ingkung dan ayam jago bakar serta minyak wangi satu botol.
Ingatannya kembali ke masa di mana dia tengah dibalut dalam kesulitan…
Waktu itu, setelah di-PHK dari tempatnya bekerja, istrinya juga harus masuk rumah sakit, padahat semua barang sudah habis terjual untuk kebutuhan hidup. Berbagai cara dan ikhtiar pun sudah dilakukan. Mulai dari laku puasa sampai tirakat ke beberapa makam orang sakti pun telah dilakukannya. Namun semuanya tak berhasil.
Akhirnya, berkat pertolongan Eyangnya, maka secara berangsur kehidupan ekonominya kembali berlimpah, bahkan termasuk berlebihan.
“Le, aku wariskan keris ini untukmu agar engkau bisa hidup lebih baik,” pesan Eyangnya yang bernama Mbah Suro.
“Keris ini gunanya untuk apa, Mbah?” Tanya Dono dalam kebingungan.
“Namanya Kyai Singo Barong, gunanya bisa kamu perintah untuk apa saja sesuai kehendakmu asal kamu beri upah!” Ucap Eyangnya perlahan.
Sang eyang kemudian mengajari cara-cara menyiapkan dan memasang sesaji sampai berbagai mantra sakti. Di samping itu, bahkan, di hari pertama eyangnya juga membantu cara menggunakan pusaka itu sesuai kebutuhannya.
“Kamu butuh apa, Le?” Tanya Eyangnya, pelan.
“Uang!” Jawab Dono cepat.
“Baik, sekarang kamu tunggu dan lihat nanti hasilnya,” jawab Eyangnya sambil tersenyum.
Malam berjalan begitu cepat. Jam di rumahnya sudah berdentang 12 kali. Sementara bau asap kemenyan mulai menguasai kamar. Air bunga dan air kelapa hijau muda sudah mulai bergolak. Dono dengan bantuan Eyangnya mulai merapal mantra sakti.
Beberapa saat kemudian keluar asap tebal yang bergulung-gulung dan berbentuk seseorang dengan pakaian Raja Jawa dengan kepala harimau. Dono sangat ketakutan dan akan segera berlari ke luar kamarnya. Namun Eyang sudah memegang pundaknya seraya menenangkannya.
“Jangan takut! Dia itu pembantumu!” Pesan Eyangnya pelan.
Dono kembali tenang dan duduk kembali di dekat perapian sambil menyebar kemenyan ke dalam api.
“Kamu mau apa memanggilku?” tanya sosok yang disebut sebagai Kyai Singo Barong dengan suara yang menggelegar.
“Jangan takut, cepat jawab apa kebutuhanmu!” Nasihat Eyangnya lagi.
“Aku minta uang untuk modal dagang!” Jawab Dono agak gemetar.
Kyai Singo Barong itu tertawa bergelak memekakkan telinga. Namun anehnya anak dar istri Dono yang tertidur tidak juga terbangun padahal biasanya mereka sangat sensitif walaupun sedang tertidur.
“Tiga satu enam!” Suara Kyai Singo Barong itu kemudian hilang lenyap dari pandangan.
Setelah selesai melakukan pemanggilan, mereka berdua pun ke luar kamar dan duduk di ruang tamu sambil minum teh hangat yang sudah dibuatkan istrinya sebelum tidur.
“Tiga satu enam itu maksudnya apa, Kek?” Tanya Dono,
“Itu nomor yang harus kau beli!” Jawab Eyangnya serius. “Biasanya memang langsung memberi uang dan kadang sesekali diberinya nomor namun hasilnya juga sama. Yaitu uang untuk modal kamu berdagang, sambungnya.
Dono hanya manggut-manggut. Hati kecilnya gembira dan tak sabar untuk segera membeli nomor togel.
“Namun ingat, jangan sering memanggil kalau tak terpaksa dan kalau usaha dagang itu berhasil, maka 2596 harus disisihkan untuk sedekah,” nasihat Eyangnya lagi.
Begitulah awalnya. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun telah berlalu. Kehidupan Dono semakin berkecukupan bahkan boleh dikata sangat mewah. Beberapa buah rumah lengkap dengan toko yang terletak di pinggir jalan raya telah menjadi miliknya. Bahkan dia juga sudah memiliki empat mobil minibus angkutan desa serta beberapa hektar sawah.
Melimpahnya kekayaan ternyata tak membuat hatinya bersyukur. Nafsu duniawi semain perkasa merajai kalbunya. Semua nasihat Eyangnya ketika memberikan pusaka itu telah dilanggarnya. Pusaka yang dulunya menjadi pembantunya, sekarang malah seakan akan telah menjadi Tuhannya.
Hampir semua perkara harus diselesaikan dengan bantuan khodam keris sakti itu. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah semua urusan agama telah lenyap dari rumah tangga yang telah lama dibinanya.
Kekayaan yang melimpah itu tidak memberikan kebahagiaan pada diri dan keluarganya. Mungkin keberkahan sudah jauh menghindar dari rumahnya akibat nafsu duniawinya yang demikian gila. Rumah tangganya Kini telan hancur berantakan dan semua anaknya telah gagal dalam study maupun dalam bermasyarakat.
Dan yang lebih parah lagi, walaupun kekayaannya melimpah namun tubuh Dono semakin lama semakin kurus dan sakit-sakitan. Sementara istrinya juga semakin binal berhubungan dengan lelaki muda.
Rupanya, semua itu berawal dari keris pusaka leluhurnya. Kalau dahulu di tangan eyangnya, keris itu sangat penurut bahkan boleh dikata keris itu hanya sebagai pembantu. Namun sekarang, keris itu telah naik derajatnya. Keris itu telah menjadi Tuhan baginya. Hampir semua permintaan sang Kyai Singo Barong selalu diturutinya. Walaupun permintaan itu tak masuk akal.
Kalau dulu sesaji sebagai upahnya hanya berupa bunga dan air kelapa muda, sekarang sudah berganti menjadi bunga dengan air kelapa muda ditambah dengan darahnya 3 tetes. Kalau dulu keris itu harus tidur di sisi ranjangnya namun sekarang justru Singo Barong itu yang harus tidur menemani istrinya, sementara dia sendiri sudah impoten.
Keadaan itu harus ditanggungnya sendiri. Mengingat tak ada lagi orang yang bisa menolongnya. Eyangnya sudah lama meninggal dunia. Sementara banyak orang sakti yang didatangkan namun semuanya tak berhasil. Hingga suatu hari.
“Mas, setahuku ada Kyai yang dulunya pernah satu perguruan dengan Mbah Suro,” ucap Wardi, temannya.
Wardi pun menceritakan tentang sosok Kyai yang memang sakti itu. Ya, Kyai Itu pernah satu perguruan dengan Mbah Suro ketika berguru di pesantren tradisional di wilayah Jawa Timur. Dan konon, sang kyai juga sanggup untuk memindahkan ataupun menghancurkan segala macam kekuatan jahat dari alam gaib.
Keesokan harinya, mereka berdua berangkat menuju tempat tinggal Kyai Pamungkas. Mereka sengaja berangkat pagi agar dapat konsultasi lebih dulu. Seperti kebanyakan seorang kyai kondang, akan banyak tamu datang dengan berbagai keperluaan.
“Assalammu’alaikum!” Ucap Dono ketika sampai di rumah Kyai.
“Walaikum salam!” Jawab Kyai itu sambil mempersilahkan duduk.
Dono tak sabar segera menceritakan segala masalah yang dialaminya. Kyai itu hanya manggut-manggut sambil sesekali minum kopi yang dibuat oleh istrinya.
“Singo Barong itu pusaka peninggalan guru kakekmu yang juga guruku,” kata Kyai Pamungkas.
“Singo Barong itu hebat, tapi aku juga punya pasangannya yakni Singo Kurdo. Insya Allah aku akan bantu!” Sambung kyai lagi.
“Namun, kamu telah jauh dalam kesesatan. Karena itulah, jika aku berhasil mengenyahkan Singo Barong, kamu juga akan mengalami akibatnya. Apa kamu siap?” Tanya kyai itu tegas.
“Saya siap, Pak Kyai!” Jawab Dono.
“Baik! Nanti malam Jum’at aku akan menginap di rumahmu dan yang penting kamu harus buat wasiat tentang hartamu agar bila terjadi sesuatu kamu sudah siap!” Pesan Kyai Pamungkas.
“Iya, Pak Kyai!” Jawab Dono sambil menganggukan kepala.
Malam Jum’at yang ditunggu sudah datang. Kyai Pamungkas sudah tiba sejak sore hari. Suasana rumah semakin mencekam. Dono, istri dan keempat anaknya sudah berkumpul di ruang tamu. Angin dingin bergulung-gulung memenuhi seluruh rumah, membuat bulu kuduk berdiri.
Kyai Pamungkas memerintahkan santrinya yang berjumlah 9 orang untuk membaca surat Yasin. “Yaaasiiin, wal qur’anil hakim… dst.” Suara pengajian menggema pelan. Pintu kamar tempat ritual membuka dengan sendirinya. Suara benda berjatuhan di dalam kamar begitu keras.
“Jangan takut!” Ucap Kyai Pamungkas menenangkan santrinya.
Berbagai hizib dan asma pun mengalir melalui mulut Kyai Yusar. Hawa dingin jahat dari khodam pusaka Singo Barong berbenturan dengan hawa panas dari bacaan mulia yang dilantunkan oleh Kyai Pamungkas dengan 9 santrinya.
Tiba-tiba, keluar gumpalan asap bergulung-gulung dan kemudian membentuk Raja Singo Barong. Singo Barong dengan kekuatannya tertawa terbahak-bahak. Suara itu terdengar sangat keras dan mampu menghentikan bacaan santri Kyai Yusar. Sang Kyai menyadari kekuatan pusaka peninggalan gurunya itu memang sangat hebat.
Sebagai seorang Kyai yang sudah makan asam garam ilmu hikmah tentu tak akan bingung menghadapi hal seperti ini. Asma Jibril dibacanya pelan. Dengan lambaran Asma Jibril ini, Kyai Pamungkas kembali membaca Yasin. Suaranya menjadi demikian kerasnya sehingga mampu menandingi suara tawa Singo Barong.
Melihat Raja Singo Barong sangat sulit dikalahkan, maka Kyai Pamungkas segera mencabut pula keris peninggalan gurunya. Keris Singo Kurdo segera mengeluarkan khodamnya. Seorang yang berpakaian raja dengan kepala macan. Namun memiliki pakaian yang berbeda. Jika Singo Barong berbaju warna hitam, sedangkan Singo Kurdo memakai baju warna putih.
Kedua khodam pusaka itu berkelahi dengan hebatnya. Namun karena ilmu Singo Kurdo lebih tinggi setingkat dari Singo Barong, maka Singo Barong pun dapat dikalahkan. Meja persembahan dengan segala hidangan di atasnya hancur berantakan bersamaan dengan hilangnya khodam Singo bersaudara itu.
Demikian juga dengan keadaan Dono. Dengan kalahnya Singo Barong, tubuh Dono juga semakin lemah.
Sejak kejadian itu, Dono sudah tidak bisa berdiri tegak. Kemana-mana harus menaiki kursi roda. Demikian juga dengan istrinya yang sakit-sakitan.
Yang berbeda adalah suasana keluarga. Dulu hampir tak ada sinar agama, sekarang seluruh anggota keluarga sudah menjalankan sholat. Sedangkan sebagian harta sudah diwakafkan kepada beberapa pondok yatim piatu dan beberapa pesantren.
“Ya Allah, jangan kau ambil nyawaku sebelum Engkau ampuni aku!” Doa Dono dalan tangisnya.
“Aku mengisahkan pengalamanku ini dengan harapan tak ada seorang pun yang mengikuti jejakku,” cetusnya pula kepada penulis yang setia mendengar kisahnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)