Kisah Mistis: ISTRIKU DISETUBUHI JIN KIRIMAN DUKUN!
Kisah nyata ini sebagaimana dituturkan oleh Dodi beberapa waktu yang lalu. Selama hampir 6 tahun isterinya disetubuhi oleh makhluk halus dari seorang pria yang dulu sangat mencintai Reni, isteri Dodi…
Beberapa tahun yang telah lewat, ketika aku berhasil menyunting Reni, sempat terbesit dalam pikiranku bahwa akulah lelaki paling beruntung di dunia ini. Betapa tidak, Reni adalah seorang gadis yang sangat jelita. Bukan hanya fisiknya tetapi juga hatinya. Dengan berhasil menyunting Reni, maka semua lelaki pasti akan bangga. Setidaknya, ini juga yang aku rasakan ketika itu.
Namun ternyata hanya pada beberapa tahun awal kami menikmati kebahagiaan. Pasalnya, menginjak tahun ke-6 usia perkawinan kami, mendadak Reni dihinggapi suatu penyakit yang sangat aneh. Bila penyakitnya sedang kambuh, dia histeris seperti orang gila, lalu menanggalkan segala yang dipakainya, dan seterusnya melakukan gerakan-gerakan seperti orang yang sedang bersetubuh.
Betapa aneh penyakit yang dialami oleh Reni, isteriku. Semua keluarga tentu saja sangat bingung dan terpukul akibat penyakit tersebut. Apalagi aku sebagai suaminya. Aku selalu cemas bila penyakit itu datang, dan Reni lalu kalap dan melakukan gerakan-gerakan seperti yang aku sebutkan tadi. Ah, betapa malunya diriku. Karena itu, sedapatkan mungkin aku selalu melarang Reni untuk keluar rumah, sebab aku sangat takut dengan penyakitnya itu yang bisa kambuh kapan saja. Coba bayangkan kalau penyakit itu kambuh di hadapan banyak orang? Aha, tentu saja sesuatu yang sangat sulit untuk kubayangkan.
Namun, serapat-rapatnya menyimpan bangkai, baunya toh tercium juga. Begitulah yang kemudian aku alami. Pada akhirnya, banyak tetangga kiri dan kanan yang tahu dengan penyakit yang diidap Reni, isteriku. Akibatnya, pergunjingan pun mulai marak di sana-sini. Namun, aku coba untuk tidak mempedulikannya. Biarlah semua itu terjadi, yang penting aku harus berkonsentrasi mencari cara untuk menyembuhkan penyakit yang bersarang dalam tubuh isteriku.
Hampir selama enam tahun lamanya Reni dalam kondisi seperti itu. Ya, dia kerap kalap, telanjang, lalu melakukan gerakan seperti sedang disetubuhi. Entah sudah berapa banyak dokter, paranormal, bahkan kyai yang kami datangi untuk dimintai tolong. Namun hasilnya tetap nihil. Mereka tak bisa mencari sebab-musabab penyakit yang dialami Reni, apalagi untuk menyembuhkannya.
Namun, Tuhan selalu menyayangi makhluknya, dan Dia tak pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan hambaNya. Begitu yang kemudian terjadi. Pada suatu hari seorang rekan menganjurkanku untuk membawa Reni pada seorang kyai yang juga katanya ahli dalam hal supranatural.
Mendengar saran tersebut, entah kenapa harapanku yang sudah hampir putus asa, mendadak timbul kembali. Maka tanpa membuang waktu segera saja aku membawa Reni ke tempat tinggal kyai yang bernama Muhtar, seperti yang ditunjukkan oleh rekanku itu.
“Kami datang untuk meminta pertolongan bapak. Kami mengalami persoalan rumah tangga yang sangat berat. Kalau saya tidak kuat, mungkin rumah tangga kami sudah lama berantakan,” ceritaku setibanya di depan kyai yang berusia sekitar 70 tahunan itu.
“Sekarang saya sudah sadar, Pak. Karena itu saya dan suami sepakat datang ke sini,” sela isteriku. Dalam keadaan normal, Reni memang berprilaku sangat baik.
“Sekarang dia sadar, tapi besok ato lusa penyakitnya kambuh lagi. Begitu terus-menerus. Selama sepuluh tahun kami berumah tangga, mungkin hanya empat tahun saja kami mengecap kebahagiaan, selebihnya kami didera cobaan yang begitu hebat. Bila datang penyakitnya, isteri saya ini akan berteriak-teriak seperti orang gila. Bahkan, mohon maaf, dia akan membuka seluruh pakaiannya. Dia juga mendadak membenci saya, memaki-maki dan meminta cerai tanpa sebab. Tetapi setelah sadar, dia menangis dan menyesali segala perbuatannya. Sebagai suami yang sangat mencintainya, saya selalu memaafkannya,” sambungku dengan getir.
Isteriku tampak menunduk, ada rasa malu terlintas di wajahnya.
“Lalu maksud kalian sekarang bagaimana?” Tanya Pak Mukhtar.
“Seperti saya katakan tadi, hendak memohon tolong. Akhir-akhir ini penyakitnya sering kambuh. Perlu bapak ketahui, bila sedang kambuh dia tak segan-segan mengorbankan kehormatannya kepada makhluk lain,” jelasku sambil melirik Reni yang masih tertunduk sangat dalam.
“Tapi, Pak…“ sela isteriku.
“Saya percaya, dia berbuat begitu sama sekali bukan karena kemauannya, tetapi di bawah pengaruh gaib atau mungkin sihir, Pak Kyai!” Aku cepat memotong, sebab aku tahu Reni pasti akan mengatakan hal ini.
“Dari mana Nak Dodi tahu hal itu?” Tanya Pak Muhtar lagi sambil menatapku.
“Saya telah membawanya ke beberapa orang pintar, pak kyai. Kata mereka, isteri saya kena guna-guna atau diteluh orang. Mereka juga sudah mengusahakan pengobatan agar penyakit isteri saya sembuh. Ada yang memandikannya dengan air kembang, ada yang macam-macam lagi. Bahkan ada yang minta darah ayam putih dan kepala kambing. Terus terang, saya sudah banyak menghabiskan uang untuk menyembuhkannya. Tapi belum ada yang berhasil dan membuat isteri saya tidak mengalami penyakit aneh itu lagi.”
“Kenapa Nak Dodi tidak minta bantuan dokter atau seorang psikiater? Ya, mungkin saja penyakit isteri Nak Dodi ini ada kaitannya dengan masalah kejiwaan,” tegas Pak Kyai.
“Itu pun sudah kami lakukan, Pak. Hasilnya sama saja. Saya kira, penyakit yang diidap oleh isteri saya ini memang bukan sakit biasa. Ya, mungkin ada orang yang berniat jahat terhadap kami, dan menginginkan agar rumah tangga kami hancur,” jelasku lagi.
“Kalau begitu, Insya Allah akan saya bantu mengatasi masalah ini. Nanti malam tolong datang lagi ke sini, waktunya kirakira pukul setengah delapan. Ingat, kalian jangan sampai terlambat ya!“ Perintah sang kyai.
Mendengar kesanggupan Pak Muhtar, kami gembira sekali. Maka pada jam yang telah ditentukan, kami telah berada kembali di rumah lelaki udzur yang tampak sangat berwibawa ini.
Ketika waktu menunjukkan pukul sembilan, Pak Muhtar memohon izin untuk meninggalkan kami. Katanya dia akan melakukan sesuatu. Entah apa? Kami tidak tahu pasti. Yang jelas, dia masuk ke ruang khusus. Dan tepat pukul 23.00 Pak Muhtar baru keluar lagi dan menemui kami.
“Tahan, jangan menguap dulu,” katanya ketika melihat Reni menguap beberapa kali dengan mata ranum dan merah karena kantuk yang sudah menyerang syarafnya.
Bersamaan dengan itu, sesungguhnya ingin sekali kukatakan bahwa seperti itulah tanda-tanda bila penyakit isteriku akan kambuh. Namun Pak Muhtar keburu menyuruhku membawa Reni ke kamar khusus atau ruang kerjanya.
“Anda duduk di sampingnya, mengawasi!” Katanya setelah Reni terbaring di atas dipan.
Ujung kaki isteriku tampak mulai bergetar, bahkan perlahan-lahan getarannya kian menguat. Kemudian bergerak semakin kencang. Gerakan-gerakan itu semakin naik, melewati lutut, kepinggang dan akhirnya ke seluruh tubuhnya. Sesaat kemudian tubuh Reni menggelepar-gelepar. Aku berusaha menekan tubuhnya yang bergoncang keras sekali itu.
“Biarkan saja, Nak Dodi jangan berbuat apa-apa. Lihat saja!” Pinta Pak Muhtar.
Tubuh Reni kini meliuk-liuk, lalu bergoyang-goyang, seperti sedang mendekap seseorang, dan bersetubuh dengan sosok yang tidak kelihatan itu. Matanya terpejam, tetapi mulutnya merintih-rintih menahan kenikmatan asmara. Setelah itu tiba-tiba isteriku meronta dan memberontak, menjerit sambil menuding-nuding ke suatu arah. Kasihan sekali isteriku, yang sudah kehilangan kepribadiannya karena kerasukan iblis.
“Ya Allah, izinkanlah saya menyelamatkan seorang hambaMu agar terlepas dari belenggu iblis terkutuk ini!” Ucap Pak Muhtar sambil mengusap mukanya.
Rangsangan yang berkecamuk dalam diri isteriku perlahan-lahan mereda. Tubuhnya lemas, terkulai kehabisan tenaga. Kemudian dia tampak seperti tertidur pulas.
“Maaf, saya terpaksa mematikan lampu karena harus segera bekerja. Tapi, Nak Dodi harus tetap di sisinya!” Kata Pak Muhtar dengan suara bergetar.
Lelaki tua yang tak pernah lepas sorban putih inipun segera mematikan lampu 25 watt yang menerangi kamar tersebut. Lalu sebagai gantinya dinyalakannya sebatang lilin di sudut kamar. Ruangan jadi temaram oleh cahaya merah karena lilin di sudut kamar itu kemudian ditutup dengan kain merah.
Aku, apalagi Reni, tidak tahu apa yang dikerjakan Pak Muhtar selanjutnya. Yang jelas, setelah beberapa lama, lampu 25 watt dinyalakan kembali olehnya. Kulihat Reni tertidur pulas. Dan Pak Mukhtar mengusap mukanya sebanyak tiga kali.
“Sambil menunggu dia bangun, mari kita ngobrol di ruang depan!” Ajak Pak Muhtar kemudian. Aku pun mengikuti ajakannya.
“Apa sebenarnya yang telah terjadi atas diri isteri saya, Pak?” Tanyaku setelah duduk berhadapan di ruangan yang bersebelahan dengan kamar khusus tempat Reni masih terbaring dalam tidurnya.
“Ketahuilah Nak Dodi, rupanya semua ini adalah ulah bejat dari mantan guru isterimu,” jelas Pak Muhtar.
Secara panjang lebar Pak Muhtar kemudian memaparkan bahwa menurut hasil penerawangannya, ketika Reni duduk di bangku SMA ada salah seorang gurunya yang tergila-gila padanya. Guru tersebut telah beberapa kali menyatakan cintanya, namun Reni selalu menolaknya. Dia pun beberapa kali pula hendak memperkosa muridnya yang ayu dan montok itu, untungnya selalu gagal.
Setelah Reni menikah, rupanya rasa penasaran tetap saja bercokol bahkan semakin kuat di hati guru jahanam ini. Karena sudah tidak tahan lagi, suatu waktu dia mendatangi seorang dukun aliran hitam. Yang dimintainya tiada lain, ingin agar setiap saat dapat menggumuli sekaligus menyetubuhi Reni dengan sepuas-puasnya.
Sang dukun lalu menugaskan sesosok makhluk halus untuk menjadi media gaib pelampias nafsu dan dendam si guru, dan menyalurkan pelampiasan birahinya kepada Reni.
“Dengan cara itu, walaupun dalam jarak yang berjauhan namun setiap saat guru tersebut dapat menikmati persetubuhan dengan isteri Nak Dodi dengan sepuas hatinya,” imbuh Pak Muhtar.
Mendengar itu emosiku langsung memuncak. Ingin rasanya saat itu juga aku memenggal leher guru keparat itu. Namun Pak Mukhtar segera menasihatiku, agar jangan terbawa oleh arus emosi. Katanya, yang penting isteriku selamat dan tidak mengalami hal serupa itu lagi.
“Yang penting untuk Nak Dodi ketahui, guru yang telah mengganggu isterimu bertahun-tahun itu kini telah mati dengan sangat mengerikan. Alat vitalnya hancur berantakan dan menjadi serpihan-serpihan kecil,” jelas Pak Muhtar.
Aku terlonjak kaget. “Siapa yang telah melakukannya, Pak?” Tanyaku kemudian, penasaran.
“Yang telah melakukannya adalah makhluk halus yang selama ini bertugas menyadap nafsu birahi guru itu. Atas perintah juragannya yakni si dukun ilmu hitam. Adapun kenapa dukun tersebut memerintahkan demikian, itu karena tadi saya telah menawan dan menyiksa dia secara gaib dari jarak jauh, dan terpaksa agar segera menghentikan segala kekejian terhadap isterimu. Rupanya karena kesakitan, dia jadi sangat marah kepada guru itu, lalu memerintahkan makhluk halus peliharaannya untuk menghancurkan alat vitalnya. Jadi sekarang isteri Nak Dodi telah aman. Si dukun sesat memang masih hidup, namun segala ilmunya telah kucabut. Dia sekarang tak lebih dari seorang tua renta yang tak berdaya. Dan sebentar lagi, dia pun akan mengalami kematian yang sangat mengerikan akibat perbuatannya sendiri,” jelas Pak Kyai Muhtar panjang lebar.
Mendengar keterangan seperti itu kini hatiku menjadi sangat lega. Sungguh tidak kuduga bahwa tadi, di ruangan yang remang-remang itu, Pak Muhtar telah melakukan sebuah pekerjaan yang sangat besar.
Pembaca yang budiman, sejak saat itu Alhamdulillah Reni, isteriku tersayang, penyakit anehnya tak pernah kambuh lagi. Puji syukur kepada Allah Yang Maha Agung, yang telah mengembalikan kebahagiaan kepada kami. Dan aku berharap, semoga tak ada lagi orang yang mengalami hal seperti yang pernah dialami isteriku. Ya, semoga saja! Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)