Kisah Mistis: HANTU KEPALA BUNTUNG
KISAH HANTU BERWUJUD POTONGAN KEPALA MUNGKIN BUKAN BARANG BARU LAGI. TAPI, BAGAIMANA JIKA SEORANG YANG TELAH DIHUKUM PANCUNG KEMUDIAN POTONGAN KEPALANYA PENASARAN DAN GENTAYANGAN. DI JEPANG DAN PRANCIS, KISAH MENGERIKAN INI PERNAH TERJADI DAN TELAH TERDOKUMENTASI DENGAN BAIK…
KISAH yang cukup mencekam ini terjadi pada tahun 1804 di Negeri Sakura, Jepang. Dikisahkan, seorang perwira tinggi Kaisar di Kyoto dituduh melakukan pengkhianatan, yaitu telah memberikan data-data kekuatan angkatan laut Jepang kepada musuh. Dalam: sidang pengadilan, meskipun banyak hal-hal yang meringankan tertuduh, terutama tidak adanya bukti mengenai pengkhianatannya, hakim tetap memutuskan hukuman mati pancung atas perwira itu.
Sebelum keluar dari ruang sidang, terhukum tiba-tiba berkata dengan suara lantang, “Hari ini satu hukuman mati dijatuhkan! Tetapi tuan-tuan telah melakuka kesalahan dengan menuduh saya sebagai pengkhianat. Saya rela dihukum mati untuk kesalahan yang tak pernah saya lakukan. Tetapi ingat! Saya bersumpah untuk membuktikan siapa sebenarnya si pengkhianat, walau pun saya sudah menjadi mayat!”
Ucapannya menggema di seluruh ruang sidang. Pengunjung riuh, bahkan tidak sedikit yang memprotes keputusan mahkamah yang sama sekali jauh dari rasa keadilan tersebut. Hakim ketua yang tentunya tak mau kehilangan pamor berusaha untuk tetap tenang. Seraya mengetuk-ngetukkan palu menyuruh mengunjung diam, dia berkata kepada tertuduh, “Bila kau merasa tidak bersalah, cobalah buktikan. Kau dapat melakukan pembelaan atau naik banding. Tentunya dengan bukti dan saksi-saksi!”
Perwira itu cuma tersenyum, “Bapak hakim telah mendengarkan pembelaanku. Bagaimana banyaknya pun bukti-bukti dan saksi yang diajukan, semua itu tak ada gunanya. Sidang pengadilan ini diadakan bukanlah untuk mencari kebenaran, tetapi semata-mata memperkuat fitnah yang telah dijatuhkan atas diri saya!”
Selesai berkata begitu terhukum meninggalkan ruangan dengan dada membusung dan kepala terangkat. Beberapa petugas kemudian segera meringkusnya.
Keesokan harinya, hukuman pancung dilaksanakan di sebuah lapangan. Sesaat sebelum algojo mengayunkan samurainya, tibatiba terhukum memalingkan kepalanya kepada seorang perwira angkatan laut yang ikut hadir menyaksikan jalannya eksekusi itu. “Kaulah pengkhianat yang sebenarnya. Tunggulah pembalasan dariku!” geramnya dengan mata mendelik.
Saat itu samurai berkelebat dan putuslah leher terhukum dengan sekali tebasan. Tubuhnya rebah dan kepalanya menggelinding di tanah.
Aneh, dua hari setelah peristiwa itu, pada tengah malam terjadi sebuah peristiwa yang sangat mencekam. Onoda, Perwira Tinggi Angkatan Laut yang diancam terhukum sebelum menemui ajalnya, mendadak terbangun dari tidurnya. Dia mendengar suara mencurigakan yang berasal dari ruangan belakang rumahnya.
Menyangka ada pencuri, dengan membawa Samurai yang tergantung di dekat tempat tidurnya, dia pun segera mengendap-endap untuk menyergap si pencuri. Suara itu semakin keras, seperti sesuatu yang merayap di lantai. Tiba-tiba Onoda dikagetkan oleh sebuah benda bulat yang menggelinding ke arah kakinya. Ketika diperhatikannya, ternyata adalah Sepotong kepala manusia. Dan, Onoda nyaris Copot jantungnya ketika dilihatnya bahwa potongan kepala itu adalah kepala perwira yanc dipancung dua hari yang lalu. Darah kental berceceran di lantai.
Onoda seorang pemberani. Meski pun agak terkejut, gerak refleknya selaku militer kawakan langsung bekerja. Kepala yang menggelinding itu dihantamnva denaan samurai. Akan tetapi aneh, dengan lincah benda mengerikan yang masih digayuti serpihan-serpihan daging itu melejit menghindar.
Begitu yang terjadi beberapa kali. Setiap Onoda menebasnya, maka potongan kepala itu selalu menghindari dengan gesit. Sampai akhirnya Onoda capek sendiri. Rasa takutnya mulai timbul, apalagi sekali waktu kepala itu melejit dan lewat hanya beberapa senti dari mukanya. Tercium bau amis memuakkan. Onoda melemparkan samurainya. Dia lalu lari terbirit-birit ke kamar dan coba mengunci diri.
Pagi harinya, ketika dia bangun, dilihatnya suasana tenang-tenang saja. Lantai yang semalam penuh tebaran darah sudah bersih. Ketika Onoda menanyakan kepada pembantu rumah, tak seorang pun yang mengaku telah membersihkannya, bahkan mereka mengatakan tak pernah melihat darah yang dimaksud majikannya itu.
Gangguan dari kepala menggelinding itu ternyata berlanjut terus, malah semakin berani. Pada suatu malam, ketika Onoda tidur pulas setelah mencumbui isterinya, mendadak dia terbangun ketika di sampingnya sudah menyeringai potongan kepala yang berlumuran darah itu. Isterinya yang rupanya tidak melihat wujud benda itu menjadi heran melihat suaminya menghambur lari keluar dari rumah sambil menjerit-jerit ketakutan.
Lambat laun, Onoda tak tahan juga. Secara diam-diam akhirnya dia menghadap atasannya dan membuat pernyataan bahwa sesungguhnya perwira yang dihukum pancung dulu sama sekali tidak bersalah. Dirinya yang telah memfitnah dan berkhianat menjadi matamata musuh. Selesai mengucapkan pengakuan, Onoda langsung mencabut samurai lalu melakukan harakiri!
PERISTIWA-PERISTIWA aneh dan mengerikan tentang “kepala penasaran” setelah dipancung, tidak terlalu banyak diungkapkan orang lewat berbagai tulisan mistis atau horor. Selain peristiwa di Jepang yang mengerikan itu, kisah lain yang tak kalah menggemparkan juga terjadi pada tahun 1793 di Perancis.
Saat itu Perancis sedang dilanda revolusi sosial yang hebat. Salah seorang dari tokoh revolusi itu adalah Marrat. Namun dia mengalami nasib malang karena dalam situasi yang kacau-balau itu Marrat mati terbunuh oleh seorang laki-laki bernama Cahrolote Corday. Pembunuh berhasil ditangkap dan diseret ke pengadilan dan pada tanggal 17 Juli tahun itu juga. Sang pembunuh kemudian dijatuhi hukum pancung dengan pisau guillotine yang terkenal itu.
Pelaksanaan hukuman dilakukan di tempat terbuka, dengan disaksikan oleh ratusan orang. Kepala Charloter Corday dimasukkan ke dalam lubang kayu dengan tangan dan kaki yang terikat. Kemudian algojo menjatuhkan pisau guillotine. Kepala pembunuh itu terpental masuk ke keranjang yang memang sudah disediakan untuk menampungnya. Seketika itu juga darah segar menyembur dari lehernya yang kutung.
Akan tetapi entah kenapa, sang algojo mengambil lagi kepala korbannya. Dengan rasa tak puas dia menjambak rambutnya lalu menampar wajah yang menyeringai kesakitan itu berulang kali. Orang terkejut menyaksikan ulah algojo yang dianggap sangat keterlaluan itu. Beberapa di antaranya banyak yang meringis menahan kengerian. Dari desas-desus yang kemudian beredar, akhirnya diketahui bahwa antara Charlote Corday dan algojo memang ada dendam pribadi yang telah lama terpendam.
Setelah puas menampari wajah Charlote Corday, sang algojo tertawa terbahak-bahak. Namun pada saat itu terjadilah hal yang sangat aneh. Wajah korban yang tadinya sudah pucat pasi dan tak bernyawa itu, mendadak berubah menjadi merah segar kembali. Mimiknya memperlihatkan perasaan marah yang amat sangat. Algojo menjadi ketakutan, namun di depan orang banyak tentu saja dia tak mau memperlihatkannya. Terakhir kali ditinjunya pelipis korban, kemudian kepala itu dibanting dan diinjak-injaknya dengan geram sambil tertawa tiada henti.
Pada malam harinya, terjadilah peristiwa yang luar biasa. Waktu si algojo sedang makan di dalam barak, tiba-tiba terdengar suara… plak… plak… plak berulang kali, dan algojo menjerit kesakitan, terbanting dari kursinya. Dia berusaha melindungi mukanya dengan kedua tangan.
Namun apa pun yang dilakukannya dan ke mana pun dia lari, “tangan” yang tidak kelihatan itu terus mengirimkan tamparan-tamparan keras ke mukanya. Kadang-kadang disertai pukulan ke pelipisnya. Sang algojo langsung babak belur, bibirnya pecah, gigi-giginya pada rontok, sementara pelipisnya benjol-benjol.
Meraung-raung dia lari ke luar barak diikuti oleh teman-temannya yang keheranan. Akan tetapi di luar “tangan gaib” itu sudah menunggu, mengejarnya tanpa mengenal kasihan. Akhirnya dalam kesakitan, ketakutan dan kebingungan, dia menceburkan diri ke dalam sumur.
Tamparan pembalasan dari arwah Charlote Corday memang lenyap setelah algojo itu membenamkan diri ke dalam sumur. Akan tetapi akibatnya, dia mati lemas di sumur itu.
Demikianlah kisah tentang potongan-potongan kepala yang melakukan pembalasan dengan cara mereka sendiri. Sungguh suatu kisah yang sangat aneh. Namun, demikianlah fakta yang disuguhkan dalam buku “Cerita-cerita yang Tak Terpikirkan” karya Lois Armstrona. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)