Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: BERBURU MUSTIKA JABATAN KE ALAM GAIB

Kisah Mistis: BERBURU MUSTIKA JABATAN KE ALAM GAIB

KISAH PERBURUAN MUSTIKA JABATAN INI MEMANG SUNGGUH MENDEBARKAN. SI PELAKU HARUS MEMASUKI SEJUMLAH ALAM DIMENSI GAIB. LANTAS, BAGAIMANA KISAH LENGKAPNYA…?

 

BERBURU pusaka berdaya magis tinggi tentu tidaklah mudah. Semuanya harus dipersiapkan secara matang dan benar. Sebab, segala perburuan bernuansa gaib pastilah penuh risiko dan marabahaya yang bisa berakibat fatal bagi mereka yang kurang berhati-hati.

 

Tak terkecuali dalam usaha ritual perburuan benda-benda mustika untuk memuluskan jabatan. Biasanya, mustika yang memiliki kekuatan khusus dalam bidang ini adalah pusaka berpamor atau bersinar hitam kebiruan, Nah, pusaka jenis inilah yang diyakini oleh sebagian ahli supranatural bisa melancarkan jenjang jabatan atau tahta tertinggi dalam suatu pemerintahan.

 

Menurut pengamatan Misteri, seiring kelangkaan pusaka berdaya magis tinggi yang ada, baik para pejabat maupun pengusaha dan para kolektor banyak yang memburunya. Ini tentu saja berkait dengan kepercayaan mereka pada benda bertuah yang satu ini. Sejauh pantauan penulis pula, perburuan pusaka bertuah ini bukan hanya dilakukan oleh orang dalam negeri atau warga negara Indonesia saja, melainkan banyak pula warga dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, guna mendapatkan pusaka-pusaka tertentu. Yang paling banyak adalah warga dari negeri jiran seperti Malaysia dan Brunai Darussalam.

 

Nah, bercerita tentang perburuan pusaka berdaya magis tinggi ini, penulis punya pengalaman tersendiri yang sangat menarik. Peristiwanya berlangsung pada tahun 2004 silam.

 

Kisah perburuan pusaka ini bermula dari peristiwa gaib berupa isyaroh sang guru yang bermimpi didatangi kanjeng Syekh Syarif Hidayatullah. Dalam mimpi sang guru, Syekh Syarif Hidayatullah berujar, “Carilah bukit yang bernama Matangaji. Ambillah mustikaku yang pernah kutanam di sana. Ciri dari mustikaku itu berupa batu cincin berwarna hitam pekat dan mempunyai nama MUSTIKA YAMAN AMPAL.”

 

Konon, siapa pun yang memegang mustika itu, maka semua hajat dan tujuannya akan terkabul dengan izin Alloh SWT.

 

Berhubung pada saat itu guruku sedang mempunyai tugas khusus yang tidak dapat ditinggalkan, beliau akhirnya diwakilkan kepada kedua santri yang dipilihnya.

Salah satu santri yang dipilih sang guru, secara kebetulan adalah penulis sendiri.

 

Singkat cerita, dengan berbekal niat dan pemahaman berbagai ilmu yang diajarkan sang guru, maka kami berdua menjalankan tugas mulia dari sang guru untuk mencari lokasi yang disebut dengan Bukit Matangaji.

 

Namun sayangnya, pencarian lokasi yang dituju ternyata tidaklah mudah. Kami dihadapkan pada banyak kendala. Pasalnya, tempat itu belum pernah kami tahu sebelumnya.

 

Dalam perjalanan yang kami tempuh, mungkin sudah ratusan kali kami bertanya pada orang-orang yang kami temui, namun mereka semua menggelengkan kepala alias tidak tahu nama atau di mana letak Bukit Matangaji.

 

Meski tak menemui jalan terang, namun kami tak ingin menyerah. Dengan mengandalkan semangat juang yang tinggi, pada hari ketujuh pencarian, Alhamdulillah, lewat perantara seorang nenek pencari kayu bakar yang sedang beraktivitas memungut ranting kering di hutan Plangon Kidul, maka, akhirnya kami bisa menemukan apa yang disebut sebagai Bukit Matangaji yang selama ini kami cari.

 

Setelah mendapatkan petunjuk dari sang nenek, 6 jam kemudian kami berdua telah sampai di atas bukit tinggi, tepatnya di kaki Gunung Ciremai yang sangat dikeramatkan itu. Ya, dengan mata berkaca-kaca karena puji syukur kami yang selama 7 hari mengarungi pencarian, akhirnya kami berdua telah sampai di atas area yang disebut sebagai Bukit Matangaji.

 

Apa yang disebut sebagai Bukit Matangaji sesungguhnya adalah sebuah perbukitan yang di sekelilingnya penuh dengan jurang berbatu, yang hampir seluruhnya masih diliputi hutan lebat dan jauh dari perumahan penduduk. Keunikan yang membuat sakral Bukit Matangaji adalah karena ternyata di atasnya terdapat 3 makam keramat yang tidak punya nama maupun sejarah. Ya, siapakah gerangan makam keramat yang ada di Bukit Matangaji itu? Tak ada seorang pun yang tahu.

 

Dengan kondisi yang sudah teramat lelah, kami berdua tidak bisa berpikir panjang lagi untuk melakukan berbagai pertimbangan dan analisa. Waktu itu kami hanya berpikir bagaimana mempersiapkan diri untuk ritual nanti malam.

 

Setelah beristirahat sekitar 5 jam, lewat tata cara yang diajarkan oleh sang guru, tepat puku 23.0 WIB, kami berdua mulai melaksanakan ritual penarikan pusaka berdaya magis tinggi. Baru pada pukul 02.00 WIB dunia alam astral mulai perlahan terbuka. Dari perubahan inilah akhirnya kami tahu bahwa seluruh areal Bukit Matangaji tidak lain dan tidak bukan ternyata gudangnya pusaka bertuah zaman dahulu kala. Buktinya, sinar yang terpancar dari pusaka yang berada di areal tersebut lebih dari 1000 banyaknya.

 

Lewat ajian Sirnaning Wijaya Kusuma yang pernah diajarkan sang guru, kami mulai menapaki dunia astral yang telah terbentang di hadapan kami. Namun untuk menuju sampai wilayah yang dalam kajian ilmu kemakrifatan disebut sebagai Alamul Barry, di mana keberadaan Mustika Yaman Ampal itu tersimpan, sungguh teramat sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Buktinya, setiap kami masuk ke pintu dunia astral, para penduduk di alam sana berbeda baik bentuk wajah, tubuh maupun sifat penyambutan mereka. Seperti pada saf pintu pertama, kami dihadiahi sambutan penyerangan oleh para dedemit bangsa Kholun, alias dedemit dari bangsa Alam Khuruj yang pernah ada di zamannya Nabi Sulaiman AS.

 

Dari situ pula kami bertarung habis-habisan untuk sampai ke dimensi alam astral lainnya. Dan baru menjelang tibanya waktu subuh, para dedemit dari Alam Khuruj itu mempersilahkan kami untuk meneruskan ke pintu alam astral selanjutnya. Namun berhubung tenaga kami telah terkuras habis, akhirnya kami pun kembali ke jasad kasar seperti sedia kala.

 

Pada malam kedua, kami mulai menggelar ritual kembali. Tanpa ada kesulitan seperti pada ritual malam pertama, kami pun langsung masuk ke alam bangsa Jan alias nenek moyangnya para Jin. Di situ kami disambut dengan ramah tamah oleh semua ahli keraton bangsa Jin. Bahkan dari situ pula kami dikenalkan beberapa orang penting kerajaan bangsa mereka, seperti Ki Wira Windu Haji (panglima perang), Ki Janur Purba (sekretaris kerajaan), Putri Arum Dewi Cempaka (anak sulung sang prabu), Putri Dyah Pitaloka Kembar (anak kembar dari permaisuri) Dewi Arum Hijau, istri kedua sang prabu, Prabu Menak Menjangan (raja dari semua pemimpin di daerah tersebut), dan masih banyak yang lainnya.

 

Rupanya di balik keramahtamahan mereka menyambut kedatangan kami, ternyata semata-mata bukan menghormatiku sebagai orang awam, tetapi mereka menghormatiku karena faktor penghormatannya pada semua leluhurku, Mbah Kuwu Cakrabuana bin Prabu Siliwangi, Galuh Pajajaran, yang semasa hidupnya, sebagain besar dari keluarga bangsa Jin ini banyak yang mengabdi kepada kakek buyutku.

 

Sebelum kami pamit untuk melangkah ke alam astral lain, mereka banyak berpesan kepada kami, “Berhati-hatilah ke alam selanjutnya, karena angger ini akan menemui banvak kesulitan apabila sudah bertemu dengan para siluman Buaya Putih.”

 

Dengan rasa khidmat kami pun pergi dari singgasana Alam Jin menuju alam astral lainnya. Memang benar kata bangsa Jin tadi, setelah kami masuk ke alam yang di mana semuanya berupa aliran sungai, kami langsung disambut dengan segerombolan buaya putih yang langsung melontarkan nada kasar kepada kami Pemimpin siluman Buaya Putih yang mengaku bernama Pangeran Arya Supetak Dirajaboyo bahkan membentak kami, “Kalian telah lancang datang ke tempat kami. Atas izin siapa?”

 

Sebelum kami sempat menjawab, mereka langsung menyerang dengan kibasan ekornya yang sangat ganas. Dengan tidak tinggal diam, kami berdua melawannya dengan Ilmu Kijang Kencana yang sangat langka warisan Mbah Kuwu Cakrabuana (ilmu ini tidak dapat diijazahkan karena berbagai faktor-Pen).

 

Berkat karomah ilmu ini, kami seolah punya tenaga baru dalam menghadapi segala serangan yang dilancarkan oleh sang pimpinan Buaya Putih. Dan pada akhirnya, kami berdua memenangkan pertarungan ini. Sang raja siluman Buaya Putih pun mempersilahkan kami untuk masuk ke salah satu ruangan yang begitu indah dan sangat luas sekali.

 

Namun, sebelum kami masuk, sang raja siluman Buaya Putih berpesan, “Kisanak, di dalam sana banyak sekali pusaka, pintar-pintarlah memilih.” Mungkin kalimat ini merupakan suatu istilah untuk berhati-hati, pikirku.

 

Benar juga apa yang dikatakan oleh raja siluman Buaya Putih. Dalam ruangan yang sangat indah penuh dengan pernik-pernik ukiran dari emas, kami terpana melihat ratusan mustika dengan sinar aura yang begitu gemerlapan saling memantul dari semua benda langka yang ada di situ. Sampai akhirnya kami bingung sendiri untuk memilih yang menjadi tujuan pokok kami, yaitu, mencari Mustika Yaman Ampal.

 

Ya, di ruangan itu ada beraneka macam mustika dan pusaka terpampang jelas, dari yanc namanya merah delima, blue saphire, zamrud, besi kuning, bedor naga kikik, sri kuning tambal sewu, trisula pengabaran, stambul, naga runting, yaman wulung, cornet wulung, tanduk wulung, dan masih banyak lagi yang lainnya.

 

Teringat akan ucapan sang guru, bahwa Mustika Yaman Ampal berupa batu cincin dengan ciri berwarna hitam pekat, maka kami akhirnya hanya fokus untuk mencari yang menjadi tugas kami belaka.

 

Dari 17 Mustika yang berwarna hitam pekat di tempat itu, menurutku, hanya ada satu mustika yang sangat indah. Ya, mustika ini sangat langka, pamornya yang sangat kemilau memantul ke atas dan batunya yang mempunyai kilat (sinar) dengan urat batu bertuliskan lafadz “Allah.”

 

“Mengapa Mustika ini lain dari pada yang lain-lanya?” penulis dalam batin. Penulis sering menemukan ratusan batu dengan urat berlafadz ”Allah” baik urat batu yang bersifat alami maupun yang bersifat doblet (buatan) namun dari semua yang pernah penulis lihat, batu yang berurat lafadz “Allah”, hanya sekadar urat, tapi Mustika Yaman Ampal ini lain daripada yang lain. Mustika ini tidak tembus pandang, seperti berasal dari batu meteor, namun bila dipanaskan dalam terik matahari, atau api, maka pada batu itu akan muncul sederet lafadz “Allah? Sungguh cantik sekali!

 

Nah, dari kelangkaan tanda yang ada pada Mustika Yaman Ampal ini, kami berkesimpulan dan sepakat untuk mengambilnya dengan suatu keyakinan bahwa ini memang Mustika Yaman Ampal seperti yang dimaksudkan guru kami.

 

Singkat cerita, dengan membawa akik berlafadz “Allah” itu, kami berdua cepat-cepat pulang untuk menemui guru. Sesampainya di hadapan sang guru, kami memberikan mustika tersebut dengan harap-harap cemas. Anehnya, sang guru memang langsung memarahi kami. “Bagaimana ini, kalian dapat batu dari siluman, Ini bukan mustikanya Kanjeng Syekh Syarif Hidayatullah, tetapi mustikanya para pejabat yang ingin suatu jabatan!” Begitulah kekecewaan sang guru.

 

Kami berdua jadi bingung. Akhirnya penulis beranikan diri untuk bertanya,

 

“Maaf Syekh, apakah sinar yang menyerupai lafadz Allah ini bukan menjadi bukti bahwa mustika ini merupakan milik dari Syekh Syarif Hidayatullah?”

 

Guruku menjawabnya, “Semua mahluk sama saja dalam keesaan Allah SWT. Tidak hanya manusia belaka, para dedemit, siluman dan lainnya juga punya tuhan yang wajib disembah, yaitu Allah SWT.”

 

Tambahnya pula, “Keagungan Allah SWT akan selalu ada di manapun tanpa terkecuali. Jadi kembalikan mustika itu ke tempatnya, karena kita tidak butuh akan duniawiah.”

 

Dengan rasa khidmat, kami berdua menuruti segala titah sang guru, yaitu mengembalikan mustika yang kami peroleh di alam siluman Buaya Putih. Namun sebagai suatu kenangan sebelum sampai dikembalikan ke asalnya, Misteri mengabdikan mustika tersebut lewat jepretan foto dan hasilnya bisa dilihat oleh pembaca majalah kesayangan ini.

 

Nah, bagi para pejabat yang menginginkan mustika ini, kami persilahkan untuk memilikinya dengan persyaratan sebagai berikut, siapkan sarana penarikan berupa: 2 botol minyak Jafaron Al-Yamani, 1 Buhur Kut-kut, 1 Buhur Al-A’la, dan 1 Madat Srikaton.

 

Semoga dengan paparan pengalaman gaib ini para pembaca sekalian mau saling berlomba menambah makna tirakat. Wabil khusus, mampu mendalami ilmu supranatural secara hakiki dan benar. Ya, semoga saja. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Mistis: PIRANTI RITUAL SANTET

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: KUTUKAN GELUNG SELOGOWO, SRAGEN

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: TERHIPNOTIS PATUNG RORO JONGGRANG

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!