Kisah Kyai Pamungkas: MANUSIA HARIMAU DI OGAN KOMERING ILIR
Kasus manusia harimau beberapa pekan ini meledak lagi. Dasarnya, sudah tiga orang mati diterkam harimau di Jambi dan dua orang mati dimakan harimau di Sumatera Selatan. Menurut sumber di kepolisian Polres Kayuagung, dua penduduk yang mati itu benar-benar dimakan oleh harimau sungguhan, bukan siluman.
Tapi masyarakat sekitar punya pendapat lain. Dua orang manusia yang dimakan harimau itu bukanlah harimau sungguhan, tapi harimau jadi-jadian, yaitu “Manusia Harimau” yang pernah meresahkan warga Ogan Komareng Ilir pada tahun 1950-an silam. Bedanya, Manusia Harimau sekarang digunakan oleh warga lain untuk melakukan pembunuhan.
Belakangan ini disinyalir ada beberapa orang yang melakukan ritual gaib menjadi harimau guna melakukan tindak pidana pencurian dan pembunuhan. Tujuan penjelmaan itu tak lain untuk sejumlah uang buat kehidupan. Bayaran yang diterima tidaklah begitu besar. Untuk membunuh seseorang, Manusia Harimau hanya menerima bayaran sekitar Rp. 100 ribu hingga Rp. 200 ribu saja.
“Keadaan ekonomi di daerah ini sudah sangat parah. Banyak orang menderita kelaparan. Untuk itu banyak warga yang gelap mata dan mau melakukan apa saja asal mendapatkan uang!” cerita Kiyai Haji Murad, ulama asal Kertapati pada penulis.
Untuk mengetahui apa sebenarnya manusia harimau di Ogan Komering Ilir, penulis turun langsung masuk ke wilayah yang dicurigai banyak melakukan ritual Manusia Harimau. Di daerah 80 kilometer Tenggara Palernbang ini, penulis masuk ke kampung Lubuk Hitam, suatu kampung yang angker dan banyak jawara silat dan rampok kelas berat di Singapura dan Thailand.
Di sini ada tiga nama Munusia Harimau yang legendaris, yaitu Markun, Sangiran dan Dul Hamdi. Dengan wajah penuh curiga ketiga tokoh ini menyambut kehadiran
penulis di daerah itu. Setelah mengetahui maksud yaitu dengan membayar sejumlah uang buat belajar jadi Manusia Harimau, barulah ketiganya menyambut ramah. Pada malam Jumat Kliwon saat malam gelap gulita, penulis diajak masuk hutan belantara yang dikenal seram di daerah itu. Pergi ke hutan malam Jumat mengerikan itu, tak ada satupun sumber cahaya yang boleh dibawa. Jangankan senter, lampu teplok pun dilarang dibawa. Maka tak ayal, kaki Misteri beberapa kali tersandung akar kayu dan terjatuh. Sementara ketiga Manusia Harimau itu tak tersentuh benda apapun yang menghambat langkahnya.
Di luar kesadaran penulis, ketiga sosok ini ternyata mempunyai mata malam, mata yang memancarkan sinar biru seperti kucing. Dengan sinar mata yang memancar itulah mereka mampu melihat di dalam gelap. Jarak pandang yang mampu mereka tangkap bukan 10 atau 20 meter tapi bisa mencapai sepanjang satu kilometer. Lain dari itu, mereka juga mempunyai kelebihan lain dari indera penciuman. Dengan radius lima kilometer, mereka bisa mencium ada rusa, babi dan harimau yang ada di dalam hutan. Jika angin kencang berhembus, hidung mereka mengendus-endus untuk mengetahui binatang apa yang ada di sekitar mereka.
Malam itu mereka mengatakan pada penulis bahwa ada tiga gajah yang sedang diam di pinggir kali dan dua kijang yang sedang tidur taka jauh dari keberadaan sang gajah.
“Mari kita ke sana dan menangkap dua kijang itu!” perintah Markun, yang diangguki kepala dua temannya yang lain sesama Manusia Harimau. Begitu mendekati kijang dan gajah, binatang raksasa itu bereaksi keras. Tiba-tiba tiga gajah itu berdiri dan bersuara keras. Sedang dua kijang loncat seolah meminta perlindungan sang gajah.
Rasa gentar berkecamuk di batin penulis. Tiga Manusia Harimau itu tibatiba berubah wujud menjadi harimau. Wajah bermuka harimau sementara kaki dan tangannya tetap seperti manusia biasa. Ketiga Manusia Harimau itu meloncat ke punggung gajah dan gajah itu membanting-banting diri dan mengibaskan belalainya ke sana ke mari di dalam gelap. Setelah terdengar suara auman yang begitu keras, gajah itu tiba-tiba masuk ke kali dan lari menyeberang. Sementara dua kijang itu lunglai tak berdaya seperti manusia kesetrum listrik. Dengan ganas ketiga manusia harimau itu mencabik-cabik tubuh kijang dan memakannya mentah-mentah. penulis ditarik untuk ikut makan daging yang telah menganga itu dan muntah-muntah.
“Anda gagal masuk ke lingkungan kami!” bentak Markun, dengan mata menyala-nyala.
Walau dinyatakan gagal, tapi ketika masuk ke lingkungan keramat Raje Utan, penulis tetap diajak. Di bawah sebuah pohon meranti umur 500 tahun yang berdiameter lima meter,-terdapat sebuah batu alam berbentuk kuba yang di bawahnya terdapoat kuburan Raje Utan. Raje Utan yang dimaksud tak lain adalah kakek-moyang dari harimau yang pernah ada di Pulau Sumatera. Menurut cerita, saat Raje Utan itu mati umurnya 300 tahun dengan tinggi tubuh tiga meter panjang lima meter berat satu ton. Kata Markun, besarnya macan itu digambarkan kekeknya sebesar truk engkel.
Tidur di kuburan raja harimau adalah bagian dari ritual yang mesti dilakukan oleh seorang calon Manusia Harimau. Ada tujuh jenis mantra yang menggunakan Bahasa Komering yang mutlak harus dibacakan. Di luar itu, harus kuat tidur tiga hari tiga malam di dalam kubangan kerbau. Ritual lain, siap memberikan tumbal tujuh kambing dan seekor sapi bagi generasi tua Raja Rimba yang bergigi ompong yang konon berdiam diri di dalam goa Panakiatan, 46 kilometer sebelah Timur Bukit Barisan.
Fenomena Manusia Harimau di Ogan Ilir berbeda dengan Manusia Harimau yang ada di Jambi dan Sumatera Utara. Di tahun 200-an ini, Manusia Harimau banyak diminati oteh kaum penjahat, seperti rampok, maling dan penagih hutang. Setelah menjadi Manusia Harimau, pelaku melangiang ke kota-kota besar dan melakukan operasi. Sebuah perusahaan Bank yang terkena likuidasi di Jakarta, sebutlah SM, menurut kabar menggunakan jasa 90 Manusia Harimau untuk menagih sisa-sisa hutang yang masih melekat di nasabah. Jika penghutang sulit ditagih dan sering mangkir, si penagih akan merubah wujudnya dan menteror korban dengan wajah harimau dengan suara yang menakutkan. Di Thailand, ada 300 manusia harimau dari daerah ini yang bergabung dengan bandit-bandit Kayuagung di dalam operasi sindikat perampokan Bank dan pencurian berlian internasional.
Lain dari itu, di daerah Ogan Ilir sendiri ada ribuan Manusia Harimau yang praktek pencurian dan perampasan. Mereka beroperasi di malam hari dengan wujud harimau berkaki manusia dan menggerayangi korban dengan sadis. Jika terpaksa, mereka tak segan-segan melakukan pembunuhan terhadap korban. Maka itu, banyak orang yang mengira, termasuk polisi, bahwa korban yang tercabik-cabing isi perut karena harimau sungguhan. Padahal, menurut sumber terpercaya penulis, mereka mati karena jadi korban Manusia Harimau yang sadist. Benarkah? Mungkin masih butuh pembuktian lebih lanjut. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)