Hotel Indonesia berdiri megah sejak 1962, menjadi saksi sejarah dan tempat pertemuan elit Jakarta. Namun sejak lama, lantai 7 dipenuhi desas-desus tentang satu sosok: gadis bergaun putih dengan bros anggrek ungu, yang hanya menampakkan diri pada tamu tertentu—biasanya ketika seseorang sedang lelah atau emosinya tidak stabil.

Perjumpaan Aneh pada Tahun 1980-an

Narasumber Pertama: Taufik (37), Sales Farmasi

Taufik menginap untuk perjalanan dinas. Lift menuju lantai tujuh hanya berisi dirinya.

“Cantik… tapi pucat. Gaunnya seperti gaun pesta lama.
Bros anggrek ungu di dadanya nyala samar. Harumnya dingin…
harum tapi bikin merinding.”
— Taufik

Saat lift berhenti di lantai 7, perempuan itu melangkah keluar. Taufik mengikuti dari jarak jauh—hingga sosok itu mendadak menembus dinding di ujung koridor.

“Itu bukan manusia… itu bukan manusia.”
— Taufik

Narasumber Kedua: Pak Herman (52), Petugas Keamanan Senior

Bertahun-tahun ia menganggap rumor lantai 7 hanyalah cerita iseng, sampai malam itu.

“Jam setengah dua pagi saya lihat perempuan berdiri di ujung lorong.
Rambut panjang, gaun putih. Saya panggil: ‘Mbak?’
Tidak menoleh.”
— Pak Herman

Ketika jarak tinggal tiga meter…

“Dia hilang. Bukan lari, bukan belok. Hilang seperti asap.”
— Pak Herman

Siapakah Gadis Bergaun Putih Itu?

Setelah menelusuri arsip dan wawancara staf lama, muncul beberapa versi:

• Pramugari 1970-an — dikabarkan bunuh diri setelah patah hati.
• Putri pejabat — terakhir terlihat menghadiri acara di hotel.
• Penghuni tetap — diyakini tidak pernah meninggalkan lantai 7.

Semua versi memiliki ciri yang sama: wangi anggrek ungu yang muncul tanpa sumber.

Narasumber Utama: Kyai Pamungkas

Kami membawa foto lorong, rekaman wawancara, dan beberapa catatan energi ruangan kepada Kyai Pamungkas, paranormal dan peneliti fenomena gaib.

“Lantai tujuh itu titik pertemuan dua aliran:
energi sejarah dan energi pribadi seseorang.
Gadis itu… masih terikat dengan sesuatu yang ia tinggalkan.”
— Kyai Pamungkas

Benda yang digenggam sosok itu adalah kuncinya.

“Kemungkinan itu benda terakhir yang ia cintai—foto, kalung, atau bros.
Itu yang membuat ruhnya tidak tenang.”
— Kyai Pamungkas

Tentang wangi anggrek ungu:

“Wangi tiba-tiba, terutama anggrek atau melati,
adalah tanda energi perempuan kuat dalam budaya Jawa.”
— Kyai Pamungkas

Tentang penampakan yang menembus dinding:

“Dulu mungkin ada pintu di lokasi itu.
Ia berjalan mengikuti memori ruang, bukan bangunan yang sekarang.”
— Kyai Pamungkas

Solusi & Langkah Bijak dari Kyai Pamungkas

• Jangan panik bila mencium aroma anggrek.
• Baca Ayat Kursi pelan-pelan.
• Ketuk pintu kamar 3 kali sebagai “permisi”.
• Jangan memanggil atau menantang sosok itu.
• Jika melihat penampakan:
  • Mundur perlahan
  • Jangan menatap matanya
  • Tarik napas panjang
  • Ucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil”
• Pembersihan energi ruangan:
  baca Al-Baqarah ayat 1–5, bakar kayu manis/kemenyan Jawa, percikkan air doa.

Kesimpulan Redaksi

Hotel Indonesia menyimpan banyak cerita, tetapi lantai 7 tetap menjadi pusat misteri. Gadis bergaun putih—dengan bros anggrek ungu yang harumnya dingin—masih berjalan di koridor itu. Ia bukan ancaman, namun pengingat bahwa beberapa jejak masa lalu tidak pernah benar-benar pergi.

Bagi tamu yang pulang larut malam dan mencium wangi anggrek ungu… mungkin saja ia sedang berada sangat dekat dengan Anda.

Laporan: Tim Jelajah Mistis & Spiritual Nusantara — PARANORMAL-INDONESIA.COM
Wawancara: Taufik, Pak Herman
Konsultasi: Kyai Pamungkas (Condet)