Sehat Fisik, Mental & Seksual

Psikologi: SI PALING RUGI DARI UMAT NABI

Psikologi: SI PALING RUGI DARI UMAT NABI

“Jangan kamu biarkan lidahmu menyebut kekurangan orang lain, sebab kamu pun punya kekurangan dan orang lain pun mempunyai lidah.” (Imam Syafi’i).

 

Ternyata ada lho umatnya nabi yang bakalan jadi orang yang paling rugi atau bangkrut di hari kiamat nanti. Hiii … ngeri!

 

Ada satu pesan Rasulullah yang penting banget buat kita perhatikan. Pesan ini disampaikan ketika beliau sedang melaksanakan haji wada’. Beliau bersabda: “Seorang muslim yang seutuhnya adalah seseorang yang kaum muslimin lainnya merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Kira-kira kenapa ya, Rasulullah menyoroti gangguan yang berasal dari lisan dan tangan? Bisa kita pahami bahwa sumber potensi lahirnya dosa antar sesama manusia berasal dari dua hal ini. Dan salah satu dosa yang paling banyak muncul berupa hinaan, cacian, cemoohan, umpatan, tuduhan atau gunjingan.

 

Secara khusus, Allah memberikan peringatan keras buat orang-orang yang suka ngehina orang lain, yaitu di surat Al Humazah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

 

“Celakalah bagi setiap orang yang suka mengumpat lagi mencela.”

 

Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai makna humazah dan juga lumazah. Ibnu Abbas menyatakan humazah adalah menjelek-jelekkan orang lain di belakang orang yang bersangkutan. Singkatnya perbuatan ini disebut dengan ghibah. Sementara lumazah artinya menjelek-jelekkan orang lain langsung di depan muka orang yang bersangkutan.

 

Lalu menurut Qatadah, humazah berarti menjelek-jelekkan orang lain dengan menggunakan isyarat mata, sementara lumazah maksudnya menjelek-jelekkan dengan lisan.

 

Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka yang disebutkan oleh Allah dalam surat Al Humazah merupakan orang yang suka menyakiti hati orang lain baik secara lisan ataupun dengan isyarat, baik langsung diungkapkan di hadapan orang yang bersangkutan, maupun di belakangnya (ghibah).

 

Mereka yang suka menyakiti hati orang lain dengan umpatan, cacian, celaan dan sejenisnya, akan Allah hadiahi dengan neraka yang dinamakan Huthamah. Neraka ini merupakan neraka yang ditutup rapat-rapat setelah para penghuninya masuk ke dalamnya. Mereka diikat pada tiang-tiang panjang yang dinyalakan api, sehingga api tersebut mampu membakar sampai hati mereka. Naudzubillah min dzalika.

 

Bagaimana halnya jika seseorang menghina orang lain bukan secara lisan, akan tetapi melalui tulisan? Kita tahu bahwa di zaman modern ini, kita begitu melekat dengan media sosial. Saat aib seseorang terungkap dan dipublikasikan di dalamnya, orangorang dengan mudah menggerakkan jemarinya untuk menuliskan kata-kata umpatan yang tak pantas untuk diutarakan.

 

Bahkan ketika ada postingan yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan alias biasa saja, ada saja orang-orang iseng yang menuliskan komentar dengan maksud merendahkan.

 

Misalnya saja ada seorang pengguna sosial media yang membuat postingan video aktivitas kesehariannya layaknya para influencer atau celebrity. Namun dia termasuk orang yang secara ekonomi tergolong tidak mampu. Maka ia tampilkan aktivitas kesehariannya yang penuh dengan kesederhanaan bahkan terbilang sangat kekurangan.

 

Lantas komentar negatif apa yang warganet buat dan sering kita lihat jika dalam contoh seperti ini?

 

“Halah, sok-sokan bikin video kayak gitu! Kerja aja yang bener!”

 

“Ni orang ngapain sih bikin-bikin video kayak gini? Buang-buang kuota gw aja.”

 

“Definisi punduk merindukan rembulan. Terlalu memaksakan ngikutin gayanya orang kaya.”

 

“Lu mendingan diem aja deh.”

 

“Si miskin yang mencoba eksis di dunia maya.”

 

“Mimpi elu kejauhan deh. Halu itu …”

 

Komentar-komentar negatif berupa tulisan yang ditulis di media sosial sebenarnya setara dengan apa yang kita ucapkan. Terdapat sebuah kaidah:

 

“Tulisan menempati kedudukannya perkataan.”

 

So, apa yang kita tuliskan gak ada bedanya dengan apa yang kita ucapkan. Apa yang kita tuliskan pun akan dihisab dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah azza wa jalla. Apalagi di negeri kita punya UndangUndang ITE (Informasi dan Teknologi Elektronik) yang bisa menjerat para pelaku cyberbullying atau perundungan di dunia maya ke ranah hukum.

 

Tapi yang lebih parahnya lagi adalah orang-orang modelan kayak gini bakalan jadi orang yang paling rugi di hari kiamat. Bahkan Rasulullah menyebut mereka sebagai orang-orang yang bangkrut (muflis).

 

Suatu ketika Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah kalian tahu, siapakah mulflis itu?” Para sahabat menjawab: “Di kalangan kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda”. Nabi bersabda: Mulflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di hari kiamat datang dengan membawa pahala ibadah shalatnya, shaumnya dan zakatnya.

 

Di samping itu dia juga membawa dosa berupa makian pada orang ini, menuduh yang ini, memakan harta yang ini, menumpahkan darah yang ini, serta menyiksa (memukul) yang ini. Lalu diberikanlah pada yang ini sebagian pahala kebaikannya, juga pada yang lain.

 

Sewaktu kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dan Ahmad).

 

Untuk memahami hadits di atas lebih jelas lagi, kita coba gunakan contoh. Misalkan ada seseorang bernama Fulan. Dia termasuk orang yang rajin beribadah. Menjaga shalat lima waktunya. Mengerjakan shaum serta menunaikan zakat. Dengan kata lain, ibadah-ibadahnya yang bersifat mahdhah, ibadah yang langsung antara seorang hamba dengan Allah (hablumminallah), dikerjakan tanpa ada masalah.

 

Akan tetapi di sisi lain, Fulan ini orang yang seringkali menzalimi orang lain dengan perkataan serta perbuatannya. Ia menghina dan merendahkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Mudah sekali menuduh tanpa ada bukti. Sehingga banyak orang yang tersakiti hatinya gara-gara kelakuan si Fulan ini.

 

Di hari akhir kelak, orang-orang yang pernah dizalimi si Fulan akan didatangkan kepadanya. Selanjutnya Allah akan memberikan pahala kebaikan dari ibadah-ibadah yang ia lakukan selama di dunia kepada orang-orang yang telah ia sakiti. Pahala shalat, Shaum dan zakatnya dibagikan kepada mereka.

 

Jika pahala kebaikan si Fulan sudah habis, tidak cukup banyak untuk menebus keburukan yang ia lakukan selama di dunia kepada orang-orang yang dizaliminya tersebut, maka Allah akan mengambil dosa-dosa dari yang pernah dizalimi si Fulan untuk dilimpahkan kepadasi Fulan.

 

Dengan begitu si Fulan sudah tak punya lagi pahala kebaikan yang sudah susah payah ia kumpulkan selama di dunia. Parahnya lagi ia harus menanggung dosa dirinya sendiri serta dosa orangorang yang pernah dizaliminya. Inilah yang Rasulullah sebutkan sebagai orang yang benar-benar bangkrut di akhirat. Orang yang paling rugi di hari akhir nanti.

 

Maka dari itu, kita perlu sebisa mungkin menjaga lisan dan tangan kita agar tidak menyakiti orang lain. Kita upayakan semaksimal mungkin, jangan sampai kita menjadi orang yang rugi dan bangkrut, gara-gara hubungan kita dengan sesama manusia yang buruk.

 

“Sesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji/jorok, dan kotor.” (HR. Ahmad). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Psikologi: JANJI AKAN JADI ORANG KAYA

Kyai Pamungkas

Psikologi: MENIKAH UNTUK BAHAGIA

Kyai Pamungkas

Psikologi: KITA SEMUA PERNAH BERDOSA

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!