Ngaji: PENGHUNI BUMI SEBELUM ADAM
BENARKAH JAUH SEBELUM NABI ADAM DITURUNKAN PERMUKAAN BUMI SUDAH BERPENGHUNI? LANTAS, SIAPAKAH MEREKA ITU…?
PARA ILMUWAN, khususnya mereka yang menekuni cabang Arkeologi, hingga kini masih meragukan apakah benar makhluk bernama manusia adalah yang pertama kali menghuni permukaan bumi ini. Bahkan, di antara mereka sering berbeda pendapat sesuai dengan dalih dan keyakinan masing-masing. Antara lain mengatakan, bahwa jauh sebelum manusia menghuni muka bumi ini, yakni ratusan ribu tahun sebelum “diturunkan” Adam, konon makhluk sejenis jin yang berwujud sudah ada di permukaan bumi. Artinya, bukan manusia yang pertama kali menghuni bumi ini.
Sebagian ulama ada yang percaya keberadaan makhluk berakal yang juga disebut Khalifah yang hidup di bumi jauh sebelum manusia. Namun, cukup banyak juga yang meyakini bahwa Nabi Adam as merupakan Khalifah pertama di muka bumi.
Selain itu, mereka juga sering berbeda pendapat tentang jarak waktu penciptaan jin dan manusia. Misalnya, Abdullah bin Amru bin ‘Ash, seorang ulama terkenal meyakini bahwa Allah SWT menciptakan jin sebelum Adam as 2.000 tahun jaraknya. Namun ada pula yang berpendapat jarak penciptaan kedua makhluk Allah SWT itu hanya dalam hitungan puluhan tahun saja.
Berkaitan dengan masalah ini, Musthafa ‘Asyur dalam bukunya berjudul “Menembus, Alam Jin” menegaskan, bahwa pendapatpendapat tersebut merupakan ijtihad yang tidak berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits, sehingga tidak relevan untuk dijadikan pedoman.
Satu-satunya ayat yang memaparkan tentang penciptaan kedua makhluk tersebut adalah bersumber dari firman Allah SWT berbunyi sebagai berikut: ”Dan sesungguhnya manusia (Adam) dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas.” (Al-Hijr: 26-27).
Meskipun jin diciptakan sebelum manusia, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang jarak waktu penciptaan keduanya. Selain itu, ayat tersebut tidak menyebutkan bahwa jin pernah menghuni bumi sebagai khalifah sebelum diciptakannya Adam.
Dalam beberapa kitab tafsir hanya diungkapkan secara rinci tentang tanah dan api yang merupakan asal terciptanya jin dan manusia.
Lebih jauh, ayat yang sering menjadi rujukan dalam mengkaji situasi dan kondisi bumi sebelum manusia diciptakan adalah surah Al-Bagarah ayat 30: “Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi’. Mereka berkata, ‘Apa Engkau hendak menjadikan di bumi itu seorang yang akan melakukan kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu? “Tuhan berfiman: ‘sesunguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Manakala menafsirkan ayat tersebut, M.Quraisy Shihab, secara garis besar menitikberatkan tafsirannya pada pertanyaan tentang kehidupan jin di muka bumi sebelum akhirnya digantikan oleh manusia. Kemudian shihab memilih untuk mengungkapkan kajian tafsir alternatif, makna yang berkaitan dengan dua kalimat “Khalifah di muka bumi” dan “Yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah”, yang oleh sebagian ulama dianggap sebagai bukti adanya kehidupan di bumi sebelum manusia, dihuni oleh bangsa jin.
Kata ‘khalifah’ berarti ‘pengganti’ atau ‘yang datang setelah yang sudah ada sebelumnya.’ Menurut Quraisy Shihab, perkataan tersebut menimbulkan dua penafsiran, yakni menggantikan penghuni bumi lainnya, atau menggantikan Allah SWT dalam mewujudkan kehendakNya dan ketetapanNya.
Apabila perkataan khalifah diartikan mengganti penghuni lainnya, maka ayat tadi mengisyaratkan adanya kehidupan khalifah lain (jin?) sebelum manusia. Tapi, kalau diartikan sebagai menggantikan Allah SWT, maka tidak ada dalil yang kuat yang mengatakan adanya kehidupan di bumi sebelum manusia.
Yang bermakna, bumi ini hanya diciptakan untuk dihuni oleh makhluk Tuhan yang bernama manusia. Kekhawatiran para malaikat akan adanya kerusakan dan pertumpahan darah di bumi mungkin berdasarkan hal-hal seperti berikut ini:
“Perkataan khalifah diartikan ‘pelerai perselisihan dan ‘penegak hukum’ sehingga diyakini akan timbul perselisihan dan pertumpahan darah di antara sesama khalifah.
Sebelum manusia diciptakan, diyakini ada makhluk lain yang melakukan kerusakan di bumi, sehingga malaikat khawatir peristiwa itu akan terulang kembali.
Justru yang akan menghuni bumi adalah makhluk lain selain malaikat, yakni makhluk yang selalu bertasbih dan mensucikan asmaNya. Quraisy Shihab menambahkan, ketika Allah SWT mengumumkan kehendaknya itu, tahap Penciptaan jagad raya telah rampung dan bumi Sudah layak dihuni oleh para makhluk-makhluk yang siap mengabdi pada Sang Pencipta Agung.
Masih ada kaitannya dengan hal tersebut, Muhammad Isa Daud dalam bukunya “Para Penghuni Bumi Sebelum Kita”, menulis bahwa bumi di era prasejarah dihuni oleh sejenis makhluk berakal jauh sebelum dihuni oleh Adam as bersama keturunannya. Makhluk ini sejenis jin yang wujud fisiknya mirip dengan manusia. Selama bertahun-tahun sebelum turunnya Adam As, demikian Isa Daud menuliskan dalam bukunya, bahwa jin ini hidup dengan membangun peradaban yang tingi yang kemudian menjadi luluh lantak oleh tangan mereka sendiri.
Konon, mereka telah berhasil menciptakan berbagai sarana dan berbagai peralatan dengan memanfaatkan energi atom dan nuklir serta energi materi bumi lainnya. Artinya, mereka membangun peradaban berdasarkan teknologi yang canggih.
Kemudian, akibat ledakan bom yang maha dashyat, akhirnya semua peradaban yang super modern tersebut menjadi musnah dan hancur lebur. Dan hanya tersisa beberapa lokasi saja di muka bumi. Bencana yang meluluhlantakkan dari kemusnahan sebagai manifestasi murka Allah SWT kepada komunitas jin yang telah berbuat dzalim dan kerusakan di muka bumi.
Murka Tuhan pada komunitas jin karena mereka tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang telah disampaikan sebelumnya, yakni berupa bencana alam ringan. Ada yang percaya, bahwa sebelum ledakan bom itu terjadi, para malaikat pernah mengusir mereka ke gugusan kepulauan di tengah lautan dan samudera dan lokasi permukaan daratan di bumi yang kering dan gersang tak bertuan.
Komunitas jin selalu membangkang dan melakukan perlawanan. Dalam kaitan ini, Isa Dawud menunjukkan beberapa fakta untuk mendukung pendapatnya tentang adanya peradaban komunitas jin sebelum turunnya Adam as ke bumi. Di wilayah tenggara Norwegia, ditemukan lelaki tua lanjut usia yang mengaku memiliki manuskrip yang mengisahkan bahwa di tanah wilayah Norwegia merupakan lokasi hunian jin sebelum keberadaan manusia yang dikenal sebagai tanah ledakan bom atom:
Menurut manuskrip itu, di sinilah komunitas jin melakukan kesalahan dalam melakukan uji coba. Setelah itu, muncul dari dasar lautan suatu lokasi daratan dengan api yang menyala-nyala selama bertahun-tahun. Lokasi itulah yang sekarang termasuk wilayah Norwegia.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda kuno oleh para arkeolog di dasar danau. Beberapa benda kuno itu ada yang . berupa pahatan lukisan yang menggambarkan fenomena keberadaan burung-burung yang memiliki kepala besar yang mirip kepala manusia. Mereka juga punya tangan dan kaki yang tinggal di bangunan istana yang megah dan eksklusif.
Keberadaan komunitas jin di muka bumi sebelum manusia yang kemudian musnah karena tidak mematuhi peringatan Allah SWT telah dipaparkan panjang lebar oleh penulis buku “Para Penghuni Bumi Sebelum Kita” (Muhammad Isa Dawud).
Meskipun penulisannya terkesan ilmiah, namun kalau tidak bermuara pada firman dan hadits, memang masih perlu dikaji lebih lanjut. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
SEKILAS MISTERI:
TINGGI TUBUH NABI ADAM AS
NABI ADAM AS adalah manusia pertama (bukan makhiuk pertama) di bumi ini. Tubuhnya sangat kekar dengan tinggi 37,5 meter. Perkiraan ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Allah menjadikan Adam dengan tinggi tubuh 60 hasta. Kemudian setelah Adam, makhluk itu semakin berkurang tingginya seperti sekarang ini” (Hr. Bukhori dan Muslim).
Hadits di atas menjelaskan kepada kita, bahwa manusia pada awal kejadiannya memiliki tubuh yang sangat tinggi dan besar. Adapun manusia sesudahnya dilahirkan dengan bentuk kecil (bayi), kemudian tumbuh berangsur-angsur menjadi besar tetapi tidak sampai sebesar Adam.
Ketika Adam diturunkan ke dunia, keadaan alam ini masih sangat liar dan ganas. Aneka ragam binatang buas berukuran raksasa, masih sangat banyak bertebaran di berbagai tempat. Maka wajarlah kalau Adam diciptakan dalam bentuk seperti itu (besar dengan tinggi hampir 40 meter). Sebab jika tidak, bukan tak mungkin dia tak akan mampu mengimbangi keganasan alam pada saat itu.
Menurut keterangan, para ahli surga nanti juga akan memiliki bentuk tubuh seperti Adam. Hal ini berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abib Dunya dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Penduduk surga masuk ke dalam surga sebesar (dan setinggi) Nabi Adam, yaitu 60 hasta dengan hastaan Raja Ali Hasan Yusuf, dan sebaya dengan Nabi Isa, yaitu umur 33 tahun, dan dengan bahasa Muhammad.”
Dari hadits di atas, kita dapat menyimpulkan, bahwa penduduk surga akan memiliki tubuh seperti Nabi Adam ketika hidup di dunia yakni 37,5 meter dan kemudaannya sebanding dengan Nabi Isa, yakni 30 atau 33 tahun. Adapun tentang “bahasa Muhammad” (yang kelak dipergunakan oleh para penghuni surga), besar kemungkinan yang dimaksud adalah bahasa Arab.
Atau mungkin pula “bahasa Muhammad” dalam hadits di atas memiliki makna, bahwa setiap orang yang masuk surga akan memiliki kafasihan sebagaimana Nabi Muhammad, dalam hal berbicara atau berbahasa. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)