Kisah Mistis: BUDAK SILUMAN KELELAWAR
SUNGGUH SULIT DIBAYANGKAN KALAU KELELAWAR RAKSASA ITU TERNYATA JELMAAN WUJUD DARI SEORANG PEREMPUAN. DIA MENJALANKAN RITUAL SESAT INGIN MENDAPATKAN KEKAYAAN, MESKI HARUS BERSETUBUH DENGAN MAKHLUK JADI-JADIAN.
AKU masih telanjang bulat. Muka dan seluruh badanku masih penuh buih sabun. Setengah bak mandi telah kuhabiskan untuk membersihkan tubuhku yang lengket berkeringat setelah hampir seharian penuh menempuh perjalanan Semarang-Jakarta,
Perjalanan panjang itu benar-benar sangat melelahkan. Itu sebabnya kenapa malam- malam begini kupaksakan berlama-lama di kamar mandi.
Aku paham, mandi malam sangat tidak baik bagi kesehatan. Bisa menimbulkan reumatik dan Encok. Tetapi bagiku, malam itu, tanpa kondisi serta pikiran segar, mana mungkin aku bisa konsen mengerjakan order Pak Herlambang. Sedangkan besok pekerjaan tersebut’harus sudah siap di meja Pak Herlambang, salah seorang pengusaha kaya yang membutuhkan jasaku sebagai konsultan.
“Tok… tok… tok!” Pintu kamar mandiku tiba-tiba diketuk seseorang. Cepat kuraih handuk, celana dalam dan kaos oblong. Kupakai secepatnya. “Tunggu sebentar!” Kataku meski sedikit kesal karena si pengetuk telah mengganggu keasyikkanku.
“Mandinya lama amat sih? Cepetan dong!”
Karena suara perempuan, kupikir siapa lagi kalau bukan isteriku. Di rumah ini hanya ada aku, isteriku dan kedua anakku. Pembantu kami tak pernah bermalam, Pagi datang, sore pulang. Karenanya aku malah sengaja tidak membukakan pintu. Aku pengin ngerjain isteriku. Biar dia marah-marah. Soalnya tampang istriku akan lebih cantik kalau dia seaang maran.
“Pa.. lekas, dong! Aku kebelet nih, mau pipis!” Rengeknya.
Rasain lo! Pikirku. Tanganku pelan-pelan memutar gagang pintu, lalu kubuka. Ternyata kosong. Tak ada siapa-siapa. Sialan! Aku yang mau ngerjain malah aku yang dikerjain. Gelo!
Kutunggu beberapa menit. Setiap sudut ruang kucermati dengan seksama. Ternyata tak ada tanda-tanda kehidupan, meski aku telah memanggilnya beberapa kali. Suaraku memang tidak keras, tapi aku yakin cukup jelas didengar istriku seandainya benar dia sembunyi. Rupanya tidak juga.
Ekor mataku sekilas menangkap sosok bayangan berkelebat ke arah dapur. Buru-buru kukejar. Sial. Tidak ada siapa pun. Malah bulu tengkukku yang merinding. Sadarlah aku, apa sebenarnya yang sedang kuhadapi saat itu. Pasti perbuatan setan!
Kejadian semalam lalu kuceritakan pada isteriku keesokkan siangnya, sepulang aku dari kantor. Eh, dia malah tertawa ngikik. “Tuh.. akibatnya kalau orang enggak percaya. Sekarang ngalamin sendiri kan?”
“Jadi benar rumah kita ini banyak hantunya, Ma?” Tanyaku.
Isteriku kemudian menceritakan beberapa hal aneh dan ganjil yang pernah dia alami sebelumnya. Antara lain sering melihat sepasang anak kecil bermain kelereng di ruang tamu. Lain waktu ada orang sedang mengetik di meja kerjaku.
Di kamar atas juga begitu. Sering terdengar langkah kaki seseorang, terkadang seperti sedang bercanda di tempat tidur. Padahal kamar atas hanya terisi jika kedatangan keluarga saja. Selebihnya kosong.
“Makanya, kurangi dong pulang malam. Apalagi sampai tidak pulang sama sekali seperti kemarin. Aku takut sendirian. Tidak sedikit keanehan yang kurasakan selama empat bulan kita menempati rumah ini. Rumah ini memang bagus. Aku betah tinggal di sini, Tapi kalau tiap malam diganggu terus-terusan, lama-lama aku bisa kurus kering,” gerutu isteriku.
Hari-hari berikutnya aku memang lebih cepat tiba di rumah. Pertama demi cintaku terhadap isteri. Yang kedua, ingin menyelidiki sampai sejauh mana kebenaran cerita isteriku itu. Benarkah di rumahku banyak hantunya? Kalau benar, aku harus bisa membongkar misteri tersebut sampai tuntas. Cepat atau lambat, bukan soal. Yang penting harus terungkap. Begitu tekadku.
Aku jadi teringat kejadian beberapa bulan lewat semasa aku ditugaskan ke Ambon. Pada salah satu rumah tua yang kebetulan tidak seberapa jauh dari hotel di mana aku menginaj selama dua bulan enam hari, diberitakan sanga angker dan menyeramkan karena banyak hantunya. Tidak seorang pun berani lewat di sana menjelang malam. Apalagi pada malam Jum’at Kliwon dan Wage.
Informasi seperti itu jelas tak mungkin kutelan mentah-mentah sebelum kuselidiki kebenarannya. Hari kelima setelah aku memperoleh data-data yang berkaitan erat dengan keberadaan rumah tua tersebut, aku mulai melakukan penyamaran. Seperti biasa, Leo kujadian mitra kerja. Dia wartawan kriminal dari sebuah penerbitan bergengsi di Jakarta. Sepak terjangnya sangat terampil dan lincah serta dapat diandalkan dalam banyak hal, termasuk masalah ilmu hitam.
Sherly sengaja kupasang sebagai “umpan” untuk menjebak si pelaku yang bermain di belakang layar. Sementara tugasku sendiri melengkapi data-data yang kami butuhkan sekaligus mencari sumber utama yang menyebarluaskan isu tentang rumah tua berhantu sehingga menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat awam, karena dianggap momok bagi setiap orang.
Usaha kami ternyata membawa keberhasilan. Semua hantu penghuni rumah tua itu berhasil kami ringkus, lalu kami gelandang ke kantor polisi terdekat. Urusan selanjutnya terserah pengadilan. Yang penting, tugasku selesai. Aku disanjung banyak orang. Mereka bilang aku hebat.
Tetapi aku tidak merasa tersanjung, karena aku juga tidak merasa hebat. Keberhasilan kami lebih tergantung atas kekompakan, kejujuran dan kesetiaan terhadap tugas yang dibebankan kepada kami. Cuma itu modal intinya.
Soal mengapa kami berhasi! menangkap hantu di rumah tua itu, masalahnya karena hantu di rumah tua itu selalu naik turun mobil mewah, masuk keluar nite club dan hotel berbintang. Tak jarang terlibat skandal seks, da bergerak di bidang bisnis narkotika.
Rumah tua itu telah dijadikan sarang tempa mereka melakukan transaksi dari beragam bisnis gelap. Apakah itu ganja, morfin, emas lantakan dan entah barang haram apa lagi.
Untuk mengelabui perhatian masyarakat setempat pada khususnya dan masyarakat Ambon pada umumnya, salah seorang dari komplotan mereka diberi tugas untuk menyebarluaskan isu bahwa di rumah tua itu banyak hantunya. Caranya? Dibuatlah beragam trik dan tipuan yang sangat rapi dan profesional.
Bagian luar rumah tersebut sengaja tidak pernah dibersihkan, apalagi dicat. Dengan begitu seakan-akan menimbulkan kesan bahwa rumah tersebut sudah berumur ratusan tahun, sedikitnya puluhan tahun tak pernah dijamah manusia.
Pada malam “tertentu” apabila dari rumah tua tersebut terdengar rintihan memilukan dari seseorang perempuan, Suara itu sesungguhnya hanya berasal dari pita kaset yang telah direkam sebelumnya. Memang sengaja diciptakan sedemikian rupa dengan tujuan untuk menakuti siapa saja yang mendengarnya.
Padahal sebenarnya, pada malam “tertentu” itulah mereka melakukan transaksi, Bisa dibayangkan, begitu rapinya sistem kerja komploton mereka. Selama beberapa tahun tidak pernah seorang pun melihat ada kendaraan terparkir di halaman rumah tua itu. Lalu, dari mana jalan masuk mereka ke rumah tua tersebut?
Dua rumah di sebelah kiri rumah tua tersebut terdapat bengkel mobil. Dari pagi hingga petang selalu ramai didatangi pelanggan. Mungkin karena servisnya yang bagus.
Di sebelah kanan bengkel ada sebuah bangunan model kuno, buatan zaman Belanda, tapi saat ini difungsikan sebagai gudang. Entah gudang apa. Pintu gerbangnya cuma sesekali saja terbuka. Selebihnya tertutup.
Setelah beberapa hari Leo kuselundupkan ke sana, belakangan diketahui bahwa si pemilik bengkel motor dengan pemilik gudang serta pemilik rumah tua itu ternyata merupakan satu sindikat yang bernaung di bawah satu garis komando. Kunci rahasianya terletak pada gudang itu.
Sementara bengkel motor tadi hanya difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan sementara pemiliknya yang dengan tenang bisa mencapai rumah tua melalui jatan khusus” yang terdapat di gudang tersebut, Jadi, bengket motor dan gudang itu sesungguhnya hanya dijadikan tameng untuk mengelabui mata masyarakat. Tak lebih dari Itu. Hebat dan sangat luar biasa cara kerja komplotan itu, Oleh sebab itu, sejak peristiwa tersebut aku tak pernah lekas percaya begitu saja kepada setiap lokasi yang selalu dihebohkan orang sebagai rumah setan, rumah hantu dan lain sebagainya, apabila semua itu belum kuselidiki kebenaran dan kebohongannya. Demikian pula yang sekarang akan kulakukan terhadap rumahku sendiri.
Sampai hari ini memang sudah cukup banyak keganjilan dan keanehan yang terjadi. Bukan kata isteriku semata. Bukan katanya, melainkan kualami sendiri dengan mata kepalaku sendiri. Jum’at minggu lalu jantungku hampir saja copot.
Waktu itu, aku masih menyelesaikan pekerjaan rutinku di ruang depan, yang berbatasan dengan ruang tamu. Aku , bermaksud akan mengambil dokumen penting yang kutaruh di dalam lemari di kamar atas. Di sana ada dua ruangan. Ruang yang satu kupakai sebagai ruang kerja, dan yang satunya lagi kufungsikan sebagai kamar tidur.
Sewaktu aku menaiki tangga, kepalaku berbenturan dengan benda keras. Begitu aku tengadah, astaga…. benda tersebut ternyata kepala manusia. Dia tergantung dalam posisi kaki di atas. Matanya melotot. Tangan serta badannya terikat tambang besar.
Selanjutnya aku tak ingat apa-apa lagi. Menurut istiriku, dia mendapatkan diriku pagi itu tergeletak di bawah tangga. Muka dan badanku luka-luka. Dia terisak dan mendesakku agar menceritakan kejadian sesungguhnya. Tetapi aku menggeleng. Aku punya pertimbangan lain. Aku tidak mau isteriku mati lantaran dibayangi rasa takut. Terpaksa aku berdusta. Kukatakan padanya kalau aku tergelincir karena menginjak sabun mandi.
Pengalaman ganjil berikutnya terjadi pada 28 September tahun lalu. Malam itu aku sedang menyelesaikan sebuah proposal yang akan dibahas dan dijadikan salah satu mata acara pokok dalam rapat tanggal 6 Oktober, yang akan dipimpin oleh Drs. Abubakar Salehudin. Karena ngantuk, aku terkulai di atas mesin tik.
Ketika aku membuka mata, kulihat kedua anakku tengah asyik membolak-balik majalah yang kubeli siang tadi. Padahal, sebenarnya isteriku tak ada di situ. Dia bersama Ike dan Atik tetap di kamar tidur. Sedang tertidur nyenyak!
Akhirnya aku percaya dan yakin kalau rumah kami memang banyak hantunya. Banyak misteri terselubung yang belum terungkap. Di samping sangat banyak hal-hal aneh tetapi nyata.
Mula-mula Ike diserang demam sepuluh hari. Ike belum sembuh total, Atik menyusul, lima hari diopname. Isteriku juga semakin kurus, Sementara uang yang kukeluarkan untuk berobat terus membengkak.
Suatu saat isteriku sakit parah. Cukup lama. Praktis aku harus bisa membagi waktu. Mengurus Ike dan Atik, melayani kebutuhan isteriku, dan mengurus diriku sendiri. Yu Irah, pembantu kami, cukup menangani cucian, nyeterika, ke pasar dan memasak. Celakanya, sebelum kesehatan isteriku pulih, mendadak aku diserang penyakit aneh. Suhu badanku kadang meningkat melebihi batas normal.
Anehnya, bila malam, badanku serasa seperti direndam es. Sangat dingin. Dokter bilang penyakitku cuma demam biasa. Tapi nyatanya tiga bulan lebih aku menderita. Dan selama itu aku hanya terbaring di ranjang. Isteriku makin. cemas saja. Ibu dan saudaraku ikut berkecil hati. Semua mengakhawatirkan keadaanku yang kian memburuk. Terlebih setelah seorang tabib mengatakan kalau penyakit yang kuderita adalah kanker otak. Ya, Tuhan! Tipis sekali harapanku untuk dapat melihat dunia ini lebih lama.
Malam Jum’at itu, rintik hujan membasahi kawasan Jembatan Besi. Tetangga kiri kanan telah lama menutup pintuh rumah. Atik dan Ike tidur nyenyak di samping Mamanya.
Tanpa menimbulkan suara, selangkah demi selangkah aku menaiki anak tangga. Ini adalah malam terakhir, pikirku. Aku harus berhasil membongkar misteri ini. Tidak boleh gagal!
Lewat celah pintu yang sengaja kubor siang tadi, mataku cukup leluasa untuk menyaksikan sesuatu yang ada di dalam sana. Benar, di atas tempat tidur kulihat ada sesuatu yang bergerak gerak. Hitam warnanya, dan besar sekali.
Benda tersebut seperti sayap binatang. Tanpa membuang waktu, pintu kutendang sekuatnya. Brakkk! Begitu terkuak, secepat itu pula kulempar belati ke arah si makhluk. Kudengar suara mencicit dan kelepak sayap menggelepar-gelepar. Setelah kuperhatikan lebih lama, baru kulihat jelas kalau makhluk itu berwujud seekor kelelawar raksasa.
Dia tidak mengadakan perlawanan sedikit pun. Dia bahkan berusaha merighindar sebisanya. Tapi Belati kedua kulayangkan lagi. Ternyata meleset. Kususul dengan lemparan berikutnya. Kali ini mengena, entah bagian apanya yang terluka. Yang jelas, kelelawar raksasa itu tiba-tiba menciut dan terus menciut menjadi sekecil merpati.
Kemudian melesat lewat lubang angin. Bertepatan dengan itu terdengar bunyi menggelegar. Seberkas cahaya terang menyilaukan mata mendadak menyambar ke arahku. Untunglah aku berhasil merunduk. Ketika aku berdiri lagi, dan suasana tegang telah usai, kulihat ada percikapan darah basah yang lengket pada dinding kamar. Sedangkan pada belati yang tertancap pada kusen jendela, terlihat seperti ada secabik kain hitam di ujungnya.
Dua hari kemudian, masyarakat di sekitar tempat tinggalku ramai membicarakan tentang perampokan yang terjadi di rumah keluarga Suminto. Walaupun aksi kejahatan itu berhasil digagalkan oleh Suminto, tapi Yu Marni, istri Suminto, jadi korban keganasan salah seorang perampok itu.
Pipi dan lengan kanan serta dadanya terluka parah seperti bekas tikaman belati. Demikian desas-desus yang meluas di sekitar bioskop Jembatan Besi. Aku hanya tersenyum. Sebab, orang-orang itu, termasuk isteriku, pasti tidak akar menyangka kalau luka Yu Marni akibat belatiku.
Mereka pun tidak tahu persis kalau Yu Marni sesungguhnya telah bersekutu dengan siluman kelelawar agar harta kekayaannya terus bertambah. Walaupun untuk kepentingan tersebut dia harus rela disetubuhi makhluk jejadian.
“Pantas jarang yang kuat bertahan lama menempati rumah ini. Kita hampir saja ya, Mas!” Cetus isteriku setelah kuberi tahu penjelasan kalau kami tidak akan pindah dari rumah ini sebelum habis masa kontrak. “Kalau perlu akan kubeli sekalian!” Kataku.
“Kalau yang lainnya gimana?” Goda isteriku.
“Dulu entah tahun berapa, di rumah ini ada seorang wanita hamil akibat hubungan gelap menceburkan diri ke dalam sumur. Lantas ada lagi seorang lelaki pemerkosa gadis-gadis di bawah umur yang digantung dalam keadaan terbalik, kaki di atas kepala di bawah,” paparku.
“Kalau anak kembar yang pernah kita lihat menyerupai Atik dan Ike siapa?” Tanya isteriku lagi.
“Kalau yang itu, pasti tuyul peliharaan Suminto sendiri. Karena dia enggak mau kerja keras, makanya dia beli tuyul. Paham kamu?”
Sejak kami meninggalkan rumah tersebut, sejak itu pula aku selalu berhati-hati setiap kali memilih rumah yang bakal kami tempati. Menurut wetonku, yang terbaik adalah posisi pintu depan harus menghadap ke selatan. Tetapi posisi closet di kamar mandi jangan sekali-kali menghadap kiblat. Itu kalau ingin maju, berkembang, kesejahtera dan rahayu sampai akhir hidup. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)