Ijazah: PELET TATAR SUNDA
Bertubuh sintal, tinggi semampai dengan rambut sebahu serta berkulit kuning langsat, membuat Maya yang cantik, cerdas dan kaya serta ramah kepada siapa pun diperebutkan oleh banyak lelaki baik di kampus maupun teman sepermainannya…
Kampus yang terletak di pinggiran Jakarta itu memang dikenal sebagai gudangnya orang-orang cantik yang berprestasi. Di antara sekian banyak gadis yang kuliah di tempat itu, salah satunya adalah Maya, sosok yang anggun, cerdas dan selalu berhasil menyabet bea siswa pada setiap tahunnya. Yang paling menarik adalah, ia bukan semata-mata anak yang tidak mampu. Sang ayah yang pengusaha dan ibu yang memiliki sebuah klinik bersalin ternama, membuat Maya adalah sosok yang tak pernah kekurangan suatu apapun juga.
Selain itu, ia juga sosok yang mudah bergaul dengan siapa pun. Boleh dikata, hampir seantero kampus, termasuk tukang parkir, petugas kebersihan bahkan pelayan kantin, akrab dengannya. Inilah yang membuat kenapa banyak orang selalu ingin dekat dengannya. Tidak cukup sampai di situ, tiap ada kesempatan, ia pasti akan menjawab dan menjelaskan kepada teman-temannya dengan bahasa yang halus jika ada yang menanyakan tentang mata kuliah yang mereka kurang mengerti.
Itulah Maya, sosok yang anggun, cerdas, kaya dan mudah bergaul dengan siapa pun. Caranya bergaul yang ramah kepada siapa pun, tak jarang, membuat banyak lelaki jadi salah pengertian. Mulanya mereka berpikir Maya begitu perhatian, ternyata, Maya memang selalu berlaku seperti itu kepada siapapun yang dikenalnya. Bahkan, Maya tak segan untuk menyambangi rumah petugas parkir kampus yang katanya sakit akibat jatuh dari motor.
Oleh sebab itu, para lelaki yang dekat dengannya, banar-benar tak berani gegabah menyatakan cinta kepada sosok yang satu ini menaruh hati dan amat berharap agar Maya kelak bersedia menjadi pendamping hidupnya. Boleh dikata, setiap ada kesempatan foto bersama, Aji tak menyianyiakan kesempatan ini untuk berfoto di samping Maya. Diam-diam, foto itu sengaja dicetak, dan diletakkan di meja belajar di kamarnya yang ada dibilangan Sukabumi. Ya … seperti banyak temannya yang lain, sejak awal, ia memang sengaja kos di dekat kampus.
Waktu terus berlalu, tak terasa, semester depan mereka harus PKL. Sekali ini Aji agak gelisah. Betapa tidak, Heru, Musa dan Hadi kebetulan terpilih satu kelompok dengan Maya. Diam-diam, Aji merutuk dalam hati, “Ah … Hadi pasti punya kesempatan lebih banyak untuk mendekati Maya.”
Kegelisahan Aji cukup beralasan, maklum, beberapa waktu lalu, dengan terang-terangan, lelaki bertubuh atletis itu berkata, “Jujur, sejak awal aku sebenarnya langsung jatuh cinta sama Maya.”
Heru dan Musa yang saat itu mendengar langsung terbahak: “Ha … ha … ha, ternyata, Hadi sudah benar-benar dewasa.”
Aji yang juga mendengar langsung terkesiap dan katanya, “Kalian sudah jadian?”
“Belum sempat. Hanya baru dalam angan-angan,” sahut Hadi dengan terbahak. la merasa yakin, Heru, Musa dan Aji pasti mendukungnya.
Aji hanya mengangguk lesu, sementara, wajahnya berubah pucat.
“Jangan-jangan, Hadi menyatakan cintanya kepada Maya waktu PKL nanti,” demikian bisik hatinya, “aku harus mendahului, tapi, bagaimana caranya?” Imbuhnya dengan perasaan tak menentu.
Malam itu, Aji tak bisa memicingkan mata barang sekejap. Angannya terbang jauh entah kemana, sementara, hatinya terus saja menjeritkan satu nama: Maya… Hingga akhirnya, ia pun tertidur dengan kegelisahan yang teramat sangat. Esoknya, alih-alih segar, badannya benar-benar terasa luluh lantak. Aji terus saja bergolek-golek di kasurnya. Dan pada saat itu, hatinya langsung bersorak kegirangan. Betapa tidak, di tengah-tengah kepepatan hatinya, tiba-tiba, bayangan Abah Surya, guru silat di kampungnya melintas dalam benaknya.
“Ya … Abah Surya pasti dapat menolongku,” desisnya sambil berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Usai itu, dengan perasaan riang, Aji pun berjalan ke kampus.
Di Kampus, dengan perasaan riang, Aji mendengarkan pengarahan dari Kepala Program Studi tentang berbagai hal yang harus dilakukan pada PKL nanti. Matanya tak lepas-lepas menatap Maya yang duduk di depannya. Dengan penuh keyakinan, hatinya pun berkata, “Engkau harus menjadi milikku!”
Karena PKL dimulai pada Senin dua minggu mendatang, maka, Aji pun memutuskan untuk kembali ke Sukabumi.
“Aku harus meminta restu dari ibu,” demikian katanya kepada Musa, Heru dan Hadi ketika mereka menanyakan kenapa Aji pulang kampung. Sontak, ketiganya pun berkata, “Salam buat Ibu, lain kali, kita bakal singgah dan nginap lagi di sana.”
“Beres…” jawab Aji sambil berjalan.
Singkat kata, beberapa jam kemudian, Aji sudah berbincang hangat dengan sang ibu yang menanyakan perkembangan kuliahnya. Setelah melepaskan kerinduan bersama sang ibu, malamnya, Aji pun minta diri untuk menyambangi kediaman Abah Surya yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Sang ibu hanya mengangguk sambil berkata, “Salam buat keluarga beliau, dan jangan pulang terlalu larut.” Aji pun mengangguk sambil berlalu.
Di depan lelaki paruh baya yang sudah dianggap sebagai pengganti ayahnya, Aji pun menceritakan kegelisahan hatinya. Abah Surya yang mafhum hanya tersenyum, tak lama kemudian, terdengar suaranya:
“Abah punya Pelet Tatar Sunda, yang keampuhannya sudah teruji. Tapi, abah minta, jangan dipakai untuk main-main. Nikahi dia, dan hiduplah bersamanya dengan wajar sebagaimana keluarga lain. Kalau tidak, abah tidak akan menurunkan ilmu itu.
“Baik Bah, Aji berjanji akan menikahinya, jawab Aji dengan terbata-bata.
“Jangan sama abah, berjanji sama Allah,” potong Abah Surya. Aji terkesiap, lalu mengucapkan janji dengan menyebutkan nama Allah. Dan setelah itu, Abah Surya pun mendiktekan amalan Pelet Tatar Sunda yang demikian legendaris itu:
Dedeg ku Nabi Adam kaula,
rupa ku Nabi Yusuf kaula,
sora ku Nabi Daud kaula,
ya isun hu Ya Latif Ya Latit,
ya isun hu Ya Latif Ya Latif,
ya isun hu Ya Latif Ya Latif, maung wuyung datang nguyung oray kisi datang numpi, pangnepikeun angin peuting, kangaran …,
Sina ngahurun balung,
Sina ngahuleng jentul,
Ulah lelet ka diri batur,
iwal ka dri aing,
rep sidep, rep sidep, rep sidep awaking.
“Terlebih dahulu lakukan mandi untuk menghilangkan hadats besar dan kecil, kemudian dilanjutkan puasanya mutih, dimulai pada hari Jumat. Cukup makan nasi putih dan minum air putih selama 7 hari 7 malam. Tiap tengah malam, baca amalan tersebut dengan khusyuk sambil membayangkan wajah yang dituju. Hasilnya, semua tergantung kepada Allah,” demikian ujar Abah Surya.
Dengan perasaan puas, Aji pun kembali ke rumahnya. Di tengah perjalanan pulang, Aji telah bertekad untuk segera me akukan puasa. Esoknya, mandi hadats, Aji pun meniatkan untuk menjalankan puasa mutih. Pada hari ketiga, godaan mulai datang. Beberapa teman kecilnya yang tahu ia sedang ada di rumah langsung datang dan mengajaknya pergi ke Pelabuhan Ratu. Dengan halus, Aji menolaknya.
Ketika mereka kembali, Aji pun berpesan kepada sang ibu, “Bu, tolong kalau ada teman-teman yang datang, bilang saya sedang tidak bisa diganggu. Mau belajar, karena sebentar lagi ujian.” Sang ibu hanya mengangguk. Ia tak pernah tahu apa yang dilakukan Aji di dalam kamarnya. Yang ia tahu, Aji pasti sedang belajar.
Pada hari ketujuh, mendadak, HP-nya berdering. Dengan perasaan malas, Aji melihat selarik tulisan, “Apa kabar? Kapan kembali ke Jakarta.” Maya.
Aji langsung membalas, “Besok…”
“Aku tunggu.” Maya.
Esoknya, menjelang siang, Aji sudah berada di kamar kos-nya. Sorenya, Maya datang dengan wajah sumringah sambil berkata: “Temenin aku cari buku ya.”
Usai mencari buku, di salah sebuah resto, Aji pun mengungkapkan segala perasaaannya bahwa selama ini ia amat mengharapkan Maya bersedia nnenjadi kekasih dan pasangan hidupnya.
Maya tak menjawab, mukanya memerah dan tertunduk, hanya tangannya menggenggam telapak tangan Aji dengan penuh perasaan. Ya … Cinta memang tak perlu diucapkan. Sejak itu, keduanya selalu tampak bersama-sama. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)