Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: MISTIS DI BUNDARAN BURUNG PALANGKARAYA

Panggonan Wingit:

MISTIS DI BUNDARAN BURUNG PALANGKARAYA

 

Salah satu ciri khas pembangunan kota modern ialah adanya bundaran kota. Kekhasan bundaran ini dapat dikatakan sebagai titik pusat dari sebuah kota. Akan halnya Palangkaraya, ibukota propinsi Kalimantan Tengah yang terkenal dengan julukan “Kota Cantik” memiliki tiga buah bundaran, yaitu: Bundaran Besar, Bundaran Kecil dan Bundaran Burung. Ketiga bundaran yang menghias kota pasir ini pembangunannya tidak bersamaan waktunya. Bundaran Besar merupakan titik pusat kota Palangkaraya yang paling awal didirikan. Menyusul kemudian Bundaran Kecil yang letaknya dekat Kantor Gubernur. Sementara yang terakhir didirikan adalah Bundaran Burung.

 

Persisnya sekitar awal tahun sembilan puluhan. Dinamakan Bundaran Burung karena interior fisik bundaran ini didominasi oleh patung burung Tingang atau Enggang pada puncaknya, sedang di bagian bawahnya dikelilingi oleh kolam yang ditepinya dihiasi lima pasang patung ular naga yang menganga mulutnya dengan burung Enggang yang sedang bertarung.

 

Kalau dibading ketiga bundaran lainnya yang ada di Palangkaraya, Bundaran Burung-lah yang paling indah dekorasinya. Namun, di balik keindahan arsitekturnya ini tersimpan sebuah misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan.

 

Kalau diperhatikan letak bundaran ini memang di kawasan yang sepi, yakni 7 Km. dari pusat keramaian kota, tepat di tengah pertigaan Jl. RTA Milono dengan jalan menuju ke bandara Cilik Riwut dan jalan ke desa Kereng Bengkirai. Kendati sepi, menurut data kecelakaan yang menelan korban jiwa di Bundaran Burung inilah yang paling menonjol frekwensinya. Padahal, kalau dipikir penyebab kecelakaan kebanyakan adalah hal-hal yang tidak masuk akal sama sekali, namun akibatnya cukup fatal.

 

Kalau dirinci, musibah kecelakaan lalu-lintas di kawasan ini selama tahun 2001 hingga belakangan ini tercatat d antaranya sebagai berikut:

 

Dua orang mahasiswa Universitas Palangkaraya yakni Bambang Sutrisno dan Doni pada suatu malam pertengahan bulan Agustus tahun lalu berangkat menuju Kualakapuas naik motor berboncengaan. Kecepatan kendaraan mereka hanya 60 Km perjam.

 

Ketika akan melewati Bundaran Burung ini tiba-tiba bangunan itu hilang dari pandangan mata mereka. Kedua orang yang mengendarai Honda Supra ini tetap saja tancap gas. Namun anehnya kira-kira berjarak dua meter dari trotoar pembatas, Bundaran Burung kembali tampak. Akibatnya, Doni tidak sempat mengerem laju kendaraannya. Kedua mahasiswa ini baru sadar setelah sepeda motornya menabrak pagar besi dan tubuh mereka terlempar masuk kedalam kolam. Akibat kecelakaan menderita luka-luka di bagian wajah dan lehernya keseleo. Sedang Bambang tidak tertolong jiwanya akibat cederanya yang sangat parah, retak bagian belakang kepala oleh benturan yang sangat keras. Ia meninggal sehari kemudian setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Dr. Doris Silvanus Palangkaraya.

 

“Saya yakin Bundaran Burung itu tiba-tiba menghilang, lalu tiba-tiba muncul. Entah apa yang terjado,” kisah Doni kepada penulis.

 

Lain lagi yang dialami Amri. Ia mengalami kecelakaan di bundaran ini setahun lalu. Pria ini mendapat musibah bukan karena menghantam bundaran atau bertabrakan dengan kendaraan lain, tetapi korban roboh sendiri dengan motornya sampai tak sadarkan diri. Apa yang dialami oleh Amri ini?

 

“Ketika saya akan melewati bundaran itu saya melihat seekor binatang besar seperti macan berwarna hitam pekat menyeberang ke arah bundaran. Sambil melangkah binatang aneh itu menatap saya dengan tajam,” kisah Amri. Tatapan mengerikan itu membuatnya kaget dan ketakutan sehingga konsentrasinya mengendarai motor buyar seketika. Akibatnya ia jatuh terjungkal dan tubuhnya terhempas menghantam aspal jalan dan pingsan. Untung saja luka-luka yang diderita Amri tidak parah.

 

Udin, salah seorang warga yang tiap hari pulang pergi melewati Bundaran Burung mengalami pula hal yang ganjil. Saat akan melintasinya pada suatu malam, kira-kira jarak 25 meter lagi, tiba-tiba saja bundaran iru lenyap dari pandangan mata. Pria ini kemudian sadar dan merasakan ada yang tidak beres. ia ingat cerita-cerita aneh di tempat itu. Ia berhenti sejenak sambil membaca ayatayat penolak setan. Sesaat kemudian bundaran itu kembali muncul tampak jelas seperti sediakala.

 

“Demi Tuhan, saya menyaksikan bundaran itu hilang, kemudian muncul lagi setelah saya berdoa!” tegas Udin.

 

Sementara itu, peristiwa yang sangat menghebohkan dan di luar kewajaran akal sehat dialami oleh Arbin, salah seorang warga yang berdomisili dibilangan Jl. RTA. Milono. Pagi itu selepas Subuh, Arbin berangkat ke pasar naik sepeda untuk berbelanja, karena di rumahnya akan diadakan selamatan. Waktu itu suasana masih gelap sedana kegiatan lalu lintas sanga sepi. Dengan santai lelaki ini mengayuh sepedanya menyusuri jalan yang masih lengang. Ketika berjarak sekitar dua puluh meter lagi melewati Bundaran Burung, Arbin tertegun seketika.

 

Sangat aneh, ia melihat patung ular Naga dan burung Enggang yang ada di sekeliling bangunan itu berkelahi satu sama lain. Kedua binatang yang berlainan jenis ini saling sambar dan saling pukul-memukul. Ular naga dengan mulut menganga dan lidah menjulur bersuara mendesis-desis memukulkan ekornya ke tubuh burung Enggang. Sedang Enggang tak tinggal diam menyerangkan paruh dan cakarnya ke tubuh ular Naga itu dengan kepak sayap menggema memecah suasana. Pertarungan kedua jenis hewan ini tampaknya memiliki kekuatan yang berimbang. Tak ada yang kalah atau menang.

 

Arbin tertegun. Namun, pemandangan unik dan menakutkan itu tiba-tiba saja lenyap tatkala ada sorot lampu mobil yang datang dari depan menyinari bundaran. Fisik bundaran itu kembali terlihat seperti sediakala seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dengan rasa heran berbaur was-was Arbin meneruskan perjalanannya menuju pasar.

 

“Demi Allah, saya tidak berbohong dengan cerita ini!” tegas Arbin saat berkisah kepada penulis.

 

Menyikapi keanehan yang sering terjadi di kawasan Bundaran Burung ini, setidaknya mengisyaratkan kepada kita bahwa bangunan ini dihuni oleh makhluk halus. Mereka rupanya senang mengganggu orang-orang yang melintas disini jika tidak waspada. Damang, seorang kepala adat, berpendapat bahwa pembangunan bundaran ini sebelumnya tidak diadakan upacara ritual berupa permohonan ijin kepada roh-roh halus. Akibatnya para roh gusar, karena daerah huniannya diusik, lalu bereaksi mengganggu orang-orang yang melintas. Kecuali itu, mulut patung Naga yang selalu menganga itu sebagai perlambang bahwa proyek bangunan bundaran ini tetap akan meminta korban selama mulut ular Naga dan patung Enggang yang paruhnya terbuka itu tidak disumpal alias ditutup.

 

Selanjutnya, ketua adat masyarakat Dayak ini menambahkan, agar roh-roh jahat itu tidak mengganggu dan bersedia pindah ke kawasan lain maka harus diadakan upacara Menyanggar, yaitu prosesi ritual adat Dayak mengusir roh jahat dengan upaya ini besar kemungkinan tidak akan terjadi lagi kecelakaan ataupun musibah aneh di kawasan Bundaran Burung. Benarkah? Lihat saja buktinya setelah upacara adat itu dilaksanakan. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: Brerong Si Tuyul Bali

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: TIGA PILAR KEMAKMURAN

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: SILUMAN SUNGAI BELUMAI, DELI SERDANG

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!