Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: TELAGA BIDADARI, SUNGAI RAYA

Panggonan Wingit: TELAGA BIDADARI, SUNGAI RAYA

 

Selain tampan, berbudi luhur dan piawai meniup seruling, Awang Sukma yang memiliki nama lain Datu Pulut juga dikenal sebagai perantau yang berasal dari pulau nan jauh di sana.

 

Di desa Pematang Gadung, yang termasuk dalam Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat sebuah telaga yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan Telaga Bidadari.

 

Telaga yang terletak di pematang di bawah kerimbunan pepohonan limau sementara bagian tepinya dipenuhi sulur-sulur tetumbuhan gadung, ternyata, menyimpan cerita cinta yang demikian mengharukan.

 

Hatta, beratus tahun lalu, di tempat itu hidup seorang lelaki tampan yang berasal dari seberang lautan yang pandai meniup seruling dan memulut burung (menangkap burung dengan menggunakan getah-red) yang banyak hinggap di pepohonan limau ketika pohon itu sedang berbunga. Karena Itu, sosok tampan yang menyandang nama Awang Sukma dan sekaligus penguasa tempat itu dikenal dengan julukan Datu Suling atau Datu Pulut.

 

Hari terus berganti, suatu kali, entah kenapa, hari itu burung dan serangga yang biasanya banyak hinggap ketika pepohonan limau sedang berbunga lebat, tapi hari itu tak ada satu pun yang terlihat. “Heran… kenapa kali Ini tak ada seekor binatang pun yang menghampiri bunga-bunga limau yang sedang merekah itu?” Bisik Awang Sukma penuh keheranan dalam hati.

 

Sambil tetap memasang bilah-bilah bambu yang ujungnya telan diberi pulut, dan berharap ada burung-burung yang menempel di bilah-bilah bambunya, Awang Sukma pun berbaring di bawah pepohonan mau sambil meniup seruling sebagat pelepas rindu pada keluarga dan sahabatnya yang ditinggalkan jauh di seberang pulau. Tiupan Seruling yang d lakukan dengan penuh perasaan dan bela an lembut sang bayu yang membelai tubuhnya, membuat Awang Sukma langsung d serang rasa kantuk yang teramat sangat. Entah berapa lama Ia tertidur,

 

Awang Sukma terjaga manakala telinganya mendengar suara kepak sayap yang dernikian lembut di dekatnya. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Walau berulangkali mengucek-ucek matanya untuk memastikan penglihatannya, namun, apa yang ada disaksikan di depannya juga tidak pernah berubah. “Ah … mereka pasti bidadari yang sengaja turun ke mayapada untuk sekadar bermain dikesejukan alam”, demikian kata hati kecilnya.

 

Ya… di depannya tampak tujuh bidadari yang turun dari angkasa menuju ke telaga di dekat Awang Sukma berada. Dan tak lama kemudian, yang terdengar adalah gelak tawa mereka yang sedang bersenda gurau dan sesekali ditingkahi dengan kecipak air. Mereka sangat menikmati suasana nampaknya. Karena penasaran, dengan berjingkat-jingkat, Awang Sukma pun mendekati telaga itu, untuk memastikan apa yang sedang dilakukan para bidadari itu. Dari tempat persembunyiannya, Ia dapat melihat dengan jelas ulah dari ketujuh bidadari yang tengah asyik bermain dengan penuh riang gembira antara sesamanya.

 

Tanpa disadarinya, ternyata Awang Sukma bersembunyi dekat dengan pakaian para bidadari yang dilepasnya dan bertebaran disekitar tempat ia bersembunyi. Ketika mata Awang Sukma melihat tumpukan pakaian ketujuh bidadari yang bertebaran di tepi telaga tersebut, mendadak, timbul pikirannya untuk mengambil salah satu pakaian bidadari itu dengan maksud kelak ia akan mempersunting salah satu dari mereka.

 

“Untuk mewujudkan keinginan dan impianku mempersunting salah satu dari mereka, aku harus mengambil pakaian salah satu dari mereka,” demikian kata hatinya. Awang Sukma yakin, pakaian itulah yang membuat para bidadari tersebut dapat terbang sehingga mereka dengan mudah mendatangi telaga dan Awang Sukma yakin mereka juga akan kembali lagi Ke khayangar dengan mengenakan pakaiannya. Maka jika dia mengambil salah satu pakaian yang ada, pasti yang memiliki pakaian itu tidak akan dapat kembali ke khayangan, demikiar pikirnya dalam hati.

 

Setelah puas sal ng bersemburan di air, Para bidadari pun meneruskan permainannya di tepian telaga. Konon, permainan tersebut dikenal dengan sebutan “surui dayang” sak ng asy Knya, mereka tak sadar jka salah satu pakaian dari mereka sudah berhasil dicuri dan dibawa oleh Awang Sukma yang langsung memasukkannya ke dalam sebuah bumbung (bambu bekas memasak lemang-red) dan menyembunyikannya di dalam kindai (lumbung-red). Sampai tiba saatnya menjelang senja, ketika ketujuh bidadari Itu kembali akan mengenakan pakaiannya, ternyata, salah satu dari mereka, si bungsu, tak menemukan pakaiannya, dia tidak bisa kembali karena pakaiannya hilang.

 

Dengan segera para bidadari lainnya membantu mencan pakaian si bungsu ke sekitar mereka meletakkan pakaiannya tadi. Walau semua sudah bersusah payah mencari, tetapi, pakaian tersebut seolah raib ditelan bumi. Karena waktu terus berjalan dan mereka harus segera kembali ke khayangan, maka segeralah mereka terbang pulang ke khayangan, Kini tinggalah si bungsu seorang diri.

 

Di tengah-tengah kebingungannya itu, muncullah Awang Sukma bak pahlawan dengan manawarkan diri membantu dan berkata dengan santun: “Tuan Putri jangan takut. jika memang Tuan Putri tidak bisa kembali ke khayangan dan tak ada tempat untuk bermalam, sementara, tinggailah bersarna hamba.”

 

Melihat ketulusan Awang Sukma dan karena memang tak ada pilihan lain, maka, si bungsu pun hanya bisa mengangguk. Sementara Awang Sukma, karena merasa bahwa sang bidadan itu adalah jodohnya, maka, Awang Sukma pun langsung meminangnya. Pinangan itu langsung ditenma Putri Bungsu, karena dia. merasa yakin pakaiannya tak kan lagi bisa ditemukan.

 

Maka tak lama kemudian, keduanya pun segera menikah suatu pasangan yang benar-benar serasi, prianya tampan, wanitanya cantik rupawan. Selang tak lama kemudian, keduanya mendapatkan karun a seorang putri yang cantik jelita bagai Ibunya, yang mereka beri nama Kumalasari.

 

Entah berapa lama Awang Sukma menghisap manisnya madu cinta. Hingga pada suatu hari, ketika pasangan suami Istri tertidur lelap di samping buaran buah hatinya, mendadak, telinga sang istri terganggu karena kotek ayam hitam yang mengais dan mematuk padi di permukaan lumbung hingga mengakibatkan padi berhamburan ke lantai.

 

Ketika sang istri bangun dan mengusir ayam h tam itu, mendadak, matanya tak sengaja melihat sebuah bumbung di bekas kaisan ayam hitam tadi. Karena penasaran, sang Istri langsung mengambil bumbung itu untuk melihat isinya. Hatinya langsung tercekat Betapa tidak, di dalam bumbung 2 Itu tersimpan dengan rapi pakaian yang 5 selama ini dicari-cari, pakalan bidadarinya.

 

Berbagai perasaan pun langsung berkecamuk dalam hatinya. Setelah termenung dan berpikir lama, iapun membulatkan tekatnya, sang istri yang juga memiliki sebutan Putri Bungsu itu langsung mengenakan kembali pakaian kebidadariannya. Setelah itu, ia mengambil Kumalasari dari bualan dan menciuminya dengan sepuas hati sehingga sang bocah pun menangis… keduanya saling bertang san sehingga membuat Awang Sukma terbangun.

 

Awang Sukma yang terjaga dari mimpi indahnya, hanya tergugu menyaksikan ibu dan anaknya bertangisan. la juga tak bisa berkata apa-apa ketika melihat sang istri telah mengenakan pakaian kebidadariannya. 4

 

“Adinda harus kembali ke khayangan Kakanda. Peliharalah Kumalasari dengan baik. Jika nanti ia ingin bertemu denganku, maka, ambillah tujuh buah kemiri, masukan ke dalam bakul dan guncangkan secara terus menerus. Dan bersamaan dengan itu lantunkanlah sebuah lagu lewat seruling Kakanda, Adinda pasti akan datang untuk menjumpai putri kita, Kumalasari,” demikian pesan Putri Bungsu kepada Awang Sukma.

 

Begitu selesai berucap, Putri Bungsu langsung melesat ke angkasa dan menghilang.

 

Sejak itu, Awang Sukma pun hidup hanya berteman dengan Kumalasari, anaknya. Sesekali Ia melaksanakan pesan sang istri bila Kumalasri sedang merajuk dan Awang Sukma bersumpah, seluruh keturunannya dilarang memlihara ayam hitam. Suatu pantangan yang sampai sekarang masih lestani di tengah-tengah masyarakat setempat. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: SUMBER ENERGI KERJA

Kyai Pamungkas

MENCEGAH SERANGAN JANTUNG

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Dendam Kesumat Mantan Kekasih

paranormal
error: Content is protected !!