Sehat Fisik, Mental & Seksual

Psikologi: SYUKURI APAPUN ADANYA HARI INI

Psikologi: SYUKURI APAPUN ADANYA HARI INI

Hey, kok murung gitu sih? Ceria dong! Lagi sedih? Masih galau? Hmm, apa karena masih terpenjara di masa lalu? Atau karena cemas mikirin masa depan yang belum tentu?

 

Well, seperti kata orang bijak, “Hidup itu adalah pilihan.” Kita sendiri yang menentukan hidup kita mau kayak gimana.

 

Rantai yang masih membelenggu dan bikin kamu gagal move on dari masa lalu malah bikin kamu hidup gak menentu. Gak semangat, bawaannya males ngapa-ngapain. Dan mungkin hanya kertas tissue yang dijadikan teman andalan buat menghapus air mata kesedihan.

 

Rasa khawatir akan masa depan pun juga bikin hidup kita diliputi ketakutan. Padahal masa yang akan datang itu belum tentu datang. Lah, siapa yang tau usia kita selain Allah ta’ala? Siapa yang bisa jamin kalo besok pagi kita masih ada di dunia?

 

Masa lalu yang udah lewat dan masa depan yang belum jelas apakah ia secara pasti akan datang jangan sampai kita lupa akan hari ini dan saat ini. Kita hidup di detik ini dan hari ini lho. Kalo setiap hari pikiran kita jauh ke masa lalu atau ke masa depan terus, lantas apa kabarnya diri kita hari ini?

 

So, baiknya kita fokus aja dengan apa yang perlu dilakukan dan selesaikan hari ini dengan sebaikbaiknya. Kita nikmati waktu saat ini dengan penuh kesyukuran kepada-Nya. Karena kunci bahagia kita adalah bersyukur atas apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita.

 

Kita syukuri oksigen yang masih bisa kita hirup dengan bebas tanpa biaya. Syukuri cahaya matahari yang hangat di pagi hari. Syukuri makanan dan minuman yang kita santap. Dan berbagai kebaikan yang kita rasakan, terutama nikmat iman, Islam, dan kesehatan.

 

Seringkali kita lupa mensyukuri apa yang biasa kita dapatkan sehari-hari. Baru deh terasa begitu berharga saat Allah cabut kembali nikmat tersebut. Misal sederhananya bernapas. Saat sehat, kita bisa bernapas lega, tapi coba perhatiin pas lagi flu, hmm ya Allah … keganggu banget deh rasanya. Napas kerasa pengep, hidung mampet, makan kadang jadi gak sedep.

 

Banyak banget nikmat yang telah Allah kasih buat kita setiap harinya. Memang mustahil bisa menyebutkannya satu per satu, namun jangan sampai gak bersyukur sama sekali atas nikmat-nikmat yang telah Allah beri. Semakin kita bersyukur, semakin Allah tambah kenikmatan. Sebaliknya gak mau bersyukur berarti siap-siap aja dapet hadiah adzab yang begitu pedih. Naudzubillah!

 

Eh, jadi keingetan sebuah matsal (peribahasa) Arab yang bunyinya “As Shayfa Dhayya’ti Al Labana” yang berarti “Pada musim panas, kamu sia-siakan susu”. Pasti gak ngerti kan apa maksudnya? Hehe. Soalnya matsal Arab tuh suka ada cerita nyata di baliknya.

 

Kisah ini terjadi di masa jahiliyah. Dulu ada seseorang yang bernama Amr bin Amr. Beliau tuh orang yang sangat terpandang dan kaya raya. Karena masih menjomblo di usianya yang sudah senja dan butuh pendamping hidup, akhirnya ia pun menikahi putri pamannya sendiri yang bernama Dakhtanus binti Lagib. Segala kebutuhan hidupnya Dakhtanus terpenuhi. Makanan, pakaian, tempat tinggal, semua bisa didapatkan dengan mudahnya. Asyik banget lah pokoknya.

 

Amr bin Amr sangat mencintai istrinya. Dengan hartanya yang banyak, ia bisa memanjakan Dakhtanus untuk memberikan apa yang diinginkan sang istri. Tapi ternyata Dakhtanus menikah dengan Amr bin Amr tanpa ada rasa cinta. Meskipun segala kebutuhan dan keinginanya terpenuhi, Dakhtanus merasa tidak suka dengan suaminya sendiri yang wajahnya sudah tua.

 

Ia selalu saja membanding-bandingkan dirinya dengan teman-teman sebayanya yang memiliki suami berumur tidak jauh dengan mereka. Hal ini membuat Dakhtanus makin galau, karena merasa tidak seberuntung yang lainnya. Akhirnya ia mengeluarkan sifat yang tidak baik kepada suaminya dan terjadi beberapa kali pertengkaran.

 

Puncak kekesalan Dakhtanus pada suaminya adalah ketika Amr bin Amr tidur di pangkuan istrinya dan kemudian tertidur. Ketika tidur air liurnya mengalir dan mengenai sang istri. Sontak saja hal ini membuat Dakhtanus marah dan menyebutkan hal-hal yang tidak disukai dari suaminya tersebut.

 

Lantas, Amr bin Amr pun bertanya, “Apakah kamu akan merasa senang jika aku menceraikanmu?”

 

Tanpa berpikir panjang Dakhtanus pun menjawab, “Ya!”

 

Amr bin Amr pun ikhlas untuk menceraikan istrinya yang pada saat itu adalah musim panas.

 

Singkat cerita Dakhtanus menikah dengan laki-laki yang masih sangat muda. Sayangnya tidak lama kemudian suaminya yang kedua itu meninggal. Setelah itu menikah lagi dengan laki-laki yang juga masih sangat muda, namun sangat miskin.

 

Suatu ketika, ada rombongan dengan membawa unta yang datang melewati kemah Dakhtanus. Ia berniat meminta sedikit susu unta yang dulu selalu diminumnya setiap hari dengan mudah saat masih menjadi istri dari Amr bin Amr. Dakhtanus memerintahkan kepada budak wanitanya untuk memintakan susu unta kepada pemimpin rombongan.

 

“Mintalah sedikit susu unta kepada pemimpin kafilah itu!” seru Dakhtanus pada sang budak wanitanya.

 

Budak wanita itu pun mendekat dan menemui sang pemimpin rombongan yang ternyata adalah Amr bin Amr, suami pertama dari Dakhtanus. Ketika Amr bin Amr meminta ditunjukkan siapa majikan dari sang budak, ia pun menunjuk ke arah Dakhtanus.

 

“Sampaikan kepada majikanmu, “Pada musim panas, engkau telah menyia-nyiakan susu,” ujar Amr bin Amr.

 

Sang budak wanita itu pun kembali kepada Dakhtanus tanpa membawa susu yang diinginkan majikannya. Amr bin Amr menolak untuk memberikan susu kepada mantan istrinya, karena Dakhtanus telah menyia-nyiakan dirinya dengan cintanya yang sangat besar. Dan akhirnya Dakhtanus pun menyesali keputusan yang telah diambilnya dulu untuk berpisah dari Amr bin Amr.

 

Penyesalan emang selalu ada di akhir ya. Dan berapa banyak penyesalan yang berakhir pada kesia-siaan. Hmm, banyak banget nih pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita ini. Sebelum memutuskan sesuatu, sebaiknya kita pikirkan matang-matang. Jangan ikuti hawa nafsu, karena keputusan yang disertai hawa nafsu bikin hidup nyesel mulu.

 

Kita pun perlu nyadar, bahwa setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

 

Ketika kita hidup bersama dengan orang lain, terimalah kelebihan dan kekurangannya. Apalagi jika itu adalah pendamping hidup kita sendiri. Kalo gak bisa menerima kekurangannya, ya rasanya pasti menderita terus kayak Dakhtanus.

 

Dan satu lagi yang paling penting adalah untuk mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Jangan sampai Allah ambil lagi tuh apa yang sudah kita punya. Nyesek kan jadinya kalo apa yang udah di tangan kemudian hilang gara-gara kita gak mau mensyukurinya?

 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).

 

Terkait ayat di atas, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menuliskan sebuah riwayat dari Imam Ahmad yang termuat juga dalam kitab Musnad Imam Ahmad tentang cerita seorang pengemis datang menemui Rasulullah dan meminta sesuatu dari beliau. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun memberikan pengemis itu sebutir kurma. Tapi si pengemis tersebut menolak pemberian dari Rasulullah tersebut. Entah apa alasan tepatnya. Mungkin pikiran mainstream kita sih satu butir kurma buat apa? Kenyang juga nggak makan satu butir kurma.

 

Beberapa waktu kemudian datang pengemis yang lainnya menemui Rasulullah untuk meminta sesuatu juga dari beliau. Pengemis yang kedua ini pun ditawari sebutir kurma oleh Rasulullah. Bedanya, pengemis kedua ini begitu senang dan menyucikan nama Allah, “Maha Suci Allah, sebiji kurma dari Rasulullah!”

 

Melihat reaksi yang ditunjukkan oleh pengemis kedua tersebut, Rasulullah kemudian memerintahkan kepada pelayannya untuk memberikan uang 40 dirham kepada sang pengemis kedua ini. Maasyaa Allah!

 

Dari cerita ini kita akhirnya sadar, kalo sekecil apa pun nikmat yang kita dapatkan, perlu kita syukuri. Dengan mensyukuri nikmat, maka Allah akan datangkan nikmat yang jauh lebih besar lagi. Jadi, jangan pernah remehkan nikmat-nikmat kecil ya, karena bisa jadi Allah pengen liat apakah kita bisa bersyukur hal atas hal-hal yang kecil sebelum Allah kasih yang jauh lebih besar.

 

Bahkan dalam Islam, kita dituntut untuk bersyukur dalam segala keadaan. Jika dalam keadaan yang baik dan menyenangkan, kita mengucapkan: “Alhamdulillahil ladzi bini’matihi tatimmus shalihaat.”

 

“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya semua urusan menjadi baik.”

 

Sementara dalam keadaan yang tidak kita suka, kita ucapkan: Alhamdulillahi ‘alaa kulli haalin. “Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan.”

 

Bersyukur saat keadaan sulit dan tidak menyenangkan memang tidak mudah. Perlu dilatih sedikit demi sedikit sehingga kita bisa memahami dan menyadari bahwa setiap apa yang Allah berikan dalam hidup kita adalah yang terbaik dan perlu kita syukuri.

 

Salah seorang guru saya bahkan pernah mengatakan, “Selama kita masih diberikan napas oleh Allah dan kesempatan untuk bersujud, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.”

 

Semoga kita semua digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur. Allahumma aamiin.

 

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Psikologi: BANYAK DOA, TAPI GAK DIKABULIN JUGA

Kyai Pamungkas

Psikologi: JANGAN JADI ORANG JAHAT

Kyai Pamungkas

Psikologi: BALASAN KEBAIKAN

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!