Panggonan Wingit: KEANGKERAN CADAS GANTUNG
UNTUK PENGURUGAN RUAS JALAN TOL CIREBON, PIHAK KONTRAKTOR MENGAMBIL TANAH DARI CADAS CIGANTUNG. PADAHAL, SECARA TURUN-TEMURUN MASYARAKAT SETEMPAT MEYAKINI TEMPAT INI MERUPAKAN BEKAS TANGGUL PENINGGALAN SANGKURIANG SAAT MEMBUAT DANAU YANG AKAN DIPERSEMBAHKAN KEPADA DAYANG SUMBI. LANTAS, APA YANG TERJADI…?
RUPANYA, tak hanya manusia saja yang bisa bangkit emosinya apabila tempat tinggalnya diusik atau dirusak. Hal yang sama juga berlaku di kalangan makhlus halus. Mereka dapat berbuat apa saja sebagai pelampiasan amarahnya. Bahkan, bila perlu tak segan-segan melakukan pembunuhan yang sudah barang tentu menurut cara mereka sendiri.
Fenomena seperti inilah yang nampaknya terjadi di Cadas Cigantung atau Bukit Manenteng, yang berlokasi di pinggir jalan raya perbatasan antara Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat. Lokasi ini letak persisnya di Kampung Ajimut, Desa Mekarjaya, Kecamatan Waled, Cirebon, Jawa Barat. Diduga penghuni gaib di tempat ini telah melakukan pembunuhan terhadap manusia akibat keberadaan dan ketenangan mereka telah diganggu dengan tanpa basa-basi.
Kisah ini berawal ketika proyek pembangunan jalan tol di Cirebon membutuhkan banyak sekali tanah untuk pengurugan badan jalan. Untuk pengadaan material tanah, kemudian, pihak kontraktor menggalinya dari Cadas Cigantung. Tentu saja dengan menggunakan alat-alat berat seperti beko. Selanjutnya tanah tersebut diangkut dengan armada dump truck ke lokasi pengurugan.
Karena adanya proyek galian C ini, tempat yang biasanya sunyi itupun akhirnya berubah menjadi gaduh dengan suara mesin truk dan alat-alat berat. Sementara itu pula kondisi bukit semakin lama semakin berubah, karena tanahnya terus-menerus digali.
Apa yang diperbuat oleh kontraktor tersebut, sudah pasti melalui prosedur yang berlaku. Dengan kata lain, mereka tidak asal main keruk tanah begitu saja. Melainkan sudah mendapatkan ijin dari sejumlah instansi terkait dari berbagai tingkatan.
Tetapi bagi para penghuni gaib yang sudan lama bermukim di situ, nampaknya persoalannya tidak sesederhana itu. Mereka sepertinya merasa diperlakukan tidak semestinya. Karuan saja, mungkin, hal inilah yang telah menimbulkan kemarahan di kalangan komunitas makhluk halus.
Memang, setidaknya begitulah apabila dilihat dari kacamata mistik. Apalagi setelah dikaitkan dengan banyaknya kejadian yang sulit dicerna oleh akal sehat.
Menurut penuturan Darsono, 31 tahun, warga asal Desa Wanguk, Blok Bunut, Anjatan, Indramayu, yang pernah menjadi operator beko. Sebenarnya warga masyarakat dan sesepuh Desa Mekarjaya sudah melarang proyek pengerukan tanah dari Cadas Cigantung. Namun sayangnya, pihak kontraktor seakan tidak mengindahkan larangan ini karena mungkin kurang mempercayai sesuatu yang berbau mistis. Apalagi mereka merasa telah mendapatkan izin dari Kepala Desa Mekarjaya, dan telah pula menyerahkan uang dalam jumlah jutaan rupiah.
Proyek penggalian itu menggunakan beko, dengan jumlah operator empat orang. Namun mereka satu persatu meninggal dunia. Menurut yang saya dengar dari sesepuh desa setempat, pada tahap awal penggalian, penghuni gaib Cadas Cigantung ini meminta sepasang ikan mas. Tetapi karena kontraktornya tidak mempercayai hal-hal yang demikian, maka semua itu diabaikan. Akhirnya para sopir beko satu demi satu menjadi tumbal, tutur Darsono. Dirinya merasa bersyukur karena luput dari ancaman gaib.
Sepasang ikan mas yang diminta oleh . penghuni gaib Cadas Cigantung, konon merupakan bahasa kiasan. Dalam pengertian yang sebenarnya, mereka meminta tumbal manusia dua orang, lelaki dan wanita, atau sepasang pengantin.
Lebih lanjut Darsono menuturkan, bahwa sopir beko yang meninggal di lokasi yang sejak dulu dikenal sangat angker itu, adalah dengan berbagai sebab yang sulit dimengerti. Di antaranya pernah terjadi, setelah mengoperasikan bekonya sang operator bermaksud ke luar dari kabin alat berat itu. Tetapi apa yang terjadi? Niat si operator ini terhalang oleh seekor ular yang tiba-tiba saja sudah tergantung di pintu bekonya. Dia lalu berusaha menyingkirkan ular itu, namun ternyata tak mudah. Sang ular tetap bertahan di tempatnya.
Akhirnya supir beko inipun memaksakan diri ke luar. Pada saat itulah ekor ular langsung mencambuk tubuhnya. Si operator malang ini langsung terkapar dan meninggal di tempat. Sungguh mengherankan sekali, cambukan ekor Ular di tubuh si operator sanggup mematikan, Padahal, ukuran ular itu disebutkan besarnya hanya seukuran lengan orang dewasa. Mengapa bisa demikian?
“Sebenarnya, menurut keterangan penduduk setempat, tubuh ular yang nampak kecil di mata operator itu tak lain adalah merupakan ular siluman yang besar tubuh aslinya sangat luar biasa. Bahkan hampir sama dengan batang pohon kelapa,” ungkap Darsono.
Sementara itu, operator beko yang lain, juga sama nasibnya. Mati akibat ular siluman.
Dikisahkan, suatu ketika ada seorang supir beckhoe yang sedang mencuci kakinya di sungai yang berada tak jauh dari lokasi Cadas Cigantung. Saat itulah kakinya dipatuk ular kecil berwarna hijau. Dia pun meninggal di tempat kejadian. Adapun dua orang operator lainnya, mati dengan sebab yang tidak jelas.
“Di lokasi Cadas Gantung ini, apabila ada mobil yang melindas ular maka harus berhenti dan menguburkannya secara baik-baik serta meminta maaf. Apabila dibiarkan saja, maka kelak di kemudian hari akan ada akibatnya. Nah, sekarang tanah yang diambil buat urugan jalan tol diminta agar dikembalikan ke tempat asalnya oleh penghuni gaib Cadas Cigantung. Hal ini disampaikan sang gaib melalui mimpi para sesepuh desa setempat. Apabila tidak dilakukan, maka di lokasi jalan tol itu kelak akan memakan tumbal ribuan nyawa,” papar Darsono lagi.
Karena pengerukan tanah di Cadas Cigantung sudah memakan banyak korban, maka masyarakat sempat berdemo menuntut agar ditutup saja. Bahkan, masih menurut penuturan Darsono, kalau dulu penghuni gaib Cadas Cigantung hanya meminta “sepasang ikan emas”, sekarang sudah lain lagi. Mereka meminta “ayam sepatarangan.” Dalam bahasa sebenarnya, para gaib itu meminta tumbal satu desa.
Menurut cerita yang diperoleh, di Cadas Cigantung ini terdapat kerajaan siluman yang dulunya merupakan jin-jin taklukkan Sangkuriang. Karena itulah para gaib tersebut tak terima jika tanah tempat pemukimannya diangkut orang untuk kepentingan pembuatan jalan tol.
Setelah mendengar penuturan Darsono seputar keangkeran Cadas Cigantung, penulis bersama tim segera meluncur menuju lokasi untuk pengambilan gambar. Ternyata pengerukan masih berlangsung. “Apakah sekarang gangguan para gaib sudah tidak ada lagi?” Demikian pertanyaan yang muncul dalam batin penulis.
Beruntung penulis memiliki seorang murid yang menjadi kontraktor di pembuatan jalan tol Cirebon ini. Namanya Oto Satria Utama, 30 tahun. Adapun perusahaan kontraktornya bernama Adi Karya, bagian penimbunan tanah merah. Misteri meminta bantuan padanya, untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya seputar keanehan yang selama ini terjadi di Cadas Cigantung.
Beberapa waktu kemudian penulis mendapatkan berita lewat SMS, yang isinya sebagai berikut: ”Pak Guru, karyawan kantor saya yang bertugas di bagian pengerukan tanah dekat Bukit Waled/Manenteng, sudah mengumpulkan sedikit info antara lain bahwa benar telah terjadi fenomena gaib pada tempat tersebut, yaitu meninggalnya dua supir backhoe, dan hilangnya 1 supir truk (setelah ditemukan beberapa hari kemudian supir tersebut menjadi gila), ada juga beberapa orang yang kesurupan, ini dipercaya akibat marahnya penunggu Bukit Manenteng/Cadas Cigantung. Terdapat 3 tempat di sekitar bukit tersebut yang dipercaya sakral oleh warga. Saat ini pengerjaan pengerukan masih berlanjut, karena sudah diadakan selamatan yang dipimpin oleh seorang kyai.”
Terdorong oleh rasa penasaran yang masih menggelayut di dalam benak, penulis pun kemudian meminta bantuan Ustadz Raden Hasan Bisri, 33 tahun, paranormal muda yang tinggal di Desa Kotasari, Kecamatan Pusakanegara, Subang, Jawa Barat, untuk menerawang Cadas Cigantung. Menurut hasil pandangan gaibnya, di lokasi Cadas Cigangtung terdapat kerajaan gaib yang dipimpin oleh Ratu Pandan Wangi, atau yang disebut juga dengan julukan Sekar Kenanga, dengan Patihnya yang bernama Ki Tonggak Legong. Sang ratu bangsa halus ini memimpin 1000 lelembut dari golongan siluman ular.
Masih menurut keterangan Ustadz Raden Hasan Bisri, pada zaman dahulu kerajaan ini pernah ditaklukkan oleh Ki Sangga Buana, murid dari Sunan Gunung Jati. Di situ, juga terdapat pusaka ampuh peninggalan Ki Buyut Sangga Buana. Namanya Ajimat Sada Lanang, yang di antara kehebatannya, apabila dipukulkan ke gunung maka gunung tersebut bisa hancur-lebur, apabila dipukulkan ke laut, maka airnya bisa menjadi kering.
Akhirnya, hanya Allah Yang Maha Tahu tentang semua rangkaian peristiwa ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)