Panggonan Wingit: HANTU DI SUNGAI WAMPU
SOSOK-SOSOK HANTU MAJU MUNDUR DAN HANTU OBOR ITU SESUNGGUHNYA ARWAH PENASARAN DARI DUA BELAS TENTARA KOMPENI, DAN SATU ORANG PENDUDUK PRIBUMI. MEREKA INI DIBANTAI OLEH KELOMPOK PERAMPOK YANG DAN TOKOH DUNIA HITAM YANG PADA SAAT ITU TERKENAL DENGAN NAMA KOLOK…
TANGGUL Sungai Wampu di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dibangun pemerintahan kolonial Belanda untuk melindungi tanaman tembakau dan pohon karet dari luapan banjir jika musim penghujan tiba. Pembangunan tanggul ini dikerjakan oleh kuli kontrak dari pulau Jawa.
Menurut cerita, ratusan pekerja meregang nyawa karena mendapat siksaan fisik dari kompeni yang mengawasi jalanya pekerjaan pembuatan tanggul. Mereka menderita sakit dan dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan. Sebagian lagi menderita demam malaria tropika dan meninggal di barak-barak pekerja. Mayat pekerja yang meninggal itu kemudian dikubur seperti mengubur binatang, tanpa ada proses fardhu kifayah seperti dimandikan, dikafani, dishalatkan dan dikuburkan dengan layak. Bahkan, dalam satu lubang dikuburkan lima orang bahkan lebih. Dan letak kuburannya tidak jauh dari barak penampungan, atau berjarak hanya sekitar puluhan meter dari tanggul sungai Wampu yang mereka kerjakan. Karena arwah pekerja tanggul yang dikuburkan tidak mengikuti aturan Islam, oleh masyarakat di sana, arwah para pekerja itu dipercaya gentayangan hingga sekarang.
Selain itu, berbagai kasus pembunuhan dan mutilasi yang mayatnya dibuang pelaku dalam hutan rawa di sepanjang tanggul Sungai Wampu, juga sudah kerap terjadi. Para korban kejahatan keji ini, arwahnya diyakini menambah jumlah penghuni gaib di sana.
Terakhir, di awal tahun 2006, seorang laki-laki paruh baya mati di bawah pohon bambu yang tumbuh tidak jauh dari tanggul sungai. Laki-laki ini ditemukan mayatnya seminggu kemudian, dengan beberapa bagian tubuhnya sudah membusuk disantap ribuan belatung.
Menurut kesaksian sejumlah warga di sana, mereka melihat laki-laki itu menjelang Maghrib dengan membonceng seorang PSK menuju tempat biasanya mereka melampiaskan nafsu birahinya. Biasanya, laki-laki itu kembali sekitar pukul 21.00 WIB. Tapi malam itu mereka hanya melihat perempuan yang dibawanya lewat di depan mereka dengan mengendari sepeda motor Honda Supra fit.
“Barangkali perempuan itu disuruh laki-laki teman kencannya untuk membeli rokok atau minuman,” pikir warga.
Menurut pengakuan si pelacu polisi, lelaki teman kencannya berhubungan intim dengan dirinya, meminum obat kuat Viagra sebanyak dua butir. Saat hendak mencapai puncak kenikmatan, nafasnya terlihat naik turun. Akhirnya terkulai lemas dan menindih tubuh si PSK.
Setelah ditunggu beberapa saat tidak bergerak-gerak, sang PSK mendorong laki-laki itu agar terangkat dari tubuhnya. Laki-laki itu tersungkur. Wajahnya pucat pasi, bola matanya melotot. Detak nadinya sudah tidak ada lagi.
Sang PSK menjadi bingung dan takut. Dia lalu pergi meninggalkan teman kencannya dengan mengendarai sepeda motor korban tanpa melaporkan pada polisi, sebab dia takut dituduh membunuh teman kencannya. Karena itu dia berusaha untuk menghindar dari pemeriksaan polisi.
Namun beberapa orang warga memberikan kesaksian pada polisi. Berkat informasi yang diberikan warga ini polisi akhirnya dapat meminta keterangan dari perempuan teman kencan korban.
Nah, lokasi penemuan mayat lelaki hidung belang itu, kini menjadi kawasan yang Sangat angker. Pada waktu tengah malam, saat hujan gerimis turun, warga di sana banyak yang mengaku sering mendengar suara orang meregang menahan rasa sakit. Suara itu amat jelas berasal dari tempat ditemukannya sang mayat. Menurut cerita yang berhasil dihimpun penulis, keangkeran ini berawal karena ada seorang warga yang iseng dengan menyiramkan air asam cuka di atas tubuh mayat. Tak jelas siapa, dan sejauh mana kebenarannya.
Dari beberapa penghuni gaib sepanjang tanggul Sungai Wampu, hantu maju mundur dan hantu obor adalah yang paling sering menampakkan wujudnya. Saksi mata menceritakan pada penulis, sosok hantu itu terutama muncul saat bulan purnama. Jumlahnya jika dihitng selalu ganjil. Satu orang menjadi pemimpin dan sisanya mengikuti dari belakang. Mereka berjalan empat langkah ke depan, lalu mundur selangkah ke belakang. Di depan mereka ada sosok mirip manusia yang membawa obor. Oleh karena itu, masyarakat di sana menyebutnya “hantu maju mundur dan hantu obor.”
Keberadaan hantu maju mundur dan hantu obor dapat dilihat oleh warga sepanjang tanggul. Beberapa warga yang dihubungi penulis menceritakan penampakkan hantu maju mundur dan hantu obor hanya terjadi dalam beberapa menit, setelah itu, mereka menghilang dan muncul di tempat yang lain. Pemandangan ganjil ini memang tidak tiap Orang dapat melihatnya. Misalkan saja, orang yang berjalan berempat, mungkin hanya seorang yang melihatnya sedangkan yang tiga orang tidak melihat keanehan apa-apa.
Menurut cerita Basir, 60 tahun, penduduk asli disana pada penulis, sosok hantu maju mundur dan hantu obor sesungguhnya arwah penasaran dari dua belas tentara kompeni, dan satu orang penduduk pribumi. Mereka ini dibantai oleh kelompok perampok yang dipimpin tokoh dunia hitam yang pada saat itu terkenal dengan nama Kolok.
Kelompok perampok ini sangat ditakuti orang kaya yang menjadi budak kompeni pemeras rakyat. Modus kejahatannya adalah membegal asisten Belanda yang membawa uang untuk membayar gaji pekerja kebun karet tembakau dan buruh pembuatan tanggul. Biasanya, hasil rampokan Kolok, selalu dibagibagikan pada fakir miskin.
Sosok Kolok, seperti Si Pitung di tanah Betawi, yang disebut-sebut sebagai seorang penjahat yang membagi-bagikan hasil kejahatannya untuk menolong kehidupan rakyat miskin di kampungnya. Kolok dan puluhan pengikutnya sangat dicintai rakyat miskin. Dia dianggap dewa penyelamat, karena saat itu dapat membantu kesulitan hidup masyarakat di bawah penjajahan Belanda.
Di masa itu, semua aktivitas hidup dikenakan pajak. Melewati jembatan Sungai Wampu saja dikenakan pajak. Bagi rakyat miskin yang tidak mampu membayar pajak dihukum dengan melakukan pekerjaan membangun tanggul tanpa diberi gaji.
Berulangkali Kolok dan kelompoknya berhasil merampok gaji buruh kebun yang dibawa asisten Belanda. Administrasi perkebunan menjadi berang. Dia meminta bantuan residen Belanda untuk menangkap Kolok dan pengikutnya. Puluhan serdadu dikerahkan untuk menangkap Kolok.
Tempat persembunyiannya di kepung. Kolok bersama pengikutnya berpencar, menyingkir ke tepian Sungai Wampu. Di tengah hutan rawarawa, serdadu kompeni terjebak dalam semaksemak. Kolok bersama anak buahnya pun menyerang serdadu kompeni dari semua arah.
Satu persatu serdadu kompeni mati terbunuh. Mayatnya dikuburkan dalam satu lubang di kaki tanggul Sungai Wampu sekarang ini. Salah seorang dari serdadu Belanda yang terbunuh ada seorang warga pribumi. Dia bertugas membawa obor membantu serdadu Belanda menemukan persembunyian Kolok dan pengikutnya.
Para serdadu kompeni ditambah seorang warga pribumi yang mati terbunuh itulah yang hingga kini dipercaya masyarakat arwahnya penasaran dan gentayangan di sepanjang tanggul Sungai Wampu yang membentang sejauh kurang lebih 40 Km dan melintasi dua kecamatan, Wampu dan Hinai.
Menurut penuturan Armin, 35 tahun, hantu maju mundur dan hantu obor yang pernah dilihatnya berpakaian serdadu tentara Belanda seperti yang dilihatnya dalam film nasional Si Pitung dan Jaka Sembung. Perawakannya tinggi tegap di atas ukuran rata-rata laki-laki Indonesia pada umumnya.
Bahkan, kata Armin, mereka berbicara dalam bahasa Belanda yang tidak dimengertinya. Di depan mereka ada seorang penduduk pribumi bertubuh cebol membawa obor.
Cerita hantu ini memang hilang timbul. Ketika masyarakat sudah melupakannya, tibatiba beredar berita ada salah seorang warga Dusun Pasarbatu melihatnya. Maka terjadilah kehebohan di tengah-tngah masyarakat. Banyak warga menjadi tidak berani ke luar rumah pada malam hari terutama anak gadis. Isyu yang berkembang menyebut bahwa hantu maju mundur dan hantu obor, gemar pada anak gadis. Banyak orang tua yang mempunyai anak gadis menjadi resah akibat rumor yang beredar entah dari mana sumbernya ini.
Anehnya, warga di sana mudah percaya pada cerita hantu tersebut. Padahal, menurut Basir, hantu itu tidak pernah masuk kampung mencari gadis perawan. Keberadaan mereka hanya di atas tanggul tidak pernah berada di tengah-tengah kampung, apalagi sampai masuk ke dalam kamar tidur guna mencari anak gadis.
Rumor yang menyatakan hantu itu mencari gadis perawan dibantah Basir, tapi warga tidak percaya pada kata-katanya. Buktinya, warga di sana membantah penjelasannya. Apalagi selama hampir satu bulan, sejak selama empat jam listrik padam tiga kali dalam satu hari. Terutama saat listerik padam malam hari, maka, rumor hantu itu menjadi momok yang sangat menakutkan warga, terutama anak-anak ABG dan kaum hawa lainnya.
Jika malam tiba, dan mati lampu, suasana Dusun Pasarbatu menjadi sepi seperti kuburan. Suasana di sana sangat mencekam. Tidak ada pintu dan jendela rumah warga yang dibuka pada malam hari. Semua jendela dan pintu rumah terkunci rapat. Masing-masing warga berkumpul hanya dengan keluarganya.
Seorang isteri dan anak-anaknya tidak berani ditinggal pergi suami dan ayah mereka. Bahkan malam hari satu keluarga berkumpul dalam satu kamar. Tidak seorang pun berani tidur seorang diri di dalam kamarnya.
Pada pagi Jum’at itu, di mana-mana warga bercerita tentang penampakkan hantu maju mundur dan hantu obor masuk ke dalam kamar tidur Yani. Hantu tersebut katanya berusaha ingin memperkosa Yani, tapi gadis itu meronta-ronta mempertahankan mahkotanya. Anehnya, kedua orangtua Yani dan adik-adiknya di rumah itu tidak ada yang melihat kemunculan sosok-sosok aneh itu.
Warga di sekitar rumah Yani beramai-ramai ke luar dari dalam rumah masing-masing membawa bambu kuning, sesaat setelah mendengar Yani menjerit-jerit histeris. Yuni menceritakan apa yang dialaminya itu di hadapan orang banyak.
“Berangkali Yuni sedang bermimpi,” komentar warga.
“Aku tidak bermimpi!” Jawab Yuni meyakinkan tetangganya yang datang ke rumahnya.
Kepala dusun meminta bantuan paranormal untuk mengusir hantu yang menteror warganya. Oleh sang dukun warga diberi jimat berupa kain tujuh warna. Setelah dibacakan rajah, kain tersebut digantungkan di setiap pintu dalam rumah. Jimat tersebut memberikan sugesti pada warga hingga dapat melenyapkan perasaan takut.
Bagi anak-anak gadis diberikan kalung terbuat dari kain hitam yang dipakai ketika hendak tidur malam. Siang hari kalung tersebu dilepas. Ketika hantu itu telah dilupakan warga. Kemudian muncul rumor hantu baru yang lebih menyeramkan. Masyarakat di sana menyebutnya hantu seloko.
Hantu itu berwujud tinggi besar sekitar dua meter. Wajahnya berbentuk tengkorak. la memakai baju jubah berwarna hitam. Beberapa orang pernah melihatnya berdiri dipangkal tanggul. Keberadaan hantu seloko dihubungkan dengan kematian Mbah Sumaji kuli kontrak di zaman kolonial Belanda.
Semasa hidupnya, Mbah Sumaji menganut ilmu hitam kebal senjata tajam. Dia membunuh beberapa orang kompeni yang menyiksa buruh pembuat tanggul sungai. Oleh pemerintah Belanda, ia dihukum mati dengan ditembak peluru terbuat dari perak.
Tak berhenti sampai di situ, pada malammalam tertentu muncul hantu Sumirah di tanggul sungai Wampu. Semasa hidupnya ia seorang PSK. Bukan saja para saudagar kaya berhubungan intim dengannya, tapi juga kompeni Belanda.
Sumirah di zaman itu memainkan peran sebagai perempuan penghibur. Bahkan ia telantarkan suaminya yang menderita malaria seorang diri di rumah tanpa diobati. Pada saat suaminya meregang nyawa, Sumirah justru sedang berlayar mengarungi badai nafsu birahi.
Menjelang sakaratul maut, Sumirah mengalami penderitaan yang hebat. Dari kemaluannya keluar nanah berbau busuk dan ratusan belatung. Karena tetangganya tidak ada yang tahan mencium bau busuk, maka, mereka membiarkan Sumirah seorang diri di rumahnya.
Ketika ia menghembuskan nafas terakhir, tidak seorangpun yang mau menghadapinya. Aklibatnya, setelah tiga hari menjadi bangkai, baru dia ditemukan oleh warga. Karena semasa hidupnya Sumirah memakai susuk emas, perak dan tembaga dan tak sempat membuang susuk yang dipasangnya, konon arwahnya tidak diterima bumi dan langit. Hingga kini, arwah Sumirah gentayangan di alam dunia dan menjadi penghuni tanggul Sungai Wampu. Bagi abang-abang becak dan penarik ojek malam hari, hantu langsuer jelmaan Sumirah-lah yang sangat mereka takuti.
Karena arwah penasaran yang gentayangan itu kadang menjelma menjadi seorang perempuan sangat cantik dengan mengenakan gaun malam terbuat dari kain sutera tipis dan tanpa mengenakan celana dalam, maka, kemolekan tubuhnya sangat menggiurkan nafsu birahi laki-laki lajang.
Umumnya korbannya berasal dari luar kota. Begitu mereka melihat perempuan cantik, mobil yang mereka kemudikan berhenti lalu membawanya pergi. Atau pengemudi angkutan darat yang kebetulan pecah ban di dekat sungai Wampu, biasanya, hantu Sumirah akan datang menggoda supir dan kernet yang sedang mengganti ban mobil yang pecah itu.
Tak pelak, Sumirah langsung mengajak supir dan sang kernet untuk berhubungan intim. Biasanya, permintaan Sumirah sering tidak dapat ditolak. Karena itu, Sumirah pun mengajak mereka menuju kerumahnya. Dalam rumah itu mereka melampiaskan nafsu syahwatnya hingga menjelang pagi. Beberapa orang laki-laki yang pernah diajaknya berhubungan intim menceritakan pada penulis.
Mereka merasakan kenikmatan tiada tara. Sebelumnya mereka tidak pernah merasakan kenikmatan yang sama. Tapi bagi mereka, kenikmatan itu merupakan kenikmatan terakhir dalam hidupnya. Karena akibat berhubungan suami isteri dengan Sumirah, mereka menderita impoten secara permanen.
Walau sudah pergi berobat baik secara medis atau non medis kemana-mana tapi impoten yang mereka derita tidak dapat lagi disembuhkan. Selain hantu maju mundur, hantu obor, hantu langsuer, sejenis kuntilanak, beberapa orang warga di sana pernah melihat hantu berkuda.
Konon hantu itu serdadu Belanda yang dibunuh pekerja tanggul. Ia salah seorang mandor kompeni yang sangat bengis tanpa mengenal rasa perikemanusiaan. Tidak tahan mendapat siksaan, beberapa orang buruk melakukan pembantaian terhadap serdadu kompeni Belanda itu.
Mayatnya mereka tanam ditanggul. Para buruh yang terlibat ikut melakukan pembantaian di gudang oleh serdadu Belanda diikat di pohon damar hingga meninggal. Pada malam-malam tertentu sosok hantu berkuda ini berkeliling mengitari tanggul, Dan penampakkanya saat menunggang kuda sekilas terlihat. Kemudian menghilang. Keangkeran tanggul sungai Wampu terasa kian pekat. Buktinya, dalam hutan dan rawa-rawa di sisi kiri tanggul diyakini menjadi kampung orang bunian. Sejenis makhluk halus yang hidup di alam gaib. Bahkan menurut cerita dari orang-orang tua di sana pada Misteri, puluhan tahun lalu ada warga desa di sini yang menikahi perempuan bunian dan ada pula yang menikah dengan laki-laki bangsa bunian.
Mereka tinggal menetap di alam bunian hingga kini tidak pernah pulang ke desa ini. Salah seorang warga di desa ini pernah didatangi orang bunian. Kejadiannya sekitar 40 tahun yang lalu.
Menjelang Maghrib, Mak Gayah dikejutkan dengan kedatangan seorang tamu. Berulangkali sang tamu mengucapkan salam.
“Wa’alaikum salam!” Jawab Mak Gayah menyambut tamunya. Dan mempersilahkan duduk di ruang tamu.
“Tuan dari mana?” Tanya Mak Gayah.
‘ “Dari daerah sekitar sini!” Jawabnya.
Mak Gayah terheran-heran. Soalnya selama ini ia belum pernah melihat wajah tamunya ini. “Barangkali menantunya tinggal di kampung seberang,” bisik hati Mak Gayah menduga-duga.
Laki-laki itu memakai baju jubah berwarna putih, mengenakan sorban. Kulitnya putih bersih. Hidungnya mancung.
“Saya mencari piring zaman dahulu. Apa ibu ada menyimpannya?” Katanya.
“Ada!” Jawab Mak Gayah.
“Boleh saya lihat!” Pintanya.
“Boleh. Tunggu sebentar saya ambil,” Mak Gayah lalu mengambil piring zaman dahulu di tempat penyimpanannya.
Ketika ia hendak memperlihatkan piring itu, ternyata, tamunya sudah tidak ada lagi di tempat duduknya. Mak Gayah pun segera keluar menuju. jalan raya guna mencari tamunya. Tapi ia tidak melihat apa-apa.
“Mencari siapa bu?” Tanya Haris saat menuju masjid hendak menunaikan shalat Maghrib.
Mak Gayah lalu menceritakan tamu yang datang ke rumahnya barusan tadi. “Barangkali dia orang bunian bu?” Jawab Haris.
“Entahlah, mungkin benar pendapatmu,” jawab Mak Gayah merasa yakin tamu yang datang tadi laki-laki dari alam bunian.
Soalnya beberapa tahun sebelumnya, ada warga yang kedatangan tamu misterius ke rumahnya persis seperti yang dialami Mak Gayah.
Bahkan, sekitar 70 tahun yang lalu, sering mendengar suasana pesta di hutan rawa-rawa di sisi kiri tanggul, atau pada siang harinya, tercium bau masakan daging rendang dan kari kambing. Sesekali, pada malam hari terdengar ada dendang suara orkes Melayu Deli, padahal malam itu tidak-ada warga yang menyelenggarakan pesta. Tapi sekarang, warga di sana tidak pernah lagi mendengar suasana pesta di kampung bunian. Konon mereka telah pindah ke kawasan hutan yang masih perawan. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)