Ngaji Bareng Kyai Pamungkas

Ngaji Sufi: AHMAD SYAM’ANI SANG PEMBAWA CAHAYA

Ngaji Sufi: AHMAD SYAM’ANI SANG PEMBAWA CAHAYA

SAM’ANI MEMBUAT KONTRIBUSI PENTING TERHADAP BANYAK TOPIK, TERMASUK ANTROPOLOGI ISLAM. DIA TENTU SAJA DIPENGARUHI OLEH KASF AL-ASRAR DAN RASA’IL KELOMPOK PERSAUDARAAN SUFI…

 

MESKIPUN Ahmad Sam’ani tidak dikenal oleh kebanyakan ulama kontemporer, namun, informasi tentang kehidupannya tidak sulit ditemukan. Sebab, dia anggota keluarga yang sangat terkenal.

 

Para pemikir Syafi’i dari Marwa (Merv). Ayahnya, Abu al-Muzaffar Mansur Ibn Muhammad (422-489/1031-1096), adalah penulis tafsir Al-Qur’an dan sejumlah kitab hadits, hukum dan kalam. Ahmad Sam’ani belajar bersama ayah dan kakak tertuanya, Abu Bakar Muhammad Ibn Mansyur. Kakaknya ini, sebaliknya, adalah ayah dari anggota keluarga yang paling ternama, ‘Abd al-Karim Ibn Muhammad Sam’ani, penulis karya geneologis terkenal Al-Ansab. Dalam karya ini, ‘Abd Al-karim menggambarkan pamannya sebagai pendakwah yang fasih, pendebat yang baik, pujangga yang pintar dan dapat dilihat dalam kualitas karyanya yang muncul di Rawh Al-Arwah.

 

‘Abd Al-Karim mengatakan, mereka berdua melakukan perjalanan dari Marwa ke Nishapur untuk mendengarkan Sahih Muslim. Namun dalam perjalanan pulang, ‘Abd Al-Karim berpisah dari pamannya di Tus dan kembali ke Nishapur selama setahun, dan kemudian pergi ke Isfahan dan Baghdad. Sejak itu, dia pun tidak bertemu lagi dengan pamannya.

 

Tafsir terhadap nama-nama Illahi adalah umum dalam bahasa Arab, namun Rawh AlArwah tampaknya menjadi kitab jenis ini yang pertama, detail dan sistematis di dalam bahasa Persia.

 

Sam’ani membahas 101 nama di bawah 74 kepala bab. Dalam setiap kasus, dia memulai dengan menjelaskan makna harfiah nama atau nama-nama yang sedang dibahas.

 

Selanjutnya, dia membiarkan ilham dari momen itu untuk mengendalikannya. Hasilnya adalah serangkaian meditasi yang luar biasa tentang tema-tema dasar spiritual Islam.

 

Rawh Al-Arwah menunjukan bahwa Sam’ani adalah guru semua ilmu agama. Tetapi dimensi Islam sufi-lah yang bersinar paling terang dalam bentuk dan kandungan karyanya. Sam’ani seringkali mengutip puisi sufi (termasuk syair-syair dari Sana’i) dan menulis banyak syair dan gazal.

 

Akan tetapi, prosanya sering kali lebih puitis daripada puisi, dan dia harus dianggap sebagai salah satu penulis besar dalam bahasa Persia. Sam’ani menulis dengan spontanitas dan keriangan yang nyata, seraya mengilustrasikan semua teknik sang stilis nomor wahid ini. Tulisannya tidaklah mudah, tentu saja dia lebih sulit daripada Al-Ghazali bersaudara atau ‘Ayn Al-Qudat Hamadani.

 

Tetapi kualitas musik dan keindahan teks itu begitu agung. Tanpa ragu lagi, dia menulis kitab untuk dibaca keras-keras. Ketika keponakannya memberitahukan bahwa pamannya adalah pendakwah yang fasih, orang dapat dengan mudah membayangkan dia sedang membaca bagian-bagian kitab ini dan dalam diri pendengarnya dia menciptakan keadaan yang seringkali digambarkan oleh literatur gagiografis.

 

Karya Sam’ani paling tepat dibandingkan dengan karya klasik yang terabaikan dari literatur sufi Kasyf Al-Asrar, tafsir Al-Qur’an 10 jilid oleh Maybudi, yang dimulai pada 520.H/1126M, sekitar sepuluh tahun sebelum Sam’ani menulis Rawh Al-Arwah.

 

Tetapi karya Maybudi mencapai tingkatan kefasihan tinggi hanya pada 3 bagian karyanya, yang membahas makna batin Al-Qur’an. Sam’ani menjaga tingkat inspirasi dan keindahan yang sama tinggi sejak awal hingga akhir teksnya, yang menurut prosa biasa hanya pada awal setiap bagian.

 

Teksnya memang terjaga keaslian, kesegaran, kekayaan kiasan puitis, dan selera humor. Rawh Al-Arwah, seperti Kasyf Al-Asrar, adalah sumber rinci untuk ajaran teoritis sufi.

 

Sam’ani membuat kontribusi penting terhadap banyak topik, termasuk Antropologi Islam. Dia tentu saja dipengaruhi oleh Kasf Al-Asrar dan Rasa’i kelompok Persaudaraan Sufi (ikhwan As-Safa). Karya-karya ini tampaknya lebih penting dalam membentuk latar belakang jaran San’ani dari pada sumber-sumber yang dikutip oleh Mayil Hirawi, sepert! karya Mustamli Bukhari, Syarh-i Ta’arruf.

 

Sebaliknya, Sam’ani pasti telah mengilhami banyak tokoh setelah dia. Dalam semua keserupaan, Rumi sangat akrab dengan karyanya. Masnawi-nya Rumi, yang ditulis 120 tahun kemudian, memiliki gaya dan ruh yang dekat dengan Rawh al-Arwah sebagaimana karya mana pun dalam literatur Persia.

 

Sebagian kualitas dari kitab Sam’ani mungin bisa diilustrasikan melalui pengamatan terhadap salah satu tema utamanya. Gagasan dasar teks ini adalah bahwa umat manusia diciptakan demi cinta, dan bahwa segala duka dan derita memainkan peran positif untuk meningkatkan hasrat manusia kepada Tuhan.

 

Sebagaimana kebanyakan teoritikus sufi, Sam’ani menekankan cinta dan kasih sayang Tuhan daripada kemurkaan dan dendam-Nya. Gagasan utamanya karya ini diringkas dengan sebuah hadis terkenal: Kasih Tuhan Lebih Besar Daripada Murka-Nya.

 

Kebanyakan pembahasan Sam’ani tentang kasih Tuhan berfokus pada peristiwa mistis utama eksistensi manusia, yang diawali dengan turunnya manusia pertama ke bumi.

 

Dengan turunnya Adam AS versi Al-Qur’an, Islam tidak pernah menekankan konsekuensi negatif sebanyak agama lainnya. Kendati demikian, banyak otoritas muslim telah menekankan turunnya Adam ke bumi itu sebagai kemarahan Tuhan dan menekankan putusnya keseimbangan yang diciptakan realitas Illahi.

 

Sam’ani tidak lupa bahwa Tuhan mempunyai sifat marah dan keras dalam menghukum, tetapi dia cenderung meninggalkan penjelasan bagian dari pesan Ilahi ini kepada pemikir lain.

 

Dia tidak akan menekankan sisi positif turunnya Adam jika pendapat yang bertentangan tidaklah umum. Jelaslah, dia mengawali untuk meniadakan gagasan bahwa motif utama untuk mematuhi Tuhan hendaknya adalah rasa takut.

 

Penegasan Sam’ani bahwa turunnya Adam as berakar dalam kasih dan ampunan Tuhan, mungkin terlihat mengejutkan bagi sebagian orang lain. Mereka akan segera menyangkal bahwa Sam’ani mengubah dosa menjadi kebajikan dan mendukung ketidakpatuhan kepada perintah Illahi.

 

Tetapi sikap ini untuk melupakan konteks religius dan sosial Sam’ani dan membaca teksnya dalam konteks makna situasi zamannya, di mana bentuk disiplin agama yang terlembaga dipandang sebagai pembatasan terhadap kebebasan.

 

Sam’ani hidup di sebuah masyarakat di mana kepatuhan syariat dilakukan. begitu saja. Dia tidak menyatakan bahwa orang hendaknya melakukan dosa dan berbahagia dengan itu. Namun dia meminta mereka untuk melihat secara seksama motivasi mereka sendiri dalam melaksanakn sesuatu. “Sungguh benar untuk mengikuti syariat hanya karena Tuhan memerintahkan kita, atau karena kita ingin menghindari hukuman? Tidak,” kata Sam’ani.

 

Aktivitas manusia harus didorong oleh cinta kepada Tuhan, sebagaimana Tuhan terdorong oleh cinta ketika Dia menciptakan alam semesta (“Akulah perbendaharaan Yang Tersembunyi, dan Aku Senang untuk Diketahui”). Pendeknya, Sam’ani menulis dalam rangka memberi pendengarnya sebuah kesan bagus terhadap Tuhan.

 

Sam’ani ingin membangkitkan cinta kepadaNya dalam hati mereka. Dia Sepenuhnya tahu bahwa cinta semacam itu tidak akan menuntun kepada pengabaian syariat, namun lebih pada pemahaman yang serius dan utama terhadap syariat dan dedikasi besar untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata. Sebagaimana firman Tuhan dalam Al-Qur’an:

 

“Katakanlah (wahai Muhammad), jika kalian benar-benar mencintai Allah, Ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian: Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang: (Qs. 3 :31).

 

Mengikuti Muhammad adalah menaati syariat yang dia taati dalam upaya mengilustrasikan orientasi teoritas Sam’ani dan kekhasan stilistiknya, orang harus selalu ingat bahwa dia menulis Rawh al-Arwah untuk dibaca keras-keras, dan bahwa suara dan kiasannya memberi banyak sekali kekuatan. (Dari sumber terpilih). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

 

ABDULLAH BA’ALAWI BIN USTADHUL A’DHAM

 

Abdullah Ba’alawi bin Ustadhul A’dham, dikenal sebagai salah seorang tokoh sufi dan wali Ailah yang sangat besar, Beliau meninggal dunia pada tahun 731 H, dalam usia 93 tahun. Mengenai karomah beliau, salah satu di antaranya adalah, bisa berada di dua tempat yang berjauhan dalam waktu 5 yang bersamaan, Sekadar contoh, berikut adalah kisah yang berkaitan dengan hal tersebut.

 

Pada suatu hari seorang murid beliau yang bernama Syeikh Mufilh bin Abdillah, datang menemuinya dan meminta bantuan uang untuk ongkos perjalanan naik haji.

 

Mendengar penuturan muridnya tersebut, Sayid Abdullah falu berkata, ”Apakah kamu ingin menerimanya di sini, ataukah akan aku pesankan pada salah seorang temanku yang berada di Mina agar memberikan segala macam kebutuhanmu?”

 

“Aku minta di Mina saja” jawab si murid. Sayid Abdullah lalu menyebutkan nama seseorang, yang harus dicari Syeikh Muflih di Mina nanti. “Dia akan memberikan segala yang kamu minta tambah Sayid Abdullah.

 

Tepat setelah selesai menjalankan ibadah haji, Syekh Muflih segera mencari orang yang disebutkan oleh gurunya. Setelah bertemu, dia lalu menceritakan apa yang telah dikatakan Sayid Abdullah.

 

“Beliau sekarang berada di mana?” Tanya orang itu.

 

“Sayid kini sedang berada dikota Tarim, dinegeri Hadramaut,” jawab Syeikh Muflih apa adanya. “Kemarin pada hari wukuf, beliau berkumpul dengan kami di Arafah sambil memakai pakaian ihram,” kata orang itu seraya memberikan apa yang diminta Syekh Muflih. Setibanya kembali di kota Tarim, Sayid Abdullah menyambut kedatangannya sambil mengucapkan selamat. Namun Syekh Muflih balik bertanya, “Aku juga mengucapkan selamat padamu, Aku dengar dari orang itu, bahwa Sayid kemarin berwukuf di Arafah?”

 

Jawab beliau, “Selama aku masih hidup, jangan kamu beritahukan pada seorang pun tentang kehadiranku di Arafah.”

 

Kekeramatan lainnya, misalnya, pada suatu hari serombongan kaum miskin yang kelaparan datang menemui beliau. Sayid lalu menyuruh pelayannya untuk pergi ke tempat penyimpanan kurma. Tapi si pelayan berkata, “Tempat penyimpanan kurma itu telah habis isinya.” Sayid Abdullah tetap menyuruh pelayannya untuk mengambil kurma dari tempat tersebut. Kata beliau, “Pergilah ke tempat itu, nanti kamu akan mendapatkan kutma,” Apa yang dikatakan Sayid ternyata benar adanya. Di tempat itu si pelayan mendapatkan kurma dalam jumlah yang cukup untuk dimakan sekelompok kaum miskin yang sedang berkumpul di rumah beliau.

 

Yang lebih aneh lagi, setelah semua orang merasa kenyang, keadaan kurma seakan tidak berubah. Tetap banyak! Sayid Abdullah lalu meminta agar mereka membawa sisa kurmanya tersebut ke rumah masing-masing. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi: Percayai Intuisi Anda

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi: Baca dan Pahami Hal yang Berbeda Sudut Pandang

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: JADILAH MANAGER BAGI REJEKI ANDA

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!