Ngaji Bareng Kyai Pamungkas

Ngaji Sufi: 10 LANDASAN TAREKAT DASUQIAH

Ngaji Sufi: 10 LANDASAN TAREKAT DASUQIAH

TAREKAT AD DASUQIAH ADALAH SALAH SATU ALIRAN TAREKAT TERBESAR DI DUNIA KESUFIAN, DI SAMPING SEJUMLAH ALIRAN TAREKAT LAINNYA, APA INTI DARI AJARAN TAREKAT YANG SALAH SATUNYA BERKEMBANG PESAT DI MESIR INI…?

 

DASUQIAH adalah tarekat sufi yang didirikan oleh Syekh Saidi Ibrahim bin Abdul Majd Ad Dasuqi Al Quraisy (644 H/1246 M – 687 H/1288 M). Tarekat ini biasa pula disebut Tarekat Ibrahimiah, sebutan yang berasal dari nama pendirinya. Tarekat yang sama biasa juga disebut dengan Tarekat Burhaniah, sebutan yang berasal dari nama panggilan Ibrahim ad Dasuai, yaitu Burhanuddin.

 

Pada mulanya, Ibrahim ad Dasuqi adalah murid setia Abul Hasan Ali Asy – Syazili (1258), pendiri tarekat Syaziliah. Menurut riwayat, dia belajar kepada Asy-Syazili bersama Abul Abbas Al Mursi (pengganti asy-Syazili: 1287) sampai memperoleh ijazah untuk mengajarkan tarekat Syaziliah.

 

Kehausan jiwanya untuk mereguk piala kerohanian membuat Ad Dasuqi tidak hanya mempelajari satu tarekat saja. Oleh sebab itulah, dia pun mempelajari tarekat Ahmadiyah kepada pendirinya, Sayid Ahmad Al Badawi yang bertempat tinggal di Tanta (Mesir), sehingga dia memperoleh ijazah untuk mengajarkan tarekat ini.

 

Tak berhenti sampai di situ, Ad Dasuqi juga mempelajari Tarekat Rifaiah yang sedang populer di Mesir ketika itu, terutama sekali karena keunikannya dalam mengajarkan permainan debus dan kekebalan terhadap senjata tajam.

 

Selain daripada itu, Ad Dasuqi juga mempelajari tarekat Suhrawardiah dari Najmuddin Mahmud Al Isfahani, seorang sufi amat terkenal di zamannya yang berasal dari Isfahani, dari kajian panjang tarekat yang dipelajarinya itu, Ad-Dasuqi merumuskan tarekat tersendiri, yang mengajarkan zikir, doa dan hizb yang dirangkainya sendiri. Ajaran inilah yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Tarekat Dasuqiah.

 

Tarekat ini khususnya berkembang pesat di Mesir. Sampai pada abad ke-19 sudah meluas ke Suriah, Hejaz, Yaman dan Hadralmaut. Dari ajaran tarekat ini kemudian muncul beberapa sempalan, yaitu: Tarekat Syarnubiah dan Sa’idiah Yamubiah.

 

Dewasa ini, tarekat Dasuqiah masih bisa didapati di wilayah tersebut di atas dan masih banyak mendapat pengikut di Mesir.

 

Ajaran yang melandasi tarekat Dasuqiah dapat diikhtisarkan atas sepuluh pokok penting, yakni:

 

1. Memelihara adab dan aturan syariat, yang didasarkan atas Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Mengenai hal itu, Ad Dasuqiah berkata, “Syariat adalah pohon hakikat buahnya. Barang siapa yang ingin menjadi anakku (menjadi pengikut tarekatnya) hendaklah dia mengekang nafsunya di dalam botol syariat, yang ditutupnya dengan tutup hakikat, dan dilemahkannya dengan mujahadat.”

 

Selain itu, dia berkata pula, “Wahai buah hatiku, kuatkan cita-citamu untuk mengenal makna tarekat melalui ilmu, bukan hanya sebutan bibir, setiap makam yang engkau tempati akan mendindingimu dari Tuhan, jika tidak didasarkan atas petunjuk Allah, Rasul-Nya, para sahabat, para tabiin dan kitab suciNya.”

 

Di tempat lain Ad Dasuqi berkata, “Wahai anakku, lakukanlah cara ibadat menurut kitab Allah dan sunnah Rasulullah SAW yang diridhai, karena hal itu akan mendatangkan cahaya terang dan menghilangkan kegelapan.”

 

2. Menjauhi segala yang haram dan Subhat. Mengenal hal ini Ad-Dasuqi berkata, “Makanan yang haram akan menghambat amal dan merendahkan agama: perkataan yang taram Merusak amal orang mubtadi’ (pemula alam mengamalkan tasawuf)…. selama alat perasamu merasakan yang haram, jangan kau ber harap dapat merasakan kelezatan hikmat an makarifat.” Aa juga berkata, “Pengikut ajaran Al-Qur’an hara oleh mengisi rongganya dengan yang parah dan tidak boleh memakai pakaian yang 1 Ha karena, jika ia berbuat demikian, niscaya akan dikutuk oleh Al-Qur’an.”

 

3. Senantiasa waspada dalam menghadapi godaan hawa nafsu, Ad Dasuqi berkata, minuman kaum ini (penganut tarekatnya) tidak akan diminum oleh orang yang di dalam hatinya terdapat kekeruhan karena kotoran rohani, sisa-sisa kegelapan, gelora nafsu, godaan setan, kesombongan dan dahaga jiwa kepada kebejatan.

 

4. Senantiasa akan ingat akan Allah SWT dalam keadaan bagaimana pun. Untuk itu Ad-Dasuqi berkata, “Sang murid harus membersihkan dirinya dari kelalaian dan kelemahan dalam berzikir kepada Allah sebagaimana ia harus membersihkan dirinya dari maksiat… Wahai anakku, kalau engkau ingin dipanggil pada hari kiamat dengan panggilan “Wahai jiwa yang tenteram, Hendaklah kamu jadikan dzikir sebagai makananmu, berpikir sebagai wacanamu, dan kamu harus menumpahkan perhatianmu kepada Allah.”

 

5, Membiasakan lapar karena lapar mempermudah pelaksanaan ibadah dan menghilangkan rasa malas. Ad Dasugi berkata, “Bekal pemula tarekat adalah kesanggupannya menahan lapar sementara matanya basah oleh air mata, niatnya senantiasa kembali kepada Tuhan, ia memperbanyak puasa karena puasa dapat memperlembut tabiatnya sehingga hatinya menjadi sumber kasih sayang, puasa membuka pendengaran batinnya dan menghilangkan ketulian, maka dengan itu ia dapat mendengar kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur’an secara lahir batin.”

 

6. Tidak terpesona oleh bunga-bunga dunia yang menyebabkan diri seseorang jatuh menjadi budaknya. Ad Dasuqi memperingatkan, “Wahai anakku, janganlah kamu terpesona dengan hiasan duniawi, alat transportasi, busananya, perabotannya, aksesorisnya dan keuntungannya, tetapi ikutilah cara hidup Nabimu, kalau kamu tidak sanggup ikutilah cara hidup gurumu. Jika tidak kamu ikuti, niscaya kamu binasa.”

 

7. Bergaul dengan orang yang berakhlak luhur. Mengenai hal ini Ad Dasuqi berkata, “Wahai anak-anakku, janganlah kamu bergaul dengan penipu, pembohong dan orang yang panjang lidah, tetapi bergaulah dengan orang yang memperkenankan imbauan Tuhannya, sehingga kamu pun bisa mendapat petunjuk dari padanya, dapat meneladani kedisiplinan diri, dan suatu saat kamu akan berpisah dengannya secara benar….”

 

8. Ikhlas dalam melakukan segala amal Ad Dasuqi berkata, “Jika engkau anakku dan pengikutku yang sebenarnya, maka ikhlaskanlah ibadahmu karena Allah SWT, minta nasihatlah kepada kalbumu, dan janganlah kamu campurkan amalmu dengan dirham. Sesungguhnya inilah tarekatku. Barangsiapa yang mencintaiku, dia akan berjalan di jalan ini bersamaku?”

 

9. Patuh ternadap perintah dan larangan Syekh Mursyid. Ad Dasuqi berkata, “Sesungguhnya seorang Syekh adalah bapak rohani, maka anak tidak boleh membantah terhadap orang tuanya. Adalah suatu hal yang sangat tidak kami mengerti jika ada yang masih membandel, padahal perintah demikian bersifat umum dalam segala hal. Dalam hal ini, hendaklah murid menjadikan dirinya laksana mayat dihadapan orang yang memandikannya, oleh sebab itu, wahai anakku, taatlah kepada bapak rohanimu?”

 

10. Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam tarekat ini adalah fana dalam penyaksian wujud. Ini terkesan dari ucapan Dasuqi yang mengatakan bahwa tobat golongan istimewa (Al-Khawwas) merupakan penghapusan segala sesuatu selain Allah SWT.

 

Adapun amalan yang dilakukan oleh penganut tarekat Ad Dasuqi ini mencangkup:

1. Shalat, baik yang fardhu maupun yang sunnah.

2. Puasa, baik yang fardhu maupun yang sunnah.

3. Dzikir, doa dan hizib.

 

Dzikir dan doa yang dilaksanakan meliputi dzikir dan doa ma’sur (berasal dari ucapan Nabi Muhammad SAW) dan yang bebas. Dzikir yang ma’sur meliputi tahlil, tahmid, takbir, tasbih dan takdis, sedangkan yang bebas adalah dzikir yang dirumuskan oleh Syekh dan dalam hal ini paling banyak diucapkan ialah dzikir Ya Da’im (wahai, Tuhanku Yang Maha Kekal).

 

Abdul Wahhab Asy Sya’rani, seorang sufi asal Mesir, menceritakan pengalamannya sebagai berikut, “Suatu kali aku melihat Syekh Khalil Al Majzub (seorang sufi asal Mesir) naik kesebuah bukit kecil, lantas aku berseru, “Siapakah orang itu, apakah dia seorang Ahmadi (penganut Tarekat Ahmadiah) atau Burhani (penganut Tarekat Dasuqiah)?” Kudengar dia mengucapkan Ya Da’im, Ya Da’im sebagai isyarat bahwa dia adalah penganut Tarekat Dasuqiah.”

 

Adapun hizb yang diamalkan dalam tarekat ini ialah hizb yang dikarang oleh Ibrahim Ad Dasugi sendiri, yang dinamai dengan “Hizb Ibrahim”. Kepada murid penganut tarekat Dasugiah yang telah dipandang matang oleh Syekh Mursyid untuk dapat mengembangkan ajaran tarekatnya, diberikan sehelai sobekkan kain atau jubah, yang disebut khirqah.

 

Biasanya khirqah dalam tarekat Dasuqiah ini berwarna hijau. Dengan mendapat khirqah, seorang murid telah berhak menjadi khalifah (wakil, penganti) Syekh Mursyid, dan dia telah berhak mengajar di tempat lain secara mandiri tentang ajaran tarekatnya,

 

Demikianlah sekelumit tentang ajaran tarekat Dasuqiah, semoga dapat menambah pengetahuan kita dalam dunia tasawuf ini. (Disarikan dari beberapa sumber). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi: TIDUR

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi: TUJUAN TERTINGGI

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Fokus Hanya Lakukan Satu Hal

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!