Ngaji: NKRI MENDAMBAKAN MERDEKA YANG SEBENARNYA
UNTUK MENJADIKAN BANGSA INDONESIA INI MERDEKA DALAM ARTI SESUNGGUHNYA, KITA TIDAK PERLU MENUNGGU LAHIRNYA TOKOH-TOKOH BARU SEPERTI SUKARNO. TAPI YANG UTAMA BAGI BANGSA INDONESIA ADALAH SUATU SIKAP SATRYA UTAMA BAHWA BANGSA INI ADA DAN UNTUK SEMUA UNSUR KOMPONEN BANGSA….
17 Agustus, bangsa ini memperingati kemerdekaannya. Tapi sudahkah kemerdekaan ini meniadakan penindasan dan penjajahan bagai rakyat dan bangsa Indonesia! Dan apakah sudah tidak ada ancaman atas kemerdekaan bangsa yang telah kita raih dengan cucuran darah, keringat, dan air mata, bahkan dengan harta dan jiwa? Jawaban yang paling tepat hanya ada dalam hati nurani kita sendiri.
Tapi terlepas dari semua itu, sebagai anak bangsa sudah selayaknya kita harus selalu mengambil sikap yang positif dalam hidup berbangsa dan bernegara. Bagaimana mungkin kita akan menikmati kemerdekaan, jika kita masih terkungkung oleh alam pikiran kononialisme, sehingga kita malah tersesat di zaman yang telah merdeka ini.
Bukan semata-mata karena anut grubyuk alias ikut-ikutan kalau kita mengagumi tokoh nasional seperti Bung Karno yang begitu melegenda. Tak bisa disangkal lagi, dia adalah seorang tokoh nasionalis dan Satrya Utama yang memiliki karakter kuat dan mampu menampung dan mengakomodasi berbagai aspirasi dari berbagai macam aliran dan tokoh-tokoh kaliber nasional lainnya, terutama dalam hal pengambilan kebijakan bernegara dan berbangsa. Terlepas dari puas atau tidak puas, karena sudah menjadi kodrat manusia yang selalu bergumul dengan nafsu untuk selalu tidak puas, tapi menurut hemat saya, kemerdekaan kehidupan berbangsa dan bernegara itu begitu terasa mendalami nilai sarinya ketika bangsa ini berada di zaman atau era Pemerintahan Sukarno.
Di zaman Bung Karno, kehidupan beragama juga sangat baik karena sikap toleransi yang dijunjung tinggi di antara para tokohtokoh agama. Karena semua kepentingan itu diletakkan dalam kerangka kepentingan nasional dan negara, sehingga tidak ada yang bersikap mau menang sendiri dan merasa paling benar sendiri. Itulah era Sukarno.
Sebagai Bapak Bangsa, harus diakui, Sukarno memang memiliki karakter yang kuat dan memiliki visi pemikiran yang cemerlang. Ia juga seorang yang agamis yang sangat menghargai adat dan tatakrama nenek moyang. Semua ini, di samping karena sudah bakat yang luar biasa dari Sukarno sendiri, juga karena pengaruh dari para “Guru Spiritualnya” yang memberikan andil dalam pencerahan pemikirannya. Mereka seperti Raden Soekemi Sosrodihardjo, HOS Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, Ahmad Hasan, KH. Mas Mansyur, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Belum lagi Sukarno dikenal juga sebagai seorang yang kental dengan budaya Jawa yang adiluhung. Ia juga sering menjalani “topo broto” dengan “njajah desa milang kori” alias melanglang buana untuk menemukan sumber pencerahan dan inspirasi bagi kehidupan diri pribadi maupun bagi kepentingan bangsanya. Maka dari itu tidak heran bila Sukarno memiliki kharisma yang tinggi. Hal ini karena didukung oleh kemampuan dan kekuatan spiritual yang dikuasainya. Tidak seperti sekarang ini, banyak tokoh yang hanya mengandalkan pada pendidikan akademik saja, sampai-sampai tanpa malu ada yang mencantumkan gelar akademik ASPAL demi mengejar prestisius dirinya. Sungguh keterlaluan dan tidak bermoral!
Sekarang, marilah kita kembali ke alam yang nyata dewasa ini. Sesungguhnya, bangsa Indonesia di era pemerintahan SBY, Jokowi dan Prabowo menurut hemat saya, juga termasuk Satrya Utama. Hanya dalam kondisi saat ini dapat digambarkan sebagai seorang Satrya Utama yang memerintah di negara Hastina Pura, dengan mayoritas aparat punggawanya yang berasal dari golongan Kurawa. Karena itu kondisi ini amat jelas akan selalu menyulitkan siapapun presidennya dalam tiap mengambil berbagai kebijakan, terutama Kebijakan yang berpihak pada rakyat banyak. Mengapa? Karena sudah menjadi ciri dan watak Kurawa untuk selalu serakah, menipu dan mengobral janji, korupsi dan menghalalkan segala cara demi perutnya sendiri.
Kalau kita mau jujur menilai diri sendiri, kondisi Indonesia saat ini seperti layaknya kembali memasuki fase usia seperti halnya masa kanak-kanak lagi. Artinya, masih sangat rawan oleh berbagai pengaruh, perubahan dan perilaku lingkungan. Dan hal ini haruslah disikapi secara mendalam dan sungguhsungguh oleh para pemimpin bangsa. Agar bangsa yang masih kanak-kanak ini dapat tumbuh dan berkembang dengan aman dan baik, maka kita semua harus cermat dan waspada terhadap segala bentuk perilaku dan perubahan sikap sebagian orang-orang yang ingin memaksakan kehendak, dan merasa paling benar sendiri.
Seperti yang pernah saya tulis dan dimuat juga di media ini, Bangsa Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan dan bahaya antara lain, gangguan dan ancaman gerakan separatisme di berbagai daerah, terorisme, pencaplokan wilayah kedaulatan oleh negara asing, dan pertentangan bernuansa SARA. Di samping itu, masih banyak ancaman lainya yang potensial muncul sebagai akibat kebijakan pemerintah yang sesungguhnya benar tapi tidak pas untuk bangsa ini. Contoh saja, kebijakan pro pasar bebas yang jelas-jelas telah menyengsarakan rakyat jelata.
Mengingat kondisinya yang sangat rawan, karena itulah maka sikap eling dan waspada harus dimiliki oleh setiap anak bangsa. “Sak bejo bejaning wong kang lali isih bejo wong kang eling kalawan waspodo,” demikian pitutur para pujangga kuno Tanah Jawa yang masih sangat relevan saat ini.
Untuk menjadikan Bangsa Indonesia ini merdeka dalam arti sesungguhnya, maka, kita tidak perlu menunggu lahirnya tokohtokoh baru seperti Sukarno. Tapi yang utama bagi bangsa Indonesia adalah suatu sikap satrya utama bahwa bangsa ini ada dan untuk semua unsur komponen bangsa. Bukan hanya untuk kepentingan elite politik, partai, atau para konglomerat. Bersikap dan bertindak yang terbaik dan tanggung jawab, tidak membedakan suku, ras, agama dan perbedaanperbedaan manusiawi lainnya.
Jadi, cintailah bangsa ini dengan segala keaneka ragamannya, hiduplah dalam rasa damai dan cinta kasih, saling hormat menghormati, dan peduli pada sesama. “Lakukanlah yang terbaik yang kamu bisa untuk hidupmu, niscaya kemerdekaan hakiki akan dapat terjadi dan dirasakan oleh seluruh anak bangsa.”
Bagi para tokoh dan pemimpin bangsa bersikapiah kalian seperti layaknya seorang satrya utama yang menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan, mampu melindungi, mengayomi, dan mensejahterakan kawulanya. Bukan hanya ngayem-ayemi, munafik dan mensejahterakan diri, keluarga, serta golongannya saja.
Bersikaplah tegas, bijaksana dan tegakkan soko guru negara yaitu segala peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa pilih kasih dan pandang bulu. Seperti contoh kasus mengalirnya dana DKP (Departeman Kelautan dan Perikanan). Akibat tak adanya kepastian hukum, maka hukum menjadi “suatu barang” yang aneh di negeri hukum ini, karena hukum di negeri ini juga telah menjadi barang komoditi yang layak diperjualbelikan.
Bukalah mata dan telinga, lihatlah di sekitar, maka, Anda akan mengamini pernyataan di atas. Sebagai spiritualis dan warga negara yang baik maka untuk dan demi kemajuan bangsa yang akan datang, serta mencegah kerusakan negara oleh perilaku pejabat yang dapat merugikan negara, maka saya mengusulkan dan siap untuk melaksanakan prosesi ritual “Tumbal Pathok Negoro” di sejumlah tempat pusering pulau Jawa. Tujuannya adalah, setelah diadakan prosesi penumbalan ini diharapakan bagi setiap pejabat yang melakukan perilaku menyimpang dari kewajibannya, secara otomatis akan terkena tuah Tumbal Negoro, dan hal ini adalah suatu hal yang nyata dan benarbenar dapat dibuktikan kebenarannya.
Dengan demikian negara ini akan sedikit terbebas dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, yang saat ini tidak memiliki rasa takut akan hukum manusia, sebab hukum hanya dianggap layaknya mainan saja. Maka prosesi “Tumbal Pathok Negoro” ini merupakan salah satu solusi bagi upaya menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan makmur sesuai harapan para pendahulu, Semoga saja. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)