MUNGKINKAH PERKAWINAN MANUSIA DENGAN JIN?
Benarkah manusia dan makhluk halus, sebangsa jin, dapat menjalin ikatan perkawinan? Pertanyaan semacam itu hingga sekarang masih kerap jadi perdebatan banyak orang. Sebagian orang percaya bila di antara manusia dan jin bisa saja terjalin ikatan perkawinan, mengingat keduanya memiliki karsa dan rasa yang hampir sama.
Mereka hanya berbeda alam kehidupan yakni alam kasat mata dan alam tidak kasat mata alias alam gaib. Sementara sebagian orang lagi bersikeras dengan argumentasinya bahwa makhiuk lelembut sebangsa jin yang notabene memiliki “gen” yang pasti tidak sama dengan manusia, sehingga di antara keduanya sangatlah mustahil dapat bersatu dalam suatu ikatan yang disebut perkawinan. Pendapat kelompok terakhir ini sangat logis sebagaimana kalangan ilmuwan berpendapat sangatlah tidak masuk akal sehat jika kita dapat mengawinkan dua spesies makhluk hidup yang berbeda. Mungkinkah kucing dan kuda dapat kita kawinkan lalu melahirkan spesies baru? Mungkinkah bangsa manusia dapat menyalin perkawinan dengan hewan kuda lalu melahirkan generasi baru?
Namun tidak demikian halnya dengan cerita-cerita yang tertuang dalam sejumlah kitab. Banyak kitab yang justru mengupas bagaimana sosok manusia ternyata dapat melakukan ikatan perkawinan dengan bangsa lelembut seperti jin. Tidak bermaksud menafikan eksistensi keduanya sebagai makhluk ciptaan-Nya, salah satu kitab berjudul Keajaiban Jin Menurut Al Qur’an dan Al Hadits bercerita tentang perkawinan antara manusia dengan jin. Berikut beberapa nukilannya yang disajikan khusus untuk pembaca…
Alkisah, pada suatu masa Syeikh Jalaluddin Ahmad bin Hisamudin Ar Razi Al Hanafi tengah melakukan suatu perjalanan panjang. Mereka menembus hamparan gurun dan padang pasir, menerabas hutan belantara untuk suatu keperluan yakni berniaga. Syeikh Jalaluddin Ahmad pergi bersama sang ayah dan beberapa orang lainnya. Entah sudah berapa lama mereka meninggalkan rumah, hingga suatu ketika di tengah perjalanan mereka dihadang hujan yang turun sangat. lebat.
“Kita cari tempat untuk berteduh,” seru Syeikh Jalaluddin Ahmafi kepada anggota rombongan.
Beruntung, tidak jauh dari tempat mereka kehujanan terdapat sebuah bukit kecil di mana pada bagian bawah bukit terdapat beberapa lubang gua. Maka di gua itulah mereka memilih untuk berteduh sambil menunggu hujan reda, sebelum melanjutkan perjalanan berikutnya. Syeikh Jalaluddin Ahmad memilih salah satu sudut gua sebagai tempat untuk melepas lelah.
Udara gua yang lembab ternyata membua rombongan mengantuk. Sambil bersandar disebuah batu, Syeikh Jalaluddin Ahmad tertidur pulas. Nyenyaknya tidur Syeikh Jalaluddin Ahmad ternyata hanya beberapa saat saja karena sekonyong-konyong ada sesosok wanita umur setengah baya membangunkan dirinya.
“Bangunlah, wahai Syeikh,” ujar sosok wanita yang memiliki rupa sangat ganjil, palam usianya setengah baya, si wanita itu kelihatan masih memancarkan aura kecantikan yang luar biasa. Kulitnya tampak bersih dan terawat. Namun Syeikh Jalaluddin Ahmad terkejut bukan main manakala melihat mata si wanita itu ternyata hanya ada satu biji. Bentuknya pun tidak lazim yaitu melintang di tengah wajahnya.
“Siapa kau?” tanya Syeikh Jalaluddin Ahmad dengan penuh rasa takut. Sungguh, seumur hidupnya baru kali pertama Syeikh Jalaluddin Ahmad berjumpa dengan sosok ganjil seperti itu.
“Jangan takut ya, Syeikh. Aku tidak berbahaya bagimu dan rombongan,” sahut si wanita sama sekali tidak menunjukkan dirinya makhluk yang membahayakan. “Aku datang ke gua ini menemuimu dengan satu tujuan saja.”
“Lalu apa tujuanmu menemui aku?” tanya Syeikh Jalaluddin Ahmad. la melihat anggota rombongan masih tertidur pulas. Mereka sama sekali tidak mendengar kedatangan sosok wanita bermuka aneh itu.
“Aku hanya minta agar Syeikh mau menikah dengan anak perempuanku,” ujar wanita bermata satu. Ia kelihatan begitu yakin permintaannya tadi tidak akan ditolak oleh Syeikh Jalaluddin Ahmad.
“Tuan tidak akan menyesal bila mengawini putriku itu. Putriku berparas cantik rupawan, laksana bulan purnama,” sambung si wanita.
Penawaran wanita misterius tersebut bagi Syeikh Jalaluddin Ahmad dianggap sebagai “kehendak” dari-Nya. Kehendak Sang Khaliq yang tidak ada satu pun makhluk di jagat semesta ini dapat menolaknya.
“Baiklah. Jika penawaranmu itu memang kehendak dari Allah SWT, maka aku tidak kuasa menolaknya. Aku tdak keberatan menikah dengan putrimu itu,” jawab Syeikh Jalaluddin Ahmad. Jawaban Itu sesungguhnya terpaksa ia berikan karena khawatir si wanita ganjil akan melakukan sesuatu terhadap rombongan bila penawarannya ditolak.
Aneh bin ajaib. Begitu bibir Syeikh Jalaluddin Ahmad mengakhiri kalimat, tiba-tiba di hadapannya muncul seorang wanita yang memiliki paras cantik luar biasa.
Kulitnya bening laksana pualam, tubuhnya menebarkan wewangian yang tercium hingga jarak beberapa meter, rambutnya hitam tergerai lembut ditiup angin. Kemunculan si perempuan cantik itu pun sempat membuat Syekh Jalaluddin Ahmad sedikit ketakutan. Sebab, seperti halnya sang ibunda, wanita Yang berdiri di depannya juga hanya memiliki satu mata. Ketidaklazimannya itu tertutupi oleh kecantikannya yang luar biasa.
“Inilah putriku satu-satunya. Kuharap Tuan Syeikh tidak keberatan menikahinya,” ujar wanita misterius disusul dengan mungul beberapa orang pria di dalam gua. Anehnya semua laki-laki yang datang itu memiliki ketidaklaziman yang sarna yaitu hanya memiliki satu mata dengan bentuk sedemikian rupa. Rupanya mereka hadir di sana untuk menjadi saksi atas pernikahan antara Syeikh Jalaluddin Ahmad dengan wanita cantik bermata satu.
Dalam kitab itu tidak disebutkan bagaimana prosesi perkawinan antara Syeikh Jalaluddin Ahmad dengan sosok wanita misterius tadi. Pada lembar-lembar berikutnya kitab lama itu hanya menyebutkan, Syeikh Jalaluddin Ahmad dan rombongan tinggal di dalam gua hingga empat hari lamanya. Berarti selama empat hari itulah Syeikh Jalaluddin Ahmad ‘berkeluarga’ dengan sosok wanita cantik yang kemungkinan besar datang dari alam astral. Dan selama empat hari itu pula sang Syeikh Jalaluddin Ahmad merasa tersiksa. Ia tidak tahu harus berbuat apa terhadap ‘sang istri’ yang dinikahinya secara unik itu.
Alhasil, pada malam berikutnya kembali datang sesosok perempuan entah dari alam mana. Perempuan misterius itu bertanya kepada Syeikh Jalaluddin Ahmad.
“Ya, Syeikh, tampaknya wanita yang telah menjadi istri Tuan sangat itdak berkenan di hatimu. Benarkah demikian ya, Syeikh?” tanya Si wanita misterius seolah tahu apa yang dirasakari Syeikh Jalaluddin Ahmad, “Apakah Tuan ingin menceraikannya?”
“Demi Allah, benar sekali. Aku bermaksud ingin menceraikannya,” jawab Syeikh Jalaluddin Ahmad sambil menduga-duga siapa gerangan sesungguhnya perempuan asing yang berdiri di depannya.
Prosesi perceraian pun berlangsung. Konon perceraian antara Syeikh Jalaluddin Ahmad dengan istrinya tersebut terjadi sebagaimana dalam sidang perceraian alam manusia. Usai menjatuhkan ‘talak’, diceritakan, istri Syeikh Jalaluddin Ahmad langsung raib entah kemana. Dalam konteks perkawinan Syeikh Jalaluddin Ahmad dengan wanita alam astral itu, seorang sahabat Syeikha Jalaluddin Ahmad bersaksi, selama Syeikh Jalaluddin Ahmad menjadi suami wanita itu, ia sama sekali tidak pernah menyetubuhinya.”
Kisah berikutnya, masih bersumber dari kitab yang sama, diceritakan ada seorang laki-laki yang melakukan perjalanan dengan sebuah perahu di tengah laut. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Perahu yang ditumpangi dihajar badai.
Gelombang tinggi yang mahe dahsyat memorakporandakan setiap jengkal kayu perahu dan membuatnya tercerar-beras ka pun terdampar di sebuah pulau yang tidak bernama.
Pada suatu hari ia melihat fenomena luar biasa di pulau itu. Ia melihat dan balik gulungan ombak laut muncul beberapa gadis cantik. Sejurus kemudian mereka bercengkerama di pesisir pantai. Melihat di depan matanya ada gadis-gadis cantik dengan tubuh yang menggairahkan, sontak si laki-laki bergejolak. Lalu dengan mengambil langkah mengendap-ngendap ia berhasil menangkap salah satu dari bidadan cantik.
Sang bidadani tidak berkutik tatkala diseret ke tengah pulau oleh si laki-laki. Di tempat itulah si bidadari cantik, yang menurut kitab kuno, merupakan jelmaan jin laut, digagahi oleh laki-laki yang sudah tidak bisa membendung hasrat birahinya. Hamil. Itulah yang dialami oleh perempuan cantik dari bangsa jin yang disetubuhi oleh laki-laki tadi.
Sementara itu, pada bagian lain kitab disebutkan, ada seorang laki-laki dari golongan jin yang terpikat kepada kecantikan seorang wanita dari bangsa manusia.
Lazimnya bangsa manusia di alam nyata, laki-laki jin terpana kepada wanita tesebut dan berniat hendak meminangnya.
“Aku tidak mau melakukan perbuatan yang diharamkan oleh agama, karena itulah aku datang kemari dengan tujuan hendak melamar putri kalian,” kata si laki-laki itu kepada kedua orangtua si wanita. Konon laki-laki jin yang mengawini wanita tadi adalah jin dari madzhab Murj’ah. Dalam komunitas bangsa jin terdapat juga madzhab seperti Qadariyah, Syi’ah, dan Murji’ah.
Dari cerita yang tertuang dalam kitab tersebut dapatlah ditankap sedikit kesimpulan, bahwa memang tidak menutup kemungkinan bisa terjadi proses perkawinan antara bangsa manusia dengan bangsa jin. Dalam konteks Ini hendaknya kita bersikap bijak misalnya dengan tidak menggeneralisasi bahwa perkawinan antar bangsa yang berbeda dimensi itu merupakan perkawinan yang dapat disahkan secara hukum agama.
Sebab hingga sekarang penulis belum menemukan satu madzhab pun yang menjelaskan tentang hukum perkawinan manusia – jin adalah perkawinan yang sah. Dengan demikian jelaslah bagi kita sekarang bahwa apabila hingga kini masih ada seseorang yang bersedia menikah dengan bangsa jin, itu merupakan perbuatan yang sangat tidak lazim. Kecuali di balik perkawinan mereka ada tujuan tertentu yang biasanya sulit diterima oleh akal sehat manusia. Umpamanya demi mencari kekayaan instan yang sesungguhnya bersifat hanya sesaat dan menyesatkan. Wallahu a’lam bissawab. Wassalamualaikum. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)