Kisah Mistis: TEROR DAHNYANG PASEKARAN
WALAU SETAHUN TELAH BERLALU, NAMUN BAYANGAN KENGERIAN ITU MASIH TERAMAT LEKAT DI PELUPUK MATA. YA, GARA-GARA KECELAKAAN MAUT ITU, DIA SELALU MERASA DIBAYANGI SESOSOK MAKHLUK YANG AMAT MENGERIKAN…
Ya… pada hari ke sembilan di bulan Syuro tahun lalu, suatu kecelakaan maut di daerah Pasekaran, Batang, hampir saja merenggut nyawa Dhany. Salah seorang kemenakanku. Dan bagi masyarakat Batang, daerah Pasekaran, diyakini sebagai salah satu kawasan keramat penebar maut bagi siapa saja yang sedang na’as. Tak pelak, karena acap terjadi kecelakaan di tempat itu, maka, ada salah satu tikungan yang dikenal sebagai tikungan maut!
Dan yang lebih menggeridikkan bulu roma, hampir tak ada satu pun orang yang kecelakaan di sini nyawanya dapat terselamatkan. Dan bukan tak mungkin, lingkaran maut kali ini tengah menginai Dhany yang sore itu meminta izin pada mamanya untuk mengantarkan pulang sahabatnya, Bimo.
Sebagaimana kebiasaan remaja, sekembalinya dari rumah sang sahabat, Bimo, Dhany tidak langsung pulang ke rumahnya. Melainkan singgah di rumah sahabatnya yang satu lagi. Nias. Ketika melewati daerah Pasekaran, tepat di tikungan maut, peristiwa tragis itupun terjadi. Korban sama-sama mengalami luka yang sangat serius. Bahkan tak sadarkan diri.
Waktu dihubungi kerabat yang menyaksikan peristiwa itu, aku langsung menuju ke lokasi. Dan… “Astaghfirullah al-adzim!” Sungguh, kukira, saat itu Dhany telah meninggal dunia.
Dhany terbujur kaku dengan kaki kiri patah dan bengkok tak beraturan. Bayangan amputasi pun terlukis ngeri di kalbu. Tanpa membuang waktu, kedua korban pun segera dibawa ke rumah sakit Pekalongan.
Tapi apa daya, karena keterbatasan peralatan untuk menangani luka parah sebagaimana yang dialami Dhany, maka, dokter pun segera membuat surat rujukan agar korban dibawa ke rumah sakit di solo yang memiliki peralatan medis lebih canggih.
Singkat cerita, setibanya di Solo, Dhany pun langsung menjalani operasi. Syukur Alhamdulillah, tulang-tulangnya yang patah berhasil disambung dengan menggunakan platina. Dengan kata lain, kurang lebih 20 pen platina tertanam di kakinya, sementara 7 pen platina tertanam di tangan kiri dan 2 lagi tertanam di bahu kanannya. Dan agar mendapat pelayanan medis yang memadai, maka, keluarga sepakat untuk merawat Dhany di kamar kelas satu yang kebetulan terletak di lantai dua dan tepat di samping ruang operasi.
Kami pun menjaga sang kemenakan tercinta secara bergantian. Dan pada hari ke-2 menjaga di kamar tersebut yang kebetulan jatuh malam Jum’at, sekitar pukul 23.00 wib, saat istirahat diserambi tiba-tiba hidungku mencium aroma kemenyan yang teramat menyengat. Mulanya, aku pikir, aroma itu pasti berasal di ruang atau bangunan sebelah yang kebetulan merupakan tempat usaha batik printing.
Tetapi, makin lama, aroma kemenyan itu kian terasa menyengat dan bersumber dari kamar operasi atau mungkin kamar mayat. Bulu kuduk pun langsung berdiri. Aku pun memutuskan untuk segera masuk ke kamar dan tidur di sebelah Dhany. Ya… di dalam kamar itu terdapat dua tempat tidur. Satu untuk pasien, satunya lagi untuk yang jaga. Seketika kubaringkan tubuh dengan posisi kaki mengarah ke kamar mandi yang terletak di sebelah.
Dan apa yang terjadi? Saat mata mulai terpejam, tiba-tiba muncul sebuah tangan dengan jemari dan kuku yang sangat panjang, hitam dan runcing. Konyolnya, tangan misterius itu menarik tubuhku hingga terjatuh dari tempat tidur. Bahkan hal ini berulang hingga 3 kali.
Saat posisi tidur kuubah, barulah gangguan itu berhenti! Dan pada hari ke 7, saat kantuk mulai menyerang, di antara batas kesadaran tiba-tiba pandangan mataku melihat ada sesosok perempuan tua dengan rambut putih yang terurai.
Dengan wajah yang tampak bengis, sosok ini mendekati Dhany dan langsung menjulurkan tangan ke lehernya. Dengan serta merta, aku pun langsung berteriak, Jangan…! Hentikan…!”
Sosok itu langsung menoleh dan menatapku. Dengan pandangan nanar akupun bertanya, “Siapa engkau dan mau apa? dan saat terjadi kecelakaan anak ini sudah seharusnya menjadi milikku!” Jawab wanita misterius yang mengaku bernama Nyai Ageng Pasekaran.
Nyai Ageng Pasekaran menjadi berang. Dia langsung menyerangku. Aku berkelit. Beruntung walau sedikit aku sudah mendapat bimbingan ilmu spiritual dari beberapa sesepuh. Akhirnya, dengan tamparan yang berisi pukulan Lembu Sewu, Nyai Ageng Pasekaran pun terpental dan hilang.
Sebagaimana sifat tak mau kalah dahnyang pada umumnya, esok malamnya Nyai Ageng Pasekaran kembali mendatangi Dhany untuk melakukan hal yang sama. Dan beruntung, dua kali pula aku berhasil mengusirnya. Dan hal itu langsung aku ceritakan kepada papa ayah si Dhany yang kala itu masih berada di kota Batang.
Beberapa malam kulalui dengan tenang. Dan pada tepat tengah malam yang ke 13, saat Nyai Ageng Pasekaran kembali datang dan hendak mencekik Dhany, tiba-tiba, papa si Dhany muncul dengan berbungkus cahaya kebiruan. Dalam hitungan detik, sang papa berhasil meringkus Nyai Ageng Pasekaran dan membawanya pergi. Anehnya, sejak itu, Nyai Ageng Pasekaran tak pernah muncui lagi.
Paginya, waktu kuhubungi, papa si Dhany mengaku malam itu dia sedang mendirikan shalat hajat di tepat tengah malam. Apakah kejadian itu merupakan suatu kebetulan, yang pasti, rahasia alam gaib hanya Allah Yang Maha Tahu akan kebenarannya. Dan setelah dirawat satu bulan lamanya, Dhany pun diizinkan pulang.
Tampaknya, cobaan yang menimpa Dhany belum juga usai. Buktinya, setelah seminggu di rumah eyangnya, kaki Dhany membengkak. Kami pun memutuskan untuk kembali membawa Dhany ke rumah sakit guna menjalani pemeriksaan. Dari hasil analisa laboratorium, ternyata Dhany alergi terhadap platina. Tegasnya, sebelum pen platinanya dicabut maka akan terjadi luka yang tak tersembuhkan.
Padahal, untuk mencabut seluruh pen platina yang bersarang di tubuhnya dibutuhkan waktu satu tahun. Ya … sungguh berat cobaan bagi anak seusia Dhany. Belum lagi kesembuhan didapat, karena terlalu banyak mengkonsumsi obat medis, maka, tubuh Dhany pun menjadi kurus. Bahkan, beberapa bagian tubuhnya, terutama bagian perut, terkena dampak negatif dari obat kimiawi yang selama ini dikonsumsinya.
Dan saat periksa ke internis, diagnosanya menyatakan kemungkinan Dhany mengidap sakit ginjal atau mungkin usus buntu. Untuk memastikannya, maka, kami sekeluarga segera melakukan cek laboratorium. Maksudnya, jika hasilnya positif kami akan segera memutuskan untuk mengambil tindakan operasi.
Yang membuat kami sekeluarga pusing, ternyata, Dhany juga alergi terhadap segala antibiotik mulai dari dosis yang terendah. Para dokter pun menjadi bingung karenanya. Dan kondisi inilah yang sebenarnya membuat kami
Di tengah-tengah kegalauan, kami pun sepakat untuk mencoba jalan alternatif. Aku pun segera berangkat untuk menjumpai kakakku, Mas Siswo Wijoyo. Setelah menceritakan segalanya, dia meminta waktu sehari untuk meditasi. Menurut penuturannya, malam itu, ia dijumpai oleh khodam tombak pusaka gaduhannya yang bernama Nyai Ageng Udan Riris yang sebenarnya tombak pusaka milik Dhany warisan dari Eyangnya. Tetapi, karena usianya belum memadai, maka, pusaka itu sengaja dititipkan pada pamannya.
Atas saran Nyai Ageng Udan Riris, keluarga diminta agar meminta tolong sesepuh yang mukim di daerah Gondosuli.
Masih menurut Mas Siswo, sebelum Dhany kecelakaan, dia dijumpai Nyai Ageng Udan Riris dengan kondisi yang sangat parah dan berkata, “Aku kehausan… tolong masukkan aku kebak mandi!” Setelah itu, Nyai Ageng Udan Riris pun mati.
Mas Siswo Wijoyo yang tanggap dengan bahasa sandi alam maya segera membawa jasad Nyai Ageng Udan Riris ke bak mandi yang kosong dan langsung mengguyurnya dengan air sumur. Ajaib, ternyata, Nyai Ageng Udan Riris hidup lagi. Agaknya, itulah gambaran yang bakal dialami oleh Dhany.
Kembali kepada pencarian daerah Gondosuli. Setelah bertanya kian kemari, akhirnya, ada yang memberitahu bahwa daerah tersebut terletak di bilangan Tawangmangu dan di sana bermukim seseorang sesepuh yang bernama Ki Samino Asmo Wiyono. Tanpa membuang waktu aku pun segera berangkat menuju ke rumahnya. Dan beruntung, aku bisa bertemu dengannya.
Setelah menceritakan segala sesuatunya, beliau hanya memberiku sarana obat berupa garam yang sudah diberi japa mantera. Kesepuh-annya pun makin tampak manakala beliau dengan halus menolak amplop pemberianku. Menurutnya, orang yang kesusahan wajib ditolong dan bukan dibuat makin susah.
Dan setibanya di rumah, sejumput garam tadi langsung kucampurkan dengan air dan diminumkan ke Dhany. Tak lama kemudian, Dhany pun tertidur. Sekitar dua jam kemudian, dalam tidunya, tiba-tiba Dhany pun berteriak.
Ini pasti reaksi dari garam yang diberi oleh Ki Samino Asmo Wiyono, bisik hatiku. Keanehan pun kembali terjadi ketika pada pukul 17.00 dilakukan cek laborat. Hasilnya tak ada satu jenis penyakitpun yang diketemukan. Bahkan internis yang memeriksanyapun jadi tergugu.
“Ini adala kekuasan Allah Yang Maha dari segala Maha!” Katanya.
Alhamdulillah, akhirnya Dhany pun tak jadi dioperasi. Hikmah yang dapat kupetik dari peristiwa ini adalah, jangan sekah-kali berputus asa. Ingat, Allah menurunkan segala penyakit beserta dengan obatnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)