Kisah Mistis: KERIS PUSAKA PEMBAWA PETAKA
GARA-GARA MENEMUKAN SEBILAH KERIS DENGAN ORNAMEN ULAR COBRA, KEHIDUPANNYA DILIPUTI DENGAN BERBAGAI PERISTIWA MISTIS. ADA APA SEBENARNYA DENGAN KERIS ITU…?
KISAH ini dialami oleh Pak Atma Winata, warga Karawang, Jawa Barat. Suatu ketika dan tanpa sengaja, dia menemukan sebilah keris tua dengan luk sembilan dan bermotifkan ular cobra. Pak Atma menemukan keris itu ketika sedang mencangkul pekarangan di belakang rumahnya.
Setelah menemukan keris itu, bukannya keberuntungan yang didapatkan Pak Atma, namun kenyataan gaiblah yang dihadapinya. Ya, berulang kali dia mengalami mimpi yang menyeramkan. Bahkan, yang terjadi kemudian sungguh suatu kenyataan yang teramat mengenaskan. Ya… sebuah petaka dialami bersama keluarganya.
Kisah aneh yang dialami oleh Pak Atma Winata itu kemudian dituturkan secara lengkap oleh Surya Atmajaya, salah seorang anak dari Pak Atma Winata sendiri. Nah, beginilah kisah selengkapnya…:
Baru beberapa hari ini, Pak Atma sekeluarga menempati rumahnya yang baru. Rumah itu berlokasi di sebuah desa yang terletak di daerah Karawang. Sementara, rumah yang lama telah dijualnya.
Pak Atma sengaja mengajak keluarganya pindah ke daerah pedesaan dengan harapan bisa hidup tebih tenang di masa tuanya. Maklum saja, dia memang sudah pensiun dari tempatnya bekerja.
Pagi hari itu, Pak Atma hendak bercocok tanam di pekarangan belakangan rumahnya. Adapun pepohonan yang hendak dia tanam berupa pohon mangga dan umbi-umbian. Alatalat untuk bercocok tanam pun telah lengkap di bawanya, seperti sabit untuk membabat rumput atau semak belukar liar, serta linggis dan cangkul untuk menggali tanah.
Ketika Pak Atma memulai untuk membersihkan rumput liar dengan sabitnya, mendadak di antara semak belukar nampak ada benda yang bergerak-gerak. Setelah semak belukar itu disibakkan, ternyata, benda itu seekor ular cobra yang tengah melingkar.
Suara ular itu mendesis-desis dan lidahnya menjulur ke luar. Pak Atma terkejut bukan kepalang. Dia segera mengambil pacul dan bersiap akan memukul ular cobra itu. Namun, ketika dia hendak memukul si ular, tiba-tiba hewan itu sudah menghilang dari tempatnya.
“Aneh, cepat sekali perginya ular itu!” Pikir Pak Atma.
Setelah dicari ke sana-ke mari tak ada, Pak Atma pun kembali meneruskan pekerjaannya dan melupakan perihal ular itu. Dengan telaten dia membabat rerumputan di hadapannya hingga habis. Aneh, ular itu memang sudah hilang. Beberapa saat Pak Atma kebingungan. Namun, dia segera menetralisir perasaan, dan segera melanjutkan aktivitasnya dengan mencangkuli tanah untuk ditanami beberapa pepohonan.
Baru beberapa meter saja tanah yang dia pacul, kembali terjadi keanehan. Ujung mata paculnya menghantam benda keras sampai memercikkan api. Karena penasaran, Pak Atma coba melihat benda apakah sesungguhnya yang telah terkena mata paculnya.
Benda itu ternyata sebentuk besi. Namun Pak Atma kesulitan untuk mengangkatnya dari tanah. Karena itulah dia lalu mengambil linggis, untuk congkelnya. Setelah bersusah payah, akhirnya benda itu terangkat juga. Betapa terkejutnya Pak Atma, ternyata benda itu berwujud kotak persegi dengan ukuran panjang sekitar 30 Cm.
Dengan dada berdebar-debar dan perasaan hati yang tak menentu, Pak Atma mencoba membuka peti itu dengan perlahan-lahan. Betapa terkejutnya dia sebab di dalam peti itu ternyata terdapat sebuah keris dengan warangka berwarna kuning keemasan.
Dengan tangan agak gemetar, Pak Atma pun coba mengeluarkan keris dari warangkanya. Keterkejutan Pak Atma tambah menjadi-jadi, Di hadapannya terpampang dengan jelas sebuah keris berluk sembilan, dan wilah keris itu bergambarkan seekor ular cobra berwarna kehitaman. Sesaat Pak Atma teringat kembali pertemuannya dengan ular cobra tadi. Sepertinya ada hal yang aneh. Apakah keris dan cobra itu berhubungan satu sama lain?
Perasaan curiga ini akhirnya ditepisnya begitu saja.
“Ah, keris ini sama sekali tak ada hubungannya dengan ular cobra yang aku temukan barusan itu!” Pikirnya.
Setelah puas memandangi keris temuannya, Pak Atma segera menyarungkan kembali keris itu ke warangkanya, dan memasukkan ke dalam peti. Setelah itu, Pak Atma segera masuk rumah dan meninggalkan begitu saja perkerjaannya yang belum selesai.
Sesampainya di rumah, isterinya terheranheran ketika Pak Atma datang dengan membawa sesuatu di tangannya. Sang isteri pun bertanya, “Apa sih yang kau bawa itu, Pak?”
Pak Atma pun menceritakan hal ihwal sehingga dirinya bisa menemukan keris itu. Mendengar cerita itu, isterinya pun berkomentar, “Apa tidak sebaiknya keris itu dipulangkan ke tempat semula atau dibuang jauh-jauh, Pak. Firasat saya mengatakan ada yang tak beres dengan keris itu!”
“Ah, Ibu jangan suka berpikiran buruk. Ini hanya sebuah keris, dan hanya sebuah benda mati. Keris ini akan kujadikan pajangan di ruang tamu. Tentu akan kelihatan antik dan menambah keindahan ruang tamu kita!” Jawab Pak Atma.
Mendengar jawab suaminya, Ibu Elis hanya terdiam mengalah. Setelah dibersihkan, keris itu dipajang di dinding ruang tamu oleh Pak Atma.
Malamnya, ketika isteri dan juga anakanaknya telah tertidur pulas, hanya Pak Atma sendiri yang masih menonton acara televisi di ruang tamu. Setelah malam kian larut, barulah
dia mematikan televisinya, dan bermaksud segera tidur ke kamar. Namun, sebelum pergi melangkah ke kamar, Pak Atma menyempatkan diri untuk memandangi keris temuannya tadi pagi.
Aneh sekali, seperti terhipnotis, lama sekali Pak Atma memandangi keris tersebut. Saat itulah, dalam penglihatan Pak Atma keris itu tiba-tiba berubah wujudnya menjadi ular cobra hitam, dan ular itu lama kelamaan membesar dan mendekati Pak Atma. Karuan saja lelaki menjelang usia 60-an ini terkesima. Tubuhnya gemetaran. Dia bermaksud untuk lari menghindar, namun seluruh persendian terasa lemas.
Pak Atma bahkan tak berdaya ketika ular itu meliliti sekujur tubuhnya. Seketika itu dia hanya bisa berteriak ketakutan, “Tolooong…!?”
Bu Elis, isteri Pak Atma terbangun mendengar teriakan suaminya. Dengan tergopoh-gopoh dia segera menghampiri suaminya yang masih berada di ruang tamu. Di saat yang bersamaan, ular cobar yang amat jelas keberadaannya dalam penglihatan Pak Atma hilang lenyap bagai ditelan bumi.
“Ada apa, Pak?” Tanya Bu Elis demi melihat suaminya yang berdiri dengan tubuh gemetaran.
Pak Atma hanya diam. Nafasnya masih tersengal-sengal. Namun, dia masih sulit untuk bersuara. Lidahnya terasa sangat kelu.
“Ah, Bapak pasti mimpi buruk, ya? Makanya kalau tidur jangan di ruang tamu, dan berdoa dulu kalau mau tidur,” kata Bu Elis seperti memberi nasihat pada anaknya.
Pak Atma yang mulai sadar menjawab dengan terbata-bata, “Tidak, Bu! Rasanya aku tidak bermimpi. Ya, aku melihat dengan jelas ada ular cobra ke luar dari keris itu dan hewan itu mencoba melilit tubuhku!”
Bu Elis merasa heran. Namun, dia segera menetralisir perasaannya, sebab dia tak mau memperuncing persoalan ini.“Ya, sudahlah! Ayc kita masuk ke kamar lanjutkan tidur kita. Besok kita cerita kembali. Jangan lupa berdoa dulu, Pak!” Katanya kemudian.
Pak Atma menuruti saran isterinya. Namun setibanya di kamar, dia tetap saja tak bisa memejamkan matanya karena masih terbayang dalam ingatannya wujud dari ular cobra itu.
Keesokan harinya, Pak Atma mencoba melupakan peristiwa semalam dan menganggap mungkin hal itu hanya halusinasi belaka.
Dan pagi itu, Pak Atma kembali meneruskan pekerjaannya yang terbengkalai, yaitu membersihkan tanah di belakang rumahnya untuk ditanami pepohonan dan umbi-umbian.
Dan pada malam harinya justeru isteri Pak Atma yang mengalami mimpi buruk. Dalam mimpinya, Bu Elis mendapati anak bungsunya yang masih kecil dililit ular cobra besar yang berwarna hitam pekat. Melihat anaknya dililit ular cobra, Bu Elis menjerit ketakutan. Jeritan Bu Elis, tentu saja membangunkan suaminya. Pak Atma pun segera menyadarkan isterinya. Kini Pak Atmalah yang ganti menasihati isterinya agar berdoa dulu sebelum tidur. Namun dalam hati dia memendam rasa aneh perihal mimpi yang diceritakan oleh isterinya. “Mengapa lagi-lagi ular itu?” Tanyanya dengan hati yang gundah.
Bu Elis pun memandangi wajah suaminya seraya berkata, “Pak apa mungkin penyebab mimpiku dan kejadian yang kau alami adalah keris pusaka yang kau temukan di pekarangan belakang rumah kita? Apa tidak sebaiknya keris tu dibuang jauh jauh agar tak ada lagi mimpimimpi buruk seperti yang kita alami.
Pak Atma hanva terdiam, Dalam hati dia agak membenarkan hipotesa isterinya. Namun dia bukanlah seorang yang mudah percaya pada soal-soal yang berbau mistik. Apalagi dalam hatinya dia juga merasa sayang jika keris itu harus dibuang. Di mata Pak Atma, keris itu sangat antik dan jika dijual tentu sangat mahal harganya. “Ya, kenapa tidak aku jual saja keris itu!” Bisik batinnya.
Niat menjual keris itu memang begitu kuat dalam hatinya. Buktinya, pagi harinya Pak Atma sudah bersiap mau mengunjungi beberapa temannya. Menurut perkiraannya, mungkin ada di antara teman-temannya itu yang berminat untuk membeli keris antik tersebut.
Namun keanehan kembali terjadi. Belum sempat Pak Atma menemui teman-temannya untuk menawarkan keris tersebut, anaknya yang paling bungsu mendadak terserang demam. Suhu badannya sangat tinggi.
Karena merasa khawatir, Pak Atma bahkan mengurungkan niatnya untuk pergi.
Bersama sang isteri, Pak Atma segera membawa anaknya berobat ke Puskesmas terdekat. Oleh dokter, anak mereka dinyatakan tidak apa-apa, hanya kelelahan dan disarankan untuk beristirahat. Setelah dokter memberikan obat kepada si sakit, mereka diperbolehkan pulang.
Celakanya, setelah tiga hari hari, penyakit yang diderita anak Pak Atma itu ternyata belum juga hilang. Malahan makin menjadi. Apalagi jika malam tiba, si bungsu berteriak-teriak seperti ketakutan dan menahan rasa sakit yang teramat sangat.
Atas saran para tetangga, Pak Atma akhirnya mendatangkan orang pintar. Para tetangga memang menganggap si bungsu telah diganggu makhluk halus.
Setelah orang pintar yang bernama Mbah Wangsa itu datang, dia langsung membacakan mantera dan doa dengan harapan makhluk halus yang mengganggu si bungsu minggat dan tidak lagi mengganggu.
Harapan tinggal harapan. Mantera dan doa yang dirapal oleh Mbah Wangsa ternyata tak berpengaruh terhadap siluman Ular Cobra itu, Mbah Wangsa pun menyerah dan mengataka tak sanggup menghadapi siluman ular cobra penghuni keris tua itu.
Malam harinya, ketika semua penghuni rumah tertidur, Pak Atma kembali mimpi ditemui ular cobra penghuni keris tua itu. Dalam mimpinya itu, ular itu menatap penuh amarah kepada Pak Atma. Dalam keadaan marah, kepala ular itu berubah wujud menjadi wajah seorang kakek berjenggot.
Kakek itu berkata dengan nada marah kepada Pak Atma, “Atma! Kau kurang ajar sekali karena mengganggu peristirahatanku, tapi kali ini kau kumaafkan yang penting kau memulangkan aku beserta petinya. Dan ingat! Aku tak mau lagi tinggal di belakang rumahmu. Kau harus memulangkanku dengan cara melemparkan peti yang berisi keris itu ke pantai selatan di Pelabuhan Ratu. Ingat, Atma! Harus esok hari jangan ditunda, atau penyakit anakmu bertambah parah!”
Atma hanya mengangguk disertai rasa takut. Keesokan harinya, setelah berpamitan kepada isterinya, dia segera pergi menuju Pelabuhan Ratu. Singkat cerita setelah sampai di sana, dia pun segera melempar jauh-jauh peti tua berisi keris pusaka itu.
Setelah membuang peti itu, ada semacam perasaan lega di hatinya. Anehnya, ketika sampai di rumah, dia pun mendapat cerita dari isterinya, bahwa anak bungsu mereka secara tiba-tiba turun panasnya dan langsung sembuh.
Pak Atma bahagia dan terharu dan merasa bersyukur atas kesembuhan anaknya. Sejak itu Pula tak ada lagi mimpi buruk bagi keluarganya Mungkin derita yang selama ini dialami akibat ulah ular cobra penghuni keris tua yang merasa marah karena peristirahatannya terganggu oleh Pak Atma. Dan setelah dipulangkan ke kerajaan laut selatan, makhluk itu merasa nyaman dan aku mengganggu kehidupan keluarga Pak Atma lagi? Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)