Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: JANJI BANGSA KHODAMIYAH

Kisah Mistis: JANJI BANGSA KHODAMIYAH

SEPERTI APAKAH JANJI BANGSA KHODAMIYAH ITU? BENARKAH MEREKA BERSEMAYAM DI DALAM BENDA-BENDA MUSTIKA DARI MASA LALU…?

 

SEBUAH pernyataan yang disampaikan oleh Rahmat, membuat calon Bupati di suatu daerah Jawa Barat, yang datang kepadanya, selalu harap harap cemas. Pasalnya, calon Bupati yang belum ditetapkan secara resmi oleh peraturan pemerintah ini sangat antusias sekali untuk bisa menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di daerahnya, sehingga dia dengan sangat ambisinya mengharapkan akan segala daya supranatural yang dimiliki oleh Rahmat. Rahmat sendiri adalah seorang yang memiliki trah keturunan dengan seorang waliyullah, yakni Syekh Soleh Cibogo Bendakerep.

 

“Bapak tenang saja. Dengan wasilah Mustika Keong Sakti Mangku Negara, Insya Allah, 90% Anda yang akan terpilih menjadi orang nomor satu. Mungkin seperti itulah janji yang diucapkan oleh Rahmat, yang kemudian membuat sang calon Bupati selalu berharapharap cemas, antara percaya dan tidak.

 

Pada hari yang lain, calon Bupati ini mendatangi kembali rumah Rahmat. Dia sepertinya butuh bukti tentang mustika yang kini dipinjamkan padanya. Ya, secara akal sehat tentunya benar juga apa yang dikatakan oleh calon Bupati tadi, bahwa setiap ucapan yang bersifat antusias dan janji harus punya dasar yang kuat sebagai pembuktiannya, apalagi ini menyangkut tentang pergaiban.

 

Ditantang seperti ini, Rahmat bukannya berdiam diri, dia malah berkomentar lebih luas lagi tentang kesaktian yang dimiliki oleh mustika miliknya.

 

“Sejak dulu mustika ini dipegang oleh Abah (yang dimaksud adalah kakeknya, Syekh Soleh-Pen). Beliau mewariskan kepadaku dan sejak itu pula aku jauh lebih paham tentang siapa penunggu dari mustika yang sekarang sedang kau pegang. Khodam Pangeran Mangku Negara yang menjadi penunggunya pernah beberapa kali bicara padaku, bahwa siapapun yang memegangku (mustika) sembari setiap saat menghadiahkanku dengan surat Al Fatihah, maka demi Allah aku sendiri yang mengusulkan kepadaNya tentang apa yang menjadi keinginanmu.” Demikian statemen Rahmat.

 

“Bila kau kurang puas carilah orang pintar untuk membuktikannya,” tantang Rahmat pula.

 

Nah, statemen inilah yang rupanya selama ini sangat diharapkan oleh sang calon Bupati. Dia sebenarnya ingin sekali membuktikan kebenaran dari mustika milik Rahmat yang kini dipegangnya lewat pembuktian dari orang pintar lain. Dia sekadar ingin memastikan keaslian dan kesaktian yang dimiliki oleh mustika yang kini sedang menjadi andalannya itu.

 

Singkat cerita, rupanya sang calon Bupati ini penggemar website kesayangan kita ini. Dengan ditemani dua rekannya dia datang ke padepokan penulis di Cirebon, dan menceritakan duduk persoalan yang sedang dihadapinya. Terutama, sang calon Bupati ingin sekali membuktikan kebenaran dari mustika keong sakti yang sekarang ada di tangannya.

 

Setelah tahu dari inti permasalahan sebenarnya, Misteri hanya bisa menyarankan kepada calon Bupati ini bahwa segala sesuatu yang diyakininya tidak selayaknya di perpanjang, terutama dengan harus adanya pembuktian dan sebagainya.

 

“Cukup kita hanya meyakininya saja, apabila kita yakin tentu Allah akan mengabulkannya!” kata penulis.

 

Namun calon Bupati ini sepertinya kurang bisa memahami arti dari tatakrama supranatural yang sebenarnya. Sebagai bukti, dia tetap bersikukuh meminta penulis untuk mencarikan orang yang bisa membuktikan kebenaran dari mustika tersebut.

 

Dengan sedikit kesal, akhirnya penulis sarankan padanya untuk menemui Abah Madi, seorang tokoh kebatinan yang biasanya suka tirakat di suatu tempat bernama Pesarean Bakung Indramyu. Mengapa penulis memilih tokoh ini? Karena yang penulis ketahui, Abah Madi-lah salah satu orang yang bisa membuktikan suatu kegaiban agar menjadi sebuah kenyataan.

 

Lagi-lagi sang calon Bupati menjengkelkanku. Bukannya dia berterima kasih karena sebab sudah penulis beri nama dan alamat yang bisa membuktikan seputar dunia gaib, malah penulis dimintanya mengantarkan mereka hingga sampai tempat yang dimaksud.

 

Dengan rasa dongkol akhirnya penulis mengantarkan mereka bertiga sampai tempat tujuan. Walhasil, Abah Madi, yang biasanya suka ngerayana dan jarang berada di satu tempat, hari itu ternyata ada di sana dan menyambut kami dengan senyum ceria.

 

Sambil menanyakan kabar diriku, karena enam bulan baru bertemu kembali, kami sampai lupa dengan kedatangan calon Bupati yang penulis bawa serta. Baru penulis tersadar saat calon Bupati ini menyela pembicaraan kami dan mengungkapkan apa yang menjadi tujuannya.

 

Namun, sebelum calon Bupati ini membedarkan tujuannya lebih luas, rupanya Abah Madi sudah lebih dulu tahu maksud dan tujuan mereka, “Bila kamu ingin membuktikan keaslian dari mustika yang ingin kau perlihatkan, bawalah kemari yang punyanya, karena bagaimanapun juga mustika yang kau bawa kemari tentunya mempunyai tuan pemilik,” kata orang tua ini.

 

Mungkin, antara kaget dan bercampur kagum atas kewaskitaan Abah Madi, yang sudah tahu duluan akan maksud serta kedatangan sang calon Bupati, sehingga dia pun langsung menyuruh salah seorang asistennya untuk menjemput Rahmat, selaku pemilik Mustika Keong Sakti Mangku Negara.

 

Dalam hati penulis hanya berkata, “Ini orang tidak tahu akan tatakrama, dia hanya mementingkan dirinya sendiri.”

 

Selang dua jam lebih kami menunggu, tepatnya menjelang maghrib, suruhan dari calon Bupati ini datang kembali sambil membawa seseorang. Ya, mungkin inilah yang namanya Rahmat, selaku pemilik Mustika Keong Sakti Mangku Negara. Dan setelah semua yang hadir bersalaman menyambutnya, Abah Madi selaku tuan rumah menyuruh kami semua sholat berjamaah terlebih dahulu karena waktu maghrib sebentar lagi akan menginjak Isya’.

 

Seusai sholat Abah Madi langsung berkumpul dan berbincang meneruskan pembicaraan tadi. Namun kali ini beliau lebih fokus berbicara pribadi dengan saudara Rahmat, yang barusan datang ke tempatnya.

 

Abah Madi banyak menanyakan seputar mustika apa saja yang dimiliki oleh Rahmat, dan Rahmat sendiri tanpa tedeng aling-aling menceritakan semua yang dimilikinya, terutama yang kala itu sengaja dia membawanya yaitu berupa mustika pemberian sang kakek, Syekh Soleh. Namanya Mustika Jaya Lelana dan Mustika Jodoh Merah Delima Putih.

 

Penulis dibuat sangat terkagum dengan kisah beberapa mustika yang dimiliki Rahmat, dan secara singkat penulis sudah menangkap arah cerita yang dimaksud. Seperti Mustika Jaya Lelana, misalnya, mustika ini hasil tirakat Abah Soleh semasa hidupnya di salah satu areal gunung Ciremai. Selama tiga tahun lebih lamanya dan sebagai hadiah atas keikhlasannya ini Pangeran Jaya Lelana, menghadiahkannya sebuah mustika yang bisa mewujudkan apa yang dia inginkan.

 

Sedangkan Mustika Merah Delima Putih, Mbah Soleh dapatkan waktu sedang menunaikan ibadah haji. Kala itu Abah Soleh sedang Thowaf memutari Ka’bah. Tiba-tiba kakinya selalu menendang buah delima yang entah datangnya dari mana. Dan setelah usai dari Thowaf, buah tersebut lalu diambilnya. Ternyata saat buah tadi dibelah, di dalamnya ada empat biji yang sudah menjadi batu.

 

Mbah Soleh baru tahu setelah malam harinya bermimpi bahwa batu ini pernah dipegang oleh Nyimas Ayu Pakungwati, salah seorang istri sunan Gunung Jati, semasa hidupnya.

 

Kembali ke cerita di atas. Dengan melihat Abah Madi sepertinya kurang memperdulikan diri si calon Bupati, sebab kala itu Abah terus berbincang dengan Rahmat, maka sepertinya si calon Bupati ini agak kurang berkenan. Dia pun banyak menyela seputar perbincangan kedua orang ini dengan pertanyaan yang menjurus ke pembuktian Mustika Keong, sehingga karena kesal secara spontanitas Abah Madi dengan nada agak keras berkata padanya, “Mana mustika yang ingin kau buktikan itu?”

 

Mendengar ini si calon Bupati menyerahkan mustikanya.

 

“Boleh aku pinjam semua mustikamu tadi?” pinta Abah Madi sambil menolehkan mukanya pada saudara Rahmat, sembari tersenyum.

 

Setelah semua mustika terkumpul, Abah Madi menyuruh kami semua mengambil Al Qur’an yang banyak tersusun rapi diatas jendela rumahnya. Abah juga menyarankan agar semua yang hadir secara berjamaah membaca surat Al Jin. Lalu Abah sendiri secara lirih memulai dengan bertawassul yang ditujukan ke beberapa nama Nabi dan Waliyulloh, dan yang terakhir Abah khususkan kepada ahli penunggu mustika yang sekarang ada di tangannya.

 

Dengan isyaratnya, kami semua mulai membaca surat Al-Jin, sesuai dengan apa yang diperintahkannya dengan bilangan 7 kali banyaknya. Namun baru separuh perjalanan, mendadak kami semua dikejutkan oleh padamnya seluruh lampu hingga pembacaan Al Qur’an dihentikan karena gelap gulita. Dan sebelum salah satu dari kami beranjak untuk mencari lampu cadangan, tiba-tiba ruangan tempat kami berkumpul seperti roboh akibat suara halilintar yang sangat terasa sekali masuk ke dalam ruangan tersebut.

 

Belum lagi rasa terkejut akibat suara halilintar tadi hilang, sebuah sinar terang yang berasal dari atas atap membelalakkan mata kami semua. Ya, sebuah fenomena langka kini sedang kami hadapi. Tidak ada yang tidak terkejut dengan kenyataan ini, kecuali Abah Madi yang kulihat tetap penuh dengan wajah ketenangan.

 

Bagaimana kami semua tidak terkejut, secara mata telanjang, kami semua disuguhkan oleh hal yang tidak masuk akal. Ruangan yang kami tempati telah berubah menjadi sebuah kaputren istana berukir pahatan kayu jati, dan di situ telah hadir sosok yang sangat gagah dengan mahkota kebesaran di kepalanya, serta dikawal oleh tujuh prajurit berbadan tegap.

 

“Wahai manusia dzolim jangan harap kau menjadi penerusku, tiada seorang pemimpin berhati culas dan jauh dari akidah, sesungguhnya kau diciptakan bukan menjadi seorang pemangku melainkan penadah janji yang suatu hari akan terbebani oleh manusiamanusia yang mengejarmu karena merasa dirugikan,” terang sosok gaib yang menjadi pemimpin tersebut.

 

Lalu, setelah itu tiba-tiba lampu ruangan menyala kembali dan ternyata semua sosok gaib yang barusan berkata tadi telah raib entah ke mana.

 

“Sudahkah Anda puas dengan pembuktian tadi?” tanya Abah Madi sambil matanya menatap tajam pada sang calon Bupati.

 

Sang calon Bupati pucat wajahnya. “Maaf, Mbah, tadi mana mustika keongnya?” dia menimpali.

 

“Rahmat, Abah mohon maaf karena semua mustikamu sementara raib dan dibawa oleh yang punya. Nanti bila sudah ada kabar akan saya titipkan semua mustika tadi pada saudaraku, (sambil menunjukku) untuk diserahkan kembali kepadamu!” kata Abah Madi lagi.

 

Entah karena faktor malu atau yang lainnya, sang calon Bupati tadi langsung minta ijin pulang kepada Abah Madi, tanpa memintaku dan Rahmat untuk pulang bersamanya.

 

Sejak kejadian ini, tiga minggu kemudian Abah Madi datang membawa semua mustika milik Rahmat. Dan atas ijinnya pula, Alhamdulillah semua mustika ini boleh saya publikasikan seperti yang Anda lihat pada halaman ini.

 

Semoga dengan kejadian seperti ini ada suatu pembelajaran bagi kita semua untuk saling memahami akan segala keluasan, tatakrama, ketulusan dan akidah yang selalu kita jaga. Kami selaku penulis mohon maaf, bukari kami membeberkan suatu aib dari salah satu calon pemimpin masyarakat luas, namun semua ini adalah sekadar wacana bagi orang-orang yang sangat berambisi akan tahta tapi bukan tipe pemimpin yang kita kehendaki. Saya yakin, Allah akan memilih lewat kodratNya, bahwa semua pemimpin yang ada di negara kita hendaknya adil, arif dan terdiri dari orang-orang yang menjadi pilihanNya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Panggonan Wingit: RATU SILUMAN BUKIT CILARANGAN

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: HANTU GADIS KORBAN GANTUNG DIRI

Kyai Pamungkas

Panggonan Wingit: PENEMUAN PUING CANDI DI RANCAEKEK, BANDUNG

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!