Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: FIRASAT YANG JADI NYATA

Kisah Mistis: FIRASAT YANG JADI NYATA

REY MEMAKSA AYAHNYA UNTUK MEMBATALKAN PERGI KE SORONG. TERNYATA PESAWAT YANG SEHARUSNYA MEMBAWA AYAH REY JATUH DI PERAIRAN SORONG…

 

TERUS TERANG, awalnya aku ragu dengan kisah yang diceritakan kawanku ini. Sebab banyak hal yang menurutku tidak bisa diterima dengan akal sehat. Tapi setelah aku mendengar dari kawan-kawanku yang lain dan menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri, aku baru yakin ternyata apa yang dikisahkannya tentang anak indigo ini benar adanya.

 

Secara umum indigo bisa diartikan indera keenam atau six sense. Kemampuan seperti ini biasanya dimiliki orang bukan dari hasil belajar tapi sudah ada sejak lahir dengan sebutan bakat. Pada kebanyakan orang, mereka tidak menyadari memiliki kemampuan lebih ini. Sebab pada tingkatan ini indigo tidak dapat diprogram untuk sebuah keperluan. Namun jika seseorang menyadari memiliki bakat seperti ini lalu diasah maka kemampuan itu akan berlipat dan bisa diaplikasikan.

 

Kawanku ini namanya Rendy atau Aa (Abang-Red.) karena dia orang Sunda kelahiran Bogor. Rey, demikian aku memanggilnya, terlahir dari keluarga yang cukup sejahtera, ayahnya karyawan BUMN bagian keuangan yang cukup mapan. Karena tuntutan tugas ayahnya sering kali harus pergi keluar kota.

 

Makanya sejak kecil Rey sering kali harus berjauhan dengan ayahnya untuk waktu yang cukup lama. Hal inilah yang menyebabkan Rey menjadi seorang anak indigo, anak yang memiliki kemampuan di luar nalar.

 

Sejak kecil Rey memang sering diajak ayah dan ibunya untuk mendatangi para Kyai. Orang tua Rey adalah pemeluk agama Islam yang taat, mereka banyak belajar ilmu agama dari berbagai guru. Sedangkan kakek Rey sendiri adalah seorang ulama besar yang cukup dihormati di kala itu. Setiap ada kesempatan berkunjung ke orang pintar itu, Rey selalu menyempatkan diri untuk belajar ilmu agama dan meminta ilmu karomah.

 

Banyak peristiwa aneh yang dialami Rey sejak ia masih kecil, terutama ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Peristiwaperistiwa itu selalu terkait dan dikait-kaitkan orang dengan hal-hal mistik. Namun hanya beberapa peristiwa saja yang masih diingatnya dengan baik, seperti yang dikisahkannya ketika ia masih duduk dibangku SMP. Kala itu Rey masih berusia 12 tahun, ia mendeita penyakit amandel yang mengharuskannya dioperasi dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. Sudah satu minggu Rey dirawat, tibatiba ayahnya, H. Sukarna Paripoerna, mendapat tugas ke Sorong, Irian Jaya.

 

Sebenarnya Rey Sudah terbiasa ketika mendengar ayahnya harus tugas di luar kota untuk waktu lama. la akan tinggal bersama ibu dan kakak-kakaknya. Namun entah kenapa hari itu Rey tak mau ditinggalkan ayahnya, ia bersikeras memaksa ayahnya untuk tidak pergi. Padahal pihak perusahaan sudah membelikan tiket pesawat untuk dua orang termasuk teman ayahnya. Mungkin karena Rey sedang sakit dan sering ditinggalkan, kali ini ia minta perhatian lebih dari ayahnya, begitu pikir ayahnya kala itu. Maka sore itu H. Sukarna membatalkan pemberangkatannya dan hanya temannya saja yang berangkat ke Sorong.

 

Esok harinya tersiar kabar sebuah pesawat terbang jatuh di laut tak jauh dari Bandara Sorong. Pesawat yang take off dari Bandara Soekarno Hatta ini adalah pesawat yang seharusnya ditumpangi H. Sukarna. Dalam berita di beberapa media masa tercatat peristiwa jatuhnya pesawat maskapai penerbangan swasta itu adalah yang terparah di Irian Jaya kala itu. Tak seorangpun penumpang atau awak pesawat yang selamat. “Jika saja Rey tidak melarang ayahnya berangkat mungkin ia akan jadi salah satu korban jatuhnya pesawat itu,” kata Ari Jinjin yang menuturkan kisah ini.

 

Beberapa hari kemudian, kondisi Rey berangsur sembuh, tapi ia masih tergolek di atas ranjang RSPP sampai kondisi fisiknya benar-benar sehat. Sesekali Rey mencoba bangun, menggerakan kakinya berjalan-jalan di daiam kamar sambil melongok ke jendela. Tapi kemudian ia berbaring lagi karena badannya terasa lemas. Sungguh tempat yang membosankan. Tapi menurut dokter, Rey besok pagi boleh pulang dan harus istirahat di rumah. Yah, ini adalah kabar yang paling menyenangkan.

 

Malam itu adalah malam terakhir Rey di rumah sakit. Tapi entah kenapa ia sulit memejamkan mata, padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 lewat. Mungkin karena tak sabar lagi ingin pulang, ingatannya terus menerawang ke rumah. Tepat pukul 11, Rey yang belum juga tidur menoleh ke jendela kamar. Samar-samar ia melihat sesosok wanita misterius dibalik jendela itu. Seperti bayangan, wanita itu menyeringai, memperlihatkan gigi jeleknya.

 

Rey tentu saja merasa takut. Tapi mulutnya seperti terkunci, tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. Kaki dan tangannya tak sanggup lagi digerakkan. Bahkan kepalanya pun tak bisa ia palingkan untuk menghindari pemandangan yang mengerikan di depan matanya. Hantu wanita berbaju putih itu nampak jelas melayang-layang di balik jendela, di luar koridor kamar. Sesekali ia kembali menyeringai mengerikan. Bola matanya hitam, rambut tergerai dengan kulit wajah yang pucat pasi.

 

Beruntung Rey cepat menguasai kembali kesadarannya, matanya ia pejamkan sekuatkuatnya. Perlahan tangannya berhasil digerakan dan menggapai pundak ibunya yang berbaring di lantai di samping tempat tidurnya. Sayang begitu ibunya bangun dan mendapati Rey dalam keadaan shock hantu itu telah hilang. Meski mata Rey menyapu seluruh ruangan, hantu itu tak lagi ditemukan. Namun ada hikmah yang dapat diambil dari pengalaman ini, ternyata Rey tidak takut hantu lagi. Ia tahu bagaimana mengendalikan dan menghadapi rasa takut itu.

 

Menginjak dewasa, Rey si anak indigo ini mulai menyadari kemampuan tersembunyi yang ada dalam dirinya. Ia mulai sering bolak balik ke rumah para kyai untuk mengetahui misteri apa yang tersembunyi dalam dirinya. Bahkan setelah tulus SMA Rey sempat memilih sebuah pondok pesantren di Pandeglang untuk mendalami ilmu agama dari Mama Ajengan yang sudah masyhur. Di sana ia mempelajari banyak hal, namun Rey lebih mengkhususkan pada rasa penasarannya akan ilmu karomah.

 

Hingga tiba suatu malam, aku tengah duduk di teras belakang rumah Rey di Sindang Barana, Bogor. Aku memang sering berkunjung Ke rumahnya, bahkan menginap hingga beharihari. Rumah dua lantai milik orang tuanya ini cukup besar, halamannya yang mengelilingi rumah itu pun masih cukup luas. Sambil ngopi aku pandangi langit hitam yang bersih tanpa terhalang awan. Bintang-bintang bertabur seperti mutiara di atas karpet.

 

Dari kamarnya Rey keluar, menghampiriku lalu kami ngobrol ngalor ngidul. Di sinilah Rey menceritakan bagaimana pengalamanpengalaman anehnya itu yang sempat tak kupercayai tadi. Sejenak ia menengadah ke langit, seperti juga aku, dia terkagum melihat Ciptaan Tuhan yang begitu indah. Bintangbintang berkedip seperti mengajak kami bicara. Segumpal awah putih nampak melintas ditiup angin malam. Indah sekali, seperti selendang putih yang melayang-layang.

 

“Lihat bintang-bintang itu, kamu percaya kalau di sana ada malaikat sedang bercanda?” Tanya Rey tiba-tiba.

 

Tentu saja aku sulit menjawabnya. Tak pernah kudengar hal seperti ini sebelumnya. Tapi mungkin itu pertanyaan yang tak perlu kujawab, toh Rey sekedar iseng dengan pertanyaannya. Akupun hanya tersenyum sambil menoleh padanya.

 

“Kamu pernah melihat bintang jatuh, Ri?” Tanyanya Rey lagi.

 

“Belum pernah, jawabku.

 

“Coba perhatikan bintang yang di sebelah sana,” Rey kemudian menunjuk ke satu bintang di sebelah kanan.

 

Benda langit itu nampak lebih terang dari yang lainnya, tapi kadang meredup seperti tertutup awan. Aku tak mengerti apa maksudnya, dia pun tak menerangkan lebih jauh malah pergi ke ruang dalam.

 

Sambil berpikir dan terus menerawang, aku perhatikan bintang itu. Aneh cahayanya makin lama makin besar, terang seperti sebuah senter. Tiba-tiba bintang itu menyeruak, seperti roket yang meninggalkan api di ekornya.

 

Yah itu bintang jatuh atau meteror yang jatuh dan terbakar begitu melintasi atmosfer bumi. Nampak jelas ekornya yang panjang membentuk cahaya seperti bara api dan habis sebelum mencapai bumi.

 

Aku bangkit menghampir Rey, kukatakan padanya bintang itu benar-benar jatuh. Tapi dia tak percaya karena tak melihatnya. “Aku cuma iseng ngomong bintang jatuh, tutur Rey.

 

Yah begitulah, sebenarnya banyak sekali pengalaman-pengalaman nyata yang dialami Rey, tapi tak bisa kuceritakan semua di sini. Seperti gempa-gempa yang kerap terjadi di daerah Bogor dan sekitarnya, 5 atau 10 menit sebelum kejadian Rey pasti akan bicara.. Namun di atas semua itu kita harus yakin bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan.

 

Kisah ini diceritakan oleh Ari Jinyin di Bogor kepada penulis. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: PESAN GAIB PRABU SILIWANGI

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Istri Korban Santet

Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: JUAL SATE BULUS, DI PASAR SILUMAN (1)

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!