Kisah Kyai Pamungkas: PARA PEMBURU PESUGIHAN DI BALI
HIMPITAN EKONOMI BISA MEMBUAT ORANG JADI NEKAT. BUKTINYA, DI BALI, BANYAK ORANG YANG MENGAKU PERNAH MEMBURU PESUGIHAN. BAGAIMANAKAH KISAH MEREKA? BERIKUT INI BEBERAPA KESAKSIAN DARI PARA PELAKU….
Siapa tak ingin hidup kaya, banyak uang tanpa harus kerja keras. Apalagi di zaman serba susah seperti sekarang ini. Tak heran bila beberapa cara yang di lalui, termasuk lewat jalur pesugihan…
Pangalaman gaib dialami oleh Putu dan Jro Dasaran, pemilik Bank yang karena bangkrut sengaja mencari pesugihan dengan berbagai cara namun tak berhasil. Berikut ini kesaksian mereka selengkapnya:
Luh Bulan:
CARI PENGELARIS TAK DISADARI BISA NGELEYAK
Jalan sesat ini dilakukan oleh Luh Bulan. Dia meminta kepada Dukun, agar Warung Kopinya laris. Kebetulan gadis ini menjelang remaja, maka diberikanlah sarana berupa ikat pinggang yang harus dipakai, dan setiap lima belas hari Kajeng Kliwon harus mengadakan upacara. Di samping itu, lidahnya dirajah dengan simbul-simbul tertentu.
Setelah prosesi upacara selesai, gadis remaja ini mulai kelihatan tambah cantik, dan suaranya terdengar manis. Bahkan, banyak pemuda naksir dirinya. Dengan demikian usaha jualan kopinya semakin hari semakin ramai. Maka, uangnya pun jadi bertambah banyak.
Sejalan dengan laju sang waktu, beberapa pemuda mau melamarnya. Namun Luh Bulan menolaknya mentah-mentah, sehingga banyak pemuda di desanya yang penasaran.
Sementara itu, Luh Bulan tak menyadari bahwa setiap menjelang petang, dirinya selalu berhasrat keluar malam. Kadang-kadang dia merasa tubuhnya ringan sekali. Ya, dia bisa terbang seringan kapas. Kadang, dia duduk di atap rumah, ataupun berjalan di atas tembok pagar.
Anehnya, apabila ada orang yang dikenalnya lewat di hadapannya, Lu Bulan selalu berusaha menyapanya. Namun orang itu seperti tak mendengar sapaannya. Bahkan saat melihat dirinya, orang itu malah ngacir. Apa yang terjadi, ternyata dalam penglihatan orang itu Luh Bulan adalah seekor kera yang sedang menyeringai.
Gunjingan masyarakat pun mulai terdengar. Kasak-kusuk yang kian santer itu menyebutkan bahwa di sekitar rumah Luh Bulan sering terlihat ada seekor kera. Namun, orang-orang memang tak berani membicarakan hal ini di depan Luh Bulan. Mungkin mereka takut menyinggung perasaannya, dan nantinya bakal ada pembalasan dari gadis ini.
Luh Bulan juga tidak menyadari bahwa apabila ada anak kecil masih digendong ibunya, kemudian dipegangnya, kemudian, malamnya anak itu akan terserang panas dingin. Bahkan ada yang sampai meninggal.
Hingga sekarang orang masih mencurigai Luh Bulan. Mereka, menganggap dirinya bisa ngeleyak. Itu salah satu akibat dari mencari pesugihan. Meski awalnya berupa penglaris, namun belakangan ilmu itu sepertinya berubah menjadi ilmu hitam yang sangat ganas.
“Saya menyesal karena telah terjebak dalam permainan ini. Saya ingin membuang ilmu saya, namun dukun yang dulu merajah lidah saya alamatnya sudah pindah. Sekarang, saya sedang berusaha terus untuk mencarinya,” ungkap Luh Bulan, penuh sesal.
Men Dana:
TETANGGA DIJADIKAN TUYUL DENGAN SARANA DARAH ORANG MENSTRUASI
Kisah yang dilakoni oleh Men Dana ini sempat menjadi gunjingan orang di kampung tempat dia tinggal, Karangasem. Betapa tidak, dia meminta darah menstruasi tetangganya, seorang ibu muda yang baru punya anak satu. Alasannya, darah itu akan dipakai sarana untuk mengobati binatang peliharaannya.
Menurut penuturan sejumlah orang, Men Dana sering terlihat ke tempat salah satu dukun di Klungkung. Dia juga hampir tiap hari keluar rumah hanya membawa sebuah bakul. Entah apa yang dikerjakannya. Namun yang jelas, perkembangan harta Men Dana bertambah dengan cepat. Hal ini bisa dibuktikan dengan perbaikan rumah yang dilakukannya, juga Men Dana dapat membeli tanah dan sawah.
Anehnya, si ibu muda yang tidak disebut namanya itu, belum genap setahun setelah memberikan darah menstruasinya pada Men Dana, dirinya mulai sakit seperti kekurangan darah. Bahkan akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal dia sempat berpesan kepada suaminya, semenjak darah menstruasinya diminta oleh Men Dana, diriny mulai sakit-sakitan. Suaminya curiga bahwa kematian istrinya karena ulah Men Dana. Untuk itu, Men Dana pun dilaporkan kepada Kelian Banjar Adatnya. Namun karena susah untuk membuktikan kesalahannya, maka, Men Dana pun aman-aman saja.
Namun gunjingan masyarakat tetap mencurigai Men Dana telah bersekutu dengan iblis. Herannya, di tengah-tengah pergunjingan masyarakat tersebut, tiga orang anak Men Dana yang semuanya laki-laki, masing-masing dibelikan rumah di Denpasar.
Ada sebuah kisah yang tak kalah aneh, begitu selesai mengadakan selamatan di salah satu rumah yang ditempati oleh anak Men Dana yang nomor dua, terjadi peritiwa yang mengerikan. Anaknya mendadak meninggal karena kecelakaan di Jalan By Pass. Peristiwa ini menambah lagi gunjingan bahwa tahun kedua dia harus mengorbankan tumbal. Tak tanggungtanggung, anaknya sendiri yang dikorbankan.
“Saya menyesal. Tapi saya tidak bisa berhenti dari kesesatan ini” cetus Men Dana dengan wajah tertunduk.
Pengakuan Pengusaha:
KAYA LEWAT TUMBAL ANAK
Cerita miring ini beredar santer di masyarakat salah satu kota di Bali. Disebutkan, ada keganjilan pada diri pengusaha kaya raya yang punya usaha angkutan mobil, usaha perbengkelan dan lain sebagainya. Kabarnya, dia punya sebuah mobil mewah yang diparkir di dalam kamar khusus, dan pada jam-jam tertentu mobil itu bisa berbunyi dengan sendirinya.
Untuk membuktikan cerita ini, seorang teman penulis yang kebetulan dekat dengan si pengusaha pernah mengadakan investigasi langsung ke rumahnya. Teman penulis ini kebetulan berprofesi sebagai tukang pijat. Dan karena tuna netra, maka, apa yang dilakukannya tidak menimbulkan kecurigaan.
Suatu hari, sesuai dengan janji lewat telepon maka rekan penulis pun datang ke rumah pengusaha itu. Bahkan dia diperkenankan menginap semalam. Dan apa yang dialami sang teman?
Karena dia tak bisa melihat, tentunya dia hanya bisa merasakan dengan kepekaan batinnya. Dia menyebutkan hampir sepanjang malam hidungnya mencium bau aroma menyan. Si pengusaha juga bercerita padanya, katanya dulu hidupnya sangat miskin. Apapun usaha yang dikerjakannya tak pernah berhasil, bahkan selalu rugi. Akibatnya, utangnya menumpuk dan dia tak bisa membayarnya.
Untuk menghindar dari orang-orang menagih utang, maka dia pun pergi ke suatu tempat keramat. Dia tinggalkan anak lakilakinya yang semata wayang bersama istrinya.
Setelah tiba di tempat keramat dimaksud, atas petunjuk seorang temannya, dia melakukan ritual di salah satu bukit yang ada di sana. Persisnya di dalam sebuah goa.
Setelah semua prosesinya dijalaninya, berdasarkan petunjuk juru kunci tempat keramat, dia diharuskan mempunyai satu kamar yang tak boleh siapapun memasukinya. Dari kamar itulah, uang terus mengalir saban malam. Namun tepat satu tahun setelah ngalap berkah di goa tersebut, anak laki-lakinya yang semata wayang itu meninggal. Tapi, si pengusaha hanya sesaat saja merasakan kesedihan, sebab setelah anaknya meninggal datangnya yang makin berlipat ganda.
Memang, kadang kala dia merasa sedih, ketika samar-samar telinganya seperti mendengar suara anaknya yang menangis, atau mengerang kesakitan. Tapi setelah dia Photo Surya Prak membayangkan bagaimana sakit hatinya ketika dia didatangi para debt collector, maka, kesedihan itu sepertinya hilang dengan perlahan.
Anehnya, si anak sepertinya tetap hidup. Konon, dia kerap merengek minta dibelikan baju baru, atau mobil, Oleh karena itu, maka, sebuah mobil mewah pun ditaruhnya di kaman khusus. Anehnya, tiap jam-jam tertentu mobil itu hidup dengan sendirinya. Kira-kira satu jam setelah hidup, mesin mobil mati lagi dengan sendirinya.
Tiap hari isterinya juga menyiapkan makanan, seperti layaknya ketika si anak masih hidup. Demikian seterusnya, kekayaan si pengusaha makin bertambah tiap tahunnya. Namun, setiap tahun pula dia harus mengorbankan satu nyawa manusia, Untungnya, karena punya usaha angkutan, maka, dia seolah tak tampak mengorbankan orang lain. Padahal, pengorbanan itu terjadi karena kecelakaan akibat rekayasa dari para makhluk gaib milik si pengusaha.
Pengakuan Jro Dasaran:
HIBAH UANG GAIB ITU MEMANG ADA
Pengakuan ini diceritakan oleh seorang dukun. Jro Dasaran, namanya. Untuk mengatasi problem perekonomian yang dialaminya, dia memohon kepada sesuhunan (Guru Dewa) agar diberi jalan keluar.
Selama ini Jro banyak menerima pemberian benda-benda gaib. Dia berpikir, mengapa tak sekalian mencoba meminta uang saja.
“Ketika permohonan ini saya sampaikan, Guru Dewa memberikan jawaban bahwa malarr nanti ada tanda khusus dj rumah saya,” cerita Jro. N.
Memang benar, tengah malam rumahnya bergetar seperti dilanda gempa. Kemudian datang apa yang disebut Jro Dasaran sebagai perwujudan Guru Dewa yang menyuruh agar dia mempersiapkan segala sesuatunya, berupa banten pemendak, dan kurungan burung dara.
“Begitu sinar mentari sore akan kembali ke peraduannya, prosesi saya lakukan sesuai petunjuk. Saat itu tiba-tiba terdengar suara bebek. Akhirnya saya cari suara itu, dan saya dekati. Ternyata seekor bebek hitam berjambul, jambulnya halus bagaikan kapas. Anehnya, bebek ini menebarkan aroma semerbak, wangi, termasuk juga bau kotorannya,” ceritanya lagi.
Dia kemudian memasukkan bebek itu ke sangkar burung yang telah dipersiapkannya. Hujan mulai turun tak henti-hentinya. Ini diyakini Jro Dasaran sebagai tanda bahwa utusan Betara Wisnu, yang menjelma sebagai seekor bebek sakti telah tiba,
“Saat itu saya mendapat wangsit agar tiga hari kemudian saya datang ke pura terbesar di Bali, dan membawa sesajen.”
“Kebetulan pada hari ketiga, datang saudara saya yang jadi pemangku di Pura Puseh. Akhirnya saya pun pergi ke sana.” Jro Dasaran melanjutkan, entah bagaimana prosesnya, baru mau masuk rumah dan akan mengambilnya, bebek itu bergerak-gerak sesaat, lalu mati. Sesuai dengan petunjuk Guru Dewa, dia disuruh membungkus bangkai bebek dengan kain putih, yang juga berisi kuwangen 3 buah, dan tetap ditaruh di ruang pemujaan.
“Besok paginya saya disuruh melihat di ruang pemujaan, apa bebek itu masih atau hilang. Kalau hilang, harapan untuk mendapatkan uang banyak terwujud.”
“Ternyata besok paginya ketika saya lihat, bebek itu tak ada lagi. Termasuk pembungkus kainnya. Saya bergembira karena nanti uang akan mengalir di kamar pemujaan. Ya, begitu pikir saya. Tapi Guru Dewa berkata, kalau saya akan menerima uang itu tidak di sini, nanti ambil di Padmasana, pelinggih pengayengan pura, di terminal dua pura tertinggi di Bali ini, Tapi harus diusahakan sore hari, semasih sinar matahari menyirami bumi. Nanti setibanya di sana, saya diminta bertanya dalam hati nurani. Itulah petunjuk Guru Dewa. Dan saya lakukan petunjuk itu,” cerita Jro Darasan panjang lebar.
Bagaimana selanjutnya? “Saya berangkat berempat bersama anak dan isteri ke tempat yang dituju. Sebelum sempat melaksanakan upacara apa-apa, anak saya yang tertua berbisik. Lihatlah ke sana! Dia menunjuk ke Padmasana. Waktu itu saya melihat tumpukan uang setinggi kurang-lebih 40 cm. Sama sekali tidak terbungkus kain, tapi masih diikat daun ilalang.”
Kalau uang itu dihitung mungkin lebih dari satu milyar. Tapi ketika saya melihat ke dasar tumpukan uang, di depannya ada kepala kepala bebek hitam berjambul itu. Bersamaan dengan itu anak saya berbisik, Lihatlah di bawah itu gumpalan-gumpalan darah mengental. Saya gemetar, Darah itu sebagai simbol bahwa nanti pasti akan jatuh korban manusia, Entah keluarga atau orang lain. Karena itu akhirnya kami memutuskan pulang,” papar Jro Dasaran dengan wajah menegang.
Karena semua ini dipercayai Jro Darasan sebagai petunjuk Guru Dewa, maka dia tidak Perlu meminta penjelasan lagi.
“Yang jelas hidup ini harus penuh perjuangan. Apapun resikonya sepanjang tidak menambah dosa, tempuhlah. Janganlah manusia mencari kekayaan dengan jalan sesat, apalagi dengan Mengorbankan nyawa baik orang lain, apalagi keluarga sendiri,” cetus Jro Dasaran seolah memberi ceramah.
Pengalaman Pak Tut:
KAWIN DENGAN SEEKOR KERA
Lain lagi ceritra hasil investigasi penulis berikut ini. Nama pelakunya Sebut Bli Tut. Dia berasal dari Kota Negara, tinggal di Denpasar. Dulunya dia punya Bank, Namun ketika terjadi kolaps terhadap banyak Bank di Indonesia, juga di Bali, Pak Tut juga terkena imbasnya. Bahkan, kekayaan Bank miliknya tak bisa lagi membayar tagihan tabungan dari para nasabahnya.
Untuk menghindari tagihan-tagihan dari nasabah, dia sempat tak berani keluar sampai sekian lama. Kalaupun harus keluar rumah, maka dia selalu menyamar. Ya, misalkan saja dengan memakai pakaian petani, atau pakaian adat Bali.
Karena desakan ekonomi yang amat parah, maka muncul dalam pikirannya bagaimana cara mencari uang guna membayar utang kepada para nasabahnya. Dia pun tak berpikir panjang. Mendengar sebelumnya banyak orang bisa kaya dengan punya tuyul, maka dia pun mencoba memburunya,
“Waktu itu kalau harus mengorbankan anak-anak, saya telah siap merelakan seorang anak saya untuk dikorbankan sebagai tumbal” kenang Pak Tut.
Untuk mewujudkan mimpinya, dia jelajahi hampir seluruh dukun di seluruh Bali yang dianggap mampu menyiapkan tuyul. Namun ada sekitar sepuluh orang, tak satupun yang berhasil memberikan tuyul padanya. Bahkan setelah satu tahun pengembaraannya mencari dukun pesugihan di Bali, akhirnya tak satupun yang berhasil. Padahal, biaya sudah banyak dia keluarkan.
Tak puas menjajal dukun Bali, Pak Tut memutuskan pergi ke Jawa. Lebih dari lima belas orang ahli jual tuyul, jin pesugihan, bahkan ke gunung terkenal pun pernah dia jajal. Namun akhinya tak berhasil juga. Bahkan yang paling unik, dia pernah pergi dan tirakat ke sebuah hutan keramat. Sesuai yang ditunjukkan oleh dukun, di tengah malam Jumat Kliwon, pas terang bulan, dia disuruh (maaf) maksudnya berhubungan badan dengan seekor kera besar, sebesar manusia.
“Demi mendapat kekayaan yang saya impikan, hal ini pun saya lakukan walau dengan terpaksa, Namun kenyataannya kekayaan itu tak kunjung datang juga,” aku Pak Tut dengan menyesal.
Akhirnya, Pak Tut berkesimpulan sendiri bahwa semua isu tentang pesugihan itu hanya bohong semata. “Kalau memang ada pesugihan yang ampuh, saya siap mengorbankan anak saya, bahkan saya berani bayar berapapun!” tantananya.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)