Kisah Kyai Pamungkas: ARWAH KORBAN KECELAKAAN
KISAH NYATA INI DIALAMI OLEH SLAMET, SEHARI-HARI DIA BERTUGAS SEBAGAI SUPIR MOBIL PENGANTAR JENAZAH DI SALAH SATU RUMAH SAKIT TERKENAL DI YOGYAKARTA…
Seorang supir ambulance, sudah kerap kali Slamet mengalami hal-hal yang aneh. Kendati sudah setumpuk keanehan dialaminya, namun kisah Slamet yang satu ini mempunyai kesan yang sangat mendalam bagi dirinya. Bagaimanakah kejadiannya? Berikut ini kesaksian Slamet kepada penulis…
Malam itu, ketika sedang beristirahat di dalam mobilnya, tiba-tiba ada seseorang yang membangunkan Slamet. Orang itu meminta tolong Slamet untuk mengantarkan jenazah keluarganya yang baru saja meninggal beberapa saat lalu. Meski kantuk masih berat menggelayuti pelupuk matanya, namun demi tugas, Slamet tetap menyanggupi walau sedikit berat hati.
Dengan dibantu salah seorang pegawai rumah sakit, Slamet mengambil keranda jenazah untuk memasukkan jenazah ke dalam ambulance. Entah mengapa, saat jertazah dimasukkan ke dalam mobil, Slamet merasakan sepertinya ada sesuatu yang aneh dengan mayat itu. Tidak seperti biasanya, ada perasaan takut yang menyelinap di dalam hatinya. Padahal, selama ini dia sudah amat terbiasa dalam mengurus mayat seperti itu.
Setelah jenazah diletakkan sedemikian rupa di dalam kabin ambulance, tengah malam itu, mobil bercat serba putih itu keluar dari rumah sakit. Karena jalanan yang relatif sepi, Slamet mengemudikannya dengan kecepatan sedang. Maklum saja, hati Slamet serasa tak tenang, jantungnya berdebar tak menentu.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sesuai dengan alamat yang diberikan, Slamet memasuki sebuah desa yang jalanannya penuh dengan semak belukar. Suasana desa itu begitu gelap, karena tidak ada penerangan apa pun di sepanjang jalan. Takut terjadi sesuatu, Slamet pun mengurangi kecepatan mobilnya.
Entah mengapa, saat mengemudikan kendaraan dengan perlahan bayangan mengerikan tiba-tiba hinggap dalam kepalanya. Ya, Slamet sempat membayangkan mayat yang ada di mobilnya itu mendadak bangun dan langsung mencekik lehernya. Seketika itu juga bulu kuduknya berdiri meremang,
“Aneh, mengapa aku jadi ketakutan seperti ini. Padahal aku sering mengantar jenazah dan selama ini perasaanku biasa-biasa saja!” Slamet membatin.
Beruntung Slamet bisa dengan segera menemukan rumah yang sesuai dengan alamat yang diterimanya. Sesampainya di tempat tujuan, dia langsung menyerahkan jenazah kepada keluarga korban. Tak beberapa lama, dia segera berpamitan untuk kembali ke rumah sakit.
Slamet merasa lega karena hal menakutkan yang dibayangkannya tidak sungguh-sungguh terjadi. Ambulance yang dikemudikannya pun kembali berjalan dengan perlahan. Dalam perjalanan kali ini, dia tentu tetap berharap agar tak ada sesuatu apapun yang terjadi dengan dirinya.
Belum ada sepuluh menit dia mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah duka, mendadak dia merasakan perasaan ingin membuang air kecil. Karena tak tahan lagi, dia pun segera menghentikan mobil, persisnya di dekat sebuah pohon besar yang berdaun rindang.
Walaupun dalam keadaan gelap, Slamet tetap memaksakan dirinya untuk buang air kecil di bawah pohon itu. Setelah melepaskan hajatnya, dia merasa lega. Tanpa berpikir apapun, dia segera kembali masuk ke dalam mobilnya.
Namun, belum sempat dia menstarter mobil, tiba-tiba keranda yang berada di kabin belakang bergerak-gerak dengan sendirinya. Apa yang terjadi?
Slamet mengucek-ucek matanya. Dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mana mungkin keranda itu bisa hidup?
Walau saat itu merasakan takut yang luar biasa, namun Slamet tetap memberanikan diri untuk menghadapi apa yang terjadi. Dia bahkan berbicara sendiri, seolah perkataannya dia tujukan kepada keranda yang berubah aneh itu. “Wahai makhluk halus, jangan ganggu aku! Kembalilah ke alammu!”
Aneh bin ajaib! Tak lama setelah Slamet berkata demikian, keranda itu tiba-tiba mengeluarkan asap putih. Semula asap itu tipis, namun kemudian berubah kian tebal. Anehnya lagi, lama kelamaan asap tebal itu membentuk sesosok tubuh manusia. Sosok itu amat mirip dengan korban kecelakaan yang mayatnya baru saja diantarkan oleh Slamet kepada keluarganya beberapa saat lalu.
Ketika Slamet masih ternganga dan nyaris pingsan, sosok yang dipenuhi darah itupun berkata, “Slamet jangan takut, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih, karena kau telah mengembalikan tubuhku kepada keluargaku!”
Slamet tergagap dengan tubuh gemetar, “Oh, ja… jadi kamu mayat yang kubawa tadi. Sekarang, pulanglah ke alammu. Aku tak kuasa memandang tubuhmu yang mengerikan itu!”
Keanehan kembali terjadi. Setelah Slamet memohon seperti Itu, sosok itu pun mendadak hilang dari pandangan mata.
Meski sosok mengerikan itu telah hilang, namun Slamet masih merasakan takut yang luar biasa. Seluruh tubuhnya bergetar dan terasa amat lemah. Dia hanya bisa mengatasi rasa takutnya dengan berdoa.
Karena merasa tak mampu untuk mengemudikan mobilnya, dengan terpaksa dia tetap tinggal di belakang stir, dan karena kelelahan akhirnya dia tertidur di sana. Esok paginya, dia baru melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Slamet memarkirkan ambulance itu ke tampatnya. Ketika dia hendak merapikan keranda, dia menemukan sebuah dompet berwarna hitam. Dia berpikir, mungkin dompet itu milik temannya yang terjatuh sewaktu semalam memasukkan jenazah ke dalam ambulancenya.
Sebelum memutuskan pulang ke rumah untuk istirahat, Slamet menyempatkan diri menemui temannya yang membantu membawa mayat ke mobil jenazah tengah malam tadi. Setelah bertemu, Slamet menyerahkan dompet itu. Namun, sang teman malah menolaknya. Dia menyatakan tak merasa telah kehilangan dompet.
Slamet merasa heran. Lalu dompet siapakah itu sesungguhnyai?
Akhirnya, Slamet dan temannya sepakat untuk membuka dompet. Alangkah kagetnya mereka, ternyata dompet itu kepunyaan si mayat. Hal ini diketahui setelah mereka melihat KTP yang terselip di dalam dompet tersebut.
Selain itu, di dompet itu berisi uang 5 juta rupiah! Melihat uang sejumlah ini, teman Slamet yang bernama Ngadiyono, merasa tergiur untuk memilikinya. Dia pun membujuk Slamet agar mau membagi dua uang itu.
Namun Slamet tak mau melakukannya. Bagaimanapun dia harus mengembalikan uang itu kepada keluarga si korban.
“Kalau memang begitu, biar aku yang akan mengembalikannya. Kau kan harus istirahat!” Kata Ngadiyono.
Dengan berat hari, Slamet memberikan uang itu kepada Ngadiyono. “Tapi Ingat, kau harus mengembalikannya!” Desak Slamet.
“Pasti!” Tegas Ngadiyono.
Dalam perjalanan pulang, Slamet agak menyesali keputusannya. Mengapa dia harus menitipkan uang itu kepada Ngadiyono? Padahal, Slamet tahu betul sifat buruk Ngadiyono, yaitu suka main judi. Slamet khawatir uang itu akan digunakan untuk berjudi.
Dugaan Slamet ternyata benar. Uang itu memang digunakan Ngadiyono untuk berjudi pada malam harinya. Setelah beberapa jam berlalu, ketika Ngadiyono sedang asyik-asyiknya bermain judi bersama kawan-kawannya, dia dikejutkan dengan suara tawa yang menyeramkan, Kawan-kawannya segera kabur ketakutan mendengar suara itu.
Ngadiyono yang relatif pemberani karena biasa berkecimpung di kamar mayat, masih terpaku di tempat. Tak tama kemudian, muncullah sesosok manusia yang seluruh tubuhnya di penuhi darah. Orang itu menatap tajam ke arah Ngadiyono yang nyaris jatuh pingsan, lalu berkata, “Hai, Ngadiyono! Kau buat apa uangku itu, cepat kembalikan!”
“Ssssii… siapa kau?” Tanya Ngadiyono. Suaranya nyaris tercekat di tenggorokan karena dia amat ketakutan.
“Akulah pemilik uang itu. Aku korban tabrak lari yang diantarkan Slamet pada malam itu!” Jawab sosok menyeramkan itu.
“Ba… baiklah malam ini juga uang itu akan kuserahkan pada Slamet!”
“Ingat, kau harus tepati janjimu. Kalau tidak… awas kau!” Ancamnya.
Dengan keringat bercucuran karena menahan rasa takut, Ngadiyono segera berlari menuju rumah Slamet yang kebetulan letaknya tidak seberapa jauh dari rumahnya.
Malam itu juga, Ngadiyono segera menyerahkan uang itu kepada Slamet. Dia juga menceritakan pengalaman seramnya kepada sang kawan. Slamet merasa bersyukur karena Ngadiyono mau mengembalikan uang itu, sebab walau bagaimanapun dia juga merasa terganggu dan dibayangi perasaan takut dan bersalah bila uang itu tidak diberikan kepada yang berhak.
Keesokan paginya, Slamet segera menyerahkan uang yang bernilai lima juta rupiah itu kepada keluarga korban. Karuan, keluarga korban pun sangat berterima kasih kepada Slamet karena mau mengembalikan uang itu.
Ketika Slamet berpamitan pulang, dia diberi amplop berisi uang sekadarnya oleh pihak keluarga korban, namun Slamet menolaknya dengan halus dengan alasan dia ikhlas mengembalikan uang itu.
Malam harinya, ketika Slamet sedang tidur, dia bermimpi didatangi sang jenazah korban kecelakaan itu. Dalam mimpinya, orang yang jadi korban tabrak lari itu mengucapkan terima kasih karena Slamet mau mengembalikan dompetnya yang berisi uang tersebut.
Sejak itu, Slamet merasa tenang dan tak diganggu oleh makhluk menyeramkan itu lagi. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)