AKTIFNYA GUNUNG-GUNUNG DI NUSANTARA, PERTANDA MAKIN REDUPNYA KEKUASAAN?
SEORANG PEMIMPIN YANG MELAKUKAN AKTIVITAS YANG INTENSIF UNTUK PENCITRAAN, KESIBUKAN TAK HENTI-HENTINYA, KEGELISAHAN DAN KEKHAWATIRAN TENTANG APAKAH AKAN SUKSES, BAGI ORANG JAWA MERUPAKAN TANDA KELEMAHANNYA. KEKUASAAN YANG SEBENARNYA NAMPAK DALAM KETENANGAN…
Gunung Merapi sudah meletus. Namun, selain Merapi, ternyata masih ada 22 gunung api di Indonesia yang berstatus waspada. Hal ini seperti dikatakan oleh Kepala Badan Geologi R. Sukhyar kepada media, baru-baru ini di Bandung, Jawa Barat.
Menurut Sukhyar, penetapan status normal ke waspada menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas di gunung api tersebut. Namun, bukan berarti semua gunung tersebut akan meletus. Ini berbeda dengan anak Gunung Krakatau yang terus mengeluarkan letusan kecil, meski berstatus waspada. Hal ini terjadi karena karakteristik Krakatau memang demikian adanya. Khusus untuk Krakatau, kata Sukhyar, pihaknya sudah merekomendasikan agar gunung tersebut jangan dulu disinggahi. Bahkan para nelayan juga diimbau untuk tidak mendekat dalam radius satu kilometer dari pantai gunung legendarieg ini. Rentetan peningkatan aktivitas gunung-gunung api, memang menimbulkan penasaran sekaligus kecemasan. Namun, menurut Kasubdit Pengamatan Gunung Api PVMBG, Agus Budiarto, “Sebagai fenomena alami aktivitas itu tak perlu dirisaukan. Biarlah gunung api yang bercerita, kali ini kepada kita.”
Cerita gunung api memang beraneka macam. Bagi petugas PVMBG cerita itu dirangkai lewat alat jejak rekam kegiatan Gunung Berapi. Dari pijakan ilmu yang berbeda, menghasilkan kisah lain yang menarik untuk disimak. Adalah Dr. Franz Mamgnis Suseno Sj, rohaniawan, yang mendapat gelar doktornya di bidang filsafat di Universitas Munchen, tahun 1973, memandang fenomena alam seperti yang terungkap dalam Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa.
Dalam pandangan wong Jowo, Raja (pemimpin) sebagai pemusatan kekuatan kosmis. Pada latar belakang paham kekuasaan itu, raja dapat dimengerti sebagai orang yang memusatkan suatu takaran kekuataan kosmis yang besar dalam dirinya sendiri, sebagai orang yang sakti.
Kasekten raja diukur pada besar kecilnya monopoli kekuasaan yang dipegangnya. Kekuasaannya semakin besar semakin luas wilayah kekuasaannya dan semakin eksklusif segala kekuatan dalam kerajaannya berasal dari padanya.
Dari kekuasaan Raja yang berkuasa akan mengalirkan ketenangan dan kesejahteraan ke daerah sekeliling. Karena kekuasaan yang terpusat sedemikian besar, semua faktor yang bisa mengganggu kehilangan kekuatannya, seakan-akan dikeringkan, daya pengacau dari pihak yang berbahaya seakan dihisap ke dalam Raja.
Kekuasaan Raja juga nampak dalam kesuburan tanah dan apabila tidak terjadi bencana-bencana alam, seperti: banjir, gempa bumi dan letusan gunung berapi. Karena semua peristiwa alam berasal dari kekuatan kosmis yang sama yang dipusatkan dalam diri Raja.
Maka, apabila kekuasaannya betul-betul menyeluruh, maka akan terlepas dari Raja tidak mungkin ada kekuatan-kekuatan, termasuk kekuatan-kekuatan alarm, yang masih bisa bergerak. Oleh karena itu, kekuasaan Raja kentara dalam keteraturan dan kesuburan masyarakat dan alam.
Inilah yang disebut Raja yang adil dan makmur, yang bisa membawa rakyatnya menuju keadaan yang tata tenteram Karta raharja…
Bila masih ada kekacauan (termasuk bencana), kritik, perlawanan, maka dianggap masih ada kekuatan-kekuatan kosmis yang belum dikuasai oleh sang Raja. Dan hal ini berarti bahwa penguasa belum, atau tidak lagi, memiliki kekuatan batin untuk mempersatukan segala kekuatan kosmis dalam dirinya.
Oleh karena itu, bencana alam, wabah penyakit dan kesemrawutan lainnya diartikan sebagai kemunduran kasekten penguasa yang mengkhawatirkan, sebagai penyurutan kemampuannya untuk memusatkan kekuatan-kekuatan adikodrati.
Bagi orang Jawa, peristiwa-peristiwa semacam itu, merupakan tanda bahwa akan ada pergantian kekuasaan. Namun, peristiwa-peristiwa itu juga dapat merupakan, alamat bahwa masyarakat menghadapi suatu masa kekacauan politis, bencana-bencana alam dan gangguan keselarasan kosmis yang oleh orang Jawa disebut sebagai Zaman Edan.
Zaman Edan muncul pada tahap-tahap sejarah tertentu dan baru berakhir apabila seorang Ratu Adil muncul lagi dan mengembalikan keadaan tata tenteram kerta raharja.
Apa yang berlaku bagi semau kekuatan dalam universum Jawa berlaku teristimewa bagi kekuasaan politik. Kekuasaan politik adalah ungkapan realitias numinus. Individu yang berkuasa dianggap sebagai penuh kekuatan batin, dalam arti baik dan buruk.
Kekuasaan politik, yang sejak 2000 tahun lalu merupakan suatu realitas yang terasa sampai ke desa-desa Jawa, yang bagi orang Jawa merupakan pemusatan tenaga kosmis paling padat yang meresapi segala-galanya.
Dalam paham Jawa, kekuasaan seperti segala kekuatan yang menyatakan diri dalam alam, kekuasaan adalah ungkapan energi Illahi yang tanpa bentuk, yang selalu kreatif meresapi seluruh kosmos. Kekuasaan bukanlah suatu gejala khas sosial yang berbeda dari kekuatan-kekuatan alam, melainkan ungkapan kekuatan kosmis yang dapat kita bayangkan sebagai semacam fluidum yang memenuhi seluruh kosmos.
Pada prinsipnya, kekuatan adi duniawi itu ada di mana-mana, tetapi ada tempat, benda dan manusia dengan pemusatan yang lebih tinggi. Orang yang dipenuhi oleh kekuatan itu tidak bisa dikalahkan dan tak dapat dilukai, mereka itu yang disebut sakti. Kekuatan yang membuat seseorang sakti disebut kasekten.
Kekuasaan politik adalah ungkapan kasekten, maka tidak merupakan sesuatu yang abstrak. Kekuasaan mempunyai substansi pada dirinya sendiri, bereksistensi pada dirinya sendiri, tidak tergantung dari dan mendahului terhadap segala pembawa empiris. Dalam kenyataan kekuasaan adalah hakekat realitas sendiri, dasar Illahinya, dilihat dari segi kekuatan-kekuatan yang mengalir dari padanya.
Bagi orang Jawa, kekuasaan menurut hakikatnya bersifat homogen, bersifat satu dan sama saja di mana pun ia menampakkan diri. Dari paham inilah disimpulkan jumlah total kekuasaan dalam alam semesta tetap sama saja. Jumlah itu tidak bertambah atau berkurang karena identik dengan hakikat alam semesta itu sendiri.
Yang bisa berubah hanyalah pembagian kekuasaan dalam kosmos. Konsenstrasi kekuasaan disatu tempat dengan sendirinya berarti pengurangan kekuasaan di tempat-tempat lain. Dan seorang penguasa betul-betul berkuasa apabila segalanya seakan terjadi dengan dirinya sendiri.
Seseorang pemimpin yang melakukan aktivitas intensif, kesibukan tak henti-hentinya, kegelisahan dan kekhawatiran tentang apakah akan sukses, bagi orang Jawa merupakan tanda kelemahan. Kekuasaan yang sebenarnya nampak dalam ketenangan.
Dan kekuasaan bersifat met-empirs, maka tidak bisa direbut dengan sarana-sarana empiris. Untuk merebut kekuasaan hanya ada satu cara, ialah melalui pemusatan tenaga kosmis. Namun, tenaga itu tidak bisa langsung diambil, melainkan harus diberi.
Menurut paham Jawa itu sering terjadi melalui semacam panggilan, orang yang panggil biasanya yang sedang laku tapa lelana brata, tiba-tiba dijatuhi wahyu Dahi, sering dalam bentuk cahaya biru berbentuk bundar melayang di langit dan turun ke atas orang yang terpanggil.
Orang yang demikian dipenuhi oleh kekuatan adikodrati, juga berubah wajah. Tanpa disadarinya sendiri wajahnya mulai bersinar (teja). Teja itu kelihatan bagi rakyat, maka rakyat tahu bahwa dia muncul seorang pemimpin baru.
Siapa yang menerima kekuasaan bekerja seperti magnet, memperoleh kekuasaan militer dan kekayan, nama besar dan relasi serta semua unsure empiris. Tanpa usaha sendiri semua dapat direngkuhnya. Dan alam dalam bentang kekuasaannya seakan tunduk dan tak bikin ulah.
Alam tak akan berulah bila para penguasa mampu memahami cara berpikinya. Seperti yang diungkapkan Agus Budiarto Kasubdit Pengamatan Gunung Api PVMBG, “Lebih baik menghitung potensi bencananya daripada terpagut bayangan ketakutan atas kehebatan bencana dari sebuah gunung api itu. Menjadikan Kita lebih bijak dalam menyingkapinya, karena rasanya alam nggak kejam-kejam banget kalau Kita bisa memahaminya.” Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)