Psikologi: DIA SERIUS, APA MODUS?
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya: dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak …” (QS. An Nisaa: 1).
Bismillahirrahmanirrahim
Banyak akhwat nih ya yang suka bingung pas lagi ada ikhwan yang deketin, “Ini ikhwan yang deketin aku tuh serius gak sih mau ngajak nikah, apa cuma nambah-nambahin koleksi temen perempuannya aja?”
Nah lho akhwat fillah! Udah tau belum niatan ikhwan yang coba dekati kalian?
Emang bisa ya? Gimana caranya?
Kalian simak dulu ya kisah nyata seorang muslimah, Fulanah (sebut saja begitu) yang beberapa kali sakit hati dimodusin ikhwan. Cekidot!
Fulanah beberapa kali menjalin sebuah hubungan spesial dengan laki-laki yang dikenalnya. Beberapa kali dijanjikan untuk dinikahi oleh laki-laki dan pada akhirnya kandas lagi. Bahkan sempat juga putussambung dengan satu mantannya, tapi lagi-lagi hati Fulanah ini yang tersakiti.
Sampai satu waktu, ada teman ngajinya dulu yang berusaha jadi makcomblang untuk mengenalkan Fulanah dengan seorang ikhwan asal NTB yang saat ini berdomisili di Surabaya. Kita panggil saja namanya Fulan. Ia berniat untuk membantu Fulanah segera menemukan jodohnya dan bisa segera naik ke jenjang pernikahan. Fulanah ini udah ngebet banget pengen nikah, sebab satu per satu temennya udah pada nikah.
Kalo dateng ke resepsi pernikahan, Fulanah suka agak minder gituh pas ngeliat temen-temennya dateng sama pasangan halalnya. Ya, cuma bisa sabar aja pas ngeliatnya. Terlebih kalo ditanya, “Kapan dong nyusul?”
Singkat cerita, Fulanah ini membuka komunikasi dengan Fulan. Keduanya seringkali bertukar pesan atau video call untuk bisa berkomunikasi satu sama lain karena jarak yang memisahkan mereka. Fulanah tinggal di Bandung, sementara Fulan di Surabaya.
Hubungan keduanya semakin lama semakin dekat. Dari pengakuan Fulanah sendiri, tidak jarang Fulan meluncurkan kata-kata penyemangat, perhatian, sampai juga gombalan. Ya, melting lah jadinya.
Keduanya pun sampai pada tahap berniat melanjutkan hubungan mereka pada rencana pernikahan. Fulanah mengundang Fulan untuk menemui orangtuanya. Dengan yakinnya, Fulan menjanjikan akan datang ke Bandung dan menemui orang tua Fulanah.
Janji tinggal janji. Hari yang telah dijanjikan Fulan pun terlewat. Berbagai alasan dikeluarkan. Mulai dari sibuk dengan agenda kuliah S2-nya, hingga dalih nabung dulu biar bisa leluasa saat ke Bandung dengan bekal yang lumayan.
Fulanah meski kecewa tetap percaya pada Fulan. la masih menaruh harapan kepada laki-laki yang dianggapnya sangat paham agama. Namun, sekitar bulan Januari 2020, Fulan menghubungi Fulanah dan menceritakan keinginannya untuk memutuskan hubungan. Ia pun secara terang-terangan menyampaikan bahwa dirinya telah melamar seorang gadis asal Lamongan, Jawa Timur dan siap menggelar akad di bulan Syawal 1441 H, sekitaran bulan Mei atau Juni 2020.
Betapa hancurnya hati Fulanah mendengar apa yang diucapkan Fulan. Terlebih Fulan mengatakan hal itu dengan tanpa beban. Tidak ada nada sedikit pun penyesalan. Hari-hari setelah kejadian itu seperti mimpi buruk bagi Fulanah. Dirinya yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Sekolah Dasar seringkali terlihat murung dan tidak lagi bersemangat ketika mengajar.
Kesedihan Fulanah ternyata dirasakan pula oleh sang mama. Beberapa kali beliau mengeluhkan sakit di kepala dan sudah tidak lagi ikut pengajian ibu-ibu, karena malu putri pertamanya yang sudah masuk usia 27 tahun itu seringkali ditanya kapan nikah oleh yang lainnya. Keadaan seperti ini membuat Fulanah semakin sedih. Ia akhirnya hanya bisa berpasrah diri, menyerahkan segala sesuatunya kepada Rabb Pemilik Alam Semesta.
“Orang yang tulus pasti akan serius, sementara yang modus punya banyak akal bulus.”
Selang beberapa bulan, sekitar awal-awal bulan Juni 2020, Fulanah menyampaikan bahwa ada ikhwan lain, kita sebut saja namanya Zahid, menghubungi Fulanah via DM instagram. Kabar ini pun sampai kepada saya dan istri. Kami menyambut pula bahagia dan menyarankan agar Zahid bisa bertamu ke rumah Fulanah.
Zahid berdomisili di Bekasi. Satu hari sebelum hari kunjungan silaturahim, Zahid mengatakan kalau dirinya akan datang berdua dengan temannya. Ternyata keesokan harinya Zahid yang sudah ditunggu-tunggu pada akhirnya datang. Tapi dirinya hanya sendirian. Temannya tak jadi ikut menemaninya. Dari sini kami pun melihat keseriusan luar biasa dari Zahid ini. Jarak Bekasi-Bandung ditempuhnya dengan menggunakan sepeda motor.
Zahid yang bertamu ke rumah Fulanah disambut hangat oleh keluarga Fulanah. Pada pertemuan pertama tersebut Fulanah dibantu oleh istri mengorek lebih banyak informasi tentang Zahid. Alhamdulillah, pertemuan pertama pun dapat berjalan dengan baik.
Untuk kali kedua, Zahid bertamu ke rumah Fulanah. Saya diminta hadir untuk menemani Zahid mengobrol. Hampir satu setengah jam kami berbincang dan bisa saya lihat tidak ada niat mainmain ditunjukkan oleh Zahid untuk menjalin hubungan dengan Fulanah.
Sampai tiba di pertemuan ketiga, Zahid membawa kedua orangtuanya bersama dengan beberapa saudaranya untuk bertamu ke rumah Fulanah. Di pertemuan antara dua keluarga itu pun akhirnya disepakati tanggal akad dan resepsi pernikahan. Sebuah proses yang begitu singkat dan benar-benar Allah mudahkan prosesnya. Hanya kurang dari 2 bulan, keduanya pun telah mantap untuk memasuki jenjang pernikahan. Maa syaa Allah!
Akhwat fillah …
Saya sudah cukup banyak mendapatkan pertanyaan dari para akhwat yang ingin tahu apakah ikhwan yang saat ini melakukan PDKT (baca: pendekatan) kepada mereka itu sebenarnya serius mau ngajakin ke tahap pernikahan, atau hanya sekedar pengen ngajak “pacaran”.
Kalo kita ingin menguji keseriusan seorang ikhwan (dalam konteks ngajak nikah lho ya), kita minta aja dia untuk datang menemui orang tua kita.
Gitu doang? Ya!
Gak setiap ikhwan bisa berani saat ditantang seperti ini. Buat ikhwan yang memang dari awal cuma pengen modus, mereka akan mengeluarkan berbagai macam alasan. Tapi buat para ikhwan yang tulus, mereka akan datang sesuai dengan yang mereka janjikan. Mereka memberanikan diri untuk menemui orang tua akhwat sebagai bentuk keseriusan membina hubungan ke jenjang pernikahan.
Kesimpulannya, mengajukan permintaan kepada ikhwan untuk datang ke rumah ortu akhwat jadi semacam babak seleksi. Mana ikhwan yang serius, mana yang mau modus. Bagi akhwat fillah yang saat ini punya hubungan dengan ikhwan dan belum tahu nih apakah si doi itu serius apa nggak untuk menjalani hubungan yang Allah restui, coba deh tantang dengan tantangan yang satu ini. Dan kita lihat bagaimana responnya! Ada kemauan pasti ada jalan, tidak ada kemauan pasti banyak alasan. Hehe.
Moga bermanfaat dan selamat mencoba!
“Barangsiapa yang diberi oleh Allah seorang istri yang shalihah, maka sesungguhnya ia telah dibantu untuk menyempurnakan setengah agamanya. Hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam menjaga setengah yang tersisa.” (HR. At Thabrani dan Hakim). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)